Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai salah satu unsur gizi, keberadaan vitamin sangat penting bagi

tubuh, terutama sebagai pengatur sekaligus pemicu dalam proses

metabolisme tubuh. Namun kebutuhan tubuh terhadap vitamin hanya dalam

jumlah yang kecil, terutama untuk mengawali reaksi kimia dalam sel-sel dan

jaringan tubuh.

Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah

kecil untuk berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis

oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan.Vitamin yang pertama kali

ditemukan adalah vitamin A dan B , dan ternyata masing-masing larut dalam

lemak dan larut dalam air.Kemudian ditemukan lagi vitamin-vitamin yang

lain yang juga bersifat larut dalam lemak atau larut dalam air. Sifat larut

dalam lemak atau larut dalam air dipakai sebagai dasar klasifikasi vitamin.

Vitamin yang larut dalam air,seluruhnya diberi simbol anggota B kompleks

( kecuali vitamin C ) dan vitamin larut dalam lemak yang baru ditemukan

diberi simbol menurut abjad (vitamin A,D,E,K ).Vitamin yang larut dalam air

tidak pernah dalam keadaan toksisitas di didalam tubuh karena kelebihan

vitamin ini akan dikeluarkan melalui urin. Berangkat dari informasi tersebut,

penulis memutuskan untuk mengkaji lebih lanjut mengenai vitamin larut air.

B. Tujuan Penulisan
1
Penulisan ini bertujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian vitamin larut air.

2. Mengetahui fungsi dari vitamin larut air.


3. Mengetahui proses pencernaan vitamin larut air.
4. Mengetahui proses penyerapan vitamin larut air.
5. Mengetahui proses metabolisme vitamin larut air.
6. Mengetahui dampak kelebihan dan kekurangan vitamin larut air.
7. Mengetahui jenis makanan yang mengandung vitamin larut air.

C. Manfaat Penulisan

1. Diharapkan dapat dijadikan pertimbangan untuk mengkonsumsi vitamin

larut air secukupnya untuk kesehatan tubuh.

2. Diharapkan dapat dijadikan sebagai pemenuhan tugas kelompok

biokimia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Vitamin Larut Air

Sebaian besar vitamin larut air merupakan komponen sistem yang

banyak terlibat dalam membantu metabolisme energi. Vitamin larut air

biasanya tidak disimpan dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urine dalam

jumlah kecil. Oleh sebab itu vitamin larut air perlu dikonsumsi setiap hari

untuk mencegah kekurangan yang dapat mengganggu fungsi tubuh normal.

Vitamin larut air dikelompokkan menjadi vitamin C dan vitamin B

kompleks. Vitamin B kompleks terdiri dari delapan faktor yang saling

berkaitan fungsinya didalam tubuh dan terdapat didalam bahan makanan yang

hampir sama. Fungsinya terkait dalam proses metabolisme sel hidup, baik

pada tumbuh-tumbuhan maupun hewan sebagai koenzim dan kofaktor.

B. Fungsi Vitamin Larut Air

1. Vitamin C

Pada asupan di atas sekitar 100mg/hari, kapasitas tubuh untuk

metabolisme vitamin C mengalami kejenuhan, dan asupan yang lebih

tinggi akan diekskresi dalam urine. Oleh karena itu peningkatan asupan

vitamin Cmungkin memberikan manfaat. Terdapat sangat sedikit buku

baik yang menyatakan bahwa vitamin C dosis tinggi dapat mencegah

3
common cold meskipun vitamin ini dapat mengurangi durasi dan beratnya

gejala.

2. Tiamin (Vitamin B1)

Tiamin berperan penting dalam metabolisme karbohidrat. Tiamin

memiliki peran sentral dalam metabolisme penghasil energi, dan

khususnya metabolism karbohidrat. Tiamin difosfat adalah koenzim untuk

tiga komplekx multi-enzim yang mengatalisis reaksi dekarboksilasi

oksidatif : piruvat dehidrogenase dalam metabolism karbohidrat -

ketoglutarat dehidrogenase rantai bercabang pada metabolism leusin,

isoleusin, dan valin. Tiamin trifosfat juga merupakan koenzim untuk

transketolase, pada jalur pentose fosfat. Tiamin difosfat memiliki peran

dalam hantaran saraf ; senyawa in memfosforilasi (sehingga

mengaktifkan ) kanal klorida di membrane saraf.

Tiamin tersusun dari pirimidin tersubsitusi yang dihubungkan oleh

jembatan metilen dengan tiazol tersubsitusi. Bentuk aktif dari tiamin

adalah tiamin difosfat ,di mana reaksi konversi tiamin menjadi tiamin

difosfat tergantung oleh enzim tiamin difosfotransferase dan ATP yang

terdapat di dalam otak dan hati.Tiamin difosfat berfungsi sebagai koenzim

dalam sejumlah reaksi enzimatik dengan mengalihkan unit aldehid yang

telah diaktifkan yaitu pada reaksi:

a. Dekarboksilasi oksidatif asam-asam - keto ( misalnya -

ketoglutarat, piruvat, dan analog - keto dari leusin isoleusin serta

valin).

4
b. Reaksi transketolase (misalnya dalam lintasan pentosa fosfat).

Semua reaksi ini dihambat pada defisiensi tiamin .Dalam setiap

keadaan tiamin. Difosfat menghasilkan karbon reaktif pada tiazol yang

membentuk karbanion, yang kemudian ditambahkan dengan bebas kepada

gugus karbonil,misalnya piruvat.Senyawa adisi kemudian mengalami

dekarboksilasi dengan membebaskan CO2.Reaksi ini terjadi dalam suatu

kompleks multienzim yang dikenal sebagai kompleks piruvat

dehidrogenase.Dekarboksilasi oksidatif - ketoglutarat menjadi suksinil

ko-A dan CO2 dikatalisis oleh suatu kompleks enzim yang strukturnya

sangat serupa dengan struktur kompleks piruvat dehidrogenase.

Pada manusia yang mengalami defisiensi tiamin mengakibatkan

reaksi yang tergantung pada tiamin difosfat akan dicegah atau sangat

dibatasi ,sehingga menimbulkan penumpukan substrat untuk reaksi

tersebut,misalnya piruvat ,gula pento dan derivat - ketoglutarat dari asam

amino rantai bercabang leusin, isoleusin serta valin .Tiamin didapati

hampir pada semua tanaman dan jaringan tubuh hewan yang lazim

digunakan sebagai makanan , tetapi kandungannya biasanya kecil .Biji-

bijian yang tidak digiling sempurna dan daging merupakan sumber tiamin

yang baik. Penyakit beri-beri disebabkan oleh diet kaya karbohidrat rendah

tiamin,misalnya beras giling atau makanan yang sangat dimurnikan seperti

gula pasir dan tepung terigu berwarna putih yang digunakan sebagai

sumber makanan pokok.

5
Gejala dini defisiensi tiamin berupa neuropati perifer, keluhan

mudah capai, dan anoreksia yang menimbulkan edema dan degenerasi

kardiovaskuler, neurologis serta muskuler. Encefalopati Wernicke

merupakan suatu keadaan yang berhubungan dengan defisiensi tiamin

yangsering ditemukan diantara para peminum alcohol kronis yang

mengkomsumsi hanya sedikit makanan lainnya.Ikan mentah tertentu

mengandung suatu enzim (tiaminase ) yang labil terhadap panas,enzim ini

merusak tiamin tetapi tidak dianggap sebagai masalahyang penting dalam

nutrisi manusia.

3. Riboflavin (Vitamin B2)

Riboflavin berperan penting dalam metabolisme penghasil energi.

Riboflavin menyediakan gugus-gugus reaktif koenzim flavin

mononukleotida (FMN) dan flavin adenine dinukleotida (FAD). FMN

dibentuk oleh fosforilae riboflavin dependen-ATP, sementara FAD

disentesis oleh reaksi lebih lanjut dengan ATP dengan gugus AMP yang

dipindahkan ke FMN. Sumber utama riboflavin dalam makanan adalah

susu dan produk susu. Selain itu, karena warnanya yang kuning terang,

riboflavin sering digunakan sebagai zat aditif makanan.

Riboflavin terdiri atas sebuah cincin isoaloksazin heterosiklik yang

terikat dengan gula alcohol,ribitol.Jenis vitamin ini berupa pigmen

fluoresen berwarnayang relatif stabilterhadap panas tetapi terurai dengan

cahaya yang visible.

6
Bentuk aktif riboflavin adalah flavin mononukleatida ( FMN ) dan

flavin adenin dinukleotida ( FAD ).FMN dibentuk oleh reaksi fosforilasi

riboflavin yang tergantung pada ATP sedangkan FAD disintesis oleh reaksi

selanjutnya dengan ATP dimana bagian AMP dalam ATP dialihkan kepada

FMN.

FMN dan FAD berfungsi sebagai gugus prostetik enzim

oksidoreduktase,di mana gugus prostetiknya terikat erat tetapi nonkovalen

dengan apoproteinnya.Enzim-enzim ini dikenal sebagai flavoprotein

.Banyak enzim flavoprotein mengandung satu atau lebih unsur metal

seperti molibneum serta besi sebagai kofaktor esensial dan dikenal sebagai

metaloflavoprotein.

Enzim-enzim flavoprotein tersebar luas dan diwakili oleh beberapa

enzim oksidoreduktase yang penting dalam metabolisma

mamalia,misalnya oksidase asam amino dalam reaksi deaminasi asam

amino, santin oksidase dalam penguraian purin,aldehid

dehidrogenase,gliserol 3 fosfat dehidrogenase mitokondria dalam proses

pengangkutan sejumlah ekuivalen pereduksi dari sitosol ke dalam

mitokondria,suksinat dehidrogenase dalam siklus asam sitrat, Asil ko A

dehidrogenase,serta flavoprotein pengalih electron dalam oksidsi asam

lemak dan dihidrolipoil dehidrogenase dalam reaksi dekarboksilasi

oksidatif piruvat serta - ketoglutarat, NADH dehidrogenase merupakan

komponen utama rantai respiratorikdalam mitokondria.Semua system

enzim ini akan terganggu pada defisiensi riboflavin.

7
Dalam peranannya sebagai koenzim, flavoprotein mengalami

reduksi reversible cincin isoaloksazin hingga menghasilkan bentuk

FMNH2 dan FADH2.

Bila ditinjau dari fungsi metaboliknya yang luas ,kita heran melihat

defisiensi riboflavin tidak menimbulkan keadaan yang bisa membawa

kematian. Namun demikian kalau terjadi defisiensi tiamin, berbagai gejala

seperti stomatitis angularis, keilosis,glositis,sebore dan fotofobia.

Riboflavin disintesis dalam tanaman dan mikroorganisme, namun

tidak dibuat dalam tubuh mamalia. Ragi, hati dan ginjal merupakan

sumber riboflavin yang baik dan vitamin ini diabsorbsi dalam intestinum

lewat rangkaian reaksifosforilasi defosforilasi di dalam mukosa .

Berbagai hormon ( misalnya hormon tiroid dan ACTH ), obat-obatan

(misalnya klorpromazin,suatu inhihibitor kompetitif ) dan factor-faktor

nutrisi mempengari\uhi konversi riboflavin menjadi bentuk-bentuk

kofaktornya . Karena sensitivitasnya terhadap cahaya,defisiensi riboflavin

dapat terjadi pada bayi yang baru lahir dengan hiperbilirubinemiayang

mendapat fototerapi.

4. Niacin (Vitamin B3)

Niasin merupakan nama generik untuk asam nikotinat dan

nikotinamida yang berfungsi sebagai sumber vitamin tersebut dalam

makanan .Asam nikotinat merupakan derivat asam monokarboksilat dari

piridin.

8
Bentuk aktif sari niasin adalah Nikotinamida Adenin Dinukleotida

(NAD+) dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat ( NADP+).

Nikotinat merupakan bentuk niasin yang diperlukan untuk sintesis

NAD+ dan NADP+ oleh enzim-enzim yangterdapat pada sitosol sebagian

besar sel.Karena itu,setiap nikotinamida dalam makanan, mula-mula

mengalami deamidasi menjadi nikotinat. Dalam sitosol nikotinat diubah

menjadidesamido NAD+ melalui reaksi yang mula-mula dengan 5-

fosforibosil 1-pirofosfat ( PRPP ) dan kemudian melalui adenilasi dengan

ATP.Gugus amido pada glutamin akan turut membentuk koenzim NAD +.

Koenzim ini bisa mengalami fosforilasi lebih lanjut sehingga terbentuk

NADP+.

Nukleotida nikotinmida mempunyai peranan yang luas sebagai

koenzim pada banyak enzim dehidrogenase yang terdapat di dalam sitosol

ataupun mitokondria .Dengan demikian vitamin niasin merupakan

komponen kunci pada banyak lintasan metabolic yang mengenai

metabolisme karbohidrat ,liid serta asam amino.NAD+ dan NADP+

merupakan koenzim pada banyak enzim oksidorduktase. Enzim-enzim

dehidrogenase yang terikat dengan NAD mengkatalisis reaksi

oksidoreduksi dalam lintasan oksidatif misalnya siklus asam

sitrat,sedangkan enzim-enzim dehidrogenase yang terikat dengan NADP

ditemukan dalam lintasan yang berhubungan dengan sintesis reduktif

misalnya lintasan pentosa fosfat.

9
Niasin ditemukan secara luas dalam sebagian besar makanan

hewani dan nabati. Asam amino essensial triptofan dapat diubah menjadi

niasin (NAD+) dimana setiap 60 mg triptofan dapat dihasilkan 1 mg

niasin. Terjadinya defisiensi niasin apabila kandungan makanan kurang

mengandung niasin dan triptofan . Tetapi makanan dengan kandungan

leusin yang tinggi dapat menimbulkan defisiensi niasin karena kadar

leusin yang tinggi dalam diet dapat menghambat kuinolinat fosforibosi

transferase yaitu suatu enzim kunci dalam proses konversi triptofa menjadi

NAD+. Piridoksal fosfat yang merupakan bentuk aktif dari vitamin B6

juga terlibat sebagai kofaktor dalam sintesis NAD+ dari triptofan

.Sehingga defisiensi vitamin B6 dapat mendorong timbulnya defisiensi

niasin.

5. Asam Pantotenat (Vitamin B5)


Asam pantotenat sebagai bagian dari KoA & ACP berfungsi

sebagai pembawa radikal asil. Asam pantetonat memiliki peran utama

dalam metabolisme kelompok asil saat berbentuk sebagai gugus

fungsional pantetein dari koenziem A atau protein pembawa asil (ACP).

Asam pantotenat dibentuk melalui penggabungan asam pantoat

dengan alanin.Asam pantoneat aktif adalah Koenzim A (Ko A ) dan

Protein Pembawa Asil (ACP). Asam pantoneat dapat diabsorbsi dengan

mudah dalam intestinum dan selanjutnya mengalami fosforilasi oleh ATP

hingga terbentuk 4'- fosfopantoneat . penambahan sistein dan pengeluaran

gugus karboksilnya mengakibatkan penambahan netto tiotanolamina

sehingga menghasilkan 4' fosfopantein, yakni gugus prostetik pada ko A

10
dan ACP . Ko A mengandung nukleotida adenin . Dengan demikian 4'

fosfopantein akan mengalami adenilasi oleh ATP hingga terbentuk defosfo

koA . Fosforilasi akhir terjadi pada ATP dengan menambahkan gugus

fosfat pada gugus 3 hidroksil dalam moitas ribose untuk menghasilkan

ko A.

Kekurangan asam pantoneat jarang terjadi karena asam pantoneat

terdapat secara luas dalam makanan,khususnya dalam jumlah yang

berlimpah dalam jaringan hewan,sereal utuh dan kacang-kacangan. Namun

demikian ,burning foot syndrom pernah terjadi diantara para tawanan

perang akibat defisiensi asam pantoneat dan berhubungan dengan

menurunnya kemampuan asetilasi.

6. Piridoksin (Vitamin B6)

Vitamin B6 terdiri atas derivat piridin yang berhubungan erat yaitu

piridoksin, piridoksal serta piridoksamin dan derivat fosfatnya yang

bersesuaian. Bentuk aktif dari vitamin B6 adalah piridoksal fosfat, di mana

semua bentuk vitamin B6 diabsorbsi dari dalam intestinum, tetapi hidrolisis

tertentu senyawa-senyawa ester fosfat terjadi selama proses pencernaan

.Piridksal fosfat merupakan bentuk utama yang diangkut dalam plasma .

Sebagian besar jaringan mengandung piridoksal kinase yang dapat

mengkatalisis reaksi fosforilasi oleh ATP terhadap bentuk vitamin yang

belum terfosforilasi menjadi masing- masing derivat ester fosfatnya .

Piridoksal fosfat merupakan koenzim pada beberapa enzim dalam

metabolisme asam aimno pada proses transaminasi, dekarboksilasi atau

11
aktivitas aldolase. Piridoksal fosfat juga terlibat dalam proses

glikogenolisis yaitu pada enzim yang memperantarai proses pemecahan

glikogen.

Kekurangan vitamin B6 jarang terjadi dan setiap defisiensi yang

terjadi merupakan bagian dari defisiensi menyeluruh vitamin B kompleks.

Namun defisiensi vitamin B6 dapat terjadi selama masa laktasi , pada

alkoholik dan juga selama terapi isoniazid.

Hati, ikan mackerl, alpukat, pisang, daging, sayuran dan telur

merupakan sumber vitamin B6 yang terbaik.

7. Biotin (Vitamin B8)

Biotin merupakan derivat imidazol yang tersebar luas dalam

berbagai makanan alami. Karena sebagian besar kebutuhan manusia akan

biotin dipenuhi oleh sintesis dari bakteri intestinal, defisiensi biotin tidak

disebabkan oleh defisiensi dietarik biasa tetapi oleh cacat dalam

penggunaan. Biotin merupakan koenzim pada berbagai enzim

karboksilase.

Gejala defisiensi biotin adalah depresi, halusinasi, nyeri otot dan

dermatitis. Putih telur mengandung suatu protein yang labil terhadap panas

yakni avidin. Protein ini akan bergabung kuat dengan biotin sehingga

mencegah penyerapannya dan menimbulkan defisiensi biotin. Komsumsi

telur mentah dapat menyebabkan defisiensi biotin.Tidak adanaya enzim

holokarboksilase sintase yang melekatkan biotin pada residu lisin

apoenzim karboksilat, juga menyebabkan gejala defisiensi biotin,

12
termasuk akumulasi substratdari enzim-enzim yang tergantung pada biotin

(piruvat karboksilase, asetyl ko A karboksilase, propionil ko A

karboksilase dan metilkrotonil ko A ). Pada sebagian kasus , anak-anak

dengan defisiensi ini juga menderita penyakit defisiesi kekebalan.

8. Asam Folat (Vitamin B9)

Nama generiknya adalah folasin . Asam folat ini terdiri dari basa

pteridin yang terikat dengan satu molekul masing-masing asam P-

aminobenzoat acid (PABA ) dan asam glutamat. Tetrahidrofolat

merupakan bentuk asam folat yang aktif. Makanan yang mengandung

asam folat akan dipecah oleh enzim-enzim usus spesifik menjadi

monoglutamil folat agar bisa diabsorbsi . kemudian oleh adanya enzim

folat reduktase sebagian besar derivat folat akan direduksi menjadi

tetrahidrofolat dala sel intestinal yang menggunakan NADPH sebagai

donor ekuivalen pereduksi.

Tetrahidrofolat ini merupakan pembawa unit-unit satu karbon yang

aktif dalam berbagai reaksi oksidasi yaitu metil, metilen, metenil, formil

dan formimino.Semuanya bisa dikonversikan.

Serin merupakan sumber utama unit satu karbon dalam bentuk

gugus metilen yang secara reversible beralih kepada tetrahidrofolat hingga

terbentuk glisin dan N5, N10 metilen H4folat yang mempunyai

peranan sentral dalam metabolisme unit satu karbon. Senyawa di atas

dapat direduksi menjadi N5 metil H4folat yang memiliki peranan

13
penting dalam metilasi homosistein menjadi metionin dengan melibatkan

metilkobalamin sebagai kofaktor.

9. Kobalamin (Vitamin B12)

Vitamin B12 (kobalamin) mempunyai struktur cincin yang

kompleks (cincin corrin) dan serupa dengan cincin porfirin, yang pada

cincin ini ditambahkan ion kobalt di bagian tengahnya. Vitamin

B12disintesis secara eksklusif oleh mikroorganisme. Dengan

demikianvitamin B12 tidak terdapat dalam tanaman kecuali bila tanaman

tersebut terkontaminasi vitamin B12 tetapi tersimpan pada binatang di

dalam hati temapat vitamin B12 ditemukan dalam bentuk

metilkobalamin,adenosilkobalamin, dan hidroksikobalamin.

Absorbsi intestinal vitamin B12 terjadi dengan perantaraan tempat-

tempat reseptor dalam ileum yang memerlukan pengikatan vitamin B12,

suatu glikoprotein yang sangat spesifik yaitu faktor intrinsik yang

disekresi sel-sel parietal pada mukosa lambung.. Setelah diserap vitamin

B12 terikat dengan protein plasma, transkobalamin II untuk pengangkutan

ke dalam jaringan. Vitamin B12 disimpan dalam hati terikat dengan

transkobalamin I.

Koenzim vitamin B12 yang aktif adalah metilkobalamin dan

deoksiadenosilkobalamin.

14
Metilkobalamin merupakan koenzim dalam konversi Homosistein

menjadi metionin dan juga konversi Metiltetrahidrofolat menjadi

tetrafidrofolat.

Deoksiadenosilkobalamin adalah koenzim untuk konversi

metilmalonil Ko A menjadi suksinil Ko A.

Kekurangan atau defisiensi vitamin B12 menyebabkan anemia

megaloblastik. Karena defisiensi vitamin B12 akan mengganggu reaksi

metionin sintase . anemia terjadi akibat terganggunya sintesis DNA yang

mempengaruhi pembentukan nukleus pada ertrosit yang baru . Keadaan ini

disebabkan oleh gangguan sintesis purin dan pirimidin yang terjadi akibat

defisiensi tetrahidrofolat. Homosistinuria dan metilmalonat asiduria juga

terjadi .Kelainan neurologik yang berhubungan dengan defisiensi vitamin

B12 dapat terjadi sekunder akibat defisiensi relatif metionin.

C. Pencernaan Vitamin Larut Air

Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak

dikeluarkan oleh tubuh, melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang

larut dalam air yaitu vitamin B kompleks dan C tidak disimpan, melainkan

akan dikeluarkan oleh sistem pembuangan tubuh. Akibatnya selalu dibutuhkan

asupan vitamin tersebut setiap hari. Vitamin yang alami bisa didapat dari

produk sayur, buah dan produk hewani. Seringkali makanan yang terkandung

dalam makanan atau minuman tidak berada dalam keadaan bebas, melainkan

terikat, baik secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan makanan, baik

didalam lambung dan usus halus akan membantu melepaskan vitamin dari

15
makanan agar bisa diserap oleh usus.Vitamin diserap oleh usus dengan proses

dan mekanisme yang berbeda. Vitamin larut air langsung diserap melalui

saluran darah dan ditransportasikan ke hati.

D. Proses Penyerapan Vitamin Larut Air

Vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak

disimpan, melainkan akan dikeluarkan oleh sistem pembuangan tubuh.

Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari.

Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus

halus akan membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap

oleh usus. Vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan

ditransportasikan ke hati. Proses dan mekanisme penyerapan vitamin dalam

usus halus diperlihatkan pada Tabel berikut ini.

Jenis vitamin Mekanisme Penyerapan


Vitamin C Difusi pasif (lambat) atau menggunakan Na- (cepat)
Tiamin Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen usus

sedikit) dengan bantuan Na+ (bila jumlahnya dalam

lumen usus banyak)


Riboflavin Difusi pasif
Niasin Dufusi pasif (mengghunakan Na+)
Piridoksin Difusi pasif
Asam Folat Menggunakan Na+
Vitamin B12 Menggunakkan bantuan faktor intrinsik (IF) dari

lambung

16
E. Proses Metabolisme Vitamin Larut Air

1. Vitamin C
Vitamin C mudah diabsorsi secara aktif dan mungkin pula secara

difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk pada peredaran darah

melalui vena porta. Rata-rata absorsi adalah 90% untuk konsumsi diantara

20 dan 120 Mg sehari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram (sebagai pil)

hanya diabsorsi sebanyak 16%. Vitamin C kemudian dibawa kesemua

jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah di dalam jaringan adrenal, pituitari,

dan retina.

Tanda-tanda definisi vitamin C adalah perubahan kulit, kerapuhan

kapiler darah, perlunakan gusi , gigi tanggal, dan fraktur tulang.

Banyaknya gejala tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya sintesis

kolagen.

Tubuh dapat menyimpan hingga 1200 Mg Vitamin C bila konsumsi

mencapai 100 Mg sehari. Jumlah ini dapat mencegah terjadinya skorbut

selama 3 bulan. Tanda-tanda skorbut akan terjadi bila persendian tinggal

300 Mg. Konsumsi melebihi taraf kejenuhan berbagai jaringan

dikeluarkan melalui urin dalam bentuk asam oksalat. Pada konsumsi

melebihi 100 Mg sehari kelebihan akan dikeluarkan sebagai asam askorbat

atau sebagai karbondioksida melalui pernafasan. Walaupun tubuh

mengandung sedikit Vitamin C, sebagian akan tetap dikeluarkan. Makanan

yang tinggi dalam seng atau pektin dapat mengurangi absorsi sedangkan

zat-zat di dalam ekstrat jerut dapat meningkatkan absorsi.

17
Status Vitamin C ditetapkan melaui tanda-tanda klinik dan

pengukuran Vitamin C di dalam darah. Tanda-tanda klinik antara lain,

pendarahan gusi dan pendarahan kapiler dibawah kulit. Tanda dini

kekurangan Vitamin C dapat diketahui bila kadar Vitamin C darah

dibawah 0,20 Mg/dl.


2. Tiamin (Vitamin B1)
Tiamin diabsorsi secara aktif terutama di duodenum bagian atas

yang bersuasana asam, dengan bantuan adenin triposfatase (ATP ase) yang

bergantung pada Natrium. Tiamin yang dikonsumsi melebihi 5 Mg perhari

sebagian akan diabsorsi secara pasif. Absorsi aktif dihambat oleh alkohol.

Setelah diabsorsi, kurang lebih 30 Mg tiamin mengalami fosforilasi dan

disimpan sebagai tiamin pirofosfat (ATTP) didalam jantung, otak, hati, dan

jaringan otot.
Tubuh manusia mengandung 30 sampai 70 Mg tiamin, 80 % dalam

bentuk TPP. Separuh dari tiamin terdapat didalam otot, selebihnya didalam

hati, jantung, ginjal, dan otak. Tiamin berada dalam sirkulasi darah dalam

jumlah kecil dalam bentuk bebas. Ekskresi dilakukan melaui urin dalam

bentuk utuh dan sebagian kecil dalam bentuk metabolit, terutama tiamin

difosfat dan disulfit. Eksresi tiamin melalui urin menurun dengan cepat

pada kekurangan tiamin. Tiamin dapat disentesis oleh mikroorganisme

dalam saluran cerna manusia dan hewan, tetapi yang dapat dimanfaatkan

oleh tubuh adalah kecil.

3. Riboflavin (Vitamin B2)


Ribofelavin dibebaskan dari ikatan-ikatan protein sebagai FAD dan

FMN didalam lambung yang bersuasana asam. FAD dan FMN kemudian

18
didalam usus halus dihidrolisis oleh enzim-enzim pirofosfatase dan

fosfatase menjadi riboflavin bebas. Riboflavin diabsorsi dibagian atas usus

halus secara aktif oleh proses yang membutuhkan Natrium untuk

kemudian mengalami fosforilasi hingga menjadi FMN didalam mukosa

usus halus.
Riboflavin dan FMN dalam aliran darah sebagian besar terikat

pada albumin dan sebagian kecil pda imonoglobulin G. Riboflavin dan

metabolitnya terutama disimpan didalam hati, jantung dan ginjal.

Simpanan riboflavin teurtama dalam bentuk FAD yang memiliki 70-90%

Vitamin tersebut. Konsentrasinya lima kali FMN dan lima puluh kali

riboflavin. Sebanyak 200 g riboflavin dan metabolitnya dikeluarkan

melalui urin tiap hari. Jumlahnya bergantung pada konsumsi dan

kebutuhan jaringan. Simpanan riboflavin dalam tunuh tidak seberapa, oleh

karena itu harus diperoleh dari makanan dalam jumlah yang cukup.

4. Niacin (Vitamin B3)

Didalam usus halus Niasin dihidrolisis dan diabsorsi sebagai asam

nikotinat, Nokotinamida dan Nikotinamida mononukleotida (MNN).

Kelebihan Niasin dibuang melalui urin.

5. Asam Pantotenat (Vitamin B5)

Asam pantoteat dikonsumsi sebagai bagian dari KoA yang oleh

enzim fosfatase dalam saluran cerna hidrolisis menjadi 4-fosfopantotein

dan asam pantotenat yang kemudian diabsorsi. KoA disentesis kembali

19
didalam sel-sel hati. Asam pantotenat dikeluarkan melalui urin terutama

sebagai hasil metabolisme koenzim A.

Nilai darah normal adalah > 100 g/dl dan ekskresi melalui urin

sebanyak 1-15 Mg/hari dengan makanan adekuat, sebanyak 2-7 Mg/hari

dikeluarkan melalui urin dan 1-2 Mg/hari melaui feses. Nilai ini

merupakan indikator yang sensitif tentang konsumsi makanan.

6. Piridoksin (Vitamin B6)


Sebelum di absorpsi, vitamin B6 di dalam makanan yang terutama

terdapat dalam bentuk fosforilasi, dihidrolisis oleh enzim didalam usus

halus. Di dalam hati, ginjal dan otak, vitamin B6 difosforilasi kembali

untuk kemudian diubah menjadi bentuk PLP oleh enzim oksidase,.

Fosforilasi dan perubahan oksidatif vitamin B6 juga dapat terjadi di dalam

sel darah merah dimana PLP terikat pada hemoglobin. Sebanyak 500%

jumlah vitamin B6 dalam tubuh disimpan dalam otot. PLP dalam hati

diikat oleh opoenzim dan beredar didalam darah dalam keadaan terikat

dengan albumin. PLP yang tidak terikat diubah menjadi asam piridoksat

oleh enzim oksidase di dalam hati dan ginjal, yaitu metabolit utama yang

dikeluarkan melalui urin.


a. Vitamin B6 Penting Dalam Metabolsme Asam Amino & Glikogen,

Juga Dalam Kerja Hormon Steroid

Terdapat enam senyawa yng memiliki aktivitas vitamin B 6:

piridoksin, piridoksal, piidoksamin, dan turunan 5-fosfatnya. Koenzim

aktif adalah piridoksal 5-fosfat. Sekitar 80% Vitamin B6 totl dalam

tubuh adalah piridoksal fosfat di otot, sebagian besar berkaitan dengan

20
glikogen fosforilase. Bentuk ini tidak dapat digunakan pada keadaan

difisiensi tetapi dibebaskan jika terjadi kelaparan, saat cadangan

glikogen terkuras, dan kemudian dapat digunakan, terutama di hati dan

ginjal untuk memenuhi peningkatan kebutuhan glukoneogenesis dari

asam amino.

b. Vitamin B6 Memiliki Beberapa Peran Dalam Metabolisme

Piridoksal fosfat adalah suatu koenzim bagi banyak enzim yang

terlibat dalam metabolisme asam amino, khususnya transaminasi dan

dekarboksilasi. Vitamin ini juga merupakan kofaktor glikogen

fosforilase, dan gugus fofat penting untuk katalis. Selain itu, B6

penting bagi kerja hormone steroid.

7. Biotin (Vitamin B8)

Vitamin yang terikat pada protein ini dihidrolisis menjadi Biositin

yang diabsorsi bersama Biotin bebas dalam bagian atas usus halus. Biotin

diabsorsi secara aktif dalam duodenum dan ileum bagian atas, serta

disimpan atau digunakan setelah diubah menjadi Biotinil-5-AD-Nilat

didalam hati, otot, dan ginjal. Biositin dihidrolisis menjadi biotin didalam

plasma. Biotin dan metabolitnya dikeluarkan dalam jumlah 6 sampai 50

g perhari.

Biotin tersebar luas di banyak makanan sebagai biositin, yang

dibebaskan pada proetolisis. Putih telur mengandung avidin, suatu protein

yang mengikat biotin dan menyebabkan biotin tidak dapat diserap.

21
Bila memakan telur mentah, kompleks Biotin-aVidin tidak bisa

dihidrolisis. Biotin dalam usus besar dapat disentesis oleh bakteri,

sehingga ekskresi Biotin melalui feses dapat mencapai 3 sampai 6 kali

lebih besar daripada konsumsi melalui makanan. Ketersediaan biologik

biotin yang disentesis bakteri dalam usus besar manusia belum diketahui.

8. Asam Folat (Vitamin B9)


Folat dalam makanan terdapat sebagai poliglutamat yang terlebih

dahulu harus dihidrolisis menjadi bentuk monoglutamat di dalam mukosa

usus halus, sebelum ditrasportasi secara aktif ke dalam sel usus halus.

Pencernaan ini dilakukan oleh enzim hidrolase, terutama conjugase pada

mukosa bagian atas usus halus. Hidrolisis poliglutamat folat dibantu oleh

seng.

Definisi vitamin B12 yang menyebabkan definisi fungsional asam

folat, memengaruhi sel yang cepat membelah karena sel ini sangat

membutuhkan timidin untuk membentuk DNA. Secara klinis definisi ini

memengaruhi sumsum tulang, menyebabkan animea megaloblastik.

Setelah hidrolisis, monoglutamat folat diikat oleh reseptor folat

khusus pada mikrovili dinding usus halus yang kemungkinan juga

merupakan alat angkut vitamin tersebut. Folat di dalam sel kemudian

diubah menjadi 5-metil-tetrahidrofolat (5-metil-H4 folat) dan dibawah ke

hati melalui sirkulasi darah portal untuk disimpan. Jumlah simpanan folat

di dalam tubuh orang dewasa sehat ditaksir sebanyak 7,5 mg. Hati

merupakan tempat simpanan utama folat. Di dalam hati, asam metil

tetrahidrofolat diubah menjadi asam tetrahidrofolat (THFA) dan gugus

22
metil disumbangkan ke metionin, tetrahidrofolat kemudian bereaksi

dengan enzim poliglutamat sintetase untuk membentuk kembali

poliglutamil folat yang kemudian berikatan dengan bermacam enzim dan

melakukan sebagian besar fungsi metabolik vitamin tersebut. Folat yang

dihidrolisis meninggalkan hati dan bersirkulasi didalam plasma dan

empedu sebagai 5-metil-H4 folat. Setelah diambil dan digunakan oleh sum-

sum tulang belakang, folat bersirkulasi sebagai poliglutamat didalam

poollsimpanan sel darah merah. Folat dikeluarkan melalui fases dan urin

sebagai 5-metil-H4 folat. Jumlah folat yang dikeluarkan tiap hari melalui

fases dan urin hampir sama dengan jumlah yang terdapat dalam simpanan

tubuh, yang umurnya adalah 100 hari. Persendian folat habis dalam waktu

dua puluh minggu.


9. Kobalamin (Vitamin B12)
Dalam keadaan normal sebanyak kurang lebih 70% vitamin B12

yang dikonsumsi dapat diabsorpsi. Angka ini menurun hingga 10% pada

konsumsi melebihi lima kali Angka Kecakupan Gizi (AKG). Dalam

lambung kobalamin dibebaskan dari ikatannya dengan protein oleh cairan

lambung dan pepsin, kemudian segera diikat oleh protein-protein khusus

(faktor R/rapid electrophoretic mobility) dalam lambung. Vitamin B12

dilepas dari faktor R di dalam duodenum yang bersuasana alkali, oleh

enzim-enzim protease pangkreas terutama tripsin untuk segera diikat oleh

faktor intrinsik (IF). Kompleks vitamin B12-IF ini kemudian diikat oleh

reseptor khusus pada membran mikrovili ileum usus halus dan diabsorpsi.

Di dalam sel mukosa usus halus vitamin B12 dilepas dan dipindahkan

23
keprotein lain (transkobalamin II atau TC-2) untuk kemudian dibawah ke

hati.
Proses absorpsi, dimulai dari konsumsi ke penampilan vitamin B12

dalam vena porta memakan waktu 8-12 jam. Vitamin B12 yang terikat

pada TC-2 kemudian dibawa ke jaringan-jaringan tubuh oleh reseptor-

reseptor khusus.
Lebih 95% dari Vitamin B12 didalam sel berada dalam keadaan

terikat pada enzim metionin sintetase yang ada pada sitoplasma sel

ataupun pasa enzim metilmalonil-KoA mutase yang terdapat mitokondria

sel. Persendian Vitamin B12 dalam tubuh adalah 2-3 mg dan sebanyak 1,2-

1,3 g sehari diekskresi melalui feses dan urin. Tubuh hemat dalam

menggunakan vitamin B12. Vitamin B12 yang tedapat dalam empedu dan

sekresi saluran cerna lain disalurkan kembali melalui sirkulasi hentero

hepatik. Dengan demikian, simpanana vitamin B12 dapat bertahan hingga

10 tahun. Kekurangan konsumsi vitamin B12 baru menunjukkan tanda-

tanda setelah 10 tahun, asalkan persediaan tubuh cukup dan kemampuan

absorsi tidak terganggu. Bila absorsi vitamin B12 dalam saluran cerna

terganggu karena kekurangan faktor intrinsik, akibatnya baru terlihat

setelah 4 hingga 10 tahun.


F. Dampak Kelebihan dan Kekurangan Vitamin Larut Air
1. Vitamin C

Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan pendarahan disekitar

gigi dan merusak pembuluh darah di bawah kulit, menghasilkan pinpoint

haemorrhages . Kekurangan banyak vitamin C berakibat pada sistem

syaraf dan ketegangan otot. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan otot

24
seperti juga rasa nyeri, gangguan syaraf dan depresi. Gejala selanjutnya

adalah anemia, sering terkena infeksi, kulit kasar dan kegagalan dalam

menyembuhkan luka. Ketika seseorang mengkonsumsi sejumlah besar

vitamin C dalam bentuk suplemen dalam jangka panjang, tubuh

menyesuaikannya dengan menghancurkan dan mengeluarkan kelebihan

vitamin C dari pada biasanya. Jika konsumsi kemudian secara tiba-tiba

dikurangi, tubuh tidak akan menghentikan proses ini, sehingga

menyebabkan penyakit kudisan. Berikut ini gambar perdarahan pada gusi

karena kekurangan vitamin C.

Adapun gejala kelebihan vitamin C adalah mual, kejang perut,

diare, sakit kepala, kelelahan dan susah tidur. Hal ini juga dapat

mengganggu tes medis, atau menyebabkan buang air kecil yang berlebihan

dan membentuk batu ginjal.

2. Tiamin (Vitamin B1)

25
Beri-beri dapat terjadi karena kekurangan thiamin dalam jangka

panjang. Penyakit ini ditemukan pertama kali di Timur Jauh saat

pembuatan beras poles' (polish rice) tersebar luas. Beras yang dipoles

mengakibatkan pembuangan kulit yang kaya akan thiamin. Beri-beri dapat

merusak sistem syaraf dan keracunan otot. Gejala kekurangan yang lain

adalah irama jantung yang tidak normal, gagal jantung, kelelahan, susah

berjalan, kebingungan dan kelumpuhan. Berikut ini adalah dampak

kekurangan vitamin B1 yaitu penyakit beri-beri.

Defisiensi tiamin dapat menyebabkan tiga sindrom mandiri : suatu

neuritis perifer kronik, beriberi, yang dapat berkaitan atau tidak dengan

gagal jantung dan edema; beriberi pernisiosa (fulminan) akut (beriberi

shoshin) dengan gejala yang predominan berupa gagal jantung dan

kelainan metabolic tanpa neuritis perifer; dan ensefalopati Wernicke

disertai psikosis Korsakoff, yang terutama berkaitan dengan

penyalahgunaan alcohol dan narkotik. Peran tiamin difosfat dalam piruvat

dehidrogenase memiliki arti bahwa pada defisiensi terjadi gangguan

perubahan piruvat menjadi asetil KoA. Pada orang dengan diet karbohidrat

26
yang relative tinggi, hal ini menyebabkan meningkatnya kadar laktat dan

piruvat plasma yang dapat menyebabkan asidosis laktat yang mengancam

jiwa.

Pemakaian thiamin yang melebihi normal mempengaruhi sistem

syaraf. Hal ini karena reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh pada

kelelahan, sakit kepala, sifat lekas marah dan susah tidur. Sistem darah

dapat terpengaruh, karena denyut nadi menjadi cepat.

3. Riboflavin (Vitamin B2)

Meskipun riboflavin berperan sentral dalam metabolism lipid dan

karbohidrat, dan defisiensi riboflavin terjadi di banyak negara, namun

defisiensi ini tidak mematikan karena penghematan riboflavin di jaringan

sangat efisien. Defisiensi riboflavin ditandai oleh keilosis, deskuamasi dan

peradangan lidah, dan dermatitis seboroik. Status gizi riboflavin dinilai

dengan mengukur pengaktifan glutation reduktase eritrisit oleh FAD yang

ditambahkan in vitro. Dibawah ini adalah bambar peradangan pada lidah.

27
Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan gejala seperti iritasi,

kulit merah dan keretakan kulit dekat dengan sudut mata dan bibir seperti

halnya sensitivitas yang berlebihan terhadap sinar (photophobia) . Hal ini

dapat juga menyebabkan keretakan pada sudut mulut (cheilosis). Belum

diketahui gejala kelebihan akibat riboflavin.

4. Niacin (Vitamin B3)

Kekurangan niacin dapat menyebabkan penyakit pellagra. Penyakit

tersebut menunjukkan gejala seperti dermatitis, diare dan dementia . Hal

ini meluas di bagian selatan US pada awal 1900. Gejala kekurangan niacin

lainnya adalah kehilangan nafsu makan, lemah, pusing dan kebingungan

mental. Kulit dapat menunjukkan gejala dermatitis simetrik bilateral,

khususnya pada daerah yang terkena sinar matahari langsung. Dibawah ini

adalah penderita penyakit pellagra.

Niasin ditemukan sebagai nutrient sewaktu penelitian tentang

pellagra dilakukan. Niasin bukan suatu vitamin sejati karena zat ini dapat

28
disintesis dalam tubuh dari asam amino esensial triptofan. Dua senyawa,

asam nikotinat dan nikotinamida, memiliki aktivitas biologis niasin; fungsi

metaboliknya adalah sebagai cincin nikotinamida pada koenzim NAD dan

NADP dalam reaksi oksidasi/reduksi. Sekitar 60 mg triptofan setara

dengan 1 mg niasin dalam makanan. Kandungan niasin dalam makanan

dinyatakan sebagai Mg niasin ekuivalen = mg niasin yang sudah ada +

1/60 x mg triptofan. Karena sebagai besar niasin dalam sereal tidak dapat

digunakan secara biologis, jumlah ini tidak diperhitungkan.

Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada sistem

syaraf, lemak darah dan gula darah. Gejala gejala seperti muntah, lidah

membengkak dan pingsan dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini dapat

berpengaruh pada fungsi hati dan dapat mengakibatkan tekanan darah

rendah.

5. Asam Pantotenat (Vitamin B5)

Gejala kekurangan jarang terjadi, tapi dapat menyebabkan muntah,

sulit tidur dan kelelahan. Sedangkan kelebihan asam pentotenat dapat

menyebabkan diare dan perut kembung.

6. Piridoksin (Vitamin B6)

Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah, menunjukkan

gejala seperti lemah, sifat lekas marah dan susah tidur. Selanjutnya gejala

kegagalan pertumbuhan, kerusakan fungsi motorik dan sawan.

29
Dosis tinggi vitamin B6 dalam waktu yang lama menyebabkan

kerusakan syaraf, yang kadang-kadang tidak dapat diperbaiki. Hal ini

dimulai dengan mati rasa pada kaki; selanjutnya, perasaan hilang pada

tangan dan mulut yang mungkin menjadi mati rasa. Kemudian gejala

keracunan adalah kesulitan berjalan, kelelahan dan sakit kepala. Ketika

konsumsi dikurangi, gejala-gejala ini berkurang, tetapi tidak selalu hilang

sepenuhnya.

7. Biotin (Vitamin B8)

Kekurangan biotin jarang terjadi, tetapi dapat muncul pada pasien

rumah sakit yang menggunakan infus. Hal ini dapat menyebabkan gejala

seperti kehilangan nafsu makan, mual, depresi, kelemahan dan kelelahan.

Dosis tambahan biotin diberikan pada pasien untuk mencegah defisiensi.

Sedangkan kelebihan biotin tidak biasa terjadi.

8. Asam Folat (Vitamin B9)

Kekurangan folat dapat menyebabkan kekurangan darah.

Gejalanya bisa meluas, seperti sel-sel darah merah tidak matang, yang

menunjukkan sintesa DNA yang lambat. Hal ini disebabkan tidak hanya

oleh kekurangan folat tetapi juga oleh kekurangan vitamin B 12. Gejala lain

dari kekurangan folat adalah rasa panas pada jantung (heartburn), diare

dan sring terkena infeksi karena penekanan pada sistem kekebalan. Hal ini

30
mempengaruhi sistem syaraf, menyebabkan depresi, kebingungan mental,

kelelahan dan pingsan.

Definisi vitamin B12 yang menyebabkan definisi fungsional asam

folat, memengaruhi sel yang cepat membelah karena sel ini sangat

membutuhkan timidin untuk membentuk DNA. Secara klinis definisi ini

memengaruhi sumsum tulang, menyebabkan animea megaloblastik.

Gejala kekelebihan asam folat adalah diare, susah tidur dan sifat

mudah marah. Folat dengan dosis tinggi dapat menutupi kekurangan

vitamn B12, karena kedua vitamin ini berhubungan.

9. Kobalamin (Vitamin B12)

Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kekurangan darah

(anemia), yang sebenarnya disebabkan oleh kekurangan folat. Tanpa

vitamin B12, folat tidak dapat berperan dalam pembentukan sel-sel darah

merah. Gejala kekurangan lainnya adalah sel-sel darah merah menjadi

belum matang (immature), yang menunjukkan sintesis DNA yang lambat.

Kekurangan vitamin B12 dapat juga mempengaruhi sistem syaraf, berperan

pada regenerasi syaraf peripheral, mendorong kelumpuhan. Selain itu juga

dapat menyebabkan hipersensitif pada kulit. Namun tidak ada gejala

keracunan yang berhubungan dengan vitamin B12. Dibawah ini adalah

gambar penderita anemia karena kekurangan vitamin B12.

31
G. Sumber Vitamin Larut Air
1. Vitamin C

Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayuran dan buah-

buahan, terutama buah-buahan segar. Karena itu vitamin C sering disebut

fresh food vitamin. Buah yang masih mentah lebih banyak kandungan

vitamin C-nya; semakin tua buah semakin berkurang kandungan vitamin

C-nya. Buah jeruk, baik yang dibekukan maupun yang dikalengkan

merupakan sumber vitamin C yang tinggi. Demikian juga halnya nenas

dan jambu. Beberapa buah tergolong buah yang tidak asam seperti pisang ,

apel rendah kandungan vitamin C-nya, apalagi bila produk tersebut

dikalengkan. Bayam, brokoli, dan cabe hijau juga merupakan sumber yang

baik, bahkan juga setelah dimasak.

32
2. Tiamin (Vitamin B1)

Sumber tiamin yang baik sebetulnya biji-bijiaan, seperti beras PK

(pecah kulit) atau bekatulnya,daging, ungas, iikan, dan telur juga

merupakan sumber vitamin B1,daging babi baik yang segar atau di asap,

sangat tinggi kandungan taminnya. Meskipun sayuran dan buah-buahan

kandungan tiaminnya rendah, tetapi kebiasan memakan lalap dalam

jumlah yang besar banyak membantu menyediakan tiamin bagi tubuh.

3. Riboflavin (Vitamin B2)

Sumber riboflavin terutama dari hasil ternak. Hati,ginjal, dan

jantung mengandung riboflavin dalam jumlah yang tinggi. Sayuran hijau

33
dan biji-bijian hanya sedikit saja kandungan riboflavinnya.begitupun buah-

buahan dan umbi-umbian juga sangat rendah kandungannya.

4. Niacin (Vitamin B3)

Sumber utama niasin adalah daging, unggas (ayam, itik, dll) dan

ikan merupakan sumber utama niasin, sama halnya roti dan sereal (biji-

bijian) yng telah diperkaya. Jamur, asparagus, dan sayuran hijau

merupakan sumber yang paling baik.

5. Asam Pantotenat (Vitamin B5)

34
Asam pantotenat umumnya ada dalam sebagian besar makanan.

Daging, ikan, unggas (ayam, itik dll), semua biji-bijian dan sayuran

merupakan sumber utama.

6. Piridoksin (Vitamin B6)

Daging, ikan dan unggas (itik, ayam dll) merukan sumber utama

vitamin B6 Sumber yang lain adalah kentang, beberapa sayuran hijau dan

buah berwarna ungu.

7. Biotin (Vitamin B8)

Biotin ditemukan dalam sejumlah besar makanan. Umumnya

defisiensi tidak terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi berbagai

makanan.

8. Asam Folat (Vitamin B9)

Sumber terbaik untuk folat adalah sayur-sayuran, khususnya

sayuran berdaun hijau. Hati juga mengandung banyak folat. Daging, susu

dan produk-produk susu mengandung sedikit folat.

35
9. Kobalamin (Vitamin B12)

Vitamin B12 temukan dalam daging hewan dan produk-produk

hewani. Orang yang hanya makan sayuran dapat melindungi diri sendiri

melawan defisiensi (kekurangan) dengan menambah konsumsi susu, keju

dan telur. Hal ini berarti sekitar satu cangkir susu atau satu butir telur

untuk satu harinya. Untuk seorang vegetarian yang tidak memakan

semua semua produk dari hewan dapat memperoleh sumber vitamin B12

dari susu kedelai atau ragi yang sudah ditumbuhkan dalam liungkungan

yang kaya akan vitamin B12.

36
BAB III

PENUTUP

1. Vitamin larut adalah vitamin yang tidak disimpan dalam tubuh dan

dikeluarkan melalui urine dalam jumlah kecil. Oleh sebab itu vitamin larut

air perlu dikonsumsi setiap hari untuk mencegah kekurangan yang dapat

mengganggu fungsi tubuh normal.

37
DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0CDIQFjAC&url=http
%3A%2F%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream
%2F123456789%2F3543%2F1%2Fbiokimia-
rusdiana2.pdf&ei=0Z6YT7bYCYHQrQeX96S9AQ&usg=AFQjCNFj2Gyq2
A7B0opRsz7tTpVQ0CA_kw&sig2=u8WGni3sgm39Fg1Qm4xi8w(09 Mei
2012)
http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&sqi=2&ved=0CHAQFjAC&u
rl=http%3A%2F%2Fimbang.staff.umm.ac.id%2Ffiles
%2F2010%2F02%2FKlasifikasi_dan_Metabilisme_vitamin_imbang.doc&ei
=jvtT5yvA4TJrAfalcGUBA&usg=AFQjCNHYZRWfUgj2JA1S6lJsacNoaH
S3gg&sig2=70iFJN3g4BHJBy992aWJ1Q(09 Mei 2012)
http://www.scribd.com/doc/93310426/Vitamin(09 Mei 2012)
http://asdharpharechu.blogspot.com/(09 Mei 2012)

38
http://taharuddin.com/pencernaan-penyerapan-vitassmin-dan-mineral.html 2(09
Mei 2012)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3543/3/biokimia-
rusdiana2.pdf.txt(09 Mei 2012)
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Pt. Gramedia Pustaka
Utama.(09 Mei 2012)

39

Anda mungkin juga menyukai