Anda di halaman 1dari 7

Nama : IGNATIUS GALIH

Nomor Pokok Mahasiswa : 1506697920


Mata Kuliah : TEKNIK PEMBUATAN AKTA 3
Dosen : DR. PIETER LATUMETEN, S.H., M.H., SpN
Tanggal Pengumpulan : 7 APRIL 2017

Kasus :

+1977 1975 1979


B P C
9/10
1995
G E D (1970) F I
1/10 X

H (2000)
J K
(2006) (2007)

*) P meninggal bulan September 2016


**) F meninggal tanggal 1 Agustus 2016
***) B meninggal tahun 1977

Analisa Pembagian Harta Peninggalan (HP) P:


1. P mengangkat X sebagai ahli waris (erfstelling) atas 9/10 bagian Harta
Peninggalan P. X adalah pihak ketiga, sehingga dalam hal ini berlaku
ketentuan Pasal 916 a BW.

2. P mengangkat H sebagai ahli waris (erfstelling) atas 1/10 bagian Harta


Peninggalan P. Namun demikian, menurut ketentuan Pasal 912 BW, H
tidak boleh menerima bagian HP P karena dalam hal ini H menjadi
perantara, akibat ketidakpatutan orang tuanya yakni E. Dengan

1
demikian 1/10 bagian Harta Peninggalan P masuk kembali ke dalam
boedel.

3. Laksanakan Wasiat!
X = 9/10 Boedel = 1/10
4. Sisa = 1/10 untuk C, D dan F (J dan K). E tidak mendapat bagian
warisan karena tidak patut. Dalam hal tersebut, berdasarkan ketentuan
Pasal 838 BW, E dan keturunannya yakni H tidak berhak mendapat
bagian waris dan bagian E dimaksud menjadi bagian ahli waris lain
yang sah. Jadi pembagian di antara C, D dan F adalah:
D = 1/3 x (bagian seandainya anak sah *Pasal 863 jo. Pasal 280 BW)
= 1/3 x 1/3 x (1/10) = 1/90
Sisanya dibagikan kepada C dan F yaitu:
C = (1/10-1/90) : 2 = 8/90 : 2 = 4/90
F = 4/90, namun karena F telah meninggal lebih dahulu maka J dan K
menggantikan F (Pasal 841 jo. Pasal 842 BW) dengan bagian masing-
masing = 8/ 90 : 2 = 4/ 90

5. D adalah ALKDS sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 916 BW


memiliki LP sebesar dari bagiannya menurut Pasal 908 juncto Pasal
863 BW.
Jadi, LP D= x 1/9 = 1/18

Sementara bagian LP F mengikuti ketentuan Pasal 914 Ayat (2) BW. E


menolak (Pasal 1058 jo. Pasal 1059 BW).
Jadi, LP F= 2/3 x 8/18 = 16/54

6. Total Kekurangan LP D = 1/18 1/90 = 10/180 2/180 = 8/180


Total Kekurangan LP F = 16/54 - 4/90 = 160/540 24/540 = 136/540
Total Kekurangan LP D dan LP F = 8/180 + 136/540 = 160/540

7. Kekurangan diambil dari bagian C sehingga bagian C = 0


Bagian C = 4/90 = 24/540

8. Ternyata masih kurang 160/540 24/540 = 136/540


2
Kemudian diambil dari bagian X sehingga bagian X menjadi
= 9/10 136/ 540
= 350/540

9. Dengan demikian, pembagian Harta Peninggalan P adalah :


C=0
X = 350/540
D = 30/540
J = 80/540
K = 80/540
___________ +
540/540

-------------------------------------------------------------------------------------------------
KETERANGAN HAK WARIS
Nomor 15/III/2017

-Saya, yang bertandatangan dibawah ini:


IGNATIUS GALIH ARIPUTRA, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris
berkedudukan di Kota Administrasi Jakarta Selatan, dengan wilayah jabatan
seluruh wilayah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, atas permintaan:
-Tuan D, lahir di Bandung pada tanggal 03-12-1970 (tiga Desember seribu
sembilan ratus tujuh puluh), Warga Negara Indonesia, bertempat tinggal di
Jakarta Selatan, Jalan Angsa Kencana nomor 55, Kelurahan Manggarai
Selatan, Kecamatan Tebet, demikian berdasarkan suratnya tanggal 16 Maret
2017;
-dan berdasarkan surat-surat yang diperlihatkan kepada saya, notaris, serta
keterangan yang dimaksud dalam Akta Pernyataan tanggal 11-03-2017

3
(sebelas Maret dua ribu tujuh belas), Nomor 01 yang dibuat dihadapan saya,
notaris, maka saya, notaris, menerangkan:
- Bahwa almarhum tuan P, lahir pada tanggal 18-05-1950 (delapan belas
Mei seribu sembilan ratus lima puluh), Warga Negara Indonesia, telah
meninggal dunia di Jakarta, tempat tinggalnya yang terakhir, pada
tanggal 13-09-2016 (tigabelas September dua ribu enam belas),
sebagaimana dinyatakan dalam Kutipan Akta Kematian Nomor 11/CS-
JKTS/IX/2016 tanggal 15 September 2016 yang dikeluarkan oleh
Kantor Catatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Selatan, selanjutnya
dalam keterangan ini disebut PEWARIS;
- Bahwa PEWARIS telah mengakui seorang anak laki-laki yakni
penghadap tuan D yang dilahirkan oleh wanita R pada tanggal 03-12-
1970 (tiga Desember seribu sembilan ratus tujuh puluh) sebagai
anaknya, sebagaimana dinyatakan dalam Kutipan Akta Kelahiran Nomor
120/CS-L/X/1970 tanggal 23 Desember 1970 yang dikeluarkan oleh
Kantor Catatan Sipil Kota Administrasi Bandung;
- Bahwa PEWARIS semasa hidupnya telah menikah untuk pertama kali
dengan almarhumah nyonya B pada tanggal 20-08-1975 (dua puluh
Agustus seribu sembilan ratus tujuh puluh lima) sebagaimana
dinyatakan dalam Kutipan Akta Perkawinan Nomor 5879/CS/NIK/1975
tanggal 21-08-1975 (dua puluh satu Agustus seribu sembilan ratus
tujuh puluh lima) yang dikeluarkan oleh Kantor Catatan Sipil Jakarta
Selatan, tanpa membuat perjanjian kawin, sehingga menikah dengan
percampuran harta seluruhnya, akan tetapi perkawinan tersebut telah
berakhir dengan meninggalnya nyonya B pada tanggal 01-01-1977 (satu
Januari seribu sembilan ratus tujuh puluh tujuh) sebagaimana
dinyatakan dalam Kutipan Akta Kematian Nomor 03/CS-JKTS/I/1977
tanggal 03 Januari 1977 yang dikeluarkan oleh Kantor Catatan Sipil
Kota Administrasi Jakarta Selatan;
- Bahwa PEWARIS kemudian melangsungkan perkawinannya yang kedua
dengan Nyonya C pada tanggal 25-11-1979 (dua puluh lima November
seribu sembilan ratus tujuh puluh sembilan) sebagaimana dinyatakan
dalam Kutipan Akta Perkawinan Nomor 123/CS/NIK/1979 tanggal 07-
07-1979 (tujuh Juli seribu sembilan ratus tujuh puluh sembilan) yang
dikeluarkan oleh Kantor Catatan Sipil Jakarta Selatan, tanpa membuat
4
perjanjian kawin, sehingga menikah dengan percampuran harta
seluruhnya;
- Bahwa dari perkawinan PEWARIS dengan nyonya B telah dilahirkan 1
(satu) orang anak yaitu tuan E, lahir di Jakarta, pada tanggal 01-01-
1977 (satu Januari seribu sembilan ratus tujuh puluh tujuh)
sebagaimana diuraikan dan dinyatakan dalam Akta Kelahiran Nomor
01/CS/L/1977 tanggal 15-01-1977 (lima belas Januari seribu sembilan
ratus tujuh puluh tujuh), yang dikeluarkan oleh Kantor Catatan Sipil
Kota Administrasi Jakarta Selatan;
- Bahwa tuan E tersebut telah menikah untuk pertama kali dan hingga
sekarang dengan nyonya G, sebagaimana dinyatakan dalam Kutipan
Akta Perkawinan Nomor 008/CS/NIK/1995 tanggal 11-02-1995 (sebelas
Februari seribu sembilan ratus sembilan puluh lima) yang dikeluarkan
oleh Kantor Catatan Sipil Bandung Barat, dan dari perkawinan tersebut
telah dilahirkan 1 (satu) orang anak yaitu tuan H, lahir di Bandung,
pada tanggal 04-06-2000 (empat Juni dua ribu) sebagaimana diuraikan
dan dinyatakan dalam Akta Kelahiran Nomor 10/CS/L/2000 tanggal 08-
06-2000 (delapan Juni dua ribu), yang dikeluarkan oleh Kantor Catatan
Sipil Kota Bandung;
- Bahwa dari perkawinan tuan E dengan nyonya G tersebut, telah
dilahirkan 1 (satu) orang anak yaitu tuan H, lahir di Bandung, pada
tanggal 18-07-2000 (delapan belas Juli dua ribu) sebagaimana diuraikan
dan dinyatakan dalam Akta Kelahiran Nomor 10/CS/L/BDG.2000
tanggal 01-08-2000 (satu Agustus dua ribu), yang dikeluarkan oleh
Kantor Catatan Sipil Kota Bandung;
- Bahwa sementara itu dari perkawinan PEWARIS dengan nyonya C telah
dilahirkan 1 (satu) orang anak yaitu almarhum tuan F, lahir di Jakarta,
pada tanggal 27-08-1980 (dua puluh tujuh Agustus seribu sembilan
ratus delapan puluh) sebagaimana diuraikan dan dinyatakan dalam
Akta Kelahiran Nomor 25/CS/L/1980 tanggal 30-08-1980 (tigapuluh
Agustus seribu sembilan ratus delapan puluh), yang dikeluarkan oleh
Kantor Catatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Selatan dan selanjutnya
telah meninggal dunia terlebih dahulu sebelum PEWARIS sebagaimana
dinyatakan dalam Kutipan Akta Kematian Nomor 01/CS-

5
JKTS/VIII/2016 tanggal 01 Agustus 2016 yang dikeluarkan oleh Kantor
Catatan Sipil Kota Administrasi Jakarta Selatan;
- Bahwa almarhum tuan F tersebut semasa hidupnya telah menikah
untuk pertama dan terakhir kali dengan nyonya I, sebagaimana
dinyatakan dalam Kutipan Akta Perkawinan Nomor 028/CS/NIK/2005
tanggal 13-02-2005 (tigabelas Februari dua ribu lima) yang dikeluarkan
oleh Kantor Catatan Sipil Jakarta Pusat, dan dari perkawinan tersebut
telah dilahirkan 2 (dua) orang anak yaitu:
1. tuan J, lahir di Jakarta, pada tanggal 03-03-2006 (tiga Maret dua
ribu enam) sebagaimana diuraikan dan dinyatakan dalam Akta
Kelahiran Nomor 04/CS/L/2006 tanggal 08-03-2006 (delapan Maret
dua ribu enam), yang dikeluarkan oleh Kantor Catatan Sipil Kota
Administrasi Jakarta Pusat;
2. nona K, lahir di Jakarta, pada tanggal 05-12-2007 (lima Desember
dua ribu tujuh) sebagaimana diuraikan dan dinyatakan dalam Akta
Kelahiran Nomor 17/CS/L/2007 tanggal 14-12-2007 (empatbelas
Desember dua ribu tujuh), yang dikeluarkan oleh Kantor Catatan
Sipil Kota Administrasi Jakarta Pusat;
- Bahwa selanjutnya tuan E ternyata pernah mencoba membunuh
PEWARIS sebagaimana dinyatakan dalam Putusan Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan Nomor 03/Leg.A.W/2017/PN.Jkt.Sel tanggal 01-01-
2017 (satu Januari dua ribu tujuh belas);
-Berdasarkan Surat Direktur Perdata, Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor C1.W.13.80.1122 tanggal 05-05-2015
(lima Mei dua ribu lima belas), dalam buku register seksi Daftar Wasiat
terdapat Akta Wasiat atas nama PEWARIS yang dimuat dalam Akta Wasiat
Nomor 01 tanggal 20-04-2015 (dua puluh April dua ribu lima belas) yang
dibuat dihadapan MAHARANI WULAN, Sarjana Hukum, Magister
Kenotariatan, Notaris di Jakarta, yang isinya berbunyi:
Saya cabut dan nyatakan tidak berlaku lagi semua wasiat dan semua akta-
akta yang mempunyai kekuatan sama dengan wasiat sebelum wasiat ini, tidak
ada yang dikecualikan.
Saya angkat sebagai ahli waris 9/10 bagian harta peninggalan saya untuk
cucu saya bernama H dan 1/10 bagian untuk sahabat saya bernama nyonya
X.
6
-Berdasarkan ketentuan Pasal 838 Kitab Undang-undang Hukum Perdata,
tuan E dianggap tidak pernah menjadi ahli waris karena pernah mencoba
membunuh PEWARIS dan karena itu bagian anak yang tidak patut jatuh
kepada ahli waris lainnya, dengan demikian tuan H juga tidak dapat menerima
bagian warisan karena dalam hal ini tuan H menjadi perantara akibat
ketidakpatutan orang tuanya sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 912
Kitab Undang-undang Hukum Perdata dan selanjutnya bagian 1/10 tersebut
selanjutnya masuk kembali ke dalam boedel harta warisan;
-Berdasarkan hal-hal yang diuraikan tersebut dan Kitab Undang-undang
Hukum Perdata yang berlaku bagi PEWARIS, maka menetapkan ahli waris dari
PEWARIS dan bagiannya masing-masing dari Harta Warisan PEWARIS yaitu:
1. nyonya X tersebut, mendapatkan 350/540 bagian;
2. tuan D tersebut, sebagai ahli waris, mendapatkan 30/540 bagian;
3. tuan J tersebut, sebagai ahli waris, mendapatkan 80/540 bagian;
4. nona K tersebut, sebagai ahli waris, mendapatkan 80/540 bagian;
-Mereka tersebut secara tersendiri berhak untuk menuntut dan menerima
seluruh barang baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak serta uang-
uang dan piutang yang termasuk dalam Harta Warisan PEWARIS dan
memberikan tanda penerimaan yang sah untuk segala penerimaan.

Jakarta, 7 April 2017

Notaris di Jakarta
IGNATIUS GALIH ARIPUTRA, S.H., M.Kn

Anda mungkin juga menyukai