Icra Cairan
Icra Cairan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian obat
Obat ialah suatu bahan yang digunakan dalam menetapkan diagnosis. Selain itu,
obat juga berfungsi untuk mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit yang berupa luka atau kelainan badaniah dan rohaniah
pada manusia atau hewan. Obat juga dapat memperelok atau memperindah badan
atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.
Konsep dasar pemberian obat
A. Pengertian dan Jenis-Jenis Pemberian Obat
Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau kimiawi
yang dalam takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan, meringankan
atau mencegah penyakit atau gejala-gejalanya.
1. Jenis jenis pemberian obat
Adapun Cara pemberian obat didasarkan pada bentuk obat, efek yang diinginkan
baik fisik maupun mental.
Diantaranya :
a. Parenteral : Pemberian obat melalui perenteral merupakan pemberian obat melalui
jaringan tubuh.pemberian obat parenteral, merupakan pilihan jika pemberian obat dari
mulut merupakan ktrak indikasi.
b. Hipotonik
Suatu larutan yang memiliki osmotic yang lebih kecil dari pada yang ada
didalam plasma darah. Pemberian cairan ini umumnya menyebabkan dilusi
konsentrasi larutan plasma dan mendorong air masuk ke dalam sel untuk
memperbaiki keseimbangan di Intrasel dan Ekstrasel, sel-sel tersebut akan
membesar atau membengkak.
1) Dextrose 2,5% dalam Nacl 0,45%
2) Nacl 0,45%
3) Nacl 0,2%
c. Hipertonik
Suatu larutan yang memiliki tekanan osmotic yang lebih tinggi dari pada yang
ada dalam plasma darah. Pemberian cairan ini meningkatkan konsentrasi larutan
plasma dan mendorong air masuk kedalam sel untuk memperbaiki keseimbangan
osmotic, sel kemudian akan menyusut.
1) Dextrose 5% dalam Nacl 0,9%
2) Dextrose 5% dalam Nacl 0,45% (hanya sedikit hipertonis karena dextrose
dengan cepat dimetabolisme dan hanya sementara mempengaruhi tekanan
osmotic).
3) Dextrose 10% dalam air
4) Dextrose 20% dalam air
5) Nacl 3% dan 5%
6) Larutan hiperalimentasi
7) Dextrose 5% dalam ringer laktat
8) Albumin 25
c. Ringer laktat
Digunakan untuk menggantikan cairan isotonik yang hilang, elektrolit tertentu, dan
untuk mengatasi asidosis metabolik tingkat sedang.
7. Tipe-tipe Pemberian Terapi Intravena (Infus)
1. IV push
IV push (IV bolus), adalah memberikan obat dari jarum suntik secara langsung
kedalam saluran/jalan infus.
Indikasi :
a. Pada keadaan emergency resusitasi jantung paru, memungkinkan
pemberian obat langsung kedalam intravena.
b. Untuk mendapat respon yang cepat terhadap pemberian obat (furosemid
dan digoksin).
c. Untuk memasukkan dosis obat dalam jumlah besar secara terus menerus
melalui infus ( lidocain, xilocain).
d. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan
akan injeksi
e. Untuk mencegah masalah yang mungkin timbul apabila beberapa obat yang
dicampur. (Setyorini, 2006 : 7)
a. Keuntungan
1) Mampu untuk mengimpus cairan dalam jumlah besar dan kecil dengan akurat.
2) Adanya alarm menandakan adanya masalah seperti adanya udara di selang infus atau
adanya penyumbatan.
3) Mengurangi waktu perawatan untuk memastikan kecepatan aliran infus.
b. Kerugian
1) Memerlukan selang yang khusus.
2) Biaya lebih mahal
3) Pompa infus akan dilanjutkan untuk menginfus kecuali ada infiltrat.
c. Tanggung jawab perawat
1) Efektivitas penggunaan pengaturan infus secara mekanis sama dengan perawat yang
memerlukannya.
2) Perawat harus waspada terhahap terjadinya komplikasi (adanya infiltrat atau infeksi)
3) Ikuti aturan yang diberikan oleh perusahaan yang memproduksi alat tersebut.
4) Lakukan pemeriksaan ulang terhadap kecepatan aliran infus.
2. Benar Dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis harus
diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat
tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet dan lain-lain
sehingga perhitungan obat benar untuk diberikan kepada pasien.
1. Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien.
2. Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang
bersangkutan.
3. Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan
diberikan, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : tersedianya obat
dan dosis obaat yang diresepkan/diminta, pertimbangan berat badan klien
(mg/kgBB/hari), jika ragu-ragu dosis obat harus dihitung kembali dan diperiksa
oleh perawat lain.
4. Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.
3. Benar Pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan
dengan cara mengidentifikai kebenaran obat dengan mencocokan nama, nomor
register, alamat dan program pengobatan pada pasien.
1. Klien berhak untuk mengetahui alasan obat
2. Klien berhak untuk menolak pengguaan sebuah obat
3. Membedakan klien dengan dua nama yang sama
4. Benar Cara Pemberian
5. Benar Waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan wzktu yzng diprogramkan,
karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat
1. Pembarian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
2. Dosis obt harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari. Misalnya seperti
dua kali sehari, tiga kali sehari,empat kali sehari, dan 6 kali sehari sehingga kadar
obat dalam plasma tubuh dapat dipertimbangkan
3. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ). Obat yang memiliki
waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan untuk obat yang memiliki waktu
paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu tertentu.
4. Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah makan
atau bersama makanan
5. Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi
mukosa lambung bersama-sama dengan makanan
6. Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah
dijadwalkan untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang
merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat.
6. Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh
siapa obat itu diberikan. Pemberian obat sesuai dengan standart prosedur yang
berlaku dirumah sakit. Dan selalu mencatat informasi yang sesuai mengeni obat
yang telah diberikan serta respon klien terhadap pengobatan.
Logo Simbol Obat keras diberi tanda bulatan dengan lingkaran hitam dengan
dasar merah yang didalamnya terdapat huruf K yang menyentuh garis tepi. Obat
keras adalah obat yang termasuk dalam daftar obat yang hanya boleh disertakan oleh
apoteker atau dokter. Apoteker hanya menyerahkan obat keras tersebut hanya
berdasarkan permintaan (resep) dari dokter. Dan dokter hanya menyerahkan obat
tersebut, jika obat tersebut diperoleh dari apotek. Pengecualian diberlakukan menurut
Permenkes, beberapa kelompok obat keras yang dapat diserahkan oleh Apoteker tanpa
resep dokter misalnya obat untuk kontrasepsi oral berupa hormon, obat saluran cerna
seperti papaverin dan diazepam, obat saluran nafas seperti aminofilin dan salbutamol,
dan kelompok lainnya. Obat keras yang memerlukan penawaran khusus, termasuk
dalam kelompok obat psikotropika. Obat yang masuk ke dalam golongan obat keras
ini adalah obat yang dibungkus sedemikian rupa yang digunakan secara parenteral,
baik dengan cara suntikan maupun dengan cara pemakaian lain dengan jalan merobek
jaringan, obat baru yang belum tercantum dalam kompendial/farmakope terbaru yang
berlaku di Indonesia serta obat-obat yang ditetapkan sebagai obat keras melalui
keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia. diperlukan informasi lengkap terkait
penggunaan obat ini karena jika tidak digunakan secara tepat dapat menimbulkan efek
samping yang tidak baik bagi tubuh sebaiknya konsultasikan kepada Apoteker jika anda
mendapatkan obat-obat berlabel obat keras dari resep dokter, penggunaan obat yang
terpat akan meningkatkan efektivitas obat terhadap penyakit dan meminimalkan efek
sampingnya.
Logo narkotik
(Opiat=O) adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, kehilangan rasa, rangsangan semangat , halusinasi,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dapat menimbulkan ketergantungan.
Peredaran produk jadi obat narkotika dikemas dalam wadah kemasan yang diberi
bulatan berwarna hitam mengelilingi palang merah dengan dasar putih.
Obat Narkotika bersifat adiksi & penggunaannya diawasi dengan sangat ketat,
sehingga obat golongan narkotika hanya dapat diperoleh di Apotek dengan
menggunakan resep dokter yang asli (bukan coppy resep). Bebeerapa contoh dari obat
narkotik diantaranya:Morfin,Heroin, Coca,
Codein, Methadone, Cannabis/marijuana/ganja. Dalam bidang kedokteran, obat-obat
narkotika biasa digunakan sebagai anestesi/obat bius dan analgetika/obat penghilang
rasa sakit.
Jenis jenis Golongan Obat :
1. ACE inhibitor atau penghambat angiotensin converting enzim (ACE).
Penghambat ACE ini merupakan kelompok obat untuk menurunkan tekanan
darah.
2. Antasid dan alginates. Antasid digunakan untuk masalah dyspepsia atau maag.
Beberapa jenis antasid bisa dijumpai tanpa membutuhkan resep.
3. Antibiotika. Juga dikenal sebagai antibakteri, merupakan jenis obat yang
digunakan untuk masalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
4. Antidepresan. Sesuai dengan namanya, obat ini untuk mengatasi depresi. Ada
beberapa jenis obat antidepresan. Namun, dua jenis yang sering digunakan,
yaitu obat tricyclic seperti amitriptiline dan imipramine serta selective serotonin
re-uptake inhibitors (SSRIs) seperti fluoxetine.
5. Antihistamin. Dikenal sebagai obat untuk alergi, seperti demam dan beberapa
jenis batuk dan pengobatan flu.
6. Benzodiazepine. Kelompok obat ini juga dikenal sebagai penenang minor dan
sedatif. Yang banyak dikenal adalah diazepam (dengan nama valium) dan
nitrazepam (dengan nama mogadon).
7. Beta-antagonist. Obat jenis itu misalnya inhaler yang digunakan untuk
melegakan serangan asma, mengandung beta-antagonist.
8. Beta-blocker. Beta-adrenoreceptor sering disebut sebagai beta-blockers, bekerja
untuk jantung dan sistem sirkulasi darah. Fungsinya, mengurangi tekanan darah.
9. Calcium-channel blockers. Obat ini digunakan untuk masalah yang
berhubungan dengan jantung dan sistem peredaran darah, termasuk tekanan
darah tinggi dan angina.
10. Kontrasepsi oral kombinasi. Merupakan salah satu dari banyak metode
pencegahan kehamilan. Dinamakan demikian karena obat tersebut merupakan
kombinasi dari dua jenis hormon perempuan, yaitu estrogen dan progesterone.
11. Obat untuk mata. Beberapa kelompok termasuk dalam obat untuk mata, seperti
glaukoma. Ada lima jenis obat yang digunakan untuk pengobatan glaukoma,
yaitu miotik, simpatomimetik, penghambat beta, penghambat karbonik
anhydrase, dan latanoprost.
12. H2 antagonist. Ada beberapa jenis obat untuk mengobati luka lambung dan
salah cerna. Satu yang terpenting adalah obat-obatan dari jenis H2 antagonist.
13. Hormone replacement therapy (terapi sulih hormon). Terapi ini
direkomendasikan kepada perempuan saat dan pasca menopause
14. Inhaler steroid. Obat inhaler jenis kortikosteroid atau steroid, digunakan untuk
mencedah terjadinya gejala asma.
15. Laksatif. Terdapat beberapa jenis obat laksatif yang bekerja dengan berbagai
cara untuk meredakan atau mencegah terjadinya konstipasi (sembelit), seperti
jenis diuretik.
16. Nonsteroid anti-inflammatory drugs (NSAIDs) atau obat nonsteroid
antiperadangan. Biasa digunakan untuk mengurangi peradangan dan meredakan
nyeri. Yang biasa digunakan adalah ibuprofen.
17. Parasetamol. Merupakan pereda nyeri. Kekuatannya hampir sama, tetapi tidak
bekerja sebagai antiperadangan seperti aspirin.
18. Proton pump inhibitor, obat penghambat pompa proton. Merupakan jenis obat
yang digunakan dalam mengobati luka pada lambung dengan menghambat
produksi asam lambung.
19. Statin. Merupakan kelompok obat yang digunakan untuk menurunkan kolesterol
darah.
20. Steroid topical. Kortikosteroid topical atau dikenal dengan krim steroid,
digunakan pada kulit untuk meredakan eksim dan beberapa gangguan kulit
lainnya.
BIOTRANSFORMASI
Biotransformasi atau metabolisme obat, adalah proses perubahan struktur kimia
obat yang terjadi dalam tubuh dan dikatalisis oleh enzim.
Pada proses biotransformasi :
1) molekul obat diubah menjadi lebih polar sehingga mudah diekskresi melalui ginjal
2) pada umumnya obat menjadi inaktif, sehingga proses biotransformasi sangat berperan
dalam mengakhiri kerja obat
3) ada obat yang metabolitnya sama aktif, lebih aktif atau lebih toksik
4) ada obat yang merupakan calon obat ( pro drug ) yang baru aktif setelah mengalami
biotransformasi oleh enzim tertentu menjadi metabolt aktif yang selanjutnya akan
mengalami biotransformasi lebih lanjut atau diekskresi sehingga kerjanya berakhir
FARMAKODINAMIK
Cabang ilmu yang mempelajari efek biokimia dan fisiologi obat serta mekanisme
kerjanya disebut farmakodinamik. ( pengaruh obat terhadap organ-organ tubuh )
Mekanisme kerja obat yaitu :
1. Obat dapat mengubah kecepatan kegiatan faal ( fisiologi ) tubuh
2. Obat tidak menimbulkan suatu fungsi baru, tetapi hanya memodulasi fungsi yang
sudah ada ( ini tidak berlaku bagi terapi gen )
Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat ialah untuk :
1. meneliti efek utama obat
2. mengetahui interaksi obat dengan sel
3. mengetahui respon khas yang terjadi
4. Interaksi Obat Dengan Biopolimer
Pemberian infuse dan injeksi IV di RS Bhayangkara bahwa semua pasien masuk
Rumah Sakit di lakukan tindakan pemberian infuse dan injeksi IV dan jika pasien tidak
di berikan tindakan tersebut maka pasien akan pulang paksa, jadi