PENDIDIKAN Islam DI ERA GLOBALISASI
PENDIDIKAN Islam DI ERA GLOBALISASI
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil alamin. Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan nikmat
dan karunia-Nya berupa rahmat, hidayah, dan inayah-Nya serta kesehatan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat dan salam penulis
sampaikan kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua orang yang selama ini
menemani penulis terutamanya orang tua dan keluarga penulis. Ucapan terima kasih
penulis haturkan kepada bapak Dr. Phil. Khoirun Niam yang telah membimbing penulis
dalam mata perkuliahan TPKI (Teknis Penulisan Karya Ilmiah). Tidak terlupa, penulis terima
kasih kepada teman-teman penulis di kelas B Semester I jurusan Pendidikan Matematika
yang turut menghiasi hari-hari penulis dan memotivasi penulis agar lebih memaknai hidup.
Penulis menyadari sepenuhnya, makalah ini masih banyak kekurangan dan bahkan
menimbulkan banyak pertanyaan yang belum sempat terjawab. Oleh karena itu, kritik, saran
dan masukan yang konstruktif sangat penulis harapkan dari berbagai kalangan demi
perbaikannya ke depan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca,
terutama bagi mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya. Bagi penulis, semoga mendapat
ridho Allah, sebagai amal sholeh dan menjadi ilmu yang bermanfaat fid al danya wa al
akhirat. Amin....
BAB III
GLOBALISASI
A. Pengertian Globalisasi
Menurut wikipedia, kata globalisasi di ambil dari kata global yang
maknanya universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan kecuali sekitar definisi
kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. [11]Dari
perbedaan orang-orang memandang globalisasi maka muncullah masyarakat yang
menerima globalisasi (masyarakat pro-globalisasi) dan masyarakat yang menolak
globalisasi (masyarakat anti globalisasi).
Setiap manusia tidak bisa terhindar dari arus globalisasi ini, kecuali dia tidak menjalin
kontak dengan orang lain, tidak melihat acara-acara di televisi, tidak mendengarkan radio,
dan dia hidup dengan apa adanya. Namun, hanya segelintir manusia bisa melakukan hal
seperti itu karena manusia mempunyai sifat makhluk sosial yaitu selalu membutuhkan orang
lain.
Globalisasi berawal dari transportasi dan komunikasi. Tetapi dampaknya segera
terasa dalam berbagai bidang kehidupan manusia baik ekonomi, politik, perdagangan, gaya
hidup, bahkan agama.[12] Begitu cepat masyarakat mengikuti perkembangan zaman,
mereka tidak mau ketinggalan sedikitpun dari perkembangan ini. Berikut ini beberapa ciri
yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia:
1. Perubahan dalam konsep dan waktu seperti adanya telepon
genggam, televisi, dan internet menjadikan komunikasi semakin
cepat.
2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda
menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan
Perdagangan international.
3. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media
massa.
4. Meningkatkan masalah bersama, misalnya pada bidang
lingkungan krisis multinasional, instalasi regional, dan lain-lain.
B. Dampak Globalisasi
Perkembangan zaman mengakibatkan gaya hidup manusia menjadi berubah yang
semula mereka saling membutuhkan menjadi bersikap individualis dan tak peduli dengan
orang lain. Globalisasi selain menghadirkan dampak positif untuk hidup mudah, nyaman,
murah, indah, maju. juga mendatangkan dampak negatif yaitu menimbulkan keresahan,
penderitaan dan penyesatan.
Bagi masyarakat, Globalisasi merupakan sebuah fenomena yang banyak
menimbulkan dampak negatif yang di bawa oleh negara-negara Barat (terutama Amerika
Serikat) dengan tujuan agar masyarakat mengikuti cara hidup di negara mereka. efek-efek
negatif tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pemiskinan nilai spiritual. Tindakan sosial yang mempunyai nilai materi (tidak produktif)
dianggap sebagai tindakan yang rasional.
2. Jatuhnya manusia dari makhluk spiritual menjadi makhluk material.
3. Peran agama digeser menjadi urusan akhirat sedang urusan dunia menjadi wewenang
sains (sekularistik).
4. Tuhan hanya hadir dalam pikiran, lisan, tetapi tidak hadir dalam perilaku dan tindakan.
5. Gabungan ikatan primordial dengan sistem politik melahirkan nepotisme, birokratisme, dan
otoriterisme.
6. Individualistic.
7. Terjadinya frustasi eksistensial seperti hasrat yang berlebihan untuk berkuasa merasa
hidupnya tidak bermakna.
8. Terjadinya ketegangan-ketegangan informasi di kota dan di desa, kaya dan miskin,
konsumeris.[13]
Qodri Azizy menyatakan juga bahwa globalisasi dapat berarti alat. Ketika itu,
globalisasi menjadi netral artinya ia mengandung hal-hal positif jika dimanfaatkan dengan
tujuan baik dan begitupun sebaliknya. Selain itu globalisasi juga bisa berarti ideologi. Ia
sudah mempunyai arti tersendiri dan netralitasnya sangat berkurang menyebabkan terjadi
benturan nilai ideologis globalisasi dan nilai agama. Baik sebagai alat atau ideologi,
globalisasi menjadi sebagai ancaman sekaligus tantangan.[14]
BAB IV
PENDIDIKAN ISLAM DI ERA GLOBALISASI
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa pada intinya pendidikan Islam di era
globalisasi adalah pendidikan Islam yang mampu menyesuaikan perkembangan zaman dan
perkembangan teknologi. Maka yang harus dilakukan adalah mengembangkan sistem
pendidikan yang berwawasan global agar menghasilkan out put (lulusan) dari lembaga
pendidikan Islam yang lebih bermutu, supaya mereka percaya diri dalam menghadapi
persaingan global
DAFTAR PUSTAKA
Arifi, Ahmad. (ed). 2009. Politik Pendidikan Islam: Menelusuri Ideologi dan Aktualisasi
Pendidikan Islam di Tengah Arus Globalisasi. Yogyakarta: Teras.
Azizy, A. Qodri. 2003. Melawan Globalisasi: Interpretasi Agama Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Azra, Azyumardi. 1995. Pendidikan, Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru.
Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Daulay, A. Haidar Putra. 2009. Pemberdayaan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta:
Rineka Cipta.
Muliawan, Jasa Ungguh. 2005. Pendidikan Islam Integratif: Usaha Mengintegrasikan
Kembali Dikotomi Ilmu dan Pendidikan Islam.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rifai'i, Moh. dan Rosidi Abdulghani. 1991. Al-Qur'an dan Terjemah. Semarang: CV.
Wicaksana.
Tim Penyusun. 2009. Pengantar Studi Islam. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press.
Wikipedia. 2009. Globalisasi (online) (http://id.wikipedia.org/wiki/globalisasi, diakses
tanggal 25 Desember 2009).
Wikipedia. 2009. Pendidikan (online) (http://id.wikipedia.org/wiki/pendidikan, diakses
tanggal 25 Desember 2009)
Wordpress. 2009. Definisi Islam (online) (http://islam murni.wordpress.com/2009/
10/31/definisi Islam/, diakses tanggal 25 Desember 2009)
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/pendidikan?
[2] http://islam murni.wordpress.com/2009/10/31/definisi Islam/
[3] Dr. Ahmad Arifi, MA. (ed). 2009. Politik Pendidikan Islam: Menelusuri Ideologi dan
Aktualisasi Pendidikan Islam di Tengah Arus Globalisasi. Yogyakarta: Teras. hlm. 1.
[4] Prof. Dr. A. Haidar Putra Daulay, MA. 2009. Pemberdayaan Pendidikan Islam di
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. hlm. 7.
[5] Moh. Rifai'i dan Rosidi Abdulghani. 1991 Al-Qur'an dan Terjemah. Semarang: CV.
Wicaksana. hlm. 59.
[6] Dr. Ahmad Arifi, MA. (ed). 2009. Politik Pendidikan Islam: Menelusuri Ideologi dan
Aktualisasi Pendidikan Islam di Tengah Arus Globalisasi. Yogyakarta: Teras. hlm. 36.
[7] Moh. Rifai'i dan Rosidi Abdulghani. 1991 Al-Qur'an dan Terjemah. Semarang: CV.
Wicaksana. hlm. 529.
[8] Prof. Dr. A. Haidar Putra Daulay, MA. 2009. Pemberdayaan Pendidikan Islam di
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. hlm. 10.
[9] Jasa Ungguh Muliawan. 2005. Pendidikan Islam Integratif: Usaha Mengintegrasikan
Kembali Dikotomi Ilmu dan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm. 154.
[10] Ibid. hlm. 162.
[11] http://id.wikipedia.org/wiki/globalisasi
[12] Tim Penyusun. 2009. Pengantar Studi Islam. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press. hlm.
233.
[13] Tim Penyusun. hlm. 235.
[14] Dr. A. Qodri Azizy, MA. 2003. Melawan Globalisasi: Interpresi Agama Islam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. hlm. 22.
[15] Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA. 1995. Pendidikan, Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju
Milenium Baru. Jakarta: Logos Wacana Ilmu. hlm. 5.
[16] Prof. Dr. A. Haidar Putra Daulay, MA. 2009. Pemberdayaan Pendidikan Islam di
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. hlm. 95.
[17] Ibid. hlm. 104-105.
[18] Prof. Dr. A. Haidar Putra Daulay, MA. 2009. Pemberdayaan Pendidikan Islam di
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. hlm. 27-20.
[19] Dr. A. Qodri Azizy, MA. 2003. Melawan Globalisasi: Interpresi Agama Islam. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. hlm. 19.
[20] Tim Penyusun. 2009. Pengantar Studi Islam. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press. hlm.
236-237.