Anda di halaman 1dari 16

RODA GIGI KERUCUT

A. PROFIL RODA GIGI KERUCUT


Sepasang roda gigi kerucut yang saling berkait dapat diwakili oleh dua
bidang kerucut dengan titik puncak yang berimpit dan saling menggelinding tanpa
slip. Roda gigi kerucut yang mempunyai alur gigi lurus dan menuju ke puncak
kerucut disebut dengan roda gigi kerucut lurus. Pada gambar-10 diberikan nama-
nama bagian dari roda gigi kerucut.

(a) Jarak sisi belakang


(b) Sudut kerucut kaki
(c) Sudut kaki
(d) Kerucut jarak bagi
(e) Sudut kepala
(f) Sudut kerucut jarak bagi
(g) Sudut kerucut kepala
(h) Sisi kerucut
(i) Sudut poros
(j) Lubang poros
(k) Lebar muka
(l) Kepala
(m) Lubang poros
(n) Kaki
(o) Diameter lingkaran jarak bagi
(p) Diameter lingkaran kepala
(q) Kerucut belakang
(r) Jarak kerucut belakang
(s) (t) Jarak dari puncak kerucut
sampai puncak luar gigi

Gambar-10 Nama-nama bagian roda gigi kerucut

Roda gigi mahkota

(a) Roda gigi (b) Pasangan dengan roda gigi mahkota


Gambar-11 Roda gigikerucut istimewa
1
Sumbu poros roda gigi kerucut biasanya berpotongan dengan sudut 90o,
bentuknya dapat berupa roda gigi miter yang mempunyai sudut kerucut jarak
bagi sebesar 45o dan roda gigi mahkota dengan sudut kerucut jarak bagi sebesar
90o, seperti ditunjukkan pada gambar-11.
Pada gambar-12, diperlihatkan cara menggambarkan profil roda gigi kerucut.
Dari titik O1 dibelakang roda gigi kerucut, dibuat bidang kerucut dengan puncak
O1 dan memotong tegak lurus bidang kerucut jarak bagi yang berpuncak di O.
Kerucut O1 disebut kerucut belakang. Jika profil gigi pada ujung luar roda gigi
digambarkan pada kerucut O1, dan kemudian bidang ini dibentangkan maka akan
diperoleh gambar profil roda gigi lurus ekivalen dari ujung luar roda gigi kerucut
tersebut. Profil yang diperoleh dari bentangan kerucut belakang tersebut
sebenarnya hanya merupakan pendekatan saja pada bentuk profil yang
sesungguhnya. Profil yang sesungguhnya pada ujung luar roda gigi kerucut yang
dibentuk dengan pahat lurus disebut dengan profil oktoid, merupakan profil pada
bidang bola yang berpusat di O dengan jari-jari OA.

(a) Profil roda gigi kerucut


ekivalen.
(b) Jari-jari kerucut
belakang.
(c) Sudut kerucut jarak
1
bagi.
(d) Lingkaran jarak bagi
roda gigi lurus ekivalent.
(e) Roda gigi lurus ekivalen.

Gambar-12 Kerucut belakang dan roda gigi lurus ekivalen


Jika panjang sisi kerucut jarak bagi R, sudut kerucut jarak bagi , diameter
lingkaran jarak bagi pada ujung luar masing-masing roda gigi kerucut d1 dan d2,
maka hubungan antara jumlah gigi yang sebenarnya dari roda gigi kerucut z1 dan
jumlah gigi roda gigi lurus khayal z2 adalah:
d1 = 2R sin 1 = m.z1 dan d 2 = 2R sin 2 = m.z 2

2
a) Perbandingan jumlah gigi dapat dipergunakan persamaan:
sin z1 z1
= maka z2 =
tan z 2 cos
b) Perbandingan putaran i dari roda gigi kerucut maupun dari roda gigi lurus
khayal adalah:
n1 d2 z 2 R sin 2
i= = = =
n 2 d1 z 1 R sin 1
c) Jika sudut poros dinyatakan dengan = 1 + 2, maka:
Z1 sin 2 tan 2
= =
Z 2 sin( 2 ) sin cos tan 2

sin
tan 2 = ,
Z1
+ cos
Z2

sin
Maka; tan 1 =
Z2
+ cos
Z1

Z1 1 Z2
Jika = 90o, maka tan 1 = = ; tan 2 = =i
Z2 i Z1
d) Panjang sisi kerucut R pada roda gigi kerucut adalah:
d1 d2
R= =
2 sin 1 2 sin 2

Dalam beberapa roda gigi, tinggi gigi semakin kecil dari ujung luar ke ujung
dalam, dan dalam beberapa roda gigi lain tinggi gigi tetap sama. Yang pertama
disebut gigi tirus dan yang terakhir disebut gigi seragam, gigi tirus lebih sering
dipakai dari pada gigi seragam.
Pada gigi tirus, kepala gigi pinyon dibuat lebih tinggi dari pada kepala roda
gigi besar, maka perubahan kepala yang diperlukan dapat dilakukan dengan
koefisien masing-masing sebagai berikut:
z 2

x 1 = 0,46 1 1
z 2

x 2 = x 1
Karena itu, jika ck 0,188.m adalah kelonggaran puncak, maka untuk pinyon:
- Tinggi kepala hk1 = (1 + x1).m
- Tinggi kaki hf1 = (1 x1).m + ck

3
Demikian pula halnya dengan roda gigi besar:
- Tinggi kepala hk2 = (1 - x1).m
- Tinggi kaki hf2 = (1 + x1).m + ck
Dengan demikian tinggi gigi adalah: H = 2m + ck
h
Sudut kepala pinyon adalah: k1 = tan 1 k1
R

h
Sudut kaki pinyon adalah: f 1 = tan 1 f 1
R

h
Sudut kepala roda gigi besar adalah: k 2 = tan 1 k 2
R

h
Sudut kaki roda gigi besar adalah f 2 = tan 1 f 2
R
Dengan demikian, sudut kerucut kepala adalah:
k1 = 1 + k 1 ; k 2 = 2 + k 2
Demikian pula sudut kerucut kaki adalah:
f 1 = 1 f 1 ; f 2 = 2 f 2
Besarnya masing-masing diameter lingkaran kepala yang diperlukan dalam
pembuatan adalah:
dk1 = d1 + 2hk1 cos 1
dk 2 = d2 + 2hk 2 cos 2
Jarak dari puncak sampai puncak gigi luar adalah:
d
X1 = 2 h k1 sin 1
2

d
X 2 = 1 h k 2 sin 2
2
Jika sudut tekanan adalah o, dan kelonggaran belakang dianggap nol, maka
tebal gigi (tebal lingkar) adalah:
s1 = (0,5 + 2 x 1 tan o )m

s 2 = (0,5 2 x 1 tan o )m

s1 + s 2 = m
Lebar sisi gigi b sebaiknya diambil tidak lebih dari 1/3 sisi kerucut, atau kurang
dari 10 kali modul pada ujung luar. Pada pasangan roda gigi kerucut hampir

4
tidak pernah dijumpai pemakaian bantalan pada kedua ujung poros pinyon
maupun roda gigi besar. Biasanya hanya salah satu saja yang memakai
bantalan pada kedua ujung poros, atau kedua-duanya memakai bantalan pada
satu ujung saja. Dengan demikian beban pada permukaan gigi tidak dapat
dibuat merata karena lenturan pada poros atau gigi, karena itu pemilihan lebar
sisi perlu diusahakan sekecil mungkin.

e) Untuk menentukan lebar sisi, maka mula-mula dihitung kekuatannya terhadap


beban lentur. Beban lentur yang diijinkan untuk gigi dengan penampang yang
merupakan harga rata-rata dari penampang ujung luar dan ujung dalam
adalah:
a1.m.K v .J1
Fb' 1 =
K 0 .K S .K m

a 2 .m.K v .J 2
Fb' 2 =
K 0 .K S .K m

Dimana: Fb' 1 dan Fb' 2 = beban lentur yang diijinkan (kg/mm)


a1 dan a2 = tegangan lentur yang diijinkan (kg/mm2)
m = modul
Kv = faktor dinamis (grafik gambar-13)
K0 = faktor beban lebih
Km = faktor distribusi beban
Ks = faktor ukuran roda gigi.
Ks = 0,5 untuk m < 1,5
K s = 4 m / 2,24 untuk m 1,5
J1 dan J2 = faktor geometri (grafik gambar-14)

Tabel 4, Tegangan lentur yang diijinkan dan tegangan kontak yang diijinkan
(roda gigi kerucut)
Kekerasan Tegangan Tegangan
permukaan lentur yang kontak yang
Bahan Perlakuan panas minimum diijinkan diijinkan
HB HRC (kg/mm2) (kg/mm2)

Celup dingin sementasi 625 60 22,7 189


Celup dingin sementasi 575 55 22,7 151
Baja Celup dingin frekwensi tinggi 500 50 10,2 144
Celup dingin dan temper 440 18,9 144
Celup dingin dan temper 300 14,4 102
Celup dingin dan temper 180 10,2 92
Pengecoran 200 5,3 49
Besi
Pengecoran 175 3,1 38
cor
Pengecoran - 2,0 23

5
Tabel 5, Faktor beban lebih K0, C0
Sisi yang digerakkan
Sisi penggerak
Tanpa tumbukan Tumbukan sedang Tumbukan berat
Tanpa tumbukan 1,00 1,25 1,75
Tumbukan sedang 1,25 1,50 2,00
Tumbukan berat 1,50 1,75 2,25

Gambar-13 Faktor dinamis roda gigi kerucut

Gambar-14 Roda gigi kerucut lurus dengan sudut tekanan 20o


dan sudut poros 90o

6
f) Perhitungan beban permukaan juga didasarkan pada ukuran penampang rata-
rata gigi, dengan persamaan:
2 d1 C v .I
FH' = C 2
C p . C 0 .C m .C f

Dimana; c = tegangan kontak yang diijinkan (tabel 4), dengan catatan

jika harga tegangan tersebut berbeda untuk pinion dan roda


gigi besar, maka harus diambil harga yang terkecil.
Cp = E (kg / mm 2 ) = koefisien elastis menurut tabel 7
Cv = faktor dinamis (gambar-13)
C0 = faktor beban lebih (tabel 5)
Cm = faktor distribusi beban (tabel 7)
C = faktor kondisi permukaan, umumnya besarnya = 1
I = faktor geometri (gambar-15)

Tabel 6, Faktor pembagian beban Km , Cm


Pinyon dan roda Salah satu dari Pinyon dan roda
gigi kedua kedua- pinyon atau roda gigi kedua-duanya
duanya memakai gigi memakai memakai bantalan
bantalan dua ujung bantalan satu ujung satu ujung
Roda gigi reduksi umum 1,00 ~ 1,10 1,10 ~ 1,25 1,25 ~ 1,40
Otomobil 1,00 ~ 1,10 1,10 ~ 1,25
Kapal terbang 1,00 ~ 1,25 1,10 ~ 1,40 1,25 ~ 1,50

Tabel 7, Koefisien Elastis Cp ( kg / mm)


Bahan roda gigi Baja Besi cor
E = 2,27 X 10-4 E = 1,44 X 10-4
Bahan pinyon (kg/mm2) (kg/mm2)
Baja 74,2 64,9
Besi cor 64,9 59,6

Diantara harga-harga Fb1, Fb2, dan FH dipilih yang terkecil dan selanjutnya
disebut Fmin. Lebar gigi yang diperlukan dapat dihitung dari gaya tangensial Ft
(kg) = 102 P/ dibagi dengan Fmin (kg/mm). Jika lebar tersebut tidak lebih dari
1/3 sisi kerucut atau kurang dari 10 kali modul ujung luar gigi, maka dapat
ditetapkan sebagai harga yang akan dipakai.

7
Gambar-15 Roda gigi kerucut lurus dengan sudut tekanan 20o
dan sudut poros 90o

B. PERHITUNGAN RODA GIGI KERUCUT


Contoh 1:
Sebuah roda gigi kerucut direncanakan untuk menstransmisikan daya
sebesar 373 W pada putaran 1420 rpm. Panjang sisi kerucut jarak bagi
sebesar 75 mm, modul profil gigi 3 dan perbandingan putaran 3. Jika sudut
poros 90o dan bahan roda gigi adalah S 45 C, hitunglah kekuatan roda gigi
tersebut.

Penyelesaian:

Diketahui: P = 373 W = 0,373 KW


n1 = 1420 rpm
R = 75 mm
m = 3
i = 3
= 90o
Ditanyakan: Kekuatan roda gigi
Jawab:

8
a) Menentukan sudut kerucut jarak bagi
1 1
1 = tan 1 = tan 1 = 18,43 o
i 3
2 = 1 = 90 o 18,43 = 71,67 o
b) Menentukan jumlah gigi pada roda gigi kerucut Z1
d1 = 2R sin 1

d1 = 2 75 sin18,43 o = 47,42 mm

d 2 = 2R sin 2

d 2 = 2 75 sin 71,67 = 142,39 mm

d1 47,42
z1 = = = 15,9 16
m 3
d 2 142,39
z2 = = = 47,46 48
m 3
z 2 48
Perbandingan putaran: i = = =3
z1 16
(perbandingan putaran sesuai dengan yang ditentukan)

c) Menghitung gaya tangensial:


Kecepatan keliling ():
d1 n1
=
60 1000
47,42 1420
= = 3,53 m s
60 1000

Gaya tangensial (Ft)


102 P
Ft =

102 0,373
Ft = = 10,78 kg
3,53
d) Bahan roda gigi dan faktor-faktor untuk menentukan beban lentur:
Bahan roda gigi kerucut (pinyon): S 45 C (dari tabel 3)
- Kekuatan tarik B1 = 58 kg/mm2
- Kekuatan lentur a1 = 30 kg/mm2
- Kekerasan permukaan HB = 198 (rata-rata)

9
Faktor-faktor untuk menentukan beban lentur (Fb) yang diijinkan:
- Kv = 0,75 (lihat gambar-13)
- Ko = 1,50 (lihat tabel 5)
- Km = 1,25 (lihat tabel 6)
4
- KS = m 1,5 = m / 2,24 = 4 3 / 2,24 = 0,59
- J1 = 0,165
Lihat gambar-14
- J2 = 0,205

e) Beban lentur yang diijinkan persatuan lebar penampang rata-rata adalah


a1.m.K v .J1
Fb' 1 =
K 0 .K S .K m

30 3 0,75 0,165
= = 10,07 kg mm
1,50 0,59 1,25
a 2 .m.K v .J 2
Fb' 2 =
K 0 .K S .K m
30 3 0,75 0,205
= = 12,51 kg mm
1,50 0,59 1,25

f) Beban pada permukaan roda gigi kerucut yang diijinkan:


Faktor-faktor untuk menentukan beban permukaan (FH)
- Tegangan kontak yang diijinkan: C = 102 kg/mm2
(lihat tabel 4, diambil dari nilai HB yang terkecil)
- d1 = 47,42 mm
- Cp = 74,2 (lihat tabel 7)
- Cv = 0,85 (lihat gambar-13)
- C0 = 1,50 (lihat tabel 5)
- Cm = 1,25 (lihat tabel 6)
- C = 1 (faktor kondisi permukaan)
2 d1 C v .I
FH' = C 2

Cp C 0 .C m .C f

47,42 0,75
FH' = (102 )
2
= 33,19 kg mm
(74,2) 2
1,5 1,35 1

Jadi Fmin = 10,07 kg/mm

10
Contoh 2:
Rencanakan roda gigi kerucut lurus dibawah ini, jika daya yang akan
ditransmisikan 7,3 kW, putaran pinyon 1000 rpm, perbandingan putaran 3,0 ~
3,1, sudut poros 90o, jarak bagi diametral pada ujung luar 5, sudut tekanan
20o, sisi kerucut 130 mm. Bahan pinyon baja dengan pengerasan kulit, bahan
roda gigi besar S 45 C dan faktor koreksi 1,2
Penyelesaian:
Diketahui: P = 7,3 kW ; n = 1000 rpm ; i 3,0 ~ 3,1
o
= 90 ; R = 130 mm ; c = 1,2
Ditanyakan: design roda gigi
Jawab:

a) Daya rencana:
Pd = 1,2 X 7,3 = 8,76 kW
b) Sudut kerucut jarak bagi (sementara):
1 1
1 = tan 1 = tan 1 = 18,43 o
i 3
2 = 90 o 1 = 90 o 18,43 = 71,67 o
c) Diameter lingkaran jarak bagi ujung luar:
d1 = 2R sin 1 = 2 130 sin18,43 o = 82,2 mm

d 2 = 2R sin 2 = 2 130 sin 71,67 o = 246,81 mm


d) Menentukan modul dan sudut tekan (o)
25,4 25,4
m= = = 5,08 mm
p 5

o = 20 o
e) Menghitung jumlah gigi:
d1 82,2
z1 = = = 16,18 16
m 5,08
d 2 246,81
z2 = = = 48,59 49
m 5,08
Maka perbandingan putaran i adalah:
49
i= = 3,0625 (mendekati perbandingan i = 3,0 ~ 3,1)
16

11
f) Menghitung sudut kerucut jarak bagi dan diameter lingkaran jarak bagi
menggunakan perbandingan jumlah gigi:
z1 16
1 = tan 1 = tan 1 = 18,083 o
z2 49

2 = 90 o 1 = 90 o 18,083 = 71,917 o

d1 = 2R sin 1 = 2 130 sin18,083 o = 80,702 mm

d 2 = 2R sin 2 = 2 130 sin 71,917 o = 247,158 mm


g) Menghitung kecepatan keliling dan gaya tangensial:
d1 n 80,702 1000
= = = 4,23 m / s
60 1000 60 1000
102 Pd 102 8,76
Ft = = = 211,23 kg
4,23
h) Kelonggaran puncak (ck) dan kelonggaran belakang (C0)
c k = 0,188 m = 0,188 5,08 = 0,955 mm
C0 = 0

i) Faktor perubahan kepala:


z 2 16 2
x 1 = 0,46 1 = 0,46 1 = 0,46 0,89338 = 0,411
1

z 2 49
x 2 = x 1 = 0,411
j) Menghitung tinggi kepala (hk), tinggi kaki (hf) dan kedalaman gigi penuh (H)
h k 1 = (1 + x 1 ) m = (1 + 0,411) 5,08 = 7,168 mm

h f 1 = (1 x 1 ) m + c k = (1 0,411) 5,08 + 0,955 = 3,947 mm

h k 2 = (1 x 1 ) m = (1 0,411) 5,08 = 2,992 mm

h f 2 = (1 + x 1 ) m + c k = (1 + 0,411) 5,08 + 0,955 = 8,123 mm

H = 2m + c k = 2 5,08 + 0,955 = 11,115 mm


k) Menghitung sudut kepala (k), sudut kaki (f), sudut kerucut kepala (k), dan
sudut kerucut kaki (f)
h 7,168
k1 = tan 1 k1 = tan 1 = 3,156
o

R 130

h 3,947
f 1 = tan 1 f 1 = tan 1 = 1,739
o

R 130

12
h 2,992
k 2 = tan 1 k 2 = tan 1 = 1,318
o

R 130

h 8,123
f 2 = tan 1 f 2 = tan 1 = 3,575
o

R 130
k1 = 1 + k1 = 18,083 + 3,156 = 21,239 o

f 1 = 1 f 1 = 18,083 1,739 = 16,344 o

k 2 = 2 + k 2 = 71,917 + 1,318 = 73,235 o

f 2 = 2 f 2 = 71,917 3,575 = 68,342 o


l) Menghitung diameter lingkaran kepala (dk), jarak dari puncak sampai
puncak gigi luar (X) dan tebal lingkaran gigi (s)
dk1 = d1 + 2hk1 cos 1 = 80,702 + 2 7,168 cos18,083 = 94,33 mm
dk 2 = d 2 + 2h k 2 cos 2 = 247,158 + 2 2,992 cos 71,917 = 249,015 mm

d 247,158
X1 = 2 h k1 sin 1 = 7,168 sin18,083 = 121,354 mm
2 2

d 80,702
X 2 = 1 h k 2 sin 2 = 2,992 sin 71,917 = 37,507 mm
2 2
( )
s1 = (0,5 + 2 x 1 tan o )m = 0,5 + 2 0,411 tan 20 o 5,08 = 9,5 mm

s 2 = (0,5 2x 1 tan o )m = (0,5 2 0,411 tan 20 ) 5,08 = 6,46


o
mm

m) Menghitung lebar sisi gigi


- Bahan pinyon dari baja paduan dengan pengerasan kulit, (misalnya
SNC 21), dari tabel 3 tentang tegangan lentur yang diijinkan untuk
bahan roda gigi, diperoleh: B1 = 80 kg/mm2, a1 = 35 ~ 40 kg/mm2. Baja
celup dingin sementasi: HRC = 55, HB = (55 + 3) x 10 = 580
- Bahan roda gigi besar, S 45 C: B2 = 58 kg/mm2, a2 = 30 kg/mm2. Baja
karbon celup dingin dan temper: HRC = 35, HB = (31 + 3) x 10 = 380
Kv = 0,70 (grafik gambar-13)
5,08
Km = 1,3 ; K0 = 1,25 ; K s = 4 = 0,69
22,4
J1 = 0,182 ; J2 = 0,232
- Beban lentur yang diijinkan:
a1.m.K v .J1 22,7 5,08 0,70 0,182
Fb' 1 = = = 13,7 kg / mm
K 0 .K S .K m 1,25 0,69 1,3

13
a2 .m.K v .J2 14,4 5,08 0,70 0,232
Fb' 2 = = = 10,595 kg / mm
K 0 .K S .K m 1,25 0,69 1,3
- Beban permukaan:
C = 102 kg/mm2 (dari tabel 4, diambil yang kecil)
Cp = 74,2 kg/mm2 (dari tabel 6)
C0 = 1,25 ; Cv = 0,70 ; Cm = 1,3 ; Cf = 1 ; I = 0,077
2 d1 C v . 80,702 0,7 0,077
FH' = C 2
= 102 2 = 5,058 kg / mm
C p . C 0 .C m .C f 74,2 2 1,25 1,3 1

- Lebar sisi b:
Ft 211,23
b '
= = 41,76 42 mm
F min 5,058
n) Pemeriksaan perbandingan lebar sisi dengan modul:
b 42
10 = 8,27 baik
m 5,08
R 130
3 = 3,1 kurang baik
b 42
R
Karena perbadingan > 3 maka lebar sisi diperbesar menjadi 45.
b
130
= 2,89
45
o) Dengan demikian diperoleh dimensi dari roda gigi kerucut adalah:
- Diameter pitch (DP) = 5
- Modul (m) = 5,08
- Sudut tekanan (o) = 20o
- Sudut kerucut jarak bagi 1 = 18,083 o dan 2 = 71,917 o
- Lebar sisi kerucut, b = 45 mm
- Diameter lingkaran jarak bagi d1 = 80,702 mm dan
d2 = 247,158 mm
- Diameter lingkaran kepala dk1 = 94,33 mm dan dk2 = 249,015 mm
- Jarak dari puncak ke puncak luar X1 = 121,354 mm dan
X2 = 37,507 mm
- Sudut kerucut kepala, k1 = 21,239 o dan k 2 = 73,235 o

- Sudut kerucut kaki, f 1 = 16,344 o dan f 2 = 68,342 o

14
GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA RODA GIGI KERUCUT

FRV
FN
FR
FR
FT
FRH

Gaya-gaya pada roda gigi kerucut beraksi pada jari-jari rata-rata (Rm)
FT = FN cos
FR = FN sin = FT tan
= suduk tekan (sudut kontak)

b b Dp Dp 2
R m = L sin P1 = L dimana; sin p1 =
2 2 2L L
Gaya radial yang bekerja pada jari-jari rata-rata diuraikan menjadi dua:
FRH = FR sin p1 = FT tan . sin p1

FRV = FR cos p1 = FT tan . cos p1

Aksi dari kedua gaya tersebut terjadi pada poros pinion.


Urutan untuk merencanakan poros pada roda gigi kerucut:
1. Hitung besarnya torsi yang beraksi pada pinion gear
P 60
T= N.m
2.n1
P = daya yang ditransmisikan, dalam watt
n1 = kecepatan putar roda gigi pinion, dalam rpm
2. Hitung gaya tangensial (FT) yang beraksi pada jari-jari rata-rata (Rm) pada roda
gigi pinion,

15
T
FT =
Rm
3. Hitung gaya aksial (FRH) dan gaya radial (FRV) yang beraksi pada poros pinion
4. Hitung momen bengkok resultan yang terjadi pada poros pinion.
Momen bengkok yang diakibatkan oleh FRH dan FRV adalah:
M1 = FRV overhange FRH R m
Dan momen bengkok yang diakibatkan oleh gaya tangensial (FT):
M2 = FT overhange
Resultan momen benkok:
2 2
M = M1 + M 2

5. Jika poros terjadi juga momen puntir (T) dan momen bengkok resultan (M),
maka besarnya momen puntir ekuivalen adalah:

Te = M2 + T 2

6. Untuk menghitung diameter poros pinion, meka digunakan persamaan:



s (dp )
3
Te =
16
dp = diameter poros pinion
s = tegangan geser (puntir) ijin dari material poros pinion

16

Anda mungkin juga menyukai