Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN

No.Dokume :
n
No. Revisi :

SO Tgl. Terbit
Halaman
:
:
Ditetapkan Oleh

UPT
P Kepala Puskesmas Nusa
Indah
PUSKESMAS
TUNAS
HARAPAN OKTOFI, SKM
NIP.
1964061019871210016

1.Pengertia Asuhan Keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan


n
pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada
klien/ pasien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
2.Tujuan
Sebagai Acuan Penerapan langkah-langkah untuk Membantu individu
untuk mandiri, mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi
dalam bidang kesehatan, membantu individu mengembangkan
potensi untuk memelihara kesehatan secara optimal agar tidak
tergantung pada orang lain dalam memelihara kesehatannya, dan
membantu individu memperoleh derajat kesehatan yang optimal

3.Kebijakan 1. Semua pasien yang berkunjung di Puskesmas


2. SK tentang Pemberlakuan SOP Pengembangan Pelayanan Di UPT
Puskesmas Nomor : 440/ /414/2015
Referensi Buku Pedoman Standar Akreditasi Puskesmas
5.Prosedur 1. Melakukan Pengkajian yang meliputi :
a. Pengumpulan data antara lain :
a) Keluhan utama

b) Status kesehatan sebelumnya dan sekarang

c) Pola koping sebelumnya dan sekarang

d) Fungsi status sebelumnya dan sekarang

e) Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan

f) Resiko untuk masalah potensial

g) Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien


b. Analisa data
c. Perumusan masalah
a) Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa
masalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang
dapat diintervensi dengan Asuhan Keperawatan (Masalah
Keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih
memerlukan tindakan medis. Selanjutnya disusun Diagnosis
Keperawatan sesuai dengan prioritas.
b) Prioritas masalah ditentukan berdasarkan
kriteria penting dan segera.
c) Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan
menimbulkan komplikasi, sedangkan Segera
mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang tidak
sadar maka tindakan harus segera dilakukan untuk
mencegah komplikasi yang lebih parah atau kematian.
d) Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki
kebutuhan menurut Maslow, yaitu : Keadaan
yang mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam
kesehatan, persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
2. Menentukan Diagnosa Keperawatan meliputi :
a. Actual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan
data klinik yang ditemukan.

b. Resiko : Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika


tidak dilakukan intervensi.

c. Kemungkinan : Menjelaskan bahwa perlu adanya data


tambahan untuk memastikan masalah keperawatan
kemungkinan.

d. Wellness : Keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga


atau masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu
ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.

e. Syndrom : diagnosa yang terdiri dar kelompok diagnosa


keperawatan actual dan resiko tinggi yang diperkirakan
muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.

3. Melakukan Rencana Keperawatan


a. Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran
informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas.
Rencana perawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien
jangka panjang
4. Melakukan Implementasi Keperawatan
a. Tahap 1 : Persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk
mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
b. Tahap 2 : Intervensi
Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan
dan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi
kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan
keperawatan meliputi tindakan : independen,dependen,dan
interdependen.
c. Tahap 3 : dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh
pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian
dalam proses keperawatan.

5. Melakukan Evaluasi Asuhan Keperawatan


Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut:
a) Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana
yang telah disusun.

b) Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria


keberhasilan yang telah di rumuskan dalam rencana
evaluasi.

b. Hasil Evaluasi
a) Masalah teratasi, apabila pasien telah menunjukan
perbaikan/ kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
b) Masalah teratasi sebagian, apabila tujuan itu tidak tercapai
secara maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara
mengatasinya.
c) Masalah belum teratasi, apabila pasien tidak menunjukan
perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah
baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara
lebih mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa,
tindakan, dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang
menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.
6.Unit Semua Unit Pelayanan Di Puskesmas
Terkait
7. Dokumen Rekam Medis
Terkait

8. Rekaman Historis
No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl.

MENERIMA PASIEN BARU


No.Dokume :
n
No. Revisi :

SO Tgl. Terbit
Halaman
:
:
Ditetapkan Oleh

UPT
P Kepala Puskesmas Nusa
Indah
PUSKESMAS
TUNAS
HARAPAN OKTOFI, SKM
NIP.
1964061019871210016

Pengertian Menerima Pasien yang baru datang ke IGD/Rawat jalan Puskesmas

Tujuan Untuk mengetahui : Pengerti dan Pemahaman etika penerimaan pasien


baru
Dalam memberikan pelayanan kepada pasien baru harus berdasarkan
Kebijakan S.O.P yang tersedia.
Prosedur 1. Persiapan alat :
- Buku Penerimaan Pasien.
- Status Pasien.
- Kartu Tunggu.
- Alat tulis.
- Termometer.
- Tensimeter.
- Tempat tidur.
- Stetoskop.
2. Pelaksanaan
- Petugas meminta surat tanda pendaftaran.
- Menulis pada buku penerimaan pasien.
- Memberikan penjelasan tentang paraturan UPT. Puskesmas Kupang.
- Pasien dipersilahkan tidur di tempat tidur yang telah disediakan.
- Mengkaji tentang;
Tanda-tanda vital.
Alasan masuk Puskesmas.
Riwayat kesehatan pasien.
- Melakukan pemeriksaan fisik;
Inspeksi.
Palpasi.
Auskultasi.
Perkusi.
- Mengidentifikasi kelainan.
- Merumuskan diagnosa.
- Melakukan pemeriksaan penunjang diagnosa.
- Melaporkan hasil pengkajian.
- Melakukan advis dokter.
- Memesan kamar pada pasien rawat inap.
- Alat-alat dibereskan pasien dirapikan.
- Petugas cuci tangan.
Unit Terkait Medis, Perawat

PEMASANGAN INFUS
No.Dokume :
n
No. Revisi :
Tgl. Terbit :
SO Halaman :
Ditetapkan Oleh

UPT P Kepala Puskesmas Nusa


Indah
PUSKESMAS
TUNAS
HARAPAN OKTOFI, SKM
NIP.
1964061019871210016

Pengertia Memasang infus pada pasien


n
Tujuan Untuk mengetahui :
1. Tata cara pemasangan infus pada pasien.
Kebijakan Dalam memberikan pelayanan pemasangan infus pada pasien harus
berdasarkan S.O.P yang tersedia.
Prosedur 1. Persiapan alat :
1) Infus set steril.
2) Jarum suntik steril / abocat disesuaikan dengan ukuran.
3) Kasa steril.
4) Kapas alkohol 70%.
5) Cairan infus yang diperlukan.
6) Betadin.
7) Tourniquet.
8) Korentang steril.
9) Plester, gunting, verban.
10) Standart infus.
11) Bidal / spalk.
12) Bengkok.
13) Jam tangan / jam dinding
14) Alat tulis dan lembar observasi cairan.
2. Persiapan penderita :
1) Petugas memperkenalkan diri.
2) Menjelaskan tujuan pemasangan infus.
3) Menyiapkan posisi penderita.
3. Penatalaksanaan
1) Alat didekatkan dengan pasien.
2) Cairan yang diperlukan digantung pada standart infus dan
tersambung dengan infus set.
3) Pasang tourniquet.
4) Desinfeksi tempat yang dilakukan penusukan dengan alkohol
kemudian betadin.
5) Pastikan vena tersebut dapat dipasang infus.
6) Jarum infus ditusukkan ke dalam vena.
7) Madrin jarum infus ditarik sedikit mengontrol apakah sudah
masuk vena.
8) Tourniquet dilepas.
9) Kanula jarum infus disambung dengan selang infus dan keluarkan
cairan infus.
10) Fiksasi dan tulis tanggal, jam pemasangan dan nama petugas.
11) Atur tetesan infus sesuai program.
12) Pasang spalk / bidal bila perlu.
13) Isi lembar observasi cairan.
14) Bereskan alat-alat.
Unit
Medis, Perawat
Terkait
PEMASANGAN KATETER
No.Dokume :
n
No. Revisi :

SO Tgl. Terbit
Halaman
:
:
Ditetapkan Oleh

UPT
P Kepala Puskesmas Nusa
Indah
PUSKESMAS
TUNAS
HARAPAN OKTOFI, SKM
NIP.
1964061019871210016

Pengertia Pemasangan Kateter


n

Prosedur 1. Persiapan alat :


1) Pincet anatomis steril.
2) Sarung tangan steril.
3) Pengalas.
4) Bengkok.
5) Jelly K Y.
6) Aqua dest / PZ
7) Spuit 5 10 cc.
8) Plester.
9) Kapas savion 3%.
10) Cateter sesuai ukuran.
11) Urine bag bila perlu.
12) Cucing.
13) Korentang.
14) Gunting verban.
15) Kasa steril.

2. Pendekatan dengan Penderita :


1) Petugas memperkenalkan diri.
2) Menjelaskan pemasangan kateter.
3) Menanyakan penderita untuk dipasangan kateter.
3. Pelaksanaan :
1) Persiapan alat.
2) Mengatur posisi pasien :
Laki-laki : terlentang
Wanita : Dorsal recumbent
3) Memasang pengalas.
4) Memakai sarung tangan.
5) Membersihkan daerah genetalia dengan kapas savion 3%.
6) Menentukan lokasi.
7) Membasahi kateter dengan jelly 3 5 dari ujung (lubang yang
tertutup).
8) Memasukkan kateter secara pelan, pasien disuruh tarik nafas.
9) Memasukkan cairan steril pada balon kateter bila kateter
sudah mengalir air kencing (sebagai pengunci).
10) Fiksasi dengan jenis kelamin :
Laki-laki : Ante abdominal
Wanita : Lurus di paha.
11) Membersihkan alat-alat.
4. Catatan :
1) Bila ada kesulitan pemasangan kateter konsul tim medis.
2) Bila konsul tim medis tidak ada, diperkenankan untuk
melakukan pemsangan kateter sampai nomor terkecil, sampai
melakukan juga tindakan blass pungsi (surat tindakan
persetujuan).
3) Pada penderita dengan indikasi refered causa cidera otak
diperkenankan pemsangan kateter.
4) Pada pasien rawat jalan dengan indikasi menolak perasi (kasus
BPH, striktura utera), diperkenankan memasang kateter.
Unit
Medis, Perawat
Terkait
MENGUKUR SUHU TUBUH
No.Dokume :
n
No. Revisi :

SO Tgl. Terbit
Halaman
:
:
Ditetapkan Oleh

UPT
P Kepala Puskesmas Nusa
Indah
PUSKESMAS
TUNAS
HARAPAN OKTOFI, SKM
NIP.
1964061019871210016

Pengertia Mengukur suhu pasien dengan menggunakan alat pengukur suhu


n badan (thermometer)

Tujuan Untuk mengetahui :


1. Suhu badan pasien.
2. Adanya kelainan pada tubuh.
3. Membantu menentukan diagnosa.
4. Perkembangan penyakit.

Kebijakan Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien harus


berdasarkan S.O.P yang tersedia.

Prosedur 1. Mengambil suhu tubuh di ketiak.


1.1 Persiapan :
a. Thermometer pada tempatnya.
b. Botol berisi larutan sabun.
c. Botol berisi larutan lysol 5% dasar botol diberi kasa / kapas.
d. Botol berisi air bersih dasar botol diberi kasa / kapas.
e. Potongan tisu pada tempatnya.
f. Vaselin pada tempatnya.
g. Catatan suhu.
h. Handuk kecil.
i. Bengkok.
j. Hand schoon.
1.2 Pelaksanaan.
a. Pasien diberi tahu.
b. Alat dibawa kedekat pasien.
c. Petugas cuci tangan memakai sarung tangan.
d. Ketiak pasien dikeringkan dengan handuk.
e. Memeriksa air raksa apakah air raksa turun sampai ke
reservoirnya (jika belum turunkan dulu).
f. Mengempitkan ujung thermometer di tengah-tengah ketiak.
g. Menekankan tangan pasien yang ada thermometer pada dada
dengan tangannya memegang bahu sebelahnya. Sedang tangan
yang lain menekan siku, dengan demikian ketiak akan tertutup
rapat.
h. Membaca naiknya air raksa dan dicatat.
i. Thermometer diletakkan pada bantal tisu kemudian ke air
sabun, ke air bersih, kemudian dilap dengan tisu.
j. Alat dibereskan.
k. Petugas cuci tangan.

Yang perlu diperhatikan !


- Tidak boleh dilakukan pada bayi.
- Pasien yang sangat kurus.
- Pasien yang luka atau kudis di ketiak dan operasi pada
payudara.
- Pasien harus tenang dan berada di tempat tidur.
2. Mengambil suhu di pelepasan.
2.1 Persiapan.
a. Thermometer pada tempatnya.
b. Botol berisi larutan sabun.
c. Botol berisi larutan lysol 5% dasar botol diberi kasa / kapas.
d. Botol berisi air bersih dasar botol diberi kasa / kapas.
e. Potongan tisu pada tempatnya.
f. Vaselin pada tempatnya.
g. Catatan suhu.
h. Bengkok.
2.2 Pelaksanaan.
a. Pasien diberitahu.
b. Alat didekatkan pada pasien.
c. Petugas cuci tangan, memakai hand schoon.
d. Melepaskan pasien yang menutup bokong.
e. Miringkan pasien.
f. Menekukkan kaki pasien sebelah atas ke arah lutut.
g. Mengoleskan vaselin pada ujung thermometer.
h. Membuka belahan pantat bagian atas dengan tangan kiri
sehingga pelepasan terlihat jelas.
i. Masukkan thermometer ke dalam pelepasan kira-kira 3cm
(batas reservoir air raksa).
j. Mengangkat thermometer setelah 5 menit.
k. Dilap dengan tisu ke arah reservoir.
l. Membaca hasil dan dicatat.
m. Merapikan pasien, membersihkan thermometer.
n. Petugas cuci tangan.
Yang perlu diperhatikan !
- Pengambilan suhu pelepasan dilakukan pada bayi, anak-anak
dan pasien dalam keadaan parah.
- Atas instruksi dokter.
- Bila tidak dapat dilakukan pada bagian tubuh lain.
- Pengambilan suhu pelepasan tidak boleh dilakukan pada pasien
yang luka pada daerah anus dan pasien yang berpenyakit
kelamin.
- Selama mengukur suhu, pasien harus dijaga untuk menghindari
pecahnya reservoir dan untuk mempertahankan reservoir selama
waktu pengambilan suhu.
3. Pengambilan suhu di mulut.
3.1 Persiapan.
a. Thermometer pada tempatnya.
b. Botol berisi larutan sabun.
c. Botol berisi larutan lysol 5% dasar botol diberi kasa / kapas.
d. Botol berisi air bersih dasar botol diberi kasa / kapas.
e. Potongan tisu pada tempatnya.
f. Vaselin pada tempatnya.
g. Catatan suhu.
h. Bengkok.
3.2 Pelaksanaan suhu di mulut dilakukan :
a. Menurut kebiasaan rumah sakit.
b. Bila tidak dikerjakan di bagian tubuh yang lain.
c. Atas instruksi dokter.

3.3 Langkah-langkah
a. Memberitahu pasien.
b. Membawa alat ke dekat pasien.
c. Petugas mencuci tangan.
d. Meminta pasien membuka mulut.
e. Meletakkan thermometer di bawah lidah pasien dari sudut
mulut.
f. Menyuruh pasien menutup bibirnya rapat-rapat dan bernafas
melalui hidung.
g. Thermometer diangkat setelah 3 menit, dilap dengan tisu
kearah reservoir.
h. Membaca dan mancatat hasilnya.
i. Meletakkan thermometer, rapikan tempat semula.
j. Petugas cuci tangan.
Yang perlu diperhatikan !
- Tidak boleh dilakukan pada pasien yang tidak sadar / gelisah.
- 10 menit sebelum pengambilan suhu, pasien tidak boleh
makan dan minum.
- Selama thermometer di mulut pasien dilarang bicara karena
thermometer bisa pecah dan pecahnya melukai selaput lendir
mulut dan air raksanya bisa tertelan.

Unit
Medis, Perawat
Terkait
MENGUKUR TEKANAN DARAH
No.Dokume :
n
No. Revisi :

SO Tgl. Terbit
Halaman
:
:
Ditetapkan Oleh

UPT
P Kepala Puskesmas Nusa
Indah
PUSKESMAS
TUNAS
HARAPAN OKTOFI, SKM
NIP.
1964061019871210016

Pengertian Mengukur tekanan darah pasien dengan alat pengukur tekanan


darah.
Tujuan a. Untuk mengetahui tekanan darah pasien.
b. Untuk mendeteksi perubahan pasien.
c. Untuk menentukan BMR
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien harus
Kebijakan
berdasarkan S.O.P yang tersedia.
Prosedur 1. Persiapan.
1.1 Persiapan alat :
a. Tensimeter.
b. Stetoskop.
c. Buku Catatan.
1.2 Persiapan pasien :
a. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
b. Posisi pasien diatur sesuai dengan kebutuhan.
2. Pelaksanaan :
a. Lengan baju dibuka atau digulung.
b. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa
karetnya berada di sisi luar lengan.
c. Manset dipasang tidak terlalu kuat atau terlalu longgar.
d. Pompa tensimeter dipasang.
e. Sekrup balon ditutup, pengunci air raksa dibuka selanjutnya
balon dipompa denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa di
dalam pipa gelas naik.
f. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan, selanjutnya air raksa
turun perlahan-lahan sambil memperhatikan turunnya air raksa
dengarkan bunyi denyut pertama.
g. Skal permukaan air raksa pada waktu terdengar denyutan
pertama disebut tekanan systole (misalnya; 120 mmHg).
Perhatian !
a. Memasang manset harus tepat diatas permukaan dinding
arteri brachialis.
b. Menempatkan stetoskop jangan terlalu keras dan
penggunaannya harus betul-betul tepat.
c. Bila kedua tangan tidak bisa untuk pemasangan manset, maka
ditempatkan pada persendian kaki dan mendengarkan arteri
dorsalis pedis hasil (-) 15%.
d. Sebelum menutup tensimeter masukkan dulu air raksa ke
dalam resorvoirnya. Manset dan balon disusun pada tempatnya
untuk mencegah pecahnya tabung air raksa.
e. Pada anak-anak digunakan manset khusus.
f. Bilamana menggunakan tensimeter elektronik, penggunaannya
sesuaikan petunjuk yang ada`secara tepat dan benar.
Unit
Medis, perawat
Terkait

MENGHITUNG DENYUT NADI


No.Dokume :
n
No. Revisi :

SO Tgl. Terbit
Halaman
:
:
Ditetapkan Oleh

UPT
P Kepala Puskesmas Nusa
Indah
PUSKESMAS
TUNAS
HARAPAN
OKTOFI, SKM
NIP.
1964061019871210016

Pengertia Menghitung denyut nadi melalui arteria : radialis, brachialis,


n temporalis, fernoralis, frontalis, dorsalis pedis.

Tujuan Mengetahui jumlah denyut nadi dalam 1 menit.

Dalam asuhan keperawatan kepada pasien harus berdasarkan S.O.P


Kebijakan
yang tersedia.

Prosedur 1. Menghitung denyut nadi dengan meraba :


a. Arteri radialis pada pergelangan tangan.
b. Arteri brachialis pada siku bagian dalam.
c. Arteri parotis pada leher.
d. Arteri temporalis pada kepala.
e. Arteri femoralis pada lipatan paha.
f. Arteri dorsalis pedis pada kaki.
g. Arteri frontalis pada ubun-ubun.
2. Persiapan.
2.1 Persiapan alat :
a. Arloji tangan dengan petunjuk detik.
b. Buku catatan suhu dan nadi.
2.2 Persiapan pasien :
a. Pasien diberi penjelasan supaya tenang.
b. Pada waktu mengukur nadi pasien pada posisi berbaring atau
duduk.
3. Pelaksanaan.
a. Dengan mengukur suhu badan pasien.
b. Pada waktu menghitung denyut nadi, pasien harus benar-benar
istirahat dalam posisi berbaring atau duduk.
c. Perhitungan dilakukan dengan menempelkan jari telunjuk dan
jari tengah di atas arteri selama setengah menit dan hasilnya
dikalikan dua.
d. Khusus untuk anak-anak, perhitungan dilakukan selama 1
menit.
e. Hasil perhitungan dicatat pada buku catatan suhu dan nadi.
Perhatian !
a. Perhatikan isi volume denyut nadi, iramanya teratur atau tidak
dan tekanannya keras atau lemah.
b. Menghitung denyut nadi tidak boleh dilakukan bila tangan
petugas baru saja memegang gas.

Unit
Medis, perawat.
Terkait
MENGHITUNG PERNAFASAN
No.Dokume :
n
No. Revisi :

SO Tgl. Terbit
Halaman
:
:
Ditetapkan Oleh

UPT
P Kepala Puskesmas Nusa
Indah
PUSKESMAS
TUNAS
HARAPAN OKTOFI, SKM
NIP.
1964061019871210016

Pengertian Menghitung nafas pasien pada`saat pasien mengambil nafas atau


mengelarkan nafas.

Tujuan Menghitung pernafasan pasien dalam 1 menit guna mengetahui


keadaan umum pasien.

Dalam asuhan keperawatan kepada pasien harus berdasarkan S.O.P


Kebijakan
yang tersedia.

Prosedur 1. Persiapan.
a. Arloji tangan dengan petunjuk detik.
b. Buku catatan.
2. Persiapan pasien.
a. Pasien diberitahu tentang yang akan dilakukan.
3. Pelaksanaan
a. Perhitungan pernafasan dilakukan bersamaan dengan
pengukuran suhu dan denyu nadi.
b. Penghitungan dilakukan dalam 1 menit dan hasilnya dicatat.
c. Bila ada`kelainan segera laporkan pada yang bertanggung
jawab di ruangan atau yang bersangkutan.

Unit Terkait Medis, perawat.


MEMBERIKAN KOMPRES DINGIN
No.Dokume :
n
No. Revisi :

SO Tgl. Terbit
Halaman
:
:
Ditetapkan Oleh

UPT
P Kepala Puskesmas Nusa
Indah
PUSKESMAS
TUNAS
HARAPAN OKTOFI, SKM
NIP.
1964061019871210016

Pengertia Memberikan rasa nyaman kepada pasien yang mengalami


n peningkatan suhu tubuh atau nyeri.

Tujuan Umum :
a. Dengan memebrikan suhu dingin, maka pembulh darah akan
menyempit sehingga yang mengalir melalui daerah yang
didinginkan itu akan menurun.
Khusus :
a. Menurunkan suhu tubuh pasien.
b. Mengurangi perasaan nyeri yang dialami pasien.
c. Mencegah perluasan infeksi.
d. Penghentikan perdarahan.

Dalam asuhan keperawatan kepada pasien harus berdasarkan S.O.P


Kebijakan
yang tersedia.

Prosedur 1. Persiapan.
1.1 Persiapan alat :
a. Kantong es / waslap.
b. Butir-butir es pada tempatnya / mangkok berisi air dingin / air
es.
c. Sarung kantong es.
d. Perlak kecil dan alasnya.
1.2 Persiapan pasien :
Akan dilakukan dan pasien diatur sesuai kebutuhan.
2. Pelaksanaan :
a. Perlak dan alas dipasang pada tempat yang akan dikompres.
b. Eskap diisi butir-butir es secukupnya diberi udara kemudian
ditutup rapat. Sarung kantong es dipasang, waslap dibasahi
dengan air dingin secukupnya dan letakkan ditempat yang akan
dikompres.
c. Dilakukan observasi pada pasien.
d. Setelah selesai, petugas cuci tangan.
e. Kompres diganti kalau tidak dingin (jika masih diperlukan).
f. Melakukan pencatatan tindakan dan hasil observasi.
d.
Unit
Medis, perawat.
Terkait

SUNTIKAN INTRAMUSKULER
No.Dokume :
n
No. Revisi :

SO Tgl. Terbit
Halaman
:
:
Ditetapkan Oleh

UPT
P Kepala Puskesmas Nusa
Indah
PUSKESMAS
TUNAS
HARAPAN OKTOFI, SKM
NIP.
1964061019871210016

Pengertia
Injeksi intramuskuler adalah suntikan ke dalam otot
n
Tujuan Sebagai acuan tindakan suntikan ke dalam otot / intramuskular
Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter

Prosedur Penatalaksanaan
a. Indikasi
1. Pada pasien memerlukan suntikan i.m.
2. Atas perintah dokter.
b. Persiapan
1. Disp. Spuit.
2. Kapas alkohol.
3. Bengkok.
4. Aquabidest steril.
5. Gergaji ampul.
6. Tempat sampah / bengkok.
7. Obat yang dibutuhkan.
8. Bak instrument.
c. Pelaksanaan
1. Inform concent.
2. Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit
sesuai dengan kebutuhan.
3. Cocokkan nama obat dan nama pasien.
4. Baca sekali lagi sebelum menyuntikkan pada pasien.
5. Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik.
6. Desinfeksi lokasi yang akan disuntik.
7. Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan
arah 90 derajat
8. Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan
dimasukkan.
9. Obat disemprotkan perlahan-lahan.
10. Setelah obat masuk seluruhnya, jarum ditarik dengan cepat.
11. Kulit ditekan dengan kapas alkohol sambil melakukan mamase.
12. Pasien dirapikan.

Perhatian :
Penyuntikan harus tepat dan betul. Bila salah akan mengenai
saraf

Unit
Rawat Jalan, UGD, Kaber, Polindes, Ponkesdes.
Terkait

PENANGANAN GASTROENTERITIS
No.Dokume :
n
No. Revisi :

SO Tgl. Terbit
Halaman
:
:
Ditetapkan Oleh

UPT
P Kepala Puskesmas Nusa
Indah
PUSKESMAS
TUNAS
HARAPAN OKTOFI, SKM
NIP.
1964061019871210016

Pengertia Mengetahui gejala, tanda tingkat dehidrasi dan prinsip tindakan


n atau (rehiran)

Tujuan Sebagai acuan tatalaksana penderita G.E agar petugas menyatakan


tanda, gejala tingkat dehidrasi dan mampu mengukur kebutuhan
cairan bagi penderita.
Kebijakan Sikap petugas harus mampu menyatakan tanda gejala dan tingkat
dehidrasi serta mampu mengukur kebutuhan cairan bagi penderita.

Prosedur 1. Gejala yang menonjol dari G.E adalah muntah dan berak serta
berulang, sehingga berakibat kehilangan cairan / dehidrasi.
2. Dehidrasi secara klinik dibedakan 3 langkah.
a. Dehidrasi ringan (kehilangan cairan 2 5% BB).
b. Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5 8% BB).
Gambaran klinik : Turgon jelip suara serak, nadi cepat, nafas cepat,
preshok.
c. Dehidrasi berat (kehilangan cairan 8 10% BB)
Gambaran klinik : syok, apatis, syonotik, kejang, sampai koma.
3. Prinsip tindakan adalah Rehidrasi sesuai dengan tingkatan
dehidrasi.
a. Dehidrasi ringan dilakukan rehidrasi peroral.
b. Dehidrasi sedang dan berat dilakukan rehidrasi parenteral
dengan infus cairan.
4. Penderita di MRS kan.
Dalam 3 jam pertama diharapkan penderita berubah status tingkat
dehidrasi menjadi dehidrasi ringan.

Unit
Rawat Inap, Polindes, Ponkesdes.
Terkait

PPTB DALAM GEDUNG POSKESDES


No.Dokume :
n
No. Revisi :

SO Tgl. Terbit
Halaman
:
:
Ditetapkan Oleh

UPT
P Kepala Puskesmas Nusa
Indah
PUSKESMAS
TUNAS
HARAPAN OKTOFI, SKM
NIP.
1964061019871210016
Pengertia
Tata Cara Penjaringan Suspek TB pada Pasien Dewasa.
n
Sebagai acuan untuk melakukan penjaringan suspek TB pada
Tujuan
pasien dewasa.
Sebagai acuan untuk melakukan penjaringan suspek TB pada
Kebijakan
pasien dewasa.

Prosedur 1. Tersangka TB adalah pasien dengan keluhan batuk berdahak


lebih dari 2 minggu dengan atau tanpa keluhan dan tanda yang
lain, seperti; demam, BB menurun tanpa sebab yang jelas,
keringat malam tanpa aktivitas, sesak nafas, nyeri dada, batuk
darah dan lainnya.
2. Bila tersangka TB datang ke Ponkesdes, maka lakukan
rujukan diagnosis dengan mengirim pasien ke Puskesmas induk
atau Pustu yang ditunjuk oleh Puskesmas Penata Tk. I.
3. Rujukan diagnosis TB Paru ditetapkan dengan cara
mendengar keluhan pasien dengan batuk berdahak lebih dari 2
minggu.
4. Memberikan penjelasan bahwa dia diduga terinfeksi TB dan
untuk memastikan harus diperiksa dahak sebanyak 3 kali di
Puskesmas.
5. Pasien dirujuk dengan surat rujukan dengan diagnosis
sementara suspek TB dan meminta untuk pemeriksaan dahak
diagnosis (SPS).
6. Pasien TB mendapat pengobatan dapat mengambil obat
yang dititipkan Puskesmas di Ponkesdes.
7. Bila pasien datang, maka cek form TB 02 yang dibawa
pasien, apakah nama dan jadwal pengambilan obat telah sesuai
bila pasien ada ditahap intensif.
8. Cocokkan TB 02 dan TB 01 pasien.
9. Ambil obat anti TB (OAT) untuk keperluan 1 minggu bila
pasien ada di tahap intensif dan 2 minggu bila pasien berada di
tahap lanjutan.
10. Mintalah pada pasien untuk meminum satu dosis untuk hari
tersebut didepan petugas.
11. Sisa obat diberikan kepada pasien untuk dibawa pulang dan
diminum didepan PMO (Pengawas Menelan Obat).
12. Isi TB 01 sesuai dengan jumlah OAT yang dibawa.
13. Isi TB 02 sesuai dengan jadwal pengambilan obat berikutnya.
14. Sampaikan penyuluhan singkat sesuai dengan tahapan
pengobatan.
15. Ucapkan terima kasih sebagai penghargaan.

Unit
Rawat Jalan, Pustu, Ponkedes.
Terkait
MENGOBATI LUKA TUSUK
No.Dokume :
n
No. Revisi :

SO Tgl. Terbit
Halaman
:
:
Ditetapkan Oleh

UPT
P Kepala Puskesmas Nusa
Indah
PUSKESMAS
TUNAS
HARAPAN OKTOFI, SKM
NIP.
1964061019871210016

Pengertian Tatacara Mengobati Luka Tusuk Paku

Tujuan 1. Memberi rasa aman.


2. Mencegah komplikasi dan infeksi nosekomial.
3. Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka tusuk paku.

Kebijakan Perawat dan alat-alat yang lengkap.

Prosedur 1. Persiapan Alat Steril


a. Pinset anatomi.
b. Pinset chirurge.
c. Gunting.
d. Bengkok.
e. Kom kecil.
f. Kassa.
g. Kapas.
h. Hand scoen.
i. Spuit
j. NaCl.
k. Mess.
2. Bak / Poley Berisi Alat Non Steril
a. Gunting balutan.
b. Plester.
c. Verban.
d. Obat desinfektan dalam tempatnya (bethadine).
e. Tempat sampah.
f. Lidokain injeksi sebagai anasthesi.
3. Pelaksanaan.
a. Memberitahu pasien dan keluarga.
b. Perawat cuci tangan.
c. Mengatur posisi (memakai hand scoen), perawat
membersihkan luka.
d. Mendesinfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl.
e. Memberikan Diclor Ethil atau lidokain.
f. Membut luka tusuk paku pada luka / cros incise.
g. Dikeluarkan darahnya dan dibersihkan dengan bethadine .
h. Tutup luka dengan kasa steril.
i. Mencatat kegiatan dan hasil observasi.
j. Klien dirapikan, Alat dibereskan dan dibersihkan.
k. Perawat cuci tangan.
Unit
Medis, Perawat.
Terkait

PENANGANAN TYPOID
No.Dokume :
n
No. Revisi :

SO Tgl. Terbit
Halaman
:
:
Ditetapkan Oleh

UPT
P Kepala Puskesmas Nusa
Indah
PUSKESMAS
TUNAS
HARAPAN OKTOFI, SKM
NIP.
1964061019871210016

Pengertian Demam thypoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella
Typhi.

Kriteria Diagnosis.
1. Demam tinggi lebih dari 7 hari disertai sakit kepala.
2. Kesadaran menurun.
3. Lidah kotor, hepatosplenomegali, dan sebagainya.
4. Bradikardia relative.

Tujuan Sebagai Acuan Tatalaksana Penderita Thypoid

Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter

Prosedur Diagnosis Diferensial


1. Infeksi karena virus (dengue influenza).
2. Malaria.
3. Broncho pneumonia.
Pemeriksaan Penunjang.
1. Pemeriksaan Lab.
2. Hb, Leko, Diff, Trombosit, Ht.
3. Unrine lengkap.
4. Widal.
Terapi.
1. Tirah baring, diet lunak, chloramphenicol 2 gr/ hr atau kotrimoksasol 2x2 tablet diberikan sampai
7 hari bebas panas atau quinohon.
2. Pemberian cairan infuse RL / D5%.
Penyulit
1. Toksis.
2. Perforasi usus mengakibatkan peritonitis.
3. Perdarahan dari usus.
Lama Perawatan
Umunya sampai 7 hari bebas panas.

Unit Terkait Medis, Perawat.

PENANGANAN TYPOID
No.Dokume :
n
No. Revisi :

SO Tgl. Terbit
Halaman
:
:
Ditetapkan Oleh

UPT
P Kepala Puskesmas Nusa
Indah
PUSKESMAS
TUNAS
HARAPAN OKTOFI, SKM
NIP.
1964061019871210016

Pengertian Melakukan tindakan perawatan; mengganti balutan, membersihkan luka


pada luka kotor.

Tujuan 1. Mencegah infeksi.


2. Membantu penyembuhan luka.

Kebijakan Dilakukan pada luka kotor.

Prosedur PERSIAPAN ALAT :


1. Bak Instrumen yang berisi :
a. Pinset anatomi.
b. Pinset chirurgis.
c. Gunting debridemand.
d. Kasa steril.
e. Kom.
2. Peralatan Lain terdiri dari :
a. Sarung tangan.
b. Gunting plester.
c. Plester / perekat.
d. Alkohol 70% / Wash bensin.
e. Desinfektan.
f. NaCl 0,9%.
g. Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektan.
h. Verband.
i. Obat luka sesuai kebutuhan.
3. Tahap Prainteraksi.
a. Melakukan verifikasi program terapi.
b. Mencuci tangan.
c. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
4. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam dan menyapa nama pasien.
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / pasien.
c. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan.
5. Tahap Kerja
a. Menjaga privacy.
b. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas.
c. Membuka peralatan.
d. Memakai sarung tangan.
e. Membasahi plester dengan alcohol/ wash bensin dan buka dengan
pinset.
f. Membuka balutan lapis luar.
g. Membersihkan sekitar luka dan bekas plester.
h. Membuka balutan lapis dalam.
i. Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkan pus.
j. Melakukan debridement.
k. Membersihkan luka dengan cairan NaCl.
l. Melalukan kompres desinfektan dan tutup dengan kasa.
m. Memasang plester atau verband.
n. Merapikan pasien.
6. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
b. Berpamitan dengan klien.
c. Membereskan alat-alat.
d. Mencuci tangan.
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan.

Unit Terkait Rawat Jalan, UGD, Ponkesdes.


PENANGANAN DIARE AKUT
No.Dokume :
n
No. Revisi :

SO Tgl. Terbit
Halaman
:
:
Ditetapkan Oleh

UPT
P Kepala Puskesmas Nusa
Indah
PUSKESMAS
TUNAS
HARAPAN OKTOFI, SKM
NIP.
1964061019871210016

Pengertian Kriteria Diagnosis.


Mencret, ubun-ubun cekung, mulut / bibir kering, turgor menurun, nadi
cepat, mata cekung, nafas cepat dan dalam, oliguri.
Tujuan Sebagai acuan tentang penatalaksanaan tentang diare akut
Kebijakan Dibawah tanggung jawab UGD dan Rawat Jalan.
1. Diagnosis Diferensial
Prosedur Mencret psikologi (shigella, V. Cholera, Salmonella, E. Coli, Raota virus,
Can pilo bacter).
2. Pemeriksaan Penunjang
3. Pemeriksaan rutin tinja
4. Perawatan (Rawat inap bila terdapat dehidrasi berat / sedang)
5. Terapi (Rehidrasi oral / prenteral, antibiotic atas indikasi , diit)
6. Infromet Concent (tertulis) (Diperlukan pada tindakan invasive)
7. Lama Perawatan (3 sampai 5 hari.)
8. Masa Pemulihan (2 sampai 3 minggu)
9. Out Put (Sembuh total)
10.Terapi
Dehidrasi ringan : (BB s/d 5%).
- Oralit.
- Diit sesuai dengan umur.
- Susu pengeceran (1T = 40 50cc).
- Susu rendah lakstosa / bebesa laktosa.
- Antibiotic : atas indikasi.
Dehidrasi sedang : (BB s/d 10%).
- Infus RL
Dehidrasi berat : (BB s/d 15%).
- Infus RL: 1 2 jam 120cc/ kgBB.
- Selanjutnya sesuai jumlah cc/24 jam.
Unit Terkait Rawat Inap, Pustu, Ponkesdes.

Anda mungkin juga menyukai