Anda di halaman 1dari 15

AWIG-AWIG PERLINDUNGAN ANAK DAN PEREMPUAN DESA LABUAPI

AWIG AWIG
DESA LABUAPI KECAMATAN LABUAPI
KABUPATEN LOMBOK BARAT
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Jl. Tgh. Lopan Labuapi Gg. Anggrek
Kec. Labuapi Kab. Lombok Barat
Nusa Tenggara Barat
Kode Pos. 83361 Email : fathur.la11@gmail.com
Tlp/HP. 081 917 242 853
Tahun 2013

DAFTAR ISI
Motto dan Slogan
KATA PENGANTAR

BAB I : KETENTUAN UMUM


Pasal 1

BAB II: KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT


Pasal 2 - Tentang Kependudukan
Pasal 3 -Tentang Warga Pendatang
Pasal 4 - Pencurian, Perampokan, Penjambretan dan Penadahan
Pasal 5 - Tentang Menerima Tamu
Pasal 6 - Tentang Minuman Keras dan Narkoba
Pasal 7 - Tentang Perjudian dan Pornograf
Pasal 8 - Tentang Penghinaan, Penganiayaan dan Pembunuhan
Pasal 9 - Tentang Pelanggaran Kesusilaan

BAB III : AGAMA, SOSIAL & BUDAYA


Pasal 10 - Tentang Ketenangan Beribada
Pasal 11 - Tentang Pembangunan Tempat Ibadah Agama Lain
Pasal 12 - Tentang Upacara Kematian
Pasal 13 - Tentang Kesehatan dan Kebersihan Lingkungan

BAB IV: PERLINDUNGAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (MIDANG,


MERARIQ, MERKAWINAN, PERCERAIAN, RUJUK DAN PENDIDIKAN ANAK)
Pasal 14 - Tentang Midang
Pasal 15 - Tentang Merariq
Pasal 16 - Tentang Perkawinan
Pasal 17 - Tentang Perceraian
Pasal 18 - Ruju
Pasal 19 - Tentang Pendidikan Anak

BAB V: KELEMBAGAAN MAJLIS KRAME ADAT DAN PENGELOLAAN DANA


Pasal 20 - Tentang Kelembagaan Majlis Krame Adat
Pasal 21 - Tentang Pengelolaan Dana

BAB VI: KETENTUAN PERALIHAN


Pasal 22 - Tentang Kelembagaan Majlis Krame Adat

BAB VI: PENUTUP


Pasal 23 - Tentang Kelembagaan Majlis Krame Adat12
KEPUTUSAN MAJELIS KERAME ADAT DESA LABUAPI

Surat Keputusan Majelis Kerame Adat Desa Labuapi


1 : DEWAN PERSONALIA DEWAN PENEGAK
2 : SUSUNAN PERSONALIA DEWAN PELAKSANA

BAB I: KETENTUAN UMUM


Pasal 1

BAB II: PELAPORAN 6


Pasal 2- Tentang Prosedur Pelaporan

BAB III: TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PENEGAK DAN DEWAN PELAKSANA
Pasal 3 - Tentang Tugas dan Wewenang Dewan Penegak
Pasal 4 - Tentang Tugas dan Wewenang Dewan Pelaksana

BAB IV: TAHAP PENUNTUTAN DAN PERSIDANGAN


Pasal 5 - Tentang Proses Penuntutan
Pasal 6 - Tentang Proses Persidangan
Pasal 7 - Tentang Keputusan Majelis Kerame Aadat
MOTTO
PELAYANANKU ADALAH PENGABDIANKU &
PENGABDIANKU ADALAH IBADAHKU

SLOGAN
JUJUR AKUR TERATUR
MENUJU DESA LABUAPI YANG :
BERSAMA
( BERIMAN SEJAHTERA MANDIRI )

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim
Puji dan syukur bagi Allah seru sekalian alam. Shalawat dan salam semoga tetap
dilimpahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW serta keluarga dan
sahabatnya.
Awig-Awig desa Labuapi ini disusun oleh Pemerintahan Desa Labuapi bekerja sama
dengan Lembaga Bantuan Hukum ( LBH ) APIK NTB. Dengan adanya awig-awig Desa
Labuapi ini diharapkan mampu memjawab berbagai permasalahan dan tantangan yang
dihadapi Pemerintah Desa dalam menyelesaikan berbagai permasalahan adat dan
sengketa lainnya, terutama permasalahan kekerasan terhadap anak dan perempuan
yang banyak terjadi didesa Labuapi Khususnya.
Pembuatan Awig-awig ini dimotifasi oleh karena adanya sekolah ramah anak didesa
Labuapi dan juga karena banyaknya masalah yang penyelesaiannya mengalami
kebuntuan, khususnya tentang kekerasan terhadap anak dan perempuan karena mereka
adalah sosok yang dalam posisi lemah, sehingga ketika bergaul didalam dan luar
keluarganya harus ada undang-undang lokal yang melindunginya yang sesuai dengan
adat istiadat dan aturan yang berlaku diwilayah setempat. Karena awig-awig yang ada
didesa Labuapi selama ini hanya tertuang dalam bentuk lisan dan hanya kesepakatan
semata yang tidak tertulis secara harpiah sehingga menyulitkan pemerintah desa untuk
menyelesaikan berbagai masalah yang ada berdasarkan aturan dan perundang-
undangan yang berlaku, baik aturan didalam desa itu sendiri maupun aturan yang
berlaku secara nasional dinegara kita.
Maka Awig-awig ini diharapkan bisa menjawab berbagai persoalan kekinian yang
terjadi karena tidak adanya pertentangan dan telah disesuaikan dengan undang-undang
yang berlaku setingkat diatasnya. Banyak awig-awig yang dibuat dimasing-masing desa
di Indonesia namun sedikit sekali yang mengatur tentang pencegahan kekerasan
terhadap anak dan perempuan bahkan mungkin awig-awig seperti itu tidak ada sama
sekali.
Awig-awig desa labuapi ini terdiri dari Tujuh BAB dan 23 Pasal yang memuat tentang :
Keamanan Dan Ketertiban Masyarakat, Agama, Sosial & Budaya, Perlindungan
Terhadap Perempuan dan Anak (Midang, Merariq, Perkawinan, Perceraian,
Rujuk Dan Pendidikan Anak), Kelembagaan Majlis Krame Adat dan Pengelolaan
Dana Serta Ketentuan Peralihan.
Kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya awig-awig ini kami ucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya khususnya kepada Lembaga Bantuan Hukum ( LBH )
APIK NTB yang sudah memberikan bantuan pendampingan secara personal maupun
matrial dan tak lupa juga ucapan terimakasaih kami sampaikan kepada para tokoh
didesa Labuapi yang sudah bersusah payah membahas awig-awig ini walaupun dengan
biaya dan waktu yang lumayan panjang, dan mudah-mudahan apa yang kita lakukan
akan tercatat sebagai amal ibadah disisi Allah SWT.
Akhirnya, hanya kepada Allah kami mengharap ridho Nya semoga awig-awig ini
menjadi amal shaleh kita, dan bisa bermamfaat bagi masyarakat Labuapi Khususnya dan
para pembaca pada umumnya.
Amiin Ya Robbal Alamiiin.
Wabillahit taufq walhidayah.

Labuapi, 10 Juni 2013


Pengerakse Adat

( Fathurrahman,S.S )
AWIG-AWIG DESA LABUAPI
KECAMATAN LABUAPI KABUPATEN LOMBOK BARAT
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam awig-awig ini yang dimaksud dengan :
(1) Lingkungan adalah wilayah yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan
pemerintahan Desa Labuapi.
(2) Warga adalah penduduk Desa Labuapi dan/atau mereka yang bertempat tinggal
didalam wilayah Desa Labuapi secara sah menurut ketentuan yang berlaku.
(3) Kesusilaan adalah perasaan malu yang berhubungan dengan adab dan sopan
santun.
(4) Sanksi adalah hukuman yang dijatuhkan kepada setiap orang yang melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan dalam awig-awig ini.
(5) Midang adalah berkunjungnya seorang laki-laki kerumah seorang gadis atau janda
dengan tujuan untuk mempersunting.
(6) Merariq adalah prosesi adat Sasak, dimana seorang laki-laki dan seorang
perempuan atas dasar suka sama suka untuk menikah.
(7) Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang laki-laki dan perempuan
sebagai suami isteri untuk membentuk keluarga bahagia.
(8) Majelis Krame Adat Desa Labuapi adalah majelis yang terdiri dari Pengrakse
adat yang dipegang langsung 0leh Kepala Desa, Pemangku Adat yang terdiri dari
Kepala Dusun dan jajarannya, Penghulu Adat yang terdiri dari penghulu, tokoh
agama, dan P3N, Pengemban Adat terdiri dari Ketua BPD, tokoh masyarakat,
tokoh pemuda, dan tokoh perempuan.

BAB II
KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT
Pasal 2
Tentang Kependudukan
(1) Setiap warga yang mencapai umur 17 tahun keatas atau pernah kawin diharuskan
mempunyai KTP sesuai kewajiban menurut Undang-Undang yang berlaku.
(2) Kewajiban bagi setiap keluarga untuk memiliki Kartu Keluarga (KK) dan melaporkan
setiap ada perubahan dalam anggota keluarga kepada Pemangku Adat setempat.
(3) Bagi warga yang melanggar ketentuan pada ayat (1) dan ayat (2) dikenakan sanksi
peringatan dan teguran dari Pemangku Adat dan/atau tidak mendapatkan
pelayanan administrasi.

Pasal 3
Tentang Warga Pendatang
(1) Setiap warga pendatang yang ingin menetap harus melapor kepada Majelis Krame
Adat.
(2) Setiap warga pendatang yang ingin menetap untuk sementara waktu harus
menyerahkan kartu identitas kepada Majelis Krame Adat.
(3) Bagi warga pendatang yang ingin menetap lebih dari dua minggu dan maksimal 6
bulan harus membuat surat keterangan penduduk sementara.
(4) Surat keterangan penduduk sementara berlaku 6 bulan dan setelah itu harus
diperbaharui kembali dengan ditandatangani oleh Kepala Desa atau Pejabat atas
nama Kepala Desa.
(5) Setiap warga pendatang yang berasal dari satu kabupaten yang ingin menetap
permanen harus menyerahkan foto copy Kartu Keluarga (KK), foto copy Kartu Tanda
Penduduk(KTP), dan surat keterangan pindah dari desa asal kepada Majelis Krame
Adat.
(6) Setiap warga pendatang yang berasal dari luar kabupaten/kota atau provinsi atau
luar negeri yang ingin menetap di desa Labuapi harus menyerahkan surat
keterangan pindah dari dinas Dukcapil setempat atau instansi lain yang ditunjuk
berdasarkan peraturan yang berlaku.
(7) Layanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk berlaku bagi warga yang tinggal
menetap permanen dan sudah membayar uang awig-awig desa sebesar Rp.
1,000.000 (Satu Juta Rupiah).
(8) Bagi warga pendatang yang tidak mengikuti ketentuan diatas dikenakan sanksi
peringatan dan teguran dan/atau tidak akan mendapatkan pelayanan administrasi
dikantor desa.

Pasal 4
Tentang Pencurian, Perampokan, Penjambretan dan Penadahan
(1) Pencurian, perampokan, penjambretan dan penadahan adalah perbuatan yang
dilarang oleh Hukum Agama, Hukum Adat, maupun Hukum Nasional.
(2) Bagi yang tertangkap tangan melakukan perbuatan tersebut pada ayat (1) diatas
diserahkan kepada Majelis Krame Adat untuk diproses sesuai prosedur yang diatur
dalam awig-awig ini.
(3) Jika dipandang cukup bukti, Majelis Krame Adat menyerahkan pelaku untuk
diproses lebih lanjut kepada pihak Kepolisian.
(4) Apabila pelaku dinyatakan bersalah berdasarkan putusan Pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap dan telah menjalani masa hukumannya, maka barulah
kepada pelaku dikenakan sanksi menurut ketentuan dalam awig-awig ini setelah
yang bersangkutan kembali ke masyarakat.
(5) Sanksi yang dimaksud dalam ayat (4) adalah sanksi sosial dan/atau diasingkan
dari tempat tinggalnya maksimal selama 5 (lima) tahun.
(6) Apabila yang melanggar ketentuan diatas adalah anak dibawah umur 18 tahun,
sanksi yang diberikan adalah pemanggilan terhadap anak dan kedua orang tuanya
oleh Majelis Krame Adat untuk diberikan peringatan atau sanksi sosial lainnya.

Pasal 5
Tentang Menerima Tamu
(1) Tidak ada larangan menerima tamu pada malam hari.
(2) Demi ketenangan dan ketentraman maka dipandang perlu untuk diadakan batas
waktu (Jam Malam) dalam menerima tamu yang berasal dari luar desa pada malam
hari yaitu tidak boleh melampui pukul 24.00 Wita (Jam Duabelas Malam), kecuali
dalam keadaan yang sangat mendesak.
(3) Pemilik rumah wajib melapor kepada Majelis Krame Adat bila menerima tamu dari
luar desa diatas jam duabelas malam dan/atau ada tamu yang menginap
dirumahnya dengan kewajiban menyerahkan KTP atau identitas lain yang
bersangkutan.
(4) Bagi warga yang melanggar ketentuan diatas dikenakan sanksi, yaitu :
a) Peringatan dan teguran dari pemangku adat untuk pelanggaran pertama;
b) Denda sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) untuk pelanggaran kedua,
dan;
c) Denda sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) untuk Pelanggaran ketiga
dan seterusnya.

Pasal 6
Tentang Minuman Keras dan Narkoba
(1) Setiap orang dilarang menjual, memproduksi, mengedarkan, meminum minuman
keras dan mabuk-mabukan;
(2) Setiap orang dilarang menjual, memproduksi, mengedarkan, serta mengkonsumsi
narkoba (Narkotika dan Obat-Obat Terlarang).
(3) Setiap orang yang melanggar ketentuan diatas dikenakan sanksi, yaitu :
a) Peringatan dan teguran dari Majelis Krame Adat untuk yang menjual,
memproduksi, mengedarkan, meminum-minuman keras dan mabuk-mabukan;
b) Apabila setelah diberikan sanksi pertama yang bersangkutan mengulangi
perbuatannya maka akan diserahkan kepada pihak yang berwajib.
c) bagi yang terbukti melanggar ketentuan dalam ayat (2) langsung diserahkan
kepada pihak yang berwajib.

Pasal 7
Tentang Perjudian dan Pornograf
(1) Perjudian dengan segala bentuknya dilarang, termasuk orang yang menjadikannya
sebagai mata pencaharian.
(2) Setiap orang dilarang untuk menjual, memproduksi, mengedarkan, menyewakan
dan/atau mempertontonkan Pornograf yang dapat merusak sikap mental generasi
muda.
(3) Setiap orang yang melanggar ketentuan diatas dikenakan sanksi, yaitu :
a. Peringatan dan teguran dari pemangku adat bagi warga yang berjudi;
b. Peringatan dan teguran dari pemangku adat bagi warga yang menjual,
memproduksi, mengedarkan, menyewakan dan/atau mempertontonkan
pornograf;
c. Apabila setelah diberikan sanksi pertama, yang bersangkutan mengulangi
perbuatannya maka akan diserahkan kepada pihak yang berwajib.
Pasal 8
Tentang Penghinaan, Penganiayaan dan Pembunuhan
(1) Setiap orang dilarang memaki atau menghina orang lain dengan kata-kata kotor
yang dapat menyinggung perasaan dan mencemarkan nama baik orang lain atau
memftnah baik dengan lisan maupun tulisan.
(2) Setiap orang dilarang melakukan penganiayaan dan pembunuhan menurut
ketentuan hukum yang berlaku.
(3) Bila perbuatan pada ayat (1) dilakukan, maka sidang Majelis Krame Adat
memberikan peringatan dan teguran kepada warga yang melanggar dan
mendamaikan kedua belah pihak;
(4) Bila terjadi pelanggaran pada ayat (2) Majelis Krame Adat menyerahkan kepada
pihak yang berwajib.

Pasal 9
Tentang Pelanggaran Kesusilaan
(1) Barang siapa melakukan pemerkosaan atau melakukan perbuatan asusila lainnya
diserahkan kepada Majelis Krame Adat untuk diproses sesuai ketentuan dan sanksi
yang berlaku menurut awig-awig ini.
(2) Perempuan yang mengandung atau melahirkan tanpa suami akan diproses oleh
Majelis Krame Adat.
(3) Setiap laki-laki dan perempuan yang bukam muhrim dilarang berdua-duan
ditempat umum diatas jam 22.30 apabila ada warga yang melanggar akan
diberikan teguran dan peringatan.
(4) Setiap orang yang melakukan pemerkosaan sebagaimana tercantum pada ayat (1)
diberikan sanksi sosial diarak keliling kampung atas persetujuan korban dan/atau
diserahkan kepada pihak yang berwajib;
(5) Setiap orang yang melalukan perbuatan asusila dikenakan sanksi sosial maksimal
diarak keliling kampung;
(6) Apabila perempuan tersebut dalam ayat (2) terbukti menjadi korban perkosaan,
maka wajib mendapatkan perlindungan dari Majlis Krame Adat dan pelaku
dilaporkan kepada pihak yang berwajib;

BAB III
AGAMA, SOSIAL DAN BUDAYA
Pasal 10
Tentang Ketenangan Beribadah
(1) Warga diwajibkan saling menghormati, menghargai dan tenggang rasa tanpa
memandang etnis, golongan, suku maupun agama.
(2) Setiap warga dilarang mengganggu warga lainnya yang sedang menjalankan
ibadah menurut agama dan kepercayaannya.
(3) Setiap warga dilarang membuat gaduh atau membunyikan bunyi-bunyian yang
dapat mengganggu ketenangan dan ketentraman masyarakat, kecuali ada upacara
agama, upacara adat atau kegiatan lainnya atas izin Majelis Krame Adat.
(4) Pelanggaran atas ketentuan ini dikenakan sanksi peringatan dan teguran.

Pasal 11
Pembangunan Tempat Ibadah
(1) Setiap warga yang akan membangun tempat ibadah harus atas izin dari Kepala
Desa, tokoh agama dan tokoh masyarakat.
(2) Pelanggaran atas ketentuan ini dikenakan sanksi maksimal pembongkaran.

Pasal 12
Tentang Upacara Kematian
(1) Bilamana ada warga yang meninggal dunia harus diumumkan melalui pengeras
suara agar masyarakat umum dapat mengetahuinya.
(2) Setiap warga yang memiliki kendaraan diharapkan memberikan pinjaman bagi
keluarga yang mendapat musibah kematian untuk menyelesaikan seluruh
rangkaian acara kematian.
(3) Setiap warga diharapkan membantu keluarga yang mendapat musibah kematian
untuk menyilaq, betutut, memandikan mayit, sholat jenazah, menggali liang lahat
dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan upacara kematian hingga selesai.
(4) Dalam belangar (Datang Berbela Sungkawa ) diharapkan membawa beras dan
uang sesuai keikhlasan.

Pasal 13
Tentang Kesehatan dan Kebersihan Lingkungan
(1) Setiap ibu hamil diharapkan melakukan persalinan di tempat yang memiliki fasilitas
kesehatan dan dibantu oleh tenaga kesehatan.
(2) Setiap ibu diharapkan memberikan Air Susu Ibu (ASI) esklusif 0 6 bulan atau
sampai selesai masa menyapih menurut ketentuan dalam agama.
(3) Setiap keluarga diharapkan memiliki MCK (Mandi Cuci Kakus) sendiri dirumah
masing-masing dengan memperhatikan dampak lingkungan dan tidak membuang
kotoran atau BAB dikali atau disembarang tempat.
(4) Setiap warga diharapkan melaksanakan program Jumat Bersih pada setiap hari
Jumat dilingkungan masing-masing dan ditempat-tempat umum secara gotong-
royong dipimpin oleh RT masing-masing.
(5) Setiap warga tidak boleh membuang sampah atau kotoran ternak disembarang
tempat (disungai/kali, gang/jalan dan tempat-tempat umum) yang dapat
mengganggu kesehatan, kebersihan dan keindahan lingkungan /pemukiman.
(6) Bagi warga yang melanggar ketentuan pada ayat (5) diberikan sanksi teguran dan
peringatan, apabila terjadi pelanggaran untuk kedua kali dan seterusnya akan
dikenakan denda sebesar Rp. 10,000 (sepuluh ribu rupiah);

BAB IV
PERLINDUNGAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK
(MIDANG, MERARIQ, PERKAWINAN, PERCERAIAN DAN RUJU)
Pasal 14
Tentang Midang
(1) Midang hanya boleh dilakukan dirumah orang tua perempuan/walinya dan
diruangan yang bisa terlihat oleh umum.
(2) Batas waktu midang tidak boleh melebihi pukul 22.30 Wita (Jam Setengah Sebelas
Malam).
(3) Setiap orang yang melanggar ketentuan pada ayat (1) dan ayat (2) akan diberikan
teguran dan peringatan, apabila terjadi pelanggaran yang kedua dan seterusnya
dikenakan denda Rp. 50,000,- (limapuluh ribu rupiah) dan kelipatannya.

Pasal 15
Tentang Merariq
(1) Setiap laki-laki dan perempuan yang akan merariq, harus memperhatikan usia
perempuannya minimal usia 21 tahun.
(2) Apabila terjadi merariq dimana perempuannya dibawah usia 21 tahun atau masih
sekolah maka harus dipisah secara adat dan apabila ketentuan ini dilanggar maka
dikenakan denda.
(3) Apabila anak perempuan yang merariq masih dalam masa sekolah, maka setelah
dipisahkan anak perempuan tersebut harus kembali dimasukkan ke sekolah dan
menyelesaikan pendidikannya.
(4) Apabila merariq dengan cara dilarikan, seorang perempuan atau anak perempuan
dikembalikan dalam kondisi telah diperkosa dan hamil, maka apabila dia
perempuan maka tidak serta merta harus dinikahkan, akan tetapi perempuan
tersebut harus diberikan hak mengambil pilihan untuk dinikahi atau tidak. Tetapi
jika terjadi pemerkosaan saat prosesi merariq dimana korbannya adalah anak
perempuan maka proses hukum harus diambil, pelaku harus mendapatkan
hukuman yang setimpal sesuai dengan perbuatannya menurut hukum positif.
(5) Apabila terjadi pelanggaran dalam pasal ini, dikenakan sanksi sebagai berikut:
a) Kasus Merariq dengan anak dibawah umur dikenakan denda maksimal sebesar
Rp. 2.000.000,- (Dua Juta Rupiah).
b) Mengembalikan calon mempelai perempuan yang telah diperkosa dikenakan
denda sebesar Rp. 25.000.000 (Duapuluh Lima Juta Rupiah) dimana uang denda
diberikan kepada korban.
c) Melakukan pemerkosaan terhadap anak dibawah umur setelah terlebih dahulu
melarikan anak (merariq) dikenakan denda Rp. 50.000.000 (Limapuluh Juta
Rupiah) yang diberikan kepada korban.

Pasal 16
Tentang Perkawinan
(1) Setiap perkawinan harus memenuhi ketentuan awig-awig ini dan dilaksanakan
menurut agama dan adat yang berlaku di desa Labuapi.
(2) Setiap perkawinan harus tercatat dan dicatatkan oleh Penghulu Adat.
(3) Apabila terjadi perkawinan yang tidak melalui proses sejati selabar dikenakan
sanksi menurut ketentuan yang diatur dalam awig-awig ini.
(4) Apabila dalam masa perkawinan terbukti suami atau istri berselingkuh
(berhubungan badan) dan mengakibatkan ketidak tentraman dalam hubungan
rumah tangga, suami atau istri diberikan sanksi.
(5) Setiap warga yang melanggar ketentuan dalam ayat (4) dikenakan sanksi denda
dan sanksi sosial, sanksi denda sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
dan sanksi sosial maksimal diarak keliling kampung.

Pasal 17
Tentang Perceraian
(1) Apabila terjadi perselisihan yang tidak dapat diselesaikan oleh suami isteri dan
mengarah kepada perceraian harus dilaporkan oleh yang bersangkutan atau
keluarganya kepada Majelis Krame Adat untuk diupayakan perdamaian kedua belah
pihak.
(2) Setiap Perceraian harus dilaporkan kepada Majlis Krame Adat sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam awig-awig ini.
(3) Apabila terjadi perceraian dibawah tangan yang tidak dilaporkan kepada Majelis
Adat paling lambat 3 (tiga) hari setelah diucapkan thalaq adalah merupakan
pelanggaran.
(4) Apabila terjadi perceraian, maka istri berhak mendapatkan nafkah selama masa
iddahnya, begitupun dengan anak berhak mendapatkan nafkah dari bapaknya
sampai dewasa.
(5) Setiap warga yang melanggar ketentuan pada ayat (1), (2) dan (3) dikenakan
sanksi berupa teguran dan peringatan serta tidak diberikan pelayanan administrasi
desa.
(6) Apabila terjadi pelanggaran sebagaimana tercantum pada ayat (4) dikenakan
sanksi denda maksimal sesuai dengan Upah Minimum Regional untuk diberikan
kepada mantan isteri dan anak;

Pasal 18
Tentang Rujuk
(1) Ruju yang dimaksud pada pasal ini adalah ruju atau kembalinya isteri dan suami
dalam ikatan perkawinan yang diakibatkan oleh thalaq raji yang tanpa melalui
perkawinan ulang;
(2) Setiap orang yang ruju harus melaporkan kepada Majelis Krame Adat;
(3) Apabila istri yang diruju tidak mau kembali, maka Majelis Krame Adat
mengupayakan perdamaian bagi ke dua belah pihak;
(4) Ruju yang dilakukan tanpa melaporkan kepada Majelis Krame Adat paling lambat 7
(tujuh) hari setelah diucapkan ruju merupakan pelanggaran terhadap awig-awig
ini.
(5) Bagi warga yang melanggar ketentuan diatas maka dikenakan sanksi teguran dan
peringatan serta tidak diberikan pelayanan administrasi di desa.

Pasal 19
Tentang Pendidikan Anak
(1) Para orang tua diwajibkan membuatkan akte kelahiran bagi anaknya yang baru
lahir untuk kepentingan pendidikan anak dan kepentingan lainnya.
(2) Para orang tua Muslim dianjurkan untuk memberikan pendidikan Al-Quran kepada
anaknya.
(3) Para orang tua dianjurkan agar anak-anaknya dalam usia dibawah Lima Tahun
dimasukkan Pendidikan Anak Usia Dini (TPQ/RA/PAUD) dan setelah usia Tujuh Tahun
wajib dimasukkan ke pendidikan formal (SD/MI atau yang sederajat).
(4) Setiap orang tua yang memiliki anak yang telah menamatkan Sekolah Dasar,
Madrasah Ibtidaiyah atau yang sederajat, maka wajib mendaftarkan anaknya pada
Madrasah Tsanawiyah (MTs/SMP) atau yang sederajat.
(5) Terhadap anak yang telah memasuki usia sekolah, namun memiliki kelainan fsik
dan/atau mental, maka orang tua wajib melaporkan kepada Majlis Krame Adat
untuk bersama-sama mencarikan solusi untuk sekolah anak.
(6) Terhadap anak yatim atau yatim piatu yang telah memasuki usia sekolah, maka
kewajiban untuk mengurus segala keperluan sekolahnya dibebankan kepada
keluarga terdekatnya.
(7) Dalam hal anak yatim atau yatim piatu yang dimaksud dalam ayat 5, tidak memiliki
kerabat terdekat atau kerabatnya tidak mampu secara ekonomi, Majelis Krame
Adat berkewajiban untuk mencarikan solusi sekolah anak.
(8) Setiap orang tidak boleh melibatkan anak dalam pekerjaan berat atau yang
membahayakan anak yang sedang dalam masa sekolah atau dapat menggangu
aktiftas sekolahnya
(9) Setiap orang tua wajib melakukan pengawasan dan bimbingan terhadap tumbuh
kembang anak serta berusaha memberikan hak-hak anak khususnya untuk
pendidikan yang terbaik bagi anak.
(10) Membudayakan sholat berjamaah bagi anak-anak, remaja dan orang tua dimasjid,
mushalla, atau dirumah masing-masing.
(11) Bagi warga yang melanggar ketentuan diatas diberikan teguran dan peringatan.

BAB V
KELEMBAGAAN MAJLIS KRAME ADAT

Pasal 20
Tentang Kelembagaan Majelis Krame Adat
(1) Susunan pengurus Majelis Krame Adat terdiri dari Pengrakse Adat yang
dipegang langsung 0leh Kepala Desa, Pemangku Adat yang terdiri dari Kadus dan
jajarannya, Penghulu Adat yang terdiri dari penghulu, tokoh agama, dan P3N,
Pengemban Adat terdiri dari ketua BPD, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan
tokoh perempuan.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya, Majelis Adat mempunyai tugas dan wewenang
sebagai berikut :
a. Melakasanakan/menegakkan awig-awig melalui Sidang Majelis Krame Adat.
b. Menyelenggarakan rapat berkala menurut kebutuhan.
c. Mengelola dana dari hasil pengenaan denda akibat pelanggaran awig-awig.
d. Menerima bantuan dari pemerintah, kalangan swasta, masyarakat maupun
pihak-pihak lain yang sifatnya tidak mengikat.

Pasal 21
Tentang Pengelolaan Dana
(1) Uang dari hasil pengenaan denda maupun bantuan/sumbangan, dimanfaatkan
untuk biaya operasional dan kemajuan masyarakat di Desa Labuapi.
(2) Pengelolaan dana harus dilakukan secara profesional dan transpran serta
dilaporkan kepada masyarakat setiap akhir tahun.

BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 22
(1) Dengan ditetapkannya Awig-awig ini, maka ketentuan dalam awig-awig yang ada
sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.
(2) Apabila terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam awig-awig ini akan
disempurnakan kemudian hari berdasarkan kesepakatan bersama.

BAB IX
PENUTUP
Pasal 23
Awig-awig ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Labuapi
Pada Hari/Tanggal : Rabu, 03 Juli 2013

Pengerakse Adat Pengemban Adat

( Fathurrahman, S.S ) ( H. Mahsun )


Penghulu Adat Pemangku Adat

( Ust. M. SYUKRI, S.Pd.I ) ( SAEHAN, SH )

SURAT KEPUTUSAN
MAJELIS KERAME ADAT

DESA LABUAPI KECAMATAN LABUAPI


KABUPATEN LOMBOK BARAT
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Jl. Tgh. Lopan Labuapi Gg. Anggrek


Kec. Labuapi Kab. Lombok Barat
Nusa Tenggara Barat
Kode Pos. 83361 Email : fathur.la11@gmail.com
Tlp/HP. 081 917 242 853
Tahun 2013

KEPUTUSAN MAJELIS KERAME ADAT DESA LABUAPI


Nomor : 01/MKA/VI/LA/2013
TENTANG
DEWAN PENEGAK, DEWAN PELAKSANA, TATA CARA PELAPORAN, PENUNTUTAN
DAN PERSIDANGAN PELANGGARAN AWIG-AWIG
MAJELIS KERAME ADAT DESA LABUAPI

: Bahwa untuk lebih meningkatkan kelancaran dalam proses penegakan


awig-awig di Desa Labuapi, maka dipandang perlu diatur tata cara pelaporan,
penuntutan dan persidangan pelanggaran awig-awig dengan keputusan Majelis Kerame
Adat Desa Labuapi.
: Hasil keputusan rapat Majelis Kerame Adat tanggal 3 Juni 2013 tentang
perlunya segera disusun tata cara dalam proses Penegakan Awig-awig.

MEMUTUSKAN

: Keputusan Majelis Kerame Adat Desa Labuapi tentang Dewan


Penegak, Dewan Pelaksana, Tata Cara Pelaporan, Penuntutan dan
Persidangan Pelanggaran Awig-awig.

Ditetapkan di : Labuapi
Pada Hari/Tanggal : Rabu, 10 Juni 2013

Pengerakse Adat

( Fathurrahman, S.S )

Lampiran Surat Keputusan Majelis Kerame Adat Desa Labuapi tentang Dewan
Penegak, Dewan Pelaksana, Tata Cara Pelaporan, Penuntutan dan
Persidangan Pelanggaran Awig-awig
Mengenai :

1. DEWAN PERSONALIA DEWAN PENEGAK


2. SUSUNAN PERSONALIA DEWAN PELAKSANA

BAB I : KETENTUAN UMUM


Pasal 1

BAB II : PELAPORAN
Pasal 2 : Tentang Prosedur Pelaporan

BAB III : TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PENEGAK DAN DEWAN PELAKSANA
Pasal 3 : Tentang Tugas dan Wewenang Dewan Penegak
Pasal 4 : Tentang Tugas dan Wewenang Dewan Pelaksana

BAB IV : TAHAP PENUNTUTAN DAN PERSIDANGAN


Pasal 5 : Tentang Proses Penuntutan
Pasal 6 : Tentang Proses Persidangan
Pasal 7 : Tentang Keputusan Majelis Kerame Adat

Susunan Personalia Dewan Penegak dan Dewan Pelaksana Awig-Awig Desa


Labuapi Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat

Majlis Kerame Adat Desa Labuapi/Dewan Pelaksana


1. Pengerakse Adat (Kepala Desa) : Fathurrahman, S.S
2. Pengemban Adat, Ketua : H. Mahsun
1. Kepala Dusun Labuapi
2. Kepala Dusun Labuapi Utara
3. Kepala Dusun Labuapi timur
4. Semua Ketua RT.
3. Lid (Penasehat) Kerame
a. Penghulu Adat (Tokoh Agama), Ketua : Ust. M. Syukri, S.Pd.I
Ust. M. Syukri, S.Pd.I (Penghulu Desa);
Ust. Muhammad Said, S.Pd.I
Ust. H. Syarifuddin, S.Pd.I
Ust. Muhsan
Ust. Nusiri
Ust. Drs. H. Suhaidi
Ust. Loam Azhari
b. Pemangku Adat (Ketua BPD, Toma, Cendikiawan, Tokoh Perempuan dll) :
Ketua : Saehan, SH
Saehan, SH
H. Anom Setia Budi
H. Anhar Tohrie
Suhaili, S.Pd
H. Iwan Setiawan
Hj. Rohayati
Hikmatul Hasanah
Nanik Mariani
Muchlis, ST
Abdullah, S.Pd.I
Muhammadiah, MA
M. Juaini
H. M. Jamul Khaer
H. Jupri, SP
c. Dewan Penegak (hakim desa)
a. Pengerakse Adat (Ketua Hakim Desa)
b. Penghulu Adat (Anggota Hakim Desa Bidang Agama/Syariat)
c. Pemangku Adat (Anggota Hakim Desa Bidang Adat/Nilai-Nilai Kearifan)

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Yang dimaksud dalam keputusan ini dengan :


1. Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang kepada Majelis
Kerame Adat tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa
pelanggaran awig-awig.
2. Penuntutan adalah tindakan Majelis Kerame Adat untuk menyerahkan atau
melimpahkan perkara kepada Dewan Penegak guna diperiksa dan diputus menurut
cara yang diatur dalam keputusan ini.
3. Pelanggaran adalah perbuatan seseorang yang dengan sengaja atau karena
kelalaiannya melanggar ketentuan dalam awig-awig ini baik dilakukan sendiri atau
berkelompok.
4. Tertuduh adalah seorang yang dituntut, diperiksa dan diadili oleh Dewan Penegak
dimuka sidang yang khusus diadakan untuk itu.
5. Dewan Penegak adalah mereka yang diangkat dan diberi wewenang oleh Majelis
Kerame Adat untuk memeriksa dan mengadili pelanggaran terhadap awig-awig.
6. Dewan Pelaksana adalah mereka yang diangkat dan diberi wewenang oleh Majelis
Kerame Adat untuk melaksanakan putusan yang dijatuhkan oleh Dewan Penegak
dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Majelis Kerame Adat.
7. Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan di hadapan sidang yang ia
ketahui dan yang ia alami sendiri.
8. Persidangan adalah serangkaian tindakan Dewan Penegak dalam melakukan
pemeriksaan yang berhubungan dengan pelanggaran awig-awig.
9. Putusan adalah pernyataan Dewan Penegak yang diucapkan dalam sidang
pelanggaran awig-awig yang dapat berupa penghukuman atau pembebasan
tertuduh.

BAB II
PELAPORAN
Pasal 2
Tentang Prosedur Pelaporan

(1) Setiap warga yang mengetahui adanya pelanggaran awig-awig ini harus
melaporkan pelanggaran tersebut ke Majelis Kerame Adat
(2) Majelis Kerame Adat mencatat laporan tersebut dalam buku yang khusus
disediakan untuk itu.
(3) Pencatatan oleh Majelis Kerame Adat meliputi :
a. Identitas pelaku (nama, umur, pekerjaan, agama dan tempat tinggal dan lain-lain
yang dipandang perlu).
b. Jenis pelanggaran yang dilakukan.
c. Tempat dilakukannya pelanggaran.
d. Waktu pelanggaran dilakukan ( hari, tanggal, jam ).
e. Dan lain-lain yang dipandang perlu.
(4) Setelah diteliti dan cukup bukti, selanjutnya Majelis Kerame Adat melimpahkan
perkara tersebut kepada Dewan Penegak untuk diperiksa dan diadili serta
diputuskan dalam sidang yang diadakan khusus untuk itu.

BAB III
TUGAS DAN WEWENANG
DEWAN PENEGAK DAN DEWAN PELAKSANA
Pasal 3
Tentang Tugas dan Wewenang Dewan Penegak

(1) Menerima dan mengadili serta memutuskan setiap perkara yang dilimpahkan
kepada Majelis Kerame Adat.
(2) Menyelenggarakan persidangan menurut waktu dan cara yang telah ditentukan.
(3) Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Penegak dibantu oleh seorang Sekretaris
Sidang untuk mencatat segala kejadian didalam persidangan.
(4) Dalam memutuskan perkara, Dewan Penegak wajib berpedoman kepada
ketentuan dalam awig-awig ini, dan apabila keluar dari awig-awig, maka
keputusannya dapat dibatalkan atau dinyatakan batal demi hukum.
(5) Setiap perkara diberi nomor urut serta klasifkasi menurut urutannya.
(6) Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Penegak bertanggung jawab kepada
Majelis Kerame Adat.

Pasal 4
Tentang Tugas dan Wewenang Dewan Pelaksana

(1) Melakukan monitoring mengenai ketaatan dan kepatuhan masyarakat terhadap


awig-awig ini.
(2) Melaporkan setiap pelanggaran awig-awig ini kepada Dewan Penegak
(3) Melaksanakan putusan Dewan Penegak baik berupa denda, pengasingan atau
hukuman sosial lainnya.
(4) Mengambil dan menerima pembayaran denda serta menyetorkan kepada
Bendahara Majelis Kerame Adat.
(5) Melaksanakan rapat berkala sesuai keperluan.
(6) Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Pelaksana bertanggung jawab kepada
Majelis Kerame Adat.
BAB IV
TAHAP PENUNTUTAN DAN PERSIDANGAN

Pasal 5
Tentang Proses Penuntutan
(1) Seseorang yang dituntut melanggar awig-awig diajukan kemuka sidang oleh
Majelis Kerame Adat.
(2) Dalam tuntutannya tersebut, diuraikan mengenai identitas tertuduh, jenis
pelanggaran yang dilakukan, tempat dan waktu terjadinya pelanggaran dan lain-
lain yang dipandang perlu serta pasal yang dituduhkan.
(3) Majelis Kerame Adat menghadapkan pelaku/tertuduh kemuka sidang beserta
barang bukti dan saksi-saksi yang ada relevansinya dengan perkara yang
dituduhkan.

Pasal 6
Tentang Pelaksanaan Persidangan
(1) Dewan Penegak menetapkan hari sidang, waktu dan tempat dimana sidang akan
di selenggarakan.
(2) Pelaksanaan Sidang Majlis Kerame Adat dipimpin Dewan penegak.

Pasal 7
Tentang Keputusan Majlis Kerame Adat
Segala keputusan yang ditetapkan oleh sidang majlis kerame adat berlaku dan
bekekuatan hukum tetap.

Ditetapkan di : Labuapi
Pada Hari/Tanggal : Rabu, 10 Juni 2013

Pengerakse Adat

( Fathurrahman, S.S )

Tembusan surat keputusan ini disampaikan kepada Yth. :


1. Bapak Bupati Kab. Lombok Barat di Giri MenangGerung
2. Bapak Camat Labuapi di Labuapi

3. Bapak Kapolsek Labuapi di Perampuan

4. Bapak Kepala Desa Labuapi di Labuapi

5. Bapak kepala Dusun Se-Desa Labuapi

6. Masing-masing yang bersangkutan untuk maklum dan seperlunya

7. Pertinggal

Anda mungkin juga menyukai