Anda di halaman 1dari 5

RAKER FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Prov.

DIY 16
Februari 2012
24 September 2012
Kerukunan umat beragama adalah suatu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta berkat adanya toleransi
dalam kehidupan beragama. Toleransi adalah sikap saling pengertian dan menghargai tanpa adanya
diskriminasi dalam hal apapun, khususnya dalam masalah kehidupan beragama. Kerukunan umat beragama
adalah hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita
ketahui, Bangsa Indonesia memiliki keragaman yang begitu banyak. Tak hanya masalah adat istiadat atau
budaya seni, tapi juga termasuk agama.

Sebagaimana dalam konsep hidup beragama mencakup tiga kerukunan, yakni: Kerukunan intern umat
beragama, Kerukunan antar umat beragama dan, Kerukunan antara umat beragama dengan Pemerintah.

Hal ini harus dihormati, ditaati dan dijalankan dengan kecerdasan hati, bukan dengan kekuatan otot
bahkan dengan cara anarkis.

Oleh karena itu diperlukan adanya revitalisasi dari peran FKUB Provinsi DIY dimasa kini maupun mendatang.
Guna mendorong untuk membangun dialog dan kerjasama yang terencana dan berkelanjutan di berbagai tingkat
kelompok masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Selain dari pada itu, FKUB dapat memberikan suatu
bentuk pedoman yang baku untuk memberikan pemahaman kebersamaan guna mencapai kedamaian yang
dapat dipahami bersama. Membina, memelihara ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan dan kerukunan
dalam menjalankan agama dapat berjalan selaras, serasi dan seimbang serta mendorong terciptanya situasi dan
kondisi yang kondusif bagi kehidupan beragama.

Maksud dan Tujuan

Kegiatan Dialog Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dimaksudkan sebagai
wadah komunikasi, koordinasi dan fasilitasi membangun sinergitas antara Forum Kerukunan Umat Beragama
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten/ Kota, serta
menyamakan persepsi tentang ketugasan dan mekanisme kerja Forum Kerukunan Umat Beragama se-Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tujuan T

1. erjalinnya komunikasi dan koordinasi serta terciptanya kesamaan langkah dan tindak antara Forum
Kerukunan Umat Beragama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Forum Kerukunan Umat
Beragama Kabupaten/ Kota;
2. Terlaksananya Program Kerja Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta untuk tahun 2012;
3. Memelihara dan meningkatkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama serta persatuan dan
kesatuan di Daerah Istimewa Yogyakarta.

REALISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Pelaksanaan Dialog Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta diselenggarakan
pada:

 Hari/Tanggal: Kamis, 16 Februari 2012


 Waktu: 09.00-sampai selesai
 Tempat: Hotel Museum Batik, Jl. Dr. Sutomo No. 13A Yogyakarta.

Peserta: Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Forum Kerukunan Umat
Beragama Kabupaten/ Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta serta instansi terkait sejumlah 30 (tiga puluh) orang.

Narasumber: FKUB Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Moderator: Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

PERMASALAHAN

1. Maraknya konflik horisontal berlatar belakang agama, termasuk di DIY meski masih berskala kecil;
2. Masyarakat belum sepenuhnya mengetahui dan memahami Peraturan Bersama Menteri Agama Nomor
8 dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/ Wakil Kepala
Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama,
Dan Pendirian Rumah Ibadat, sehingga masih sering timbul permasalahan khususnya dalam pendirian rumah
ibadat;
3. Hubungan peranan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam pemberdayaan FKUB masih banyak
terdapat kelemahan, kekurangan, keterbatasan, belum maksimal dan belum optimal. Hal ini sangat
mempengaruhi peran dan fungsi FKUB sebagaimana diamanatkan dalam PBM Nomor 9 dan 8 Tahun
2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan
Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah
Ibadat.

UPAYA PEMECAHAN MASALAH

1. Tugas pemerintah menajga stabilitas umat beragama agar dapat beribadah secara berdampingan
dengan baik, antara lain melalui pemberdayaan dan fasilitasi Forum Kerukunan Umat Beragama;
2. Perlu meningkatkan sosialisasi PBM kepada masyarakat dan tokoh masyarakat, sebab sudah menjadi
tugas Pemerintah Daerah untuk memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat termasuk
memfasilitasi terwujudnya kerukunan umat beragama di wilayah kelurahan/desa; dan
menumbuhkembangkan keharmonisan, saling pengertian, saling menghormati, dan saling percaya di
antara umat beragama. Sedangkan salah satu tugas FKUB adalah untuk melakukan sosialisasi peraturan
perundang-undangan dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat
beragama dan pemberdayaan masyarakat;
3. Meningkatkan dukungan fasilitasi bagi pemberdayaan FKUB dalam penganggaran dalam bentuk
anggaran melalui APBD, fasilitas kantor, perbantuan tenaga administrasi, peningkatan kapasitas
anggota FKUB melalui pembelajaran organisasi, dan pelimpahan tugas sosialisasi peraturan
perundang-undangan.

Keluaran

Terlaksananya Dialog Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tanggal 16
Februari 2012 guna mengoptimalkan tugas dan fungsi Forum Kerukunan Umat Beragama dalam rangka
menjaga dan meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Setelah melalui proses sharing yang berjalan secara dialogis dan konstruktif, forum tersebut berhasil
merumuskan pokok-pokok pikiran tentang kehidupan toleransi umat beragama. Rumusan yang diharapkan bisa
menjadi masukan dalam perumusan kebijakan terkait peningkatan toleransi dan kerukunan antar umat
beragama di Provinsi DIY adalah sebagai berikut:

Pendirian Rumah Ibadah

1. Mengenai pendirian rumah ibadat memang sudah diatur dalam Peraturan Bersama Menteri Agama dan
Menteri Dalam Negeri (PBM), tetapi belum semua masyarakat memahami. Jiwa dari PBM adalah
memberikan kesempatan bagi kaum minoritas untuk mendirikan rumah ibadah, dengan tetap mematuhi
peraturan yang berlaku;
2. Jadi tugas FKUB adalah menyerap aspirasi dan memahamkan masyarakat, serta mempercepat dan
mempermudah prosedur pemberian surat rekomendasi. Untuk itu perlu ada program bersama,
misalnya sosialisasi PBM oleh FKUB Provinsi dan FKUB Kabupaten/ Kota ke kecamatan-kecamatan di
wilayah kabupaten/ kota se-DIY;
3. Dalam PBM ada 3 macam persyaratan yaitu persyaratan administrasi, teknis dan khusus, yang
dibicarakan adalah yang khusus yang merupakan domain FKUB; FKUB Provinsi menyusun konsep
mekanisme pemberian rekomendasi FKUB kabupaten/ kota bagi permohonan pendirian rumah ibadat
sesuai tupoksi dalam PBM, harapannya ada tindak lanjut berupa peraturan gubernur;
4. Mengenai dukungan masyarakat setempat paling sedikit 60 (enam puluh) orang, pada prakteknya sulit,
bagaimana disiasati agar tidak terjadi permasalahan. Dan jika rumah ibadat yang didirikan berada di
perbatasan antar provinsi sehingga melibatkan masyarakat sekitar di kedua provinsi, maka sudah
menjadi domain FKUB Provinsi sehingga harus ada rekomendasi dari FKUB Provinsi;
5. Sedangkan mengenai daftar nama dan Kartu Tanda Penduduk pengguna rumah ibadat paling sedikit 90
(sembilan puluh) orang, masih menjadi kerancuan apakah harus dari wilayah sekitar atau boleh dari
wilayah lain, sebab pengertian wilayah administrasi pemerintah dengan wilayah administrasi
keagamaan berbeda;
6. Dalam pendirian rumah ibadat, panitia pendirian rumah ibadat mengirim surat permohonan ijin kepada
bupati dengan tembusan kepada Kepala Kanwil Kemenag dan FKUB Kabupaten/ Kota. Yang menjadi
masalah adalah tidak sedikit panitia yang mengirimkan surat permohonan setelah pembangunan rumah
ibadat dilaksanakan, sehingga ketika terdapat permasalahan dalam proses perijinan, sementara rumah
ibadat sudah digunakan untuk beribadat, timbul penolakan/ penentangan dari masyarakat sekitar;
7. Dalam memberikan rekomendasi pendirian rumah ibadat, FKUB beserta Kanwil Kemenag setelah
mempelajari persyaratan dan telah memenuhi ketentuan, dilakukan peninjauan ke lokasi serta verifikasi
kepada masyarakat sekitar dan panitia. Setelah tidak ada kendala, FKUB beserta Kanwil Kemenag
akan mengeluarkan rekomendasi, disampaikan kepada bupati/ walikota agar dapat mengeluarkan ijin
pendirian rumah ibadat. Jika tidak memenuhi persyaratan maka akan ditolak.

Peran Forum Kerukunan Umat Beragama

1. Dialog FKUB sebagai sarana koordinasi dan konsolidasi antar umat beragama, menjaga kerukunan
intern dan antar umat beragama serta umat beragama dengan pemerintah;
2. Tugas FKUB:
1. Menyerap aspirasi tokoh masyarakat dan masyarakat;
2. Menyampaikan aspirasi kepada yang berkepentingan;
3. Sosialisasi peraturan terkait kerukunan umat beragama;
3. Konflik horisontal antar umat beragama marak, tugas pemerintah menjaga stabilitas umat agar dapat
beribadah berdampingan dengan baik. Untuk itu komposisi pengurus dan anggota FKUB perlu
diperlebar, melibatkan tokoh garis keras, untuk merangkul semua komponen;
4. Pada tanggal 29 Desember 2011, telah dilaksanakan Rapat Kerja Daerah FKUB Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta beserta FKUB Kabupaten/ Kota se-Daerah Istimewa Yogyakarta, yang
menghasilkan beberapa rekomendasi terkait upaya menjaga dan meningkatkan toleransi dan
kerukunan antar umat beragama di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;
5. Agar FKUB Provinsi beraudiensi dengan Bupati/ Walikota bersama FKUB Kabupaten/ Kota setempat,
sambil menyerahkan rekomendasi dan membahas perkembangan kehidupan toleransi dan kerukunan
umat beragama di wilayah masing-masing;
6. Agar hasil Rakerda FKUB juga dikirimkan kepada Kanwil Kemenag Provinsi dan Kabupaten/ Kota,
Kesbanglinmas Provinsi dan Kabupaten/ Kota, serta FKUB Kabupaten/ Kota.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Dialog Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta diselenggarakan
dalam rangka saling tukar informasi mengenai perkembangan situasi dan kondisi kehidupan kerukunan
antar umat beragama di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, serta dalam rangka penyamaan persepsi
guna optimalisasi kinerja dan operasional kegiatan Forum Kerukunan Umat Beragama baik tingkat
Provinsi maupun Kabupaten/ Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta. Disamping itu jika terdapat
permasalahan maka dapat dicari akar permasalahan yang ada dan dicari solusi bersama, sebagai
bahan masukan kebijakan pimpinan;
2. Kegiatan Dialog Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dapat
terselenggara dengan lancar, dan dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal, waktu, materi, dan tempat
yang telah ditentukan;
3. Antara narasumber dengan peserta pada umumnya dapat terjalin komunikasi yang dialogis dan
konstruktif mengenai situasi dan kondisi kehidupan toleransi antar umat beragama di wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta, serta permasalahan seputar pelaksanaan fasilitasi kegiatan Forum Kerukunan
Umat Beragama di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/ Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta;
4. Secara umum kondisi kehidupan antar umat beragama dan kegiatan peribadatan di wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta sudah kondusif. Namun meskipun dipermukaan tampak baik, perlu dilakukan
upaya antisipasi secara sinergis dan kontinyu dalam mencegah timbulnya gesekan yang dilatar
belakangi masalah agama;
5. Pertemuan diadakan secara berkesinambungan untuk meminimalisir konflik, masalah pendirian dan
perijinan rumah beribadah, perpecahan aliran di dalam agama, dan permasalahan lain yang dapat
mengganggu kehidupan kerukunan inter dan antar umat beragama.

Saran

1. Meningkatkan koordinasi antara Pemerintah Daerah dengan FKUB, majelis-majelis agama, organisasi
dan lembaga keagamaan serta lembaga swadaya masyarakat lainnya melalui penguatan peran
Gubernur/ Wakil Gubernur, Bupati/ Wakil Bupati, Walikota/ Wakil Walikota selaku Ketua Dewan
Penasehat FKUB, dan Kakanwil Kementerian Agama serta Kakan Kemenag Kabupaten/ Kota selaku
Wakil Dewan Penasehat FKUB;
2. Mengkoordinasikan pelaporan pelaksanaan pemeliharaan kerukunan, pemberdayaan FKUB, dan
pendirian rumah ibadat kepada pihak terkait secara berjenjang;
3. Agar dialog antara pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, masyarakat dan para pemangku
kepentingan, yang salah satunya dilakukan melalui Dialog Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Forum Kerukunan Umat Beragama kabupaten/ kota, terus
diupayakan guna menampung aspirasi masyarakat dan dalam rangka menjaga toleransi antar umat
beragama yang akan mengarah pada terciptanya keamanan dan ketentraman masyarakat, sebagai
salah satu prasyarat bagi keberhasilan pemerintahan dan pembangunan khususnya di wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai