KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH

DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGANAN

KONFLIK SOSIAL

OLEH :
SEKRTETARIS DAERAH
KABUPATEN GROBOGAN
 GAMBARAN UMUM
KABUPATEN GROBOGAN
Jumlah Penduduk Kabupaten Grobogan menurut Agama :
—  Islam P = 740.458 W=732.167 Jumlah =1.472.625 98,97%

—  Kristen P = 5.069 W= 5.459 Jumlah=10.528 0,71%

—  Katholik P = 1.632 W= 1.786 Jumlah= 3.418 0,23%

—  Hindu P = 52 W = 66 Jumlah=118 0,01%

—  Budha P = 483 W = 514 Jumlah =997 0,07%

—  Konghuchu P= 5 W = 12 Jumlah = 17 0,001%

—  Aliran Kepercayaan P= 144 W=130 Jumlah = 274 0,02%

Sumber : Data Agregat Kependudukan Kab. Grobogan Smt. 1

 Jumlah tempat ibadah di Kabupaten Grobogan

Masjid = 1.395 buah

Mushola = 5.636 buah
Gereja Katholik = 39 buah
— Gereja Protestan = 43 buah
— Vihara = 9 buah
— Pura = 2 buah
— Klenteng = 3 buah

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Grobogan

 Jumlah Penduduk Penganut Aliran Kepercayaan
di Kabupaten Grobogan
Laki-laki : 144 Orang
Wanita : 130 Orang
Jumlah : 274 Orang

Usia KTP ( Usia 17 Tahun Keatas ) :

Laki-laki : 125 Orang
Wanita : 116 Orang
Jumlah : 241 Orang

Yang Sudah mempunyai KTP dengan status penganut aliran kepercayaan :

Laki-laki : 123 Orang
Wanita : 116 Orang
Jumlah : 239 Orang

Sumber : Dispendukcapil Kab. Grobogan

 POTENSI KONFLIK

• Perbedaan Pemahaman tentang Nilai-Nilai,

Doktrin, Suku, Ras pemeluk Agama
• Perbedaan Mayoritas dan Minoritas Antar
Pemeluk Agama
• Kurangnya Sikap Toleransi Antar dan Inter
umat beragama
• Pendirian Tempat Ibadah
• Permasalahan Internal Agama
UPAYA PENCEGAHAN POTENSI KONFLIK SOSIAL
DI KAB. GROBOGAN

LANDASAN HUKUM

Undang – undang Nomor 7 Tahun 2012

tentang
Penanganan Konflik Sosial;
PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENDAGRI
NO. 9 TAHUN 2006 NO. 8 TAHUN 2006
tentang
PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH
DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN UMAT BERAGAMA , PEMBERDAYAAN
FORUM KERUKUNAN UMAT UMAT BERAGAMA DAN PENDIRIAN RUMAH IBADAH

Permendagri Nomor 42 Tahun 2015

tentang
Pelaksanaan Koordinasi Penanganan Konflik Sosial
PEMAKNAAN I
Konflik sosial adalah perseteruan dan/atau
benturan fisik dengan kekerasan antara dua
kelompok masyarakat atau lebih yang
berlangsung dalam waktu tertentu dan
berdampak luas yang mengakibatkan
ketidakamanan dan disintegrasi sosial
sehingga mengganggu stabilitas nasional
dan menghambat pembangunan nasional
PEMAKNAAN II
Penanganan Konflik adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan secara sistematis
dan terencana dalam situasi dan peristiwa
baik sebelum, pada saat, maupun sesudah
terjadi Konflik yang mencakup pencegahan
konflik, penghentian konflik, dan pemulihan
pasca konflik.
PEMAKNAAN III

Pencegahan Konflik adalah serangkaian kegiatan

yang dilakukan untuk mencegah terjadinya Konflik
dengan peningkatan kapasitas kelembagaan dan
sistem peringatan dini.
 PENYEBAB KONFLIK SOSIAL

1. PERBEDAAN PENDIRIAN DAN PERASAAN ANTARA INDIVIDU

DAN ATAU KELOMPOK YANG SEMAKIN TAJAM

2. PERUBAHAN SOSIAL YANG TERLALU CEPAT, SEHINGGA

MENYEBABKAN DISORGANISASI DAN PERBEDAAN
PENDIRIAN MENGENAI SISTEM NILAI YANG BARU

3. PERBEDAAN KEBUDAYAAN YANG PENGARUHI POLA PIKIR

DAN TINGKAH LAKU INDIVIDU DALAM KELOMPOK BUDAYA
TERTENTU, SEHINGGA MENIMBULKAN PERTENTANGAN

4.
BENTURAN KEPENTINGAN ANTARA INDIVIDU ATAUPUN
KELOMPOK
 Masyarakat sipil atau
Kolektivitas Sosial

“ruang kekuasaan”
dimana konflik
mungkin berlangsung

Swasta/badan ekonomi
Negara/ Pemerintah Berorientasi Profit

RUANG KONFLIK
 UPAYA PEMERINTAH DALAM
PENANGANAN KONFLIK
1. UU NO.7 THN 2012 TTG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL
2. PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENDAGRI
NO. 9 TAHUN 2006 NO. 8 TAHUN 2006 PEDOMAN
PELAKSANAAN TUGAS KEPALA DAERAH DAN WAKIL
PEMERINTAH KEPALA DAERAH DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN
UMAT BERAGAMA , PEMBERDAYAAN FORUM KERUKUNAN
MENERBITKAN REGULASI UMAT UMAT BERAGAMA DAN PENDIRIAN RUMAH
IBADAH
3. PERMENDAGRI NO.42 THN 2015 TTG PELAKSANAAN
KOORDINASI PENANGANAN KONFLIK SOSIAL

MENINGKATKAN KOORD, SINERGI DAN KETERPADUAN MELALUI FORUM

FORKOPIMDA TIM TERPADU PENANGANAN TIM WASDIN, FKDM,

(PROV/KAB/KOTA) KONFLIK SOSIAL FKUB, FPBI, MUI, ORMAS

MELAKUKAN LANGKAH PENCEGAHAN, PENGHENTIAN DAN PEMULIHAN PASCAKONFLIK

PERAN PEMERINTAH DAERAH

Memelihara kondisi damai dalam

1 masyarakat

Mengembangkan sistem penyelesaian

2 secara damai

Meredam potensi konflik

3

4 Membangun sistem peringatan dini

 KEGIATAN PENCEGAHAN KONFLIK YANG
DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
a. penguatan kerukunan umat
beragama; k.
b. peningkatan forum kerukunan l.
masyarakat;
c. peningkatan kesadaran hukum;
d. pendidikan bela negara dan m.
wawasan kebangsaan;
e. sosialisasi peraturan n.
perundang-undangan; o.
f. pendidikan dan pelatihan p.
perdamaian;
g. pendidikan kewarganegaraan; q.
h. pendidikan budi pekerti;
i. penelitian dan pemetaan r.
wilayah potensi Konflik
dan/atau daerah Konflik;
j. penguatan kelembagaan
dalam rangka sistem
peringatan dini;
pembinaan kewilayahan;
pendidikan agama dan
penanaman nilai-nilai integrasi
kebangsaan;
penguatan/pengembangan
kapasitas (capacity building);
pengentasan kemiskinan;
desa berketahanan sosial;
penguatan akses kearifan
lokal;
penguatan keserasian sosial;
dan
bentuk kegiatan lain sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
 DETEKSI DINI DAN CEGAH DINI YANG
DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH

a. Penelitian dan pemetaan wilayah potensi

Konflik dan/atau daerah Konflik;
b. Penyampaian data dan informasi
mengenai Konflik secara cepat dan
akurat;
c. Penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan;
d. Peningkatan dan pemanfaatan modal
sosial; dan
e. Penguatan dan pemanfaatan fungsi
intelijen sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DALAM PENANGANAN KONFLIK

FORUM KEMITRAAN STRATEGIS

PEMDA & MASYARAKAT

Kemitraan
TIMDU PKS FKDM FKUB FPBI dgn Ormas
(Telah Terbentuk) (Sudah Terbentuk) (Sudah Terbentuk) (Habis Kepengurusan) (Tim Pengawasan Ormas)

Permendagri Permendagri Perber Menag & Permendagri Permendagri

42 /2015 46 /2019 Mendagri No. 9 34/2006 57/2017
& 8/2006

TERWUJUDNYA KAMTRAMTIBMAS
 POSISI STRATEGIS FKUB
FKUB

WADAH BAGI ELEMEN MASY YG DIBENTUK DLM RANGKA

MENJAGA & MEMELIHARA KERUKUNAN UMAT
BERAGAMA

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMAMENJADI

TANGGUNGJAWAB BERSAMA ATARA UMAT BERAGAMA PEMERINTAH
DAERAH DAN PEMERINTAH

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENDAGRI

NO. 9 TAHUN 2006
NO. 8 TAHUN 2006
PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH DALAM
MEMELIHARA KERUKUNAN UMAT BERAGAMA , PEMBERDAYAAN FORUM KERUKUNAN
UMAT UMAT BERAGAMA DAN PENDIRIAN RUMAH IBADAH

KEMITRAAN PEMDA & MASY

 POSISI STRATEGIS FKDM
FKDM

WADAH BAGI ELEMEN MASY YG DIBENTUK DLM

RANGKA MENJAGA & MEMELIHARA
KEWASPADAAN DINI MASY

MENYANGKUT KONDISI KEPEKAAN, KESIAGAAN & ANTISIPASI

MASY DLM MENGHADAPI POTENSI ANCAMAN , TANTANGAN,
GANGGUAN DAN MAMBATAN ( ATHG )

PERMENDAGRI 46/2019:
PENYELENGGARAAN KEWASPADAAN DINI MASY DI DAERAH
KABUPATEN MENJADI TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB
PEMERINTAH DAERAH

KEMITRAAN PEMDA & MASY

UPAYA PENANGANAN KONFLIK AGAMA

• Pembentukan Generasi Muda Lintas Agama (GEMA)

yang dibentuk oleh FKUB
• Karnaval Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
• Pembentukan FKUB di Tingkat Kecamatan
• Fasilitasi kerukunan umat beragama bagi generasi
muda, melaksanakan kegiatan home stay pemuda lintas
agama di Desa Godan, Kec. Tawangharjo
• Hibah Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
• Forum Grup Diskusi (FGD) kerukunan umat beragama
• Sarasehan kerukunan umat beragama
 MASYARAKAT YANG HARMONIS BUKANLAH
MASARAKAT YANG TANPA MASALAH TAPI MASYARAKAT
YANG TERAMPIL MENGELOLA KONFLIK SEHINGGA
MENJADI MASYARAKAT YANG PENUH KEGOTONG
ROYONGAN
# PASEDULURAN #
TERIMA KASIH