Manajemen Pergudangan
Manajemen Pergudangan
Fasilitas penyimpanan dan pengiriman merupakan salah satu bagian dari sistem
suplai obat. Gudang merupakan tempat pemberhentian sementara barang
sebelum dialirkan, dan berfungsi mendekatkan barang kepada pemakai hingga
menjamin kelancaran permintaan dan keamanan persediaan.
Fasilitas penyimpanan dan pengiriman dapat dimanfaatkan secara optimal bila
kegiatan lain dalam sistem suplai obat (seperti seleksi obat, perencanaan biaya
dan pengadaan) ditetapkan secara tepat.
Efisiensi Gudang
Dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas gudang diperlukan :
penggunaan ruangan yang ada secara optimal untuk penyimpanan dan
mengurangi penggunaan ruangan untuk barang yang seharusnya tidak
disimpan di gudang.
mengurangi kemungkinan adanya gerakan ataupun arus manusia/barang
yang tidak berguna selama proses penyimpanan, pelayanan distribusi atau
kegiatan lain.
meningkatkan kenyamanan bagi karyawan selama bekerja di gudang
mengurangi kegiatan dan biaya pemeliharaan yang tidak perlu, mengingat biaya
pengelolaan yang tersedia terbatas
Meningkatkan Efisiensi
Efisiensi kerja di gudang dapat ditingkatkan melalui :
a. memanfaatkan penggunaan ruang gudang yang tersedia dan ruangan
lain secara maksimum
b. memanfaatkan volume ruang yang ada secara optimum dengan
memanfaatkan tinggi ruangan dengan tetap memperhatikan ketentuan
penumpukan barang
c. pengaturan rak, pallet dan jarak antara rak dan pallet sedemikian rupa
sehingga arus barang / karyawan menjadi lebih cepat sehingga waktu yang
dibutuhkan untuk mutasi barang menjadi lebih singkat.
d. Kondisi kerja
Untuk meningkatkan kinerja perlu diperhatikan hal berikut :
ventilasi yang cukup merupakan faktor penting dalam merancang
gudang agar kondisi kerja dapat lebih baik
kebersihan ruang kerja
fasilitas kebersihan
ruang istirahat
e. Pedoman kerja yang rinci dan mudah dipahami serta uraian tugas untuk
masing-masing petugas yang baik merupakan salah satu faktor penting untuk
meningkatkan efisiensi kerja
f. Supervisi yang berkesinambungan sehingga semua karyawan
mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan yang pada
akhirnya akan meningkatkan efisiensi
g. Pelatihan baik bersifat manajerial maupun fungsional yang
berkesinambungan
Penyimpanan Obat
Kegiatan penyimpanan obat meliputi :
1. Pengaturan tata ruang
2. Penyusunan stok obat
3. Pencatatan stok obat
4. Pengamatan mutu obat
a. Kemudahan bergerak
Untuk kemudahan bergerak, maka gudang perlu ditata
sebagai berikut :
(1) Gudang menggunakan sistem satu lantai jangan
menggunakan sekat-sekat karena akan membatasi pengaturan
ruangan.
Jika digunakan sekat, perhatikan posisi dinding dan
pintu untuk mempermudah gerakan
(2) Berdasarkan arah arus penerimaan dan pengeluaran
obat, ruang gudang dapat ditata berdasarkan sistem :
arus garis lurus
arus U
arus L
b. Sirkulasi udara yang baik
Salah satu faktor penting dalam merancang gudang adalah adanya
sirkulasi udara yang cukup didalam ruangan gudang. Sirkulasi yang baik
akan memaksimalkan umur hidup dari obat sekaligus bermanfaat dalam
memperpanjang dan memperbaiki kondisi kerja. Idealnya dalam gudang
terdapat AC, namun biayanya akan menjadi mahal untuk ruang gudang
yang luas.
Alternatif lain adalah menggunakan kipas angin. Apabila kipas angin
belum cukup maka perlu ventilasi melalui atap.
c. Rak dan Pallet
Penempatan rak yang tepat dan penggunaan pallet akan dapat
meningkatkan sirkulasi udara dan gerakan stok obat.
Penggunaan pallet memberikan keuntungan :
sirkulasi udara dari bawah dan perlindungan terhadap banjir
peningkatan efisiensi penanganan stok
dapat menampung obat lebih banyak
pallet lebih murah dari pada rak
d. Kondisi penyimpanan khusus.
Vaksin memerlukan Cold Chain khusus dan harus dilindungi
dari kemungkinan putusnya aliran listrik.
Narkotika dan bahan berbahaya harus disimpan dalam lemari
khusus dan selalu terkunci.
Bahan-bahan mudah terbakar seperti alkohol dan eter harus
disimpan dalam ruangan khusus, sebaiknya disimpan di bangunan
khusus terpisah dari gudang induk.
e. Pencegahan kebakaran
Perlu dihindari adanya penumpukan bahan-bahan yang mudah
terbakar seperti dus, kartun dan lain-lain. Alat pemadam kebakaran harus
dipasang pada tempat yang mudah dijangkau.
Fungsi :
1). Kartu stok digunakan untuk mencatat mutasi obat
(penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak atau kadaluwarsa)
2). Tiap lembar kartu stok hanya diperuntukkan mencatat data
mutasi 1 (satu) jenis obat yang berasal dari 1 (satu) sumber dana
3). Tiap baris data hanya diperuntukkan mencatat 1 (satu)
kejadian mutasi obat
4). Data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan,
perencanaan pengadaan-distribusi dan sebagai pembanding terhadap
keadaan fisik obat dalam tempat penyimpanannya.
Catatan :
Pada akhir bulan sedapat mungkin kartu stok ditutup, sekaligus untuk
memeriksa kesesuaian antara catatan dengan keadaan fisik. Untuk
melakukan hal ini maka pada setiap akhir bulan beri tanda atau garis dengan
warna yang berbeda dengan yang biasa digunakan, misalnya warna merah.
KARTU STOK
Nama Barang : ..
Kemasan : ..
Isi Kemasan : ..
Satuan : ..
Lokasi : .
Harga/kemasan : Rp. .
Istilah mutu obat dalam pelayanan farmasi berbeda dengan istilah mutu obat
secara ilmiah, yang umumnya dicantumkan dalam buku-buku standard seperti
farmakope. Secara teknis, kriteria mutu obat mencakup identitas, kemurnian,
potensi, keseragaman, dan ketersediaan hayatinya.
Identity. Untuk setiap obat yang dibelanjakan harus dijamin bahwa isi
kandungannya benar. Misalnya saja, bahwa kapsul Amoksisilin 250 mg.
harus berisi Amoksisilin murni 250 mg tanpa tambahan bahan lainnya.
Demikian pula halnya dengan kemasan. Bahwa kemasan yang dilabel sama
harus pula berisi obat dengan kandungan yang sama pula.
Kemurnian. Beberapa jenis obat memang memerlukan bahan
tambahan untuk membentuk sediaan yang dikehendaki. Untuk itu harus
dijamin bahwa di dalam sediaan tersebut tidak terdapat bahan tambahan
yang berbahaya atau dapat mengganggu stabilitas obat. Pengemasan obat
yang serampangan (misalnya memasukkan bahan obat ke dalam kapsul
melalui proses tidak steril) akan memberikan risiko kontaminasi bakteri atau
jasad renik lainnya. Dalam praktek, kita sering menjumpai bahwa pusat
pelayanan kesehatan primer membuat berbagai jenis pulvis dalam jumlah
besar untuk penyakit tertentu, misalnya ISPA. Dari segi kepraktisan tentu
saja dapat diterima, tetapi dari segi jaminan mutu, hal ini perlu
dipertanyakan.
Potensi. Setiap sediaan obat harus berisi kandungan obat yang sesuai
dengan yang tertera dalam label. Secara teknis umumnya ditetapkan bahwa
kandungan obat adalah dalam rentang tertentu. Sebagai contoh
hidroklorotiazide 100 mg bisa saja mengandung hidroklorotiazide sebesar 95
s.d 110 mg. Yang jelas bahwa potensi obat harus tetap sama untuk setiap
dosis yang tertera dalam label.
Keseragaman. Secara fisik, bentuk, warna, konsistensi, ukuran tablet,
kapsul, krim, dan cairan sebaiknya seragam antara satu dengan lain obat.
Meskipun komponen ini tidak mempengaruhi efikasi dan keamanan obat,
tetapi mungkin berpengaruh dalam segi penerimaan oleh pasien, dokter,
maupun farmasis.
Ketersediaan hayati. Ketersediaan hayati obat mencerminkan
kecepatan dan luasnya absorpsi obat oleh tubuh berdasarkan dosis dan
sediaan yang diminum. Ketersediaan hayati obat ini harus tidak berbeda
antara obat generik maupun obat paten untuk isi kandungan yang sama,
atau disebut bioekuivalen. Untuk itu harus dijamin bahwa setiap obat yang
dibelanjakan harus memiliki ketersediaan hayati sesuai dengan standard
(informasi mengenai standard ini dapat diperoleh dari farmakope). Yang
jelas, bahwa setiap obat cukup adekuat untuk memberikan efek klinik yang
diharapkan.
Obat merupakan produk yang bersifat dinamis, oleh karena itu progam kendali
mutu obat harus mencakup berbagai komponen secara komprehensif, antara
lain:
Tahap penggunaan:
1. proses penyimpanan
2. proses penyediaan obat untuk pasien
3. proses dispensing
(1) Tablet
terjadinya perubahan warna, bau atau rasa.
kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, lubang, sumbing, pecah,
retak dan atau terdapat benda asing, jadi bubuk dan lembab
kaleng atau botol rusak, sehingga dapat mempengaruhi mutu
obat
(2) Kapsul
perubahan warna isi kapsul.
kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu dengan lainnya
(3) Tablet salut
pecah pecah.
basah dan lengket satu dengan yang lainnya
kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik.
(4) Cairan
menjadi keruh atau timbul endapan.
konsistensi berubah
warna atau rasa berubah.
botol-botol plastik rusak atau bocor.
(5) Salep
warna berubah
pot rusak atau bocor.
(6) Injeksi
kebocoran wadah (vial, ampul)
terdapat partikel asing pada serbuk injeksi
larutan yang seharusnya kering tampak keruh atau ada endapan.
warna larutan berubah.
D. PENGGUNAAN
Penggunaan obat merupakan salah satu mata rantai yang tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan pengelolaan obat yang lain, yaitu seleksi, pengadaan dan distribusi obat.
Aspek penggunaan obat di Apotek diletakkan dalam konteks dukungan terhadap
kerasionalan peresepan, yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Pengendalian kecukupan suplai
b. Jaminan mutu obat
c. Evaluasi konsumsi obat terhadap pola morbiditas
d. Pemberian informasi tentang obat