Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP)

INFLUENZA

A. Pengertian
Influenza merupakan infeksi saluran pernafasan atas yang
disebabkan oleh virus yang menjangkiti pasien pada semua tingkat
usia. (Behrman Klirgman Arvin.2000)

Penyakit influenza atau sering disebut dengan flu merupakan


penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus di saluran pernapasan.
Virus penyebab influenza tersebar di udara bebas, terutama dari
buangan cairan yang dikeluarkan penderita influenza. Penyakit ini bisa
menyerang siapa saja, terutama anak-anak (Herti Maryani & Lusi
Kristiana, 2004)

Menurut Achmad Fanani(2011) influenza adalah gejala pernafasan,


biasa terjadi saat musim dingin.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka dapat


disimpulkan bahwa, Influenza adalah suatu infeksi saluran nafas atas
yang disebabkan oleh virus influenza yang tersebar di udara bebas
yang dapat menyerang semua tingkat usia yang sering terjadi saat
musim dingin.

Biasanya, influenza ditularkan melalui udara lewat batuk atau


bersin, yang akan menimbulkan aerosol yang mengandung virus.
Influenza juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan tinja
burung atau ingus, atau melalui kontak dengan permukaan yang telah
terkontaminasi. Aerosol yang terbawa oleh udara (airborne aerosols)
diduga menimbulkan sebagian besar infeksi, walaupun jalur penularan
mana yang paling berperan dalam penyakin ini belum jelas betul. Virus
influenza dapat diinaktivasi oleh sinar matahari, disinfektan, dan
deterjen. Sering mencuci tangan akan mengurangi risiko infeksi karena
virus dapat diinaktivasi dengan sabun.

1
B. Etiologi
Penyakit influenza disebabkan oleh Myxovirus influenza. Virus ini
menyerang saluran pernapasan dan bisa mengakibatkan peradangan.
Terdapat tiga jenis virus utama yang dinamai virus influenza A, B, dan
C. Virus influenza jenis A ini yang paling banyak ditemui dan
dinyatakan "bertanggungjawab" terhadap kejadian epidemik. Virus tipe
ini juga sering mengalami perubahan.
Influenza tipe A menginfeksi manusia dan hewan, influenza tipe B
menginfeksi manusia, sedangkan influenza tipe C menginfeksi manusia
dan babi (Harimoto & Kawaoka 2001 : 130-131)

C. Manifestasi Klinis

Gejala influenza dapat dimulai dengan cepat, satu sampai dua


hari setelah infeksi. Gejala influenza dapat meliputi:

Gejala pertama adalah menggigil atau perasaan dingin


Demam sering terjadi pada awal infeksi, dengan temperatur tubuh
berkisar 38-39 C, dan perasaan dingin yang ekstrem (menggigil,
gemetar)
Rasa sakit dan nyeri sekujur tubuh, banyak orang merasa begitu
sakit sehingga mereka tidak dapat bangun dari tempati tidur selama
beberapa hari.

Batuk

Hidung tersumbat

Kelelahan

Nyeri kepala

Iritasi mata, mata berair

2
'S-
Mata merah, kulit merah (terutama wajah), serta kemerahan pada mulut,
tenggorok, dan hidung

Ruam petechiae
m
Pada anak, gejala gastrointestinal seperti diare dan nyeri abdomen, >
i
(dapat menjadi parah pada anak dengan influenza B)
/
D. Patofisiologi 7
Gejala influenza mulai timbul setelah 2448 jam penderita Z
terserang virus. Gejala ini biasanya akan hilang setelah 35
hari,sedangkan batuk dan kelelahan masih tetap. Pada anak- anak, >

suhu badan biasanya lebih tinggi daripada orang dewasa. Beberapa


kasus influenza (terutama pada orang dewasa)akan mengalami i
7
keletihan dan kehilangan tenaga selama beberapa minggu. Jika suhu Z
badan tetap tinggi lebih dari tiga hari menunjukkan adanya >
komplikasi.
*

Masa inkubasi (sejak bibit penyakit masuk sampai timbul gejala)


penyakit ini selama 1-4 hari (rata-rata dua hari). Pada orang dewasa,
infeksi terjadi sejak satu hari sebelum timbulnya gejala influenza
hingga lima hari setelah terjadinya penyakit ini. Anak-anak dapat
menyebarkan virus ini sampai lebih dari 10 hari. Bahkan, anak-anak
yang lebih kecil dapat menyebarkan virus enam hari sebelum tampak
gejala pertama penyakit ini.
Penularan penyakit influenza dapat melalui dua cara, yaitu :
1. Penularan pernafasan
ketika seorang penderita influenza batuk, bersin, atau
Gejala
berbicara, virus influenza akan dikeluarkan dan menyebar
influenza.
ke udara. Akibatnya, orang yang sehat dapat tertular virus
Bisa berupa sakit
3
kepala, demam,
batuk, atau
bersin
dengan cara mengirup udara yang tercemar oleh virus influenza.
Pada rute penularan udara, ukuran droplet yang cukup kecil untuk
dihirup berdiameter 0,5 sampai 5 m dan inhalasi satu droplet
mungkin cukup untuk menimbulkan infeksi.
2. Penularan Kontak
Jika orang yang sehat secara tidak sengaja bersentuhan dengan
orang yang terinfeksi seperti berjabat tangan, menyentuh benda-
benda yang tercemar virus kemudian menyentuh hidung atau
mulutnya, maka virus akan masuk ke saluran napas orang sehat
tersebut. Karena virus influenza dapat bertahan di luar tubuh, virus
ini juga dapat ditularkan lewat permukaan yang terkontaminasi
seperti lembaran uang, gagang pintu, saklar lampu, dan benda-
benda rumah tangga lainnya. Lamanya waktu virus dapat bertahan
pada suatu permukaan beragam, virus dapat bertahan selama satu
atau dua hari pada permukaan yang keras dan tidak berpori seperti
plastik atau metal, selama kurang lebih lima belas menit pada
kertas tissue kering, dan hanya lima menit pada kulit. Namun,
apabila virus terdapat dalam mukus/lendir, lendir tersebut dapat
melindungi virus sehingga bertahan dalam waktu yang lama

E. Patway
Virus

Endotoksin

Proses peradangan

Histamin Bradikinin Hipertermi

Peningkatan sekret Vasodilatasi

Batuk Peningkatan permeabilitas

4
kapiler

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Peningkatan tekanan osmotik

Pembengkakan sel

Penyumbatan hidung, sinus, dan saluran udara

Lemah & Lemas

Intoleransi aktivitas

F. Penatalaksanaan Medik
a. Pengobatan
Hingga kini, influenza masih belum ada obatnya. Obat
influenza yang sekarang beredar bukan untuk menyembuhkan
penyakit influenza atau membunuh virus penyebabnya. Obat
tersebut hanya ditujukan untuk meringankan gejala influenza
sehingga dapat mengurangi penderitaan yang dialami.
Mengurangi keluhan akibat influenza dapat dilakukan dengan
cara mengonsumsi obat influenza yang mengandung penurun
panas, analgesik, dekongestan, dan antihistamin. Obat analgesik
akan mengurangi rasa sakit di otot dan kepala. Dekongestan untuk
membantu melegakan hidung tersumbat, sedangkan antihistamin
dapat membantu mengatasi hidung yang terus-menerus berair dan
mata gatal. Jika penderita mengalami batuk boleh mengonsumsi
obat penekan batuk. Mengingat efek samping obat tersebut,
dianjurkan untuk tidak mengonsumsi semua obat tersebut. Namun,
cukup disesuaikan dengan gejala yang tampak. Contohnya, influ-
enza yang tidak disertai batuk tidak perlu mengonsumsi obat
influenza yang mengandung penekan batuk.
Pengobatan influenza yang tidak mengalami komplikasi sangat
sederhana. Penderita harus istirahat yang cukup dan menghentikan
semua aktivitas olahraga. Selain itu, penderita harus lebih banyak

5
minum cairan dan makan makanan bergizi. Cairan akan membantu
menghilangkan cairan hidung yang keluar dan menghindari
dehidrasi. Istirahat yang cukup bertujuan untuk menyimpan tenaga
guna mengurangi kelelahan dan lemas. Dengan demikian,
diharapkan pertahanan tubuh cepat pulih dan influenza akan segera
sembuh dengan sendirinya. Penderita juga disarankan untuk mandi
air panas atau memanaskan badan untuk mengurangi rasa sakit di
otot. Mandi uap atau air hangat juga berguna untuk merangsang
keluarnya keringat sehingga demam turun.

b. Antibiotik
Penggunaan antibiotik tidak berguna karena tidak
mempengaruhi virus. Antibiotik diperlukan hanya jika ada
komplikasi. Penggunaan ini hanya terjadi 5% dari semua kasus
influenza. Pemakaian antibiotik yang berlebihan dan tidak pada
tempatnya dapat menyebabkan kekebalan kuman dan membuat
kuman tubuh yang jinak menjadi ganas. Mengonsumsi obat yang
mubazir karena tidak efektif dan dapat menimbulkan reaksi yang
berbahaya sangat bertentangan dengan pertimbangan "manfaat
risiko" dalam prinsip pengobatan. Jika seluruh masyarakat terus
rnelakukan kekeliruan ini, risiko menjadi sangat besar. Kekebalan
terhadap kuman menyebabkan hilangnya keampuhan antibiotik
ketika benar-benar dibutuhkan.

C. Vitamin C
Peranan vitamin C dosis tinggi untuk menanggulangi influenza
masih kontroversi. Pertahanan tubuh alamiah akan mengembalikan
tubuh ke keadaan normal setelah 35 hari.

G. Pemeriksaan diagnostik.
Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
Test Diagnostik Penemuan
6
Kultur jaringan nasal atau Positif untuk virus infuenza
sekret pharyngeal.
Kultur sputum. Positif untuk bakteri pada
infeksi sekunder
Fluorescent antibody yang Positif untuk virus infuen
mengotori sekret.
Meningkat 4 x pada
Hemagglutination inhibition
antibody antara tahap akut
or complement fixation test
dan pemulihan.
Urinalysis Albuminuria
Kecepatan sedimentasi Erythrosit
meninggi
Jumlah WBC Leukopenia (< 5000 mm3)
atau leukositosis (11.000-
15.000 mm3).
Hemoglobin Meningkat
Hematocrit Meningkat

H. Komplikasi
Komplikasi yang paling sering ditemukan adalah pneumonia atau
penyakit radang paru. Bahaya komplikasi akan lebih parah jika terjadi
pada anak-anak atau pasien yang menderita penyakit kronis. Sebagai
gambaran, setiap tahun 10-20% penduduk Amerika terserang
influenza. Sebanyak 114.000 orang harus menjalani perawatan di
rumah sakit karena penyakitnya berkembang menjadi komplikasi.
Sebanyak 36.000 orang yang mengalami komplikasi berakhir dengan
kematian. Selain bersifat epidemik (menyebar di suatu daerah),
influenza juga dapat bersifat pandemik (menyebar ke seluruh negara
atau dunia). Influenza bersifat epidemis terutama pada musim dingin.
Bahaya kematian disebabkan adanya komplikasi penyakit yang
berhubungan dengan influenza.

I. Pencegahan
Virus influenza mudah menyebar ke udara ketika penderita bersin
atau batuk. Karena itu, penderita sebaiknya memakai masker agar
tidak menulari orang sehat. Jika malu menggunakan masker, ketika

7
batuk atau bersin penderita bisa menggunakan sapu tangan sekali
pakai (tisu). Jangan lupa membuang tisu bekas ke tempat sampah.
Agar terhindar dari serangan influenza, orang yang sehat sebaiknya
mencuci tangan sesering mungkin. Usahakan untuk menghindari
tempat yang sedang terjadi wabah influenza. Selain itu, sangat
dianjurkan untuk menjaga kesehatan tubuh dengan cara rnelakukan
olahraga dan diet seimbang.
Cara mencegah terjadinya influenza adalah dengan rnelakukan
vaksinasi influenza. Orang yang sudah rnelakukan vaksinasi influenza
tidak berarti terbebas dari influenza. Sesekali dia bisa terserang
influenza, tetapi gejala yang dialaminya lebih ringan dibandingkan
dengan orang yang tidak mendapatkan vaksinasi.

J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Kepala dan leher

Memungkinkan adanya konjungtivitis.


Wajah memerah
Kemungkinan adanya lymphadenopathy cervival anterior
Sakit kepala, photophobia dan sakit retrobulbar

b. Pernapasan

Mulanya ringan : sakit tenggorokan; substernal panas; batuk


nonproduktif; coryza.
Kemudian : batuk keras dan produktif; erythema pada langit-
langit yang lunak, langit-langit yang keras bagian belakang,
hulu kerongkongan/tekak bagian belakang, peningkatkan RR,
rhonchi dan crackles.

c. Abdominal
Anorexia dan malaise (rasa tidak enal badan).

d. Neurologi
Myalgia khususnya pada punggung dan kaki.
e. Suhu tubuh
Tiba-tiba serangan demam (380 hingga 390C) yang secara
bertahap turun dan naik lagi pada hari ketiga.

8
2. Diagnosa Keperawata
Diagnosis yang perlu dilakukan oleh perawat terhadap pasien
dengan influenza adalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Hipertermi
3. Intoleransi aktifitas

9
3. Rencana Tindakan Keperawatan
Menurut Doenges, M. G (2000) dalam buku Rencana Asuhan Keperawatan intervensi yang diambil adalah
:
N Diagnosa Tujuan/Kriteria Intervensi Rasional
o. Keperawatan Hasil
1 Bersihan jalan nafas Setalah dilakukan Kaji pola pernafasan Obstruksi dapat disebabkan oleh
tidak efektif tindakan keperawatn akumulasi sekret, perlengketan
berhubungan selama 3 x 24 jam, mukosa
dengan penumpukan jalan nafas klien Tingkatkan masukan
sekret ditandai bersih dengan cairan sampai 3000 Hidrasi membantu menurunkan
dengan : kriteria hasil : klien ml/hari sesuai toleransi kekentalan sekret,
DS : klien dapat bernafas jantung. Memberikan air mempermudah pengeluaran.
mengatakan: dengan normal, RR hangat. Penggunaan cairan hangat dapt
sulit bernafas, dalam rentang menurunkan spasme bronkus.
batuk dan normal dan tidak Ajarkan dan anjurkan
pusing. tampak gejala klien batuk efektif Meningkatkan keefektifan upaya
DO : Klien tampak : influenza. batuk dan pengeluaran sekret
- Sianosis Berikan fisiotrapi dada
- Hidung klien
sesuai indikasi : Meningkatkan ventilasi pada

10
tampak drainase postural semua segmen dan alat drainase
merah sekret.
- Gelisah
Kolaborasi dengan
- RR : 13
dokter dalam pemberian Membersihkan dari sekret
x/menit
- Bunyi nafas mukolitik
tidak normal

2 Hipertermi Setalah dilakukan Kaji suhu klien Suhu 38,9C 41,1C


berhubungan tindakan keperawatn menunjukkan proses penyakit
dengan proses selama 3 x 24 jam, infeksi akut.
infeksi ditandai suhu dalam rentang Berikan kompres hangat
dengan : normal dengan Dapat membantu mengurangi
DS : Klien kriteria hasil : suhu Ajarkan klien mencegah demam
mengatakan tubuh klien dalam dan mengenali secara
dadannya rentang normal dan dini hipertermia Antisipasi akan terulangnya
terasa panas klien tidak tampak penyakit
DO : Klien tampak : mengalami dehidrasi Anjurkan klien banyak
- Dehidrasi minum air putih
- Hangat waktu

11
disentuh Berikan antipiretik, membantu menghilangkan cairan
- Suhu : 38,5C
misalnya : ASA (aspirin), hidung yang keluar dan
asetaminofen (tylenol) menghindari dehidrasi

Berikan antibiatik sesuai Digunakan untuk mengurangi


indikasi demam dengan aksi sentralnya.

Mengatasi masalah infeksi


3 Intoleransi aktifitas Setalah dilakukan Kaji keadaan umum Mempengaruhi pilihan
berhubungan tindakan keperawatn klien intervensi/bantuan
dengan keleahan selama 3 x 24 jam,
Berikan lingkungan Meningkatkan istirahat untuk
ditandai dengan : klien dapat
tenang. menurunkan kebutuhan O2
DS : klien mentoleransi
tubuh.
mengatakan akivitas yang biasa
lemah dilakukan dengan Bantu ADL klien Membantu pemenuhan

DO : klien tampak : kriteria hasil Dekatkan barang-barang kebutuhan klien


- Klien tampak :meningkatnya yang diperlukan klien Memudahkan klien beraktifitas
tirah baring energi untuk dan harga diri ditingkatkan bila

12
- Ketidakseimb melakukan atifitas, klien melakukan sesuatu secara
Anjurkan klien
angan antara dan seimbangnya mandiri
menghentikan aktivitas
suplai dan suplai O2
jika nyeri dada, nafas Regangan/stress kardiopulmonal
kebutuhan
pendek,kelemahan atau berlebihan dapat menimbulkan
oksigen.
pusing terjadi dekompensasi/kegagalan.

Implementasikan
program rehabilitasi Peningkatan bertahap pada
jantung/aktivitas aktivitas menghindari kerja
jantung/konsumsi O2 berlebihan

Kolaborasi dengan Mengurangi ketergantungan klien


keluarga dalam terhadap perawat
pemenuhan ADL

13
DAFTAR PUSTAKA

Arvin , Behrman Klirgman .2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta :


EGC

Djojodibroto,R. 2009. Darmanto. Respirologi. Jakarta :


EGC

Doenges, M. G. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3.


Jakarta : EGC

Maryani, Hert & Lusi Kristiana. 2004. Tanaman Obat Untuk


Influenza. Tanggerang : AgroMedia Pustaka

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:


EGC

Somantri, Irman. 2007. Keperawatan Medikal Bedan Asuhan


Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Pernafasa. Jakarta : Salemba Media

14

Anda mungkin juga menyukai