Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

STIKES MUHAMMADIYAH SAMARINDA

Hari/tanggal :
Waktu :
Tempat : Perumahan Ariesco Block CI no.04 RT.24 (Kediaman ketua RT. 24)
Sasaran : Remaja
Pelaksana :Mahasiswa Profesi Ners Keperawatan STIKES Muhammadiyah
Samarinda
Topik : Narkoba
Sub Topik : Bahaya Narkoba

I. Latar Belakang
Pengertian Remaja adalah istilah adolesence atau remaja berasal dari
bahasa Latinadolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa,
dalam perkembangan menuju dewasa (Monks, 2001).
Indonesia, masa remaja masih merupakan masa belajar di sekolah,
umumnya mereka masih belajar di Sekolah Menengah Pertama, Menengah Atas
atau Perguruan Tinggi (Monks, dkk., 2001). Negara Indonesia, menetapkan
batasan remaja mendekati batasan usia remaja (youth) yang ditetapkan oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa yaitu, usia 14-24 tahun. Usia 24 tahun merupakan
batas maksimal untuk individu yang belum dapat memenuhi persyaratan
kedewasaan secara sosial maupun psikologis. Hukum Indonesia hanya
mengenal anak-anak dan dewasa, berdasarkan Undang-undang Kesejateraan
Anak (UU No. 4/1979) menganggap semua orang di bawah usia 21 tahun dan
belum menikah sebagai anak-anak (dalam Sarwono, 2006).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
masa remaja dimulai pada saat anak matang secara seksual dan berakhir
sampai ia matang secara hukum, rata-rata batasan usia remaja berkisar antara
usia 12 hingga 24 tahun, dengan pembagian fase remaja awal berkisar antara
usia 12 -15 tahun, fase remaja madya berkisar antara usia 15 18 tahun dan
fase remaja akhir berkisar antara usia 18 21 tahun. Batasan maksimum usia 24
tahun, untuk individu yang belum dapat memenuhi persyaratan kedewasaan
secara sosial maupun psikologis dan belum menikah.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain
narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini, baik narkoba atau napza,
mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko kecanduARan
bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah
psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi
atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah
gunakan akibat pemakaian yang telah di luar batas dosis.
Penyalahguanaan adalah : penggunaan salah satu atau beberapa jenis
NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan
gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.
Ketergatungan adalah : keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik
dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah
( toleransi ), apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul
gejala putus obat (withdrawal symptom ).

II. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah diadakan penyuluhan tentang NAPZA pada remaja, diharapkan dapat
mencegah terjadinya NAPZA pada remaja..

III. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penjelasan tentang NAPZA tersebut diharapkan remaja dapat
mengetahui tentang :
1. Mengetahui beberapa pengertian narkoba.
2. Mengetahui factor-faktor penyebab penyalahgunaan narkoba
3.
4. Mengetahui penggolongan narkoba
5. Mengetahui cara kerja narkoba dan pengaruhnya pada otaK
6. Mengetahui pengaruh berbagai jenis narkoba pada tubuh
7. Mengetahui akibat penyalahgunaan narkoba
8. Peran orang tua dalam mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan
narkoba
IV. Materi (terlampir)
a. Pengertian Narkoba
b. Factor-faktor penyebab penyalahgunaan narkoba
c. Penggolongan narkoba
d. Cara kerja narkoba dan pengaruhnya pada otak
e. Pengaruh berbagai jenis narkoba pada tubuh
f. Akibat penyalahgunaan narkoba
g. Peran orang tua dalam mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan
narkoba

V. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Simulasi

VI. Media/Alat
a. Slide
b. Laptop
c. LCD

VII. Setting
Keterangan :

= MODERATOR = FASILITATOR = PENYAJI

= OBSERVATOR = NOTULEN = AUDIENS

VIII. Pengorganisasian dan Uraian Tugas


Penyaji : Menyampaikan materi promkes yang sudah disiapkan.
Moderator : Menjadi pemandu jalanya acara promkes dari pembukaan sampai
penutupan.
Observer : Mengawasi jalan kegiatan promkes dan mencatat jalannya promkes.

IX. Kegiatan Pembelajaran/Penyuluhan


Tahapan & Kegiatan Penyuluhan Keteranga
No
Waktu Pelaksana Sasaran n
1 Pembukaan Salam Pembuka Menjawab salam Moderator
(5 menit)
Menyampaikan Menyimak
tujuan penyuluhan
Apersepsi Mendengar,
menjawab
pertanyaan
2 Penyampaian Penyampaian Mendengarkan Penyaji
Materi garis besar materi dengan penuh
(10-15 menit)
NARKOBA perhatian
Memberi Menanyakan
kesempatan hal-hal yang
peserta untuk belum jelas
bertanya (diskusi) Memperhatikan
Menjawab jawaban dari
pertanyaan penceramah
3 Evaluasi Menanyakan Menjawab Penyaji
(10 menit)
kembali/menguji pertanyaan
sejauhmana
pemahaman
peserta
4 Penutup Menyimpulkan Mendengarkan Modrator
(5 menit)
Salam penutup Menjawab
salam

X. Evaluasi
Evaluasi Struktur
- Persiapan SAP dikerjakan 1 hari sebelum penyuluhan
- Persiapan Slide dikerjakan 1 dihari sebelum Penyuluhan
- Dan Persiapan bahan-bahan simulasi 1 hari sebelum penyuluhan

Evaluasi Proses
Selama proses penyuluhan peserta dapat menerima dan memahami materi yang
disampaikan oleh penyaji dengan seksama.

Evaluasi Hasil
Selama proses penyuluhan peserta dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh penceramah dengan baik dan benar, dan peserta dapat menerima dan
memahami materi yang disampaikan penceramah.

XI. Daftar Pustaka


Badan Narkotika Nasional (2004). Terapi Komunitas Dalam Rehabilitasi Sosial
Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta : Departemen Sosial RI
http:// www.Kompas.co.id/ Merokok dan Narkoba Sama Bahayanya.16 juli 2009,
jam 10.00 wita
http:// www.infonarkoba.com/ Gerbang Informasi Dan Solusi Masalah Narkoba.
16 juli 2009, jam 10.00 wita
Joewana, Satya (2005) Pencegahan Dan Penanggulanagan Penyalahgunaan
Narkoba Berbasis Sekolah. Jakarta : PT Balai Pustaka
Martono, L. Harlina (1998) Pendidikan Sebagai Sarana Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta : Badan Pembina Kesehatan Jiwa
Masyarakat (BPKJM)

XII. Lampiran Materi


A. Pengertian
Akan dibahas beberapa pengertian yang meliputi :
1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan (Martono,
2000)
2. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan
perilaku (Martono, 2000)
3. Zat adiktik adalah zat atau obat yang dapat menyebabkan ketagihan/adiksi
(Martono, 2000)
4. Narkoba atau nafza adalah bahan/obat/zat yang bukan tergolong makanan,
jika diminum, diisap, dihirup, ditelan atau disuntikkan berpengaruh terutama pada
kerja otak (susunan saraf pusat), dan sering menyebabkan ketergantungan,
akibatnya kerja otak berubah (meningkat atau menurun) demikian pula fungsi
vital organ tubuh lain seperti jantung, peredaran darah, pernafasan dan lain-lain
(Joewono, 2004).
5. Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak
untuk maksud pengobatan, tetapi ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah
berlebih yang secara kurang teratur dan berlangsung cukup lama, sehingga
menyebabkan gangguan fisik, mental, dan kehidupan sosialnya (Joewono,
2004).
B. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan narkoba sangat komplek, tetapi selalu merupakan interaksi.
Ada tiga faktor penyebab penyalahgunaan narkoba diantaranyan :
1. Faktor narkoba
Faktor narkoba berbicara tentang zat, yaitu jenis, dosis dan cara pakai dan
pengaruhnya pada tubuh, serta ketersedian dan pengendalian peredarannya.
2. Faktor individu
Dari sudut individu penyalahgunaan narkoba harus dipahami dari masalah
perilaku yang kompleks, yang juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
3. Faktor lingkungan
Lingkungan berbicara tentang keluarga, kelompok sebaya, kehidupan sekolah
dan masyarakat luas.

C. Penggolongan Narkoba
Karena bahaya ketergantungan, penggunaan, dan peredaran narkoba diatur
dalam undang-undang, yaitu undang-undang Nomor 22 tahun 1997 tentang
narkotika, undang-undang Nomor 5 tahun 1997 tentang psikotropika.
Penggolongan jenis-jenis narkoba didasarkan pada peraturan perundang-
undangan adalah sebagai berikut :
1. Narkotika
Menurut undang-undang Nomor 22 tahun 1997, narkotika dibagi menurut potensi
yang menyebabkan ketergantungannya adalah sebagai berikut :
a. Narkotika Golongan I : berpotensi sangat tinggi menyebabkan ketergantungan,
tidak digunakan untuk terapi (pengobatan). Contoh : heroin, kokain dan ganja.
Putauw adalah heroin tidak murni berupa bubuk.
b. Narkotikan Golongan II : berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan,
digunakan pada terapi sebagai pilihan terakhir. Contoh : morfin, petidin dan
metadon.
c. Narkotika Golongan III : berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan dan
banyak digunakan dalam terapi. Contoh : kodein.
2. Psikotropika
Menurut undang-undang Nomor 5 tahun 1997 psikotropika dibagi menurut
potensi yang dapat menyebabkan ketergantungan antara lain :
a. Psikotropika Golongan I : amat kuat menyebabkan ketergantungan dan tidak
digunakan dalam terapi. Contoh : MDMA (ekstasi)
b. Psikotropika Golongan II : kuat menyababkan ketergantungan, digunakan
terbatas pada terapi. Contoh : amfetamin, metamfetamin (sabu), fensiklidin, dan
ritalin.
c. Psikotropika Golongan III : potensi sedang menyebabkan ketergantungan,
banyak digunakan dalam terapi. Contoh : pentobarbital dan flunitrazepam.
d. Psikotropika Golongan IV : potensi ringan menyebabkan ketergantungan dan
sangat luas digunakan dalam terapi. Contoh : diazepam, klobazam, fenobarbital,
barbital, klorazepam, klordiazepoxide, dan nitrazepam (nipam, pil KB/koplo)
3. Zat psiko-aktif lain
Tidak tercantum dalam peraturan perundang-undangan tentang narkotika dan
psikotropika. Yang sering disalah gunakan adalah :
a. Alkohol, yang terdapat pada berbagai jenis minuman keras
b. Inhalasia/sovel, yaitu gas atau zat yang mudah menguap yang terdapat pada
berbagai keperluan pabrik, kantor dan rumah tangga.
c. Nikotin yang terdapat pada tembakau
d. Kafein pada kopi, minuman penambah energi dan obat sakit kepala tertentu.
Penggolongan narkotiba, psikotropika, dan zat adiktik lainnya menurut WHO
didasarkan atas pengaruhnya terhadap tubuh manusia antara lain :
1. Opioida : mengurangi rasa nyeri dan menyebabkan mengantuk atau turunnya
kesadaran. Contoh : opium, morfin, heroin dan petidin.
2. Ganja : menyebabkan perasaan riang, meningkatkan daya khayal, dan
perubahan perasaan waktu. Contoh : mariyuana, hasis.
3. kokain dan daun koka, tergolong stimulansia (meningkatkan aktivitas
otak/fungsi organ tubuh lain).
4. Golongan amfetamin, tergolong stimulansia. Contoh : ekstasi, sabu.
5. Alkohol, yang terdapat pada minuman keras.
6. Halusinogen, memberikan halusinasi (khayal). Contoh : Lysergic Acid (LSD)
sering disebut acid, red dragon, blue heaven, sugar cuber, trips dan tabs.
7. Sedativa dan Hipnotika (obat penenang/obat tidur, seperti pil BK, MG)
8. Solven dan inhalasi : gas atau uap yang dihirup. Contoh : tiner dan lem
9. Nikotin, terdapat pada tembakau (termasuk stimulansia).
10. kafein, terdapat dalam kopi, berbagai jenis obat penghilang rasa sakit atau
nyeri, dan minuman kola (termasuk stimulansia).

D. Cara Kerja Narkoba Dan Pengaruhnya Pada Otak


Narkoba berpengaruh pada bagian otak yang bertanggung jawab atas kehidupan
perasaan yang disebut sistem limbus. Hipotalamus merupakan pusat kenikmatan
pada otak adalah bagian dari sistem limbus. Narkoba menghasilkan perasaan
High dengan mengubah susunan biokimia molekul pada sel otak yang disebut
neurotransmitter. Dapat dikatakan otak bekerja dengan motto jika merasa enak.
Lakukanlah. Otak dilengkapi alat untuk menguatkan rasa nikmat dan
menghindarkan rasa sakit atau tidak enak, guna membantu kita memnuhi
kebutuhan dasar manusia seperti rasa lapar, haus, rasa hangat dan tidur.
Mekanisme ini merupakan mekanisme pertahanan diri. Jika kita lapar, otak
menyampaikan pesan agar mencari makanan yang kita butuhkan, kita berupaya
mencari makanan itu dan menempatkat diatas segala-galanya, kta rela
meninggalkan pekerjaan dan kegiatan lain demi memperoleh makanan itu.
Yang terjadi pada adiksi adalah semacam pembelajaran sel-sel otak pada pusat
kenikmatan (hipotalamus), jika mengonsumsi narkoba, otak akan membaca
tanggapan kita jika nikmat otak akan menngeluarkan neurotransmitter yang
menyampaikan pesan zat ini berguna bagi mekanisme pertahanan tubuh, jadi
ulangi pemakaiannya jika memakai narkoba lagi, kita kembali merasa nikmat
seolah-olah kebutuhan kita terpuaskan. Otak akan merekamnya sebagai suatu
yang harus dicari sebagai prioritas akibatnya otak membuat program salah,
seolah-olah kita memang memerlukanya sebagai mekanisme pertahanan diri
maka terjadilah kecanduan.

E. Pengaruh Berbagai Jenis Narkoba Pada Tubuh


1. Opioida
a. Pengaruh jangka pendek : hilangnya rasa nyeri, ketegangan berkurang, rasa
nyaman (eforik) diikuti perasaan seperti mimpi dan rasa mengantuk.
b. Pengaruh jangka panjang : ketergantungan (gejala putus zat, toleransi) dan
meninggal dunia karena over dosis. Dapat menimbulkan komplikasi seperti
sembelit, gangguan mentruasi dan impotensi. Karena pemakaian jarum suntik
tidak steril timbul abses dan tertulas hepatitis B/C atau penyakit HIV/AIDS.
2. Ganja (mariyuana, cimeng, gelek, dan hasis)
a. Pengaruh jangka pendek : segera setelah pemakaian akan timbul rasa cemas,
gembira, banyak bicara, tertawa cekikikan, halusinasi, dan berubahnya perasaan
waktu (lama dikira sebentar) dan ruang (jauh dikira dekat), peningkatan denyut
jantung, mata merah, mulut dan tenggorokan kering, selera makan meningkat.
b. Pengaruh jangka panjang : daya pikir berkurang, motivasi belajar turun,
perhatian ke sekitarnya berkurang, daya tahan terhadap infeksi menurun, aliran
darah ke jantung berkurang dan perubahan pada sel-sel otak.
3. Kokain
a. Pengaruh jangka pendek : rasa percaya diri meningkat, banyak bicara, rasa
lelah hilang, kebutuhan tidur berkurang, minat seksual meningkat, halusinasi
visual dan taktil (seperti ada serangga merayap), waham curiga dan waham
kebesaran.
b. Pengaruh jangka panjang : kurang gizi, anemia, sekat hidung rusak/berlubang,
dan gangguan jiwa psikotik.
4. Alkohol
a. Pengaruh jangka pendek : alkohol dapat menyebabkan mabuk, jalan
sempoyongan, bicara cadel, kekerasan atau perbuatan merusak,
ketidakmampuan belajar dan mengingat dan menyababkan kecelakaan karena
mengendarai dalam keadaan mabuk.
b. Pengaruh jangka panjang : menyebabkan kerusakan pada hati, kelenjar getah
lambung, saraf tepi, otak, gangguan jantung, meningkatkan risiko kanker, dan
bayi lahir cacat dari ibu pecandu alkohol.
5. Golongan amfetamin
a. Pengaruh jangka pendek : tidak tidur (terjaga), rasa riang, perasaan
melambung (fly), rasa nyaman, meningkatkan keakraban. Namun setelah itu
timbul rasa tidak enak, murung, nafsu makan hilang, berkeringat, rasa haus,
rahang kaku dan bergerak-gerak, badan gemetar, jantung berdebar dan tekanan
darah meningkat.
b. Pengaruh jangka panjang : kurang gizi, anemia, penyakit jantung, dan
gangguan jiwa. Pembuluh darah otak dapat pecah sehingga mengalami stroke
atau gagal jantung yang dapat menyebabkan kematian.
6. Halusinogen (lysergic acid)
a. Pengaruh jangka pendek : pengaruh LSD tak dapat diduga dimana sensasi
dan perasaan berubah secara dramatis, mengalami flasbacks dan bad trips
(halusinasi) secara berulang tanpa peringatan sebelumnya, pupil melebar, tidak
dapat tidur, selera makan hilang, suhu tubuh meningkat, berkeringat, denyut nadi
dan tekanan darah meningkat.
b. Pengaruh jangka panjang : merusak sel otak, gangguan daya ingat, dan
pemusatan perhatian, meningkatnya resiko kejang, kegagalan pernafasan dan
jantung.
7. Sedativa dan hipnotika (obat penenang dan obat tidur)
a. Pengaruh jangka pendek : perasaan tenang dan otot-otot mengendur. Pada
dosis lebih besar dapat terjadi gangguan bicara (pelo), persepsi terganggu, dan
jalan sempoyongan, untuk dosis lebih tinggi mengakibatkan tertekannya
pernafasan, koma, dan kematian.
b. Pengaruh jangka panjang : gejala ketergantungan.
8. Solven dan inhalasi
a. Pengaruh jangka pendek : dapat mengakibatkan kematian mendadak karena
otak kekurangan oksigen atau karena ilusi, halusinasi dan persepsi salah
(merasa bisa terbang sehingga mati ketika terjun dari tempat tinggi).
b. Pengaruh jangka panjang : kerusakan otak, paru-paru, ginjal, sumsum tulang
dan jantung.
9. Nikotin
Menyebabkan kanker paru, penyempitan pembuluh darah, penyakit jantung dan
tekanan darah tinggi.

F. Akibat Penyalahgunaan Narkoba


1. Bagi diri sendiri
a. Terganggunya fungsi otak dan perkembangan normal remaja seperti :
1) Daya ingat sehingga mudah lupa
2) Perhatian sehingga sulit berkonsentrasi
3) Perasaan sehingga tidak dapat bertindak rasional dan impulsif
4) Persepsi sehingga memberi perasaan semu/khayal
5) Motivasi sehingga keinginan dan kemampuan belajar merosot, persahabatan
rusak, minat dan cita-cita semula padam
b. Intoksikasi (keracunan)
Yaitu gejala yang timbul akibat pemakaian narkoba dalam jumlah yang cukup
berpengaruh pada tubuh dan perilakunya. Gejalanya tergantung jenis, jumlah
dan cara penggunaannya.
c. Over dosis
Dapat menyebabkan kematian karena terhentinya pernafasan (heroin) atau
perdarahan otak (amfetamin,sabu). Over dosis terjadi karena toleransi maka
perlu dosis yang lebih besar, atau karena sudah lama berhenti pakai, lalu
memakai lagi dengan dosis yang dahulu digunakan.
d. Gejala putus zat
Yaitu gejala ketika dosis yang dipakai berkurang atau dihentikan pemakiannya.
Berat ringan gejala bergantung jenis zat, dosis dan lama pemakaian.
e. Berulang kali kambuh
Yaitu ketergantungan yang menyebabkan craving (rasa rindu pada narkoba),
walau telah berhenti pakai. Narkoba dan perangkatnya seperti kawan-kawan
sesama pemakai, suasana dan tempat-tempat penggunaannya dahulu
mendorong untuk memakai narkoba kembali. Itu sebabnya pecandu akan
berulang kali kambuh.
f. Gangguan perilaku/mental-sosial
Sikap acuh tak acuh, sulit mengendalikan diri, mudah tersinggung, menarik diri
dari pergaulan, hubungan dengan keluarga dan teman terganggu, terjadi
perubahan mental diantaranya gangguan pemusatan perhatian, motivasi
belajar/bekerja lemah, ide paranoid, gejala parkinson.
g. Gangguan kesehatan
Yaitu kerusakan atau gangguan fungsi organ tubuh seperti hati, jantung, paru,
ginjal, kelenjar endokrin, alat reproduksi, infeksi hepatitis B/C, HIV/AIDS,
penyakit kulit dan kelamin, kurang gizi dan gigi berlubang.
h. Kendornya nilai-nilai
Mengendornya nilai-nilai kehidupan agama, sosial, budaya seperti perilaku seks
bebas dengan akibatnya (penyakit kelamin, kehamilan yang tidak diinginkan),
sopan santun hilang, menjadi asosial, mementingkan diri sendiri dan tidak
memperdulikan kepentingan orang lain.
i. Keuangan dan hukum
Yaitu keuangan menjadi kacau karena harus memenuhi kebutuhan akan
narkoba. Itu sebabnya ia akan mencuri, menipu dan menjual barang-barang milik
sendiri atau orang lain. Jika masih sekolah,uang sekolah digunakan untuk
membeli narkoba sehingga akan terancam putus sekolah. Dapat juga malakukan
tindakan kriminal sehingga bisa terkena sanksi hukum (ditahan, dipenjara atau
didenda).
2. Bagi keluarga
Suasana hidup nyaman dan tentram menjadi terganggu, membuat keluarga
resah karena barang-barang berharga di rumah hilang. Anak berbohong,
mencuri, menipu, bersikap kasar, acuh tak acuh dengan urusan keluarga, tidak
bertanggung jawab, hidup semaunya dan asosial.
Orang tua menjadi malu karena memiliki anak pecandu, merasa bersalah, tetapi
juga sedih dan marah. Perilakunya ikut berubah sehingga fungsi keluarga
terganggu. Orang tua menjadi putus asa karena masa depan anak tidak jelas,
stres meningkat dan membuat kehidupan ekonomi morat-marit, pengeluaran
uang meningkat karena pemakaian narkoba atau karena harus berulang kali
dirawat dan bahkan mungkin mendekam di penjara.
3. Bagi sekolah
Narkoba merusak disiplin dan motivasi yang sangat penting bagi proses belajar.
Siswa penyalahguna narkoba mengganggu suasana belajar-mengajar di kelas
dan prestasi belajar turun drastis. Penyalahgunaan narkoba juga berkaitan
dengan kenakalan dan putus sekolah, kemungkinan siswa penyalahguna
narkoba membolos lebih besar dari siswa lain.
Penyalahgunaan narkoba juga berhubungan dengan kejahatan dan perilaku
asosial lain yang mengganggu suasana tertib dan aman, perusakan barang-
barang milik sekolah, meningkatnya perkelahian. Mereka juga menciptakan iklim
acuh tak acuh dan tidak menghormati pihak lain. Banyak diantara mereka
menjadi pengedar atau pencuri barang milik teman atau karyawan sekolah.
4. Bagi masyarakat, bangsa dan negara
Mafia perdagangan gelap selalu berusaha memasok narkoba. Terjalin hubungan
antara pengedar/bandar dan korban sehingga tercipta pasar gelap. Oleh karena
itu, sekali pasar terbentuk akan sulit memutus mata rantai peredarannya.
Masyarakat yang rawan narkoba tidak memiliki daya tahan, sehingga
kesinambungan pembangunan terancam. Negara menderita kerugian karena
masyarakatnya tidak produktif dan tingkat kejahatan meningkat, belum lagi
sarana dan prasarana yang harus disediakan.

G. Peran Orang Tua Dalam Mencegah Dan Menanggulangi Penyalahgunaan


Narkoba.
Orang tua dapat berperan dalam mencegah dan menanggulangi
penyalahgunaan narkoba dengan jalan melaksanakan tugas sebagai berikut:
1. Mengajarkan standar perilaku benar/salah dan baik/buruk serta menunjukkan
keteladanan dalam standar perilaku tersebut dengan cara :
a. Menjadi contoh yang baik bagi anak dan tidak memakai narkoba
b. Menjelaskan sedini mungkin kepada anak sampai remaja bahwa
penyalahgunaan narkoba tidak dapat dibenarkan dan berbahaya
c. Mendisiplinkan anak dengan memberi tugas harian untuk melatih tanggung
jawab atas kegiatan dan perilakunya sehari-hari.
d. Mendorong anak agar berdiri teguh jika menghadapi tekanan kelompok
sebaya untuk memakai narkoba.
2. Membantu anak menolak tekanan kelompok sebaya untuk memakai narkoba,
mengawasi kegiatan, mengetahui teman-teman anak dan berbicara dengan
mereka mengenai minat dan permasalahannya dengan cara :
a. Mengetahui kegiatan anak sehari-hari dan teman-temannya
b. Meningkatkan komunikasi keluarga dan mendengarkan anak secara aktif
c. Membahas hal-hal yang berhubungan dengan penyalahgunaan narkoba
d. Bersikap selektif terhadap acara televisi dan film yang ditonton annak.
3. Memiliki pengetahuan tentang narkoba dan tanda-tanda penyalahgunaannya,
jika menemukan gejala segera mengambil langkah yang diperlukan, dengan cara
:
a. Mempelajari luasnya permasalahan penyalahgunaan narkoba di
lingkungannya dan di sekolah anaknya.
b. Terampil mengenal tanda-tanda penyalahgunaan narkoba
c. Jika anak diduga menyalahgunakan narkoba membahas hal itu dengan tenang
bersama anak, tidak pada saat anak memakai narkoba, membuat peraturan
yang dapat menjauhkan anak dari lingkungan yang memungkinkan terjadinya
penyalahgunaan narkoba.
d. Bersama para orang tua membahas masalah penyalahgunaan narkoba di
sekolah, menciptakan mekanisme informasi mengenai penyalahgunaan narkoba.
4. Mendukung kebijakan sekolah bebas narkoba dengan :
a. Mendukung mereka yang giat dibidang penanggulangan penyalahgunaan
narkoba.
b. Membantu sekolah memonitor kehadiran siswa, merencanakan dan
mendukung kegiatan-kegiatan yang disponsori sekolah.
c. Berkomunikasi teratur dengan sekolah perihal perilaku anaknya.

Anda mungkin juga menyukai