MAKALAH KTI 2. Gigi-Tiruan-Cekat
MAKALAH KTI 2. Gigi-Tiruan-Cekat
Kehilangan gigi biasa disebabkan oleh beberapa hal, antara lain trauma,
karies, penyakit periodontal dan iatrogenik. Kehilangan gigi akan menyebabkan
gangguan fungsi fonetik, mastikasi, dan estetik serta menyebabkan perubahan lingir
alveolar.1 Secara umum gigitiruan dapat dibedakan atas gigitiruan lepasan dan gigi
tiruan cekat.
Gigi tiruan cekat merupakan cabang dari ilmu prostodonti yaitu suatu bagian
khusus yang melakukan penggantian gigi yang hilang dengan gigi tiruan yang di
semen secara permanen pada tempatnya dan tidak dapat dilepas sendiri oleh pasien.
Gigi tiruan cekat ada berbagai jenis dilihat dari bahannya, yaitu bahan metal,
metal-keramik dan keramik. Kesuksesan dari perawatan gigi tiruan cekat
memerlukan kombinasi dari berbagai aspek perawatan kesehatan gigi, yaitu
pendidikan pasien dan pencegahan dari penyakit gigi yang berlanjut, terapi
periodontal, kemampuan operator, pertimbangan oklusal dan terkadang memelukan
pemasangan gigi tiruan lepasan sebagian atau lengkap dan perawatan
endodontik.Tujuan utama perawatan gigi geligi dengan gigi tiruan cekat adalah
mempertahankan dan memelihara kesehatan gigi geligi yang masih ada beserta
seluruh sistem pengunyahan supaya dapat berfungsi dengan baik dan tetap sehat.
1
Laporan kasus ini membahas mengenai restorasi indirect post-core crown pada kerusakan
mahkota gigi 42 yang telah mengalami perawatan endodontik.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan suatu
rumusan masalah yaitu Bagaimana prosedur melakukan perawatan
pembuatan mahkota pasak pada kasus kehilangan gigi anterior?
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengetahui secara
jelas mengenai prosedur melakukan perawatan pembuatan mahkota pasak
pada gigi anterior.
C. Manfaat Penulisan
Penulisan laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa/i FKG
Universitas Trisakti, terutama mahasiswa klinik untuk dijadikan suatu bahan
referensi mengenai prosedur perawatan mahkota pasak pada gigi anterior.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. GIGITIRUAN CEKAT
Gigitiruan cekat merupakan piranti prostetik permanen yang melekat pada gigi
yang masih tersisa, yang menggantikan satu atau lebih kehilangan gigi. Jenis
3
d. Pasien dalam keadaan sehat dan menginginkan untuk dipasang gigi tiruan
e. Pasien memiliki kemampuan dan motivasi untuk menjaga kebersihan
mulut yang baik
B. MAHKOTA PASAK
Pada gigi-gigi anterior yang sudah dirawat sarafnya, bagian mahkota menjadi
lemah oleh karena kontinuitas jaringan dentin terputus akibat dari pembuangan
jaringan dipermukaan lingual untuk membuat lubang bagi perawatan saraf atau
adanya karies yang besar. Dentin dari gigi yang sudah dirawat endodontik menjadi
rapuh, sehingga sisa mahkota (preparasi) dapat patah, jika dibuat mahkota jaket
biasa.
Sebagai pengganti dari jaringan gigi yang dipotong dibentuk suatu ini (core) dari
logam atau bahan lain yang merupakan satu bagian dengan suatu pasak (post, dowel)
yang masuk ke dalam saluran akar gigi yang telah dipreparasi. Inti diberi bentuk
seperti preparasi pada gigi yang masih vital untuk kemudian dibuat mahkota dengan
cara yang sama seperti dalam pembuatan restorasi pada gigi vital.
Mahkota pasak merupakan pengganti gigi yang terdiri dari 2 bagian, yaitu pasak
inti dan mahkota yang disemen pada pasak tersebut. Hasil yang didapat adalah
adaptasi pinggiran mahkota terhadap gusi dan posisi mahkota terhadap gigi
sebelahnya serta gigi antagonis. Selain itu, dapat dijadikan sebagai penyangga
mahkota jembatan.
Post core terbagi menjadi 2 yaitu direct & indirect Post. Pada direct post,
pada saluran akar yang sangat tapered, serta pada dua akar yang paralel.
6
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien :
Nama Pasien : Asih
Nama Orang Tua
Ayah : Hendri K Suku : jawa Pekerjaan : Buruh
Ibu : yanti Suku : jawa Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Jenis Kelamin : wanita
Tanggal Lahir : 6 juli 1960 (55 tahun)
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMP
Berat Badan : 43 Kg
Tinggi Badan : 150 Cm
Keinginan Pasien : membuat gigi tiruan yang tidak bias dilepas untuk
gigi depan kanan atasnya.
B. Status pasien
a. Hubungan Rahang Atas dan Bawah
Relasi gigi depan
7
Cs A Cs H H H H A
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37
H H H PSA H H
c. Intra Oral
1. Keausan :
Tidak ada
Free way space : +/- 2 mm
Pembukaan maksimum : 40 mm
Sendi rahang : Smooth
Cara menutup : Normal
2. Pemeriksaan Ro Foto
Karies : Tidak ada
Keadaan tumpatan : Baik
Perawatan endo :+
Kelainan apical :+
Resorpsi :-
Panjang akar : 12 mm
3. Pemeriksaan model
Rahang Atas
Perpendekan lengkung : -
Terputusnya lengkung : 15,16,17,22,24,36
Migrasi pada gigi : 17,27
Ekstrusi gigi : 17, 27
Rahang Bawah
8
Perpendekan lengkung : 36,37.38,46,47,48
Terputusnya lengkung : 36,37.38,46,47,48
Migrasi pada gigi :-
Ekstrusi gigi :-
Pengunyahan
Kedua sisi : +
Satu sisi :-
Sisi depan : -
9
E. Foto Kasus
F. Foto Rongten
10
3. Peradiran pada model kerja untuk mendapatkan provisoris dengan lekron
a. Radir bagian insisal +/- 1-1,5mm membentuk sudut 45 0 ke arah palatal
sesuai bentuk anatomis gigi.
b. Radir bagian proksimal (dimulai dari mesial) +/- 1 mm (kontak dengan
gigi sebelahnya hilang)
c. Radir bagian labial, dibagi menjadi 2 bagian, tengah gigi ke insisisal dan
tengah gigi ke insisal dan tengah gigi ke servikal +/- 1,5mm sesuai kontur
gigi
d. Radir bagian palatal, dibagi menjadi 2 bagian, pada bagian fossa dan
cingulum sebanyak +/- 1mm
e. Pembulatan sudut
4. Kirim model kerja ke laboraturium
11
d. Reduksi palatal +/- 1 mm. Singulum-servikal dengan silindris diamond
bur, singulum-insisal dengan flare diamond bur. Pembulatan sudut
e. Pasang provisoris
12
masukkan ke dalam saluran akar sedalam 2 mm, putar searah jarum jam, 1
putaran 900 tarik keluar, lakukan berulang sesuai PK, lakukan rongten
foto
e. Malam biru yang sudah dibentuk disimpan di wadah berisi air kemudian
dikirim ke lab
13
f. Sebelum pasien pulang dipasang provisoris dengan koil
Gigi dibersihkan dari sisa malam
Menyiapkan kawat klamer dengan tebal 0,8mm dibentuk menjadi koil
pada salah satu ujungnya, ujung yang lurus masuk ke dalam saluran
akar sepanjang kerja, lekatkan dengan tempron
14
Provisoris kemudian dicoba, jika sudah tidak ada prematur kontak dan
tidak mengiritasi gingiva maka koil dipasang dengan tempron (self
curing acrylic)
Pasang provisoris dengan tembon dan bersihkan sisa-sisa tembon
dengan ekskavator
15
e. Provisoris tanpa koil dipasang
f. Cetakan kedua dikirim ke lab
BAB V
KESIMPULAN
16
Gigi tiruan sebagian cekat menjadi suatu pilihan pada pasien dengan kehilangan 1
gigi, karena lebih nyaman bagi pasien sendiri. Pada kasus ini dipilih gigi tiruan
sebagian cekat yaitu mahkota pasak karena gigi tersebut telah dilakukan perawatan
endodontik dan keinginan pasien ingin dibuatkan gigi palsu yang permanen.
De attached post core crown dengan tipe partial core dipilih karena pasien ingin
gigi palsu yang tidak bisa dilepas. Sedangkan untuk tipe mahkota yang dipilih yaitu
porcelain-fused-to-metal karena pertimbangan dari segi estetik dan kekuatannya.
DAFTAR PUSTAKA
17
2. Fixed Prosthodontics [Power Point Presentation]. [College of Southern
Idaho]: Elsevier; USA; c2003 [cited 2015 Agustus 9]. Available from:
http://www.csi.edu/facultyAndStaff_/webTools/sites/Bowcut58/courses/552/c
h50.ppt
3. Lakshmi S. Preclinical Manual of Prosthodontics. London: Elsevier; 2014:
90,
4. Shillingburg HT. Fundamentals of Fixed Prosthodontics. Ed. Ke-3. Canada:
Quintessence Publishing Co.; 1997: 1,
5. Liu CS. Use of a modified pontic in areas of ridge defects: A report of two
cases. Jornal od Esthetic and Restorative Dentistry. 2004; 16(5): 273-283.
18