dimana :
Mi : massa nuklida induk Ma : masaa nuklida anak
m : massa partikel alpha me : Massa rehat elektron
c : kecepatan cahaya Q : energi peluruhan
Berdasarkan energi peluruhan yang dikeluarkan selama proses peluruhan radiasi
alpha, maka energi kinetik dan partikel alpha dapat ditentukan, yaitu :
Energi pental (recoil energy) dan nuklida anak adalah selisih antara energi dengan
energi kinetik atau (Q EQ). Beberapa contoh peluruhan partikel alpha adalah sebagai
berikut :
dimana :
: konstanta peluruhan a dan b : konstanta
r : jangkauan di udara
Variasi sistematik umur paruh peluruhan alpha dengan energi peluruhan dinyatakan
dengan berbagai cara, salah satunya adalah dalam bentuk kurva peluruhan keadaan dasar
terhadap logaritmik umur paruh pemancar alpha sampai dengan nobelium.
Untuk memahami tentang pancaran radiasi alpha, maka persamaan Schrodinger
untuk partikel alpha berenergi E yang berada dalam potensial inti harus disusun dan
diselesaikan.
Fungsi gelombang yang mewakili partikel alpha tidak dengan tiba-tiba nol di dinding
sumur penghalang potensial (pada jarak R1) dan memiliki nilai tertentu (meskipun kecil) di
luar jarak radial R1. Dengan menerapkan kondisi batas bahwa fungsi gelombang dan
derivatif pertamanya harus kontinyu di R1 dan R2, maka persamaan gelombang untuk daerah
antara R1 dan R2 dapat diselesaikan, yaitu di dalam penghalang yang energi potensialnya U
(r) lebih besar dan energi kinetik total T (jumlah energi kinetik partikel alpha dan inti yang
terpental). Probabilitas (P) partikel alpha bermassa Ma untuk menembus penghalang
potensial disebut sebagai faktor kemampuan menembus penghalang dan besarnya adalah
Jika partikel alpha dianggap memantu bolak balik diantara dinding dinding potensial,
maka :
Nilai jari-jari R1 dan R2 dapat diperoleh dan energi kinetik total (T) dan tinggi penghalang (B),
a. Peluruhan -
Peluruhan - terjadi jika dalam inti atom terdapat kelebihan neutron, yang
dinyatakan dalam reaksi berikut ini.
Karena massa elektron sangat kecil dibandingkan dengan massa nuklida induk dan anak,
maka besarnya energy peluruhan (Q-) adalah
Partikel 13 yang dipancarkan oleh suatu radionuklida tidak memiliki erni yang diskrit,
tetapi memiliki distribusi energi yang kontinyu dan nol sampai dengan energi maksimum.
Energi maksimum partikel - berkisar dan beberaa keV sampai dengan 15 MeV. Spektrum
sinar beta telah diteliti dengan metode defleksi magnetik. Energi rata-rata partikel - dapat
ditentukan dan persamaan berikut,
Sebagai pendekatan, energi rata-rata partikel - sekitar sepertiga (1/3) dari energi
maksimumnya.
Telah dibahas pada BAB I bahwa semua inti bernomor massa genap memiliki spin
bilangan bulat (integral) dan statistik mengikuti Bose, sedangkan semua inti bernomor massa
ganjil memiliki spin bilangan pecahan dan statistik mengikuti Fermi. Karena nomor massa
peluruhan adalah tetap (tidak berubah), maka spin inti awal dan akhir memiliki kelompok
yang sama, bilangan bulat atau pecahan dan statistiknya tidak berubah. Pada kenyataannya
elektron dan positron memiliki spin setengah dan statistik mengikuti Fermi, sehingga
momentum angularnya dan statistiknya tidak memenuhi kekekalan peluruhan beta.
Pada tahun 1930 Pauli menyusun postulat yang menyatakan bahwa dalam setiap
peluruhan beta terdapat tambahan partikel yang tidak teramati. Sifat - sifat dan partikel
hipotesis ini (yang kemudian dikenal sebagai neutrino) adalah sedemikian rupa sehingga
dapat memenuhi kekekalan. Partikel neutrino adalah partikel yang tidak bermuatan, memiliki
spin setengah, statistik mengikuti Fermi, dan membawa sejumlah energi dan momentum
dalam setiap proses beta. Karena sulit dideteksi, maka partikel neutrino memiliki massa
rehat yang sangat kecil atau nol dan momen magnetik yang sangat kecil atau nol. Dengan
b. Peluruhan +
Jika di dalam inti atom terdapat kelebihan proton dan energi sebesar 2 maka mec
kelebihan energi akan dilepas dalam bentuk pancaran partikel + Keberadaan positron telah
dipostulatkan oleh P. A. M. Dirac. Ia menemukan bahwa persamaan gelombang
relativitasnya untuk elektron memiliki penyelesaian yang berhubungan dengan elektron
dalam tingkat energi negatif yang sama dengan tingkat energi positif, tetapi besarnya energi
selalu lebih dari mec2. Karena untuk memenuhi arti fisis dan tingkat energi negatif elektron
yang tidak teramati, maka Dirac mengemukakan bahwa secara normal semua tingkat energi
negatif harus terisi. Naiknya elektron dan tingkat energi negatif ke tingkat energi positif
(dengan adanya tambahan energi lebih dari 2 mec2) seharusnya dapat diamati tidak hanya
dalam penampakan elektron seperti biasanya tetapi juga dalam penampakan secara
simultan dan kekosongan (hole) dalam sekumpulan elektron berenergi negatif yang
jumlahnya tidak berhingga. Kekosongan ini memiliki sifat-sifat partikel bermuatan positif,
tetapi identik dengan elektron biasa. Penemuan positron berikutnya adalah dalam sinar
kosmis kemudian dalam peluruhan radioaktif dan diikuti penemuan pada proses produksi
pasangan serta anihilasi positron-elektron (akan dibahas pada BAB IV). Yang kesemuanya
itu dianggap sebagai pembuktian secara eksperimen terhadap teori Dirac.
Peluruhan + dinyatakan dalam reaksi berikut ini.
(2 - 10)
(2-14)
Peristiwa yang terjadi di dalam inti adalah
(2-15)
Energi peluruhan pada proses tangkapan elektron sepenuhnya dibawa oleh neutrino.
(2-16)
Contoh proses tangkapan elektron adalah
(2-17)
Meskipun tangkapan elektron merupakan cara peluruhan yang sangat biasa, tetapi
baru tahun 1934 ditemukan oleh L. Alvarez, karena proses ini tidak disertai oleh pancaran
radiasi inti yang dapat terdeteksi, kecuali pada saat inti produk dalam keadaan tereksitasi
sehingga harus mengalami proses de-eksitasi dengan memancarkan radiasi gamma.
Radiasi karakteristik yang paling banyak menyertai proses tangkapan elektron adalah
pancaran sinar X, akibat adanya kekosongan pada kulit atom yang elektronnya telah
ditangkap oleh inti.
Spektrum kontinyu radiasi elektromagnetik dengan intensitas yang sangat rendah
sering dijumpai dalam proses tangkapan elektron dan proses peluruhan beta lainnya. Kuanta
ini disebut sebagai inner bremsstrahlung. Jumlah total kuanta per tangkapan elektron
adalah mendekati 7,4. 10-4E20. Apabila radiasi gamma dipancarkan inti atom, maka inner
bremsstrahlung biasanya tidak dapat dideteksi karena intensitasnya yang rendah. Tetapi
untuk tangkapan elektron yang tidak disertai pancaran gamma, pengukuran batas energi
yang lebih tinggi dan spektrum inner bremsstrahlung merupakan metode yang sangat
bermanfaat untuk menentukan energi transisi dan metode ini merupakan cara langsung
untuk mengukur energi peluruhan dalam. proses tangkapan elektron. Neutrino yang
dipancarkan pada proses tangkapan elektron bersifat monoenergetik.
Komparasi umur paruh pada peluruhan beta dapat ditentukan dari persamaan berikut
ini.
(2-19)
Dimana EL0(v) dan E 0(v) adalah energi neutrino yang menyertai dua proses, EL0(v) melebihi
K
a. Proses De-eksitasi
Inti dalam keadaan tereksitasi kemungkinan memberikan energi eksitasinya dan kembali
ke keadaan dasar dengan berbagai cara. Tansisi yang paling banyak terjadi adalah
pemancaran gelombang elektromagnetik. Radiasi semacam ini disebut sebagai radiasi
gamma, sinar gamma memiliki frekuensi yang ditentukan dan energinya E = h.. Seringkali
transisi tidak terjadi secara langsung dari tingkat yang lebih tinggi menuju tingkat dasar tetapi
kemungkinan berlangsung tahap demi tahap yang meliputi tingkat eksitasi intermediet. Sinar
gamma dengan energi beberapa keV sampai dengan 7 MeV telah diamati pada proses
radioaktif.
Pancaran sinar gamma kemungkinan disertai atau bahkan diganti dengan proses lain,
yaitu pancaran elektron konversi internal. Konversi internal (internal conversion) terjadi
karena interaksi antara gelombang elektromagnetik dan inti atom dengan elektron di kulit
atom sehingga menyebabkan pancaran elektron dengan enegi kinetik sebesar selisih antara
energi transisi inti dan energi ikat elektron dalam atom.
dimana,
I : paritas awal
f : paritas awal
Jika keadaan awal dan akhir mempunyai paritas sama, maka multipol elektrik adalah
untuk 1 genap dan multipol magnetik adalah untuk 1 ganjil. Jika keadaan awal dan akhir
mempunyai paritas berlawanan, maka multipol elektrik adalah untuk 1 ganjil dan I genap
untuk multipol magnetik.
Sebagai contoh :
transisi dari 4+ ke 2+ memiliki 1 = 2, 3, 4, 5, 6, paritas awal dan akhir adalah sama (+),
maka radiasi yang mungkin dipancarkan adalah E2, M3, E4, M5, dan E6.
Transisi dan 3+ ke 1- memiliki 1 = 2, 3, 4, paritas awal berlawanan dengan paritas akhir,
sehingga radiasi yang mungkin dipancarkan adalah M2, E3, danM4.
(2-20)
dimana,
r : panjang gelombang radiasi yang dipancarkan
Q1 : momen multipol : fraksi dari ZeR1
(2-21)
Jika Q1 diketahui, maka umur paruh dapat dihitung. Paritas radiasi E1 adalah (-1)1. Jika
transisi antar keadaan inti hanya melibatkan proton tunggal, maka untuk nilai partikel tunggal
(2-22)
Jika persamaan (2-18) clisubstitusikan ke dalam persamaan (2-17), maka akan diperoleh
laju transisi partikel tunggal atau laju transisi Weisskopf
(2-23)
A1 adalah amplitudo momen multipol magnetik yang berosilasi. Paritas radiasi Ml (-1)1-1 atau
-(-1)1. Jika transisi antar keadaan inti hanya melibatkan partikel maka untuk nilai partikel
tunggal, maka untuk nilai partikel tunggal
Al orde dari dan jika disubstitusikan ke dalam persamaan (2-23) akan diperoleh
(2-24)
Nilai aka berkurang jika I semakin besar.
Jika nilai semakin besar, maka semakin lama waktu hidup, Z inti semakin besar sehingga
elektron kulit atom semakin dekat dengan inti, energi akan berkurang, dan 1 semakin besar.