1 gunting bedah
1 beckergalss besar
Kantung empedu sapi
Cara kerja:
1. Siapkan alat dan bahan. Setelah semua alat dan bahan siap, bersihkan kantung empedu dari
lemak yang melengket yang melindungi kantung empedu.
2. Lalu setelah selesai, buat bolongan pada bagian atas kantung lalu tuang cairan empedu ke
dalam beckerglass yang telah disiapkan.
3. Amati bentuk fisik dari cairan empedu tersebut
Hasil pengamatan:
Uji Gmelin
Larutan sebelum dikocok Larutan setelah dikocok Larutan setelah dikocok dan
didiamkan sebentar
Bagian bawah larutan Terdapat 4 lapisan, yaitu Menjadi 3 lapisan, Bagian
berwarna bening, Bagian Bagian bawah masih bawah menjadi berwarna
tengah terbentuk warna berwarna bening, diatasnya kuning, bagian tengah
coklat dan tipis, Bagian atas berwarna kuning, bagian berwarna jingga lebih pekat,
berwarna hijau dan tidak tengahnya berwarna jingga, bagian atas berwarna hijau
terdapat gelembung dan bagian paling atas dan lebih pekat. Terdapat
berwarna hijau, terdapat banyak gelembung dibagian
sedikit gelembung atas.
- Kesimpulan :
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, uji gmelin menunjukkan bahwa akan
terbentuk beberapa warna yaitu kuning, jingga, dan hijau setelah larutan HNO3 di reaksikan
dengan larutan empedu. Hal ini menunjukkan adanya pigmen-pigmen empedu yang ditunjukkan
dalam praktikum ini, dimana pembentukan banyak warna oleh pigmen empedu yang teroksidasi
oleh oksidator kuat seperti HNO3.
Lampiran gambar :
Percobaan rosenbarch
Cara Kerja :
Sebelum Sesudah
Pada penyaringan pertama kertas saringan Sesudah pencampuran denggan 2 tetes
berwarna hijau tua larutan HNO3 sebanyak2 tetes . ujung kertas
Pada penyaringan kedua kertas saringan saring yang awal nya berwarna
berwarna hijau
Pada penyaringan ketiga kertas saringan
berwarna hijau muda
Foto hasil praktikum :
Penyaringan ke 3 Penyaringan ke 1
Bahan :
1 ml fitrat hasil dari uji Rosenbach
3 tetes larutan HNO3
3 tetes larutan ammonium molibdat
B. Cara kerja :
1. Siapkan alat dan bahan uji fosfat
2. Tambahkan larutan filtrat ke dalam tabung reaksi
3. Tambahkan 3 tetes larutan HNO3
4. Panaskan larutan selama 2 menit, amati apa yang terjadi
5. Tambahkan 3 tetes larutan ammonium milobdat 3 tetes
6. amatilah apa yang terjadi
7. Panaskan kembali larutan hingga mendidih,
8. Amati dan identifikasi perubahan apa yang terjadi
C. Hasil Pengamatan
3 tetes larutan HNO3 larutan Filtrat berubah warna menjadi hijau gelap
Dipanaskan selama 2 menit Pada saat larutan mendidih kurang lebih 1 menit , larutan
menghasilkan gelembung yang sangat banyak, hingga
meluap ke atas tabung reaksi, warna larutan berubah
menjadi lebih hijau muda
Ditambahkan 3 tetes larutan Terbentuk bercak hitam di permukaan larutan pada saat
Ammonium Molibdat setelah ditetesi larutan ammonium molibdat
Dipanaskan kembali hingga mendidih larutan filtrat berubah warna menjadi hijau bening, pada
saat dipanaskan sampai mendidih dan menghasilkan
larutan lebih sedikit
D. Kesimpulan
Uji posfat, filtrat ditambahkan dengan ammonium molibdat dan menghasilkan larutan
hijau pekat yang menandakan bahwa pada cairan empedu positif(+) mengandung ion PO43-. Hal
ini sesuai dengan teori bahwa bila suatu sampel ditambahkan ammonium molibdat maka akan
menghasilkan larutan yang berwarna hijau yang menunjukkan adanya ion PO43-. Reaksi yang
terjadi adalah:
HPO42- + 3NH4 + 2MoO42- + 23H+(NH4)3P(MoO10)4 + 12H2O
Fospat berfungsi untuk menghasilkan bilirubin serum dalam bentuk garam
Na3PO4,Ca3(PO4)2,alkali posfat.
Tetapi pada hasil percobaan yang telah kami lalukan, hasil filtrat yang sudah di teteskan
larutan ammonium molibdat menghasilkan warna hijau muda bukan hijau pekat, karena larutan
empedu hasil saringan uji rosebach yang kami uji hanya 1 ml bukan 3 ml. Dapat disimpulkan
bahwa 1 ml filtrat di tetesi dengan 3 ml HNO3 di panaskan dan di tambah 3 ml larutan
ammonium molibdat dan dipanaskan kembali akan menghasilkan cairan empedu negative (-)
mengandung ion PO4-3.
E. Dokumentasi
1. cairan empedu yang di saring sebanyak 3 kali
2. filtrat yang ditetesi HNO3 dan di panaskan selama 2 menit
Uji Sulfat
1 tabung reaksi
3 pipet
3 ml larutan empedu
3 tetes HCl
Beberapa tetes BaCl2
Cara Kerja :
1. Asamkan larutan empedu encer dengan 3 tetes HCl didalam tabung reaksi menggunakan
pipet.
2. Tambahkan beberapa tetes BaCl2kemudian amati apa yang terjadi (terjadi endapan).
3. Setelah terjadi endapan, buang larutan yang berada diatas endapan tadi sedikit demi
sedikit menggunakan pipet.
4. Sisa endapan yang ada didalam tabung reaksi kemudian diteteskan larutan HCl sebanyak
3 tetes. Amati apa yang terjadi pada laruran tersebut (endapan berubah menjadi encer).
Hasil Pengamatan :
Berdasarkan hasil percobaan uji sulfat, terdapat endapan pada larutan empedu ketika
ditambahkan 3 tetes HCl dan beberapa tetes BaCl2. Itu menunjukan bahwa adanya ion sulfat
ini kemungkinan pereaksi yang digunakan sudah terkontaminasi ataupun rusak. Dan ketika
diteteskan HCl lagi pada endapan tersebut maka seketika akan berubah menjadi encer.
Dokumentasi :
Berdasarkan teori,empedu tidak mengandung ion sulfat. Tetapi hasil percobaan menunjukan,
bahwa terdapat endapan pada larutan empedu yang dicampurkan dengan HCl dan BaCl2 .Itu
menunjukan bahwa adanya ion sulfat .
UJI KARBOHIDRAT
Uji Pettenkofer
1 Tabung reaksi
1 Pipet
1 Becker glass
3 ml H2SO4
Cara kerja
1. Siapkan alat dan bahan , masukkan larutan empedu encer ke dalam tabung reaksi
sebanyak 5 ml dengan menggunakan pipet.
2. Masukan 1 sendok kecil Kristal sukrosa . Kocok hingga larut. Hangatkan jika perlu.
3. Jika sudah larut , dinginkan , lalu tambahkan 3 ml H2SO4 dengan hati hati melalui
dinding tabung yang dimiringkan kocok lagi. Lalu amati yang terjadi.
Hasil pengamatan
Pada Saat masukkan larutan
empedu encer ke dalam
tabung reaksi sebanyak 5 ml
dengan menggunakan pipet.
Pada saat larutan empedu 5
ml yang sudah di berikan
kristal sukrosa
Pada saat mengocok larutan
empedu 5 ml yang sudah di
berikan kristal sukrosa
Pada saat penghangatan
larutan empedu 5 ml yang
sudah di berikan kristal
sukrosa
Kesimpulan
UJI LEMAK
Praktikumujikolesterolsalkowski
Alatdanbahan :
Tabungreaksi
1 ml empedu
3 ml kloroform
Pipet
3 ml H2SO4 pekat
Cara kerja :
1. Masukan 1 ml empedukedalamtabungreaksi
2. Tambahkan3 ml kloroform di kocokkemudianlarutantersebutakanterpisah
3. Ambillapisanbagianatasmenggunakan pipet sampaitertinggalbagian yang
berwarnabening
4. Kemudiantambahkan3 ml H2SO4 secarahatihatimelaluidindingtabung yang
dimiringkan
5. Lalucairantersebutdikocokkemudianakanterpisah
6. Larutankloroform yang adadiatasakanbewarnamerahkebiruan, merahchery
Hasilpengamatan :
Ujikolesterolsalkowski Hasilpengamatan
Cairanempedu Tampilancairanbewarnahijaupekat
Hasilketikalarutandikocok
UJI SALIVA
Uji Ph Saliva
1 ml saliva
1 tabung reaksi
2 pipet
1 ml indikator phenopthalien
1 kertas indikator universal
Cara kerja :
1. Masukan 1 ml saliva kedalam tabung reaksi yang telah disediakan menggunakan pipet
2. Tambahkan 1 ml indikator phenopthalien kedalam tabung reaksi yang berisi saliva
menggunakan pipet
3. Kemudian larutan dikocok hingga tercampur rata didalam tabung reaksi
4. Celupkan kertas indikator universal untuk mengukur Ph larutan tersebut
Hasil pengamatan :
Dokumentasi :
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil percobaan uji Ph saliva dengan phenopthatlien , saliva memiliki ph 6 yaitu
asam.
Percobaan saliva amilolitas
Cara Kerja :
Hasil percobaan :
B. Cara kerja:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Pisahkan urin dalam 2 beaker glass (1 ml) yang masing-masing diberi label normal dan
patologi.
3. Pada beaker glass berlabel patologi, tambahkan serbuk glukosa kemudian aduk sampai
larut.
4. Teteskan Benedict sebanyak 3 ml pada tabung reaksi menggunakan pipet ukur pada 2
tabung reaksi yang diberikan label normal dan patologi.
5. Teteskan urine patologi dan normal sebanyak 1 ml dari beaker glass ke dalam masing-
masing tabung reaksi berlabel normal dan patologi.
6. Panaskan diatas bunsen satu persatu tabung reaksi 1 1,5 menit. Gunakan penjepit kayu
untuk memegang tabung.
7. Amati dan identifikasi perubahan urine patologi dan normal sebelum dan sesudah
dipanaskan.
C. Hasil:
Perlakuan Keterangan
Campur urine dengan serbuk Tabung label patologi yang berisi urine dicampur
glukosa dengan glukosa tidak memiliki perbedaan warna
dengan tabung label normal.
0-1 menit dipanaskan Saat dipanaskan tabung urine patologi berubah warna
menjadi hijau biru, sedangkan pada tabung normal
tidak terjadi perubahan warna.
1 1,5 menit dipanaskan Tabung urin patologi mengalami perubahan warna
menjadi kekuningan merah bata dan tedapat endapan
berwarna merah bata.
D. Kesimpulan:
Dari hasil uji Benedict glukosa, didapatkan hasil urine semakin banyak warna merah
bata, warna campuran kuning dikatakan positif 2 (++).
E. Dokumentasi:
Cara kerja:
Cara kerja:
1. Siapkan alat dan bahan. Setelah alat dan bahan siap, pisahkan antara urine normal dan
patologis di dalam beckerglass yang berbeda dengan banyak yang sama.
2. Setelah urine normal&patologis siap, panaskan secara bergantian. Lalu tambahkan 1-2 tetes
asam asetat melalui dinding tabung yang dimiringkan.
3. Amati perubahan yang terjadi
Hasil pengamatan:
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pengamatan ada tidaknya protein dalam urin, kami mendapatkan bahwa pada
urin normal tidak terdapat kekeruhan walaupun telah dipanaskan yang menandakan bahwa tidak
ada protein dalam urin normal yang sudah diteteskan asam asetat. Lalu pada urin patologis yang
sebelumnya diberikan tetesan putih telur, setelah itu dipanaskan dengan menggunakan bunsen,
terjadi kekeruhan dan endapan yang menandakan adanya protein dalam urin patologis tersebut.
Dengan hasil tersebut, kami mendapatkan bahwa urin patologis tersebut positif 4 (++++).
Dokumentasi pengamatan: