Oleh :
ANDY VINALOSA
0141942013008
Oleh:
ANDY VINALOSA
NIM : 0141942013008
Pembimbing,
Raihanaton S.Si
Mengetahui:
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Laporan Ujian Akhir Program dengan Judul Identifikasi Rhodamin B Pada Cendol
Yang Di jual Di Pasar Lambaro Aceh Besar telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan
dihadapan Tim Penguji Ujian Akhir Program Akademi Analis Farmasi dan Makanan Harapan
Bangsa Banda Aceh pada tanggal 1 Februari 2017.
Pembimbing,
Raihanaton S.Si
Mengetahui:
Banda Aceh
ii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Nim : 0141942013008
Dengan ini menyatakan bahwa judul Karya Tulis Ilmiah Identifikasi Rhodamin B
Pada Cendol Yang Di jual Di Pasar Lambaro Aceh Besar benar bebas dari plagiat, dan
apabila pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan
yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Andy Vinalosa
iii
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian yang berjudul identifikasi Rhodamin B pada cendol yang di jual di
pasar lambaro Aceh Besar. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Akademi Analis Farmasi
dan Makanan Banda Aceh pada tanggal 10 - 12 Januari 2017 dengan tujuan untuk
mengidentifikasi ada atau tidaknya Rhodamin B pada cendol yang dijual dipasar Lambaro
Aceh Besar secara kromatografi lapis tipis. Hasil penelitian diperoleh dua sampel cendol
yang mengandung Rhodamin B dengan perolehan nilai Rf (0,98) dan nilai Rf (0.96)
Kemudian larutan spike dan baku Rhodamin B memperoleh nilai Rf yang sama sebesar
(0,91). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada dua sampel memakai pewarna
rhodamin B sedangkan pada sampel satu tidak menggunakan pewarna Rhodamin B dengan
nilai Rf (0,8).
iv
KATA PENGANTAR
Pada penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari bahwa jauh dari
kesempurnaan dan tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu
dengan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada:
5. Kepada ayahanda Sulaiman dan ibunda Ratnawati tercinta yang tiada henti
memberikan doa dan dukungan untuk penulis sehingga penulisan dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................. iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 LatarBelakang ........................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................... 3
1.4Manfaat Penelitian...................................................................... 3
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ................................................... 4
2.1 Bahan Makanan ......................................................................... 4
2.2.1 Pengertian Bahan Tambahan pangan .............................. 4
2.1.2 Tujuan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan ............... 4
2.1.3 Jenis Bahan Tambahan Pangan ....................................... 4
2.2 Pewarna .................................................................................... 5
2.2.1 Tujuan Penambahan Bahan Pewarna .............................. 5
2.2.2 Penggolongan Pewarna ................................................... 6
2.2.3 Pewarna yang Diizinkan.................................................. 6
2.3 Rhodamin B ............................................................................. 8
2.4 Cendol ...................................................................................... 10
2.5 Kromatografi ............................................................................ 11
2.5.1 Kromatografi Kertas........................................................ 12
2.5.2 Kromatografi Lapis Tipis ................................................ 12
2.5.3 Identifikasi Zat Warna Secara (KLT).............................. 13
BAB III METODELOGI PERCOBAAN ............................................... 14
3.I Metode Penelitian .................................................................... 14
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 14
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 14
3.3.1 Populasi .......................................................................... 14
3.3.2 Sampel ............................................................................ 14
vi
3.4 Alat dan Bahan ......................................................................... 14
3.4.1 Alat ................................................................................. 14
3.4.2 Bahan .............................................................................. 14
3.5 Pembuatan Reagensia ............................................................... 14
3.5.1 Pembuatan Etanol 70% .................................................. 14
3.5.2 Pembuatan Ammonia 2% ............................................... 15
3.5.3 Pembuatan Eluen ............................................................ 15
3.6 Prosedur Penelitian ................................................................... 16
3.6.1 Larutan Uji .................................................................... 15
3.6.3 Larutan Baku ................................................................. 15
3.6.4 Larutan Spike ................................................................. 15
3.6.5 Cara Kerja Kromatografi Lapis Tipis............................. 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 18
4.1 Hasil ......................................................................................... 18
4.2 Pembahasan ........................................................................ 18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 20
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 20
5.2 Saran .......................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 21
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan ilmu teknologi, manusia terus melakukan
perubahan dalam pengolahan bahan makanan untuk menarik minat konsumen,
salah satunya dengan menambahkan bahan tambahan makanan (Food Aidditive).
Food additive merupakan senyawa atau campuran berbagai senyawa yang sengaja
ditambahkan dalam makanan dan terlibat dalam proses pengolahan (Cahyadi,
2009).
Penggunaan bahan tambahan pangan sekarang ini sangat beragam, mulai
dari pengawet sampai pemberi aroma dan pewarna. Pewarna makanan banyak
digunakan untuk berbagai jenis makanan, terutama berbagai produk jajanan pasar
serta berbagai makanan olahan yang dibuat oleh industri kecil maupun industri
besar. Akan tetapi, sering kali terjadi penyalahgunaan pemakaian zat pewarna
untuk sembarang bahan pangan. Salah satu contoh bahan tambahan pangan yang
dilarang penggunaannya adalah Rhodamin B (Cahyadi, 2009).
Rhodamin B merupakan zat warna sintetis yang umumnya digunakan
sebagai pewarna tekstil, tetapi tidak boleh digunakan dalam produk pangan,
karena dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi mata,
iritasi saluran pencernaan. Penggunaan Rhodamin B banyak digunakan dalam
produk pangan dikarenakan harganya yang jauh lebih murah dibandingkan zat
pewarna pangan yang diizinkan. Pewarnaan Rhodamin B banyak digunakan pada
produk makanan dan minuman industri rumahan diantaranya permen, sirup,
kerupuk, dan cendol (Eka, 2013).
Cendol merupakan minuman khas Indonesia, rasa minuman ini manis dan
gurih. Di Aceh minuman ini dikenal dengan nama cendol sedangkan di Jawa
dikenal dengan nama es dawet. Cendol terbuat dari tepung beras diberi pewarna
merah dan dicetak melalui saringan khusus, sehingga berbentuk butiran bulat
lonjong yang lancip di ujungnya. Minuman ini biasanya disajikan sebagai pencuci
mulut atau sebagai makanan selingan (Anonim, 2011).
1
2
Pada tanggal 15 mei 2015, (BPOM) Banda Aceh menyatakan hingga saat
ini (BPOM) masih menemukan penggunaan pengawet yang dilarang digunakan
pada produk pangan. Antara lain dalam minuman yang masih kerap menggunakan
formalin. Juga penggunaan boraks dan pewarna rhodamin B. Rhodamin B ini
mestinya digunakan untuk pewarna pada produk tekstil, namun masih dipakai
juga pada pangan, sesalnya.
Dari uraian di atas maka peneliti menduga adanya penggunaan Rhodamin
B pada cendol, dilihat dari warna cendol yang menyolok dan mengkilap
tersebut,dan saat ini kasus penggunaan pewarna yang dilarang pada makanan
marak terjadi, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Identifikasi Rhodamin B Dalam Cendol Yang Beredar Dipasar Lambaro Aceh
Besar.
4
5
Green 4
Indigotin:CI Food
6 Indigotin 73015 Secukupnya
Green 1
Ponceau 4 Ponceau 4 R:CI
7 16255 Secukupnya
R Food red 7
8 Kuning Quineline yellow 74055 Secukupnya
CI.Food Yellow 13
9 Kiunelin 16255 Secukupnya
Sunset yellow FCF
Kuning CI.Food yellow 3
10 - Secukupnya
FCF
11 Riboflavina Riboflavina 19140 Secukupnya
Sumber: Cahyadi, 2009
Tabel 2.3 Bahan Pewarna Sintetis Yang Dilarang di Indonesia
Nomor Indeks
No Bahan Pewarna
Warna (C.I.No.)
1 Ponceau 3 R (Red G) 16155
2 Ponceau SX (Food Red No.1) 14700
3 Rhodamin B (Food Red No.5) 45170
4 Guinea Green B (Acid Green No.3) 42085
5 Magenta (Basic Violet No.2) 42510
6 Chrysoidine (Basic Orange No.2) 11270
7 Butter Yellow (Solvent Yellow No.2) 11020
8 Sudan I (Food Yellow No.2) 12055
10 Metanil Yellow (Food Yellow No.5) 13065
11 Auramine (Ext. D dan C Yellow.1) 41000
12 Oil Oranges SS (Basic Yellow No.2) 12100
13 Oil Oranges XO (Solvent Oranges No.7) 12140
14 Oil Yellow OB (Solvent Oranges No.6) 11390
Sumber: Cahyadi, 2009.
8
2.3 Rhodamin B
(Gambar 2.1)
(Sumber: http//chinamarket.com.cn)
2.4. Cendol
1. Cendol, larutkan tepung beras, tepung hunkwe, air, air suji, garam, dan
pewarna merah tua. Masak sambil diaduk sampai meletup-letup dan kental
2. Tuang dalam cetakan cendol yang sudah diletakkan di atas baskom berisi air
es, tekan adonan cendol sampai cendol keluar dari saringannya, sisihkan
3. Sirup gula, masak gula merah, air, daun pandan, dan daun jeruk sambil
diaduk hingga gula larut, angkat.
4. Kuah santan, masak santan, garam, dan daun pandan sambil diaduk hingga
mendidih, angkat, biarkan dingin
2.5 Kromatografi
permukaan pelarut telah bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah
waktu yang telah bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah waktu
yang telah ditentukan, maka plat diambil dari bejana dan kedudukan dari
permukaan pelarut diberi tanda dan lembaran kertas dibiarkan kering, jika
senyawa-senyawa berwarna maka akan terlihat sebagai noda-noda yang terpisah,
jika senyawa-senyawa tidak berwarna harus dideteksi dengan cara fisika dan
kimia, cara yang biasanya adalah menggunakan suatu pereaksi atau dengan sinar
ultra ungu. Metode identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada
kedudukan dari noda relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf
(Sastrohamidjojo, 2007).
Rf =
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah beberapa produk cendol yang di jual
di pasar Lambaro Aceh Besar.
3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah tiga sampel cendol yang dijual
disekitaran Lambaro Aceh Besar. Pengambilan sampel dilakukan secara random
sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan atas dasar pertimbangan
peneliti saja dengan anggapan unsur-unsur yang dikehendaki telah ada di dalam
sampel yang telah diambil.
3.4 Alat dan Bahan
3.4.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah erlenmayer (100 mL),
labu ukur (25-100 mL), pipet volum (50-100 mL), cawan porselin, pipet ukur (10-
50 mL), spatula, pengaduk kaca, kertas saring, penangas air, timbangan digital,
plat KLT, chamber.
3.4.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cendol, baku Rhodamin
B, etil asetat, ammonia 2%, etanol 70%, n-butanol, aquadest.
14
15
Rf =
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Penelitian ini menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) untuk
mengetahui jenis zat pewarna yang digunakan pada cendol yang dijual dipasar
Lambaro Aceh Besar, Tahap awal penelitian adalah preparasi sampel dengan
menimbang sampel sebanyak 30 gram kemudian dihaluskan lalu sampel
diekstraksi menggunakan larutan ammonia 2% dalam etanol 70% sebanyak 20
mL. Larutan ini merupakan suatu basa yang berfungsi untuk melarutkan zat
pewarna yang ada dalam sampel. Kemudian disaring sehingga didapatkan
filtratnya dan diuapkan diatas penangas air hingga hampir kering, hasil preparasi
18
19
sampel berupa larutan uji, baku dan spike ditotolkan pada silika gel. Plat KLT
dimasukkan dalam oven pada suhu 100 0C selama 10 menit fungsinya untuk
mengurangi molekul air dalam plat silika agar proses elusi lempeng silika gel
dapat menyerap dan berkaitan dengan sampel. Kemudian dimasukkan kedalam
chamber berisi eluen yang telah dijenuhkan. Tujuan penjenuhan yaitu untuk
mempercepat proses sehingga komponen yang berbeda dari campuran zat warna
akan bergerak pada laju yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada
perbedaan bercak warna, bila permukaan pelarut telah bergerak sampai mendekati
batas plat KLT, maka plat diangkat dari bejana dan dibiarkan kering dan dihitung
nilai Rf dari larutan uji, larutan baku, larutan spike.hasil dari preparasi sampel ini
kemudian dianalisis dengan kromatografi lapis tipis, dimana fase diam yang
digunakan adalah silika gel dan fase geraknya (eluen) yaitu n-butanol : etil asetat :
air (4:5:1). Silika gel digunakan dalam fase diam karena daya absorbsinya cepat.
Eluen merupakan campuran yang tidak saling tercampur karena adanya perbedaan
kepolaran yang digunakan untuk elusi, dimana n-butanol merupakan eluen yang
bersifat semi polar, etil asetat dan air merupakan eluen polar.
Penentuan ada atau tidaknya zat warna pada sampel dapat dilakukan
dengan cara membandingkan Rf baku pembanding dengan Rf sampel. Perbedaan
nilai Rf yang tergantung pada kepolaran masing-masing pelarut yang digunakan
dalam fase gerak. Nilai Rf dapat dijadikan bukti dalam mengidentifikasi senyawa-
senyawa. Jika nilai Rf sampel dengan nilai Rf larutan spike dan larutan baku
mendekati atau sama maka senyawa tersebut dapat dikatakan memiliki
karakterisktik yang sama atau mirip. sedangkan bila nilai Rf nya berbeda,
senyawa tersebut dapat dikatakan senyawa yang berbeda.
Hasil pengamatan pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa warna noda pada
larutan baku, larutan spike dan sampel berwarna merah muda. Nilai Rf baku
(0,91), nilai Rf spike (0,91), nilai Rf sampel satu (0,8), nilai Rf sampel dua (0,98),
nilai Rf sampel tiga (0,96). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sampel 2
dan sampel 3 menggunakan pewarna Rhodamin B, sedangkan pada sampel 1 tidak
menggunakan pewarna Rhodamin B, tetapi menggunakan pewarna lainnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
20
21
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran I : Perhitungan
a. Etanol 70%
V1 . N2 = V2 . N2
V1 = N2 . V2
N1
= 70% x 100 mL
99%
= 70 mL
b. Ammonia 2%
V1 . N2 = V2 . N2
V1 = N2 . V2
N1
= 2% x 100 mL
25%
= 8 mL
c. Fase Gerak
Perhitungan
n-butanol = x 20 mL = 8 mL
etil asetat = x 20 mL = 10 mL
air = x 20 mL = 2 mL
Jumlah : 8 mL + 10 mL + 2 mL = 20 mL
23
Etanol
70%
Ammonia
2%
a. Larutan Uji
30 gram sampel digerus
Larutan Uji
b. Larutan Baku
Rhodamin B
Larutan Baku
25
c. Larutan Spike
30 gram sampel digerus
Larutan Uji
Hasil
27
Lampiran IV : Gambar
Benar ianya telah melaksanakan penelitian Ujian Akhir Program (UAP) pada
tanggal 10 12 Januari
2017 dinyatakan telah bebas dari segala hal yang menyangkut dengan
Laboratorium Akafarma Harapan Bangsa.
2. Ibu
Nama : Ratnawati S.Pd
Pekerjaan : PNS
Alamat : Lueng Bata, Banda Aceh
Riwayat Pendidikan
1. SD : SD NEGERI 86 LUENG BATA
2. SMP : SMP 2 INGIN JAYA
3. SMA : SMA N I KAWAY XVI
4. D3 : AKAFARMA HARAPAN BANGSA
BANDA ACEH