ABSTRACT
Varicella is a viral infectious disease which a caused by varicella-zoster virus. It manifests as
chickenpox and its latent reactivation will manifests as herpes zoster (shingles). The clinical
signs of varicella begin as macule that soon becomes itchy vesicle on scalp, face, and trunk.
On the other hand, herpes zosters infection commonly manifests as vesicular lesions which
distributed unilaterally according to the infected sensory nerves. The diagnosis of varicella
should be made clinically rather than laboratory (virology and serology). Vaccination and
administration of immunoglobulin are recommended for prophylaxis. Acyclovir has been the
drug of choice for both varicella and herpes zoster infection. Complications may vary from
bacterial infection until hemorrhage and neurologic disorder.
Key words: varicella - virus - infection
ABSTRAK
Penyakit cacar air adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus Varicella-Zoster
yang dapat bermanifestasi menjadi varicela (chickenpox) dan reaktivasi latennya
menimbulkan herpes zoster (shingles). Gejala klinis varicela dapat ditemukan pada kulit
kepala, muka, badan, biasanya sangat gatal, berupa makula kemerahan, yang kemudian
dapat berubah menjadi lesi-lesi vesikel. Sedangkan, herpes zoster umumnya menimbulkan
lesi vesikular yang terdistribusi unilateral sesuai dengan perjalanan saraf sensori
terinfeksi. Diagnosis varicela ditegakkan secara klinis maupun laboratorium (teknik virologi
dan serologi). Pencegahan yang dapat digunakan terhadap penyakit ini adalah vaksinasi dan
immunoglobulin. Obat pilihan utama terhadap penyakit varicella dan herpes zoster adalah
antivirus jenis asiklovir. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah infeksi bakteri,
perdarahan, dan gangguan saraf.
Kata kunci: varicela - virus - infeksi
10. Whitley RJ. Varicella-Zoster Virus Infections. Dalam: Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS,
Hauser SL, Longo DL, Jameson JL. Harrisons Principles of Internal Medicine. Edisi ke-16. New
York: McGraw Hill; 2005. h.1042-1045.
11. Parker SP, Quinlivan M, Taha Y, Breuer J. Genotyping of Varicella-Zoster Virus and The
Discrimination of Oka Vaccine Strains by TaqMan Real-Time PCR. Journal of Clinical
Microbiology 2006; 44: 39113914.
12. Warenham DW, Breuer J. Herpes Zoster. BMJ 2007; 334: 1211-1215.
13. Murray PR, Rosenthal KS, Kobayashi GS, Pfaller MA. Medical Microbiology. Edisi ke-3. St.
Louis: Mosby; 1998. h.427-430.
14. Grose C. Variation on a Theme by Fenner: The Pathogenesis of Chickenpox. Pediatrics 1981; 68:
735737.
15. Joklik WK, Willet HP, Amos DB, Willfert CM. Zinsser Microbiology. Edisi ke-20. Connecticut:
Appleton & Lange; 1992. h.959-961.
16. Gilden DH, Demasters BKK, Laguardia JJ, Mahalingam R, Cohrs RJ. Neurologic Complications
of The Reactivation of Varicella-Zoster Virus. NEJM 2000; 342: 635-645.
17. Johnson RW. Herpes Zoster-Predicting and Minimizing the Impact of Postherpetic Neuralgia.
Journal of Antimicrobial Chemotheraphy 2001; 47: 1-8.
18. Center for Disease Control. Varicella (Chickenpox) Photos. 11 September 2007. Didapat dari
http://phil.cdc.gov. Diakses pada tanggal 19 Juni 2008.
19. Gilchrest B, Baden HP. Photodistribution of Viral Exanthems. Pediatrics 1974; 54: 136138.
20. Vasquez M, Shapiro ED. Varicella Vaccine and Infection with Varicella-Zoster Virus. NEJM
2005; 352: 439-440.
21. Johnson CE, Stancin T, Fattlar D, Rome LP, Kumar ML. A Long-Term Prospective Study of
Varicella Vaccine in Healthy Children. Pediatrics 1997; 100: 761-766.
22. Fisher RG, Edwards KM. Varicella-Zoster. Pediatrics in Review 1998; 19: 62-67.
25. Enright AM, Prober CG. Herpesviridae Infections in Newborns: Varicella-Zoster Virus, Herpes
Simplex Virus, and Cytomegalovirus. Pediatr Clin N Am 2004; 51: 889 908.
27. Gershon AA. Varicella-Zoster Infections. Pediatrics in Review 2008; 29: 5-11.
28. Hay WW, Hayward AR, Levin MJ, Sondheimer JM. Current Pediatric Diagnosis & Treatment.
Edisi ke-16. New York: McGraw Hill; 2003. h.1117-1119.
Reaktivasi VZV pada nervus trigeminus dapat Pada bayi rata-rata resiko kematian adalah
menyebabkan terjadinya konjungtivitis, sekitar 4 kali lebih besar dan pada dewasa
keratitis dendritik, anterior uveitis, sekitar 25 kali lebih besar. Rata-rata 100
iridosiklitis, dan panoftalmitis. Kebutaan kematian terjadi di USA sebelum
akibat herpes biasanya jarang terjadi. Apabila ditemukannya vaksin varicella, komplikasi
sampai terjadi kebutaan biasanya disebabkan yang menjadi penyebab utama kematian,
akibat terjadinya retrobulbar neuritis dan atrofi antara lain: pneumonia, komplikasi SSP,
optikus.34 Lesi pada lidah dapat infeksi sekunder, dan perdarahan.1,5,6
mengindikasikan adanya infeksi pada saraf
kranial 7 dan berhubungan dengan hilangnya KESIMPULAN
indera pengecapan. Herpes zoster yang
menyerang cabang 2 dan 3 dari nervus 5 dapat Varicela merupakan penyakit menular yang
menyebabkan kelumpuhan oral. Di sisi lain, disebabkan oleh virus Varicella Zoster yang
reaktivasi virus pada ganglion genikulatum hingga kini masih tetap menjadi epidemi di
pada saraf kranial ke 7 dan ke 8 dapat dunia dan di Indonesia. Walaupun infeksi
menyebabkan terjadinya Ramsay Hunt Varicella Zoster tergolong ke dalam infeksi
sindrome. Apabila virus menginfeksi daerah ringan, namun dalam kondisi defisiensi imun
lumbosakral ganglia maka dapat terjadi penyakit dapat menjadi berat dan tidak
disfungsi dari kandung kemih dan ileus.34 menutup kemungkinan berujung kepada
kematian. Pemberian vaksinasi dan
PROGNOSIS immunoglobulin telah terbukti efektif
memberikan perlindungan dari infeksi virus
Infeksi primer varicella memiliki tingkat ini. Hingga saat ini, asiklovir oral tetap
kematian 2-3 per 100.000 kasus dengan case menjadi obat utama untuk pengobatan
fatality rate pada anak berumur 1-4 tahun dan varicella dan herpes zoster.
5-9 tahun (1 kematian per 100.000 kasus).
DAFTAR PUSTAKA
2. Comitee on Infectious Diseases. Varicella Vaccine Update. Pediatrics 2000; 105: 136-141.
3. Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi dan Penyakit
Tropis. Edisi ke-1. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2002. h.152-159.
4. Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 22 November 2007.
Didapat dari www.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 14 Juni 2008.
6. Kliegman RM, Marcdante KJ, Jenson HB, Behrman RE. Nelson Essentials of Pediatrics. Edisi
ke-5. Philadelphia: Elseviers Saunders; 2006. h.470-472.
7. Myers MG, Stanberry LR, Seward JF. Varicella-Zoster Virus. Dalam: Behrman RE, Kliegman
RM, Jenson HB. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia: Elseviers Saunders;
2004. h.1057-1062.
8. Ludwig H, Haines HG, Biswal N, Melnick MB. The Characterization of Varicella-Zoster Virus
DNA. J. gen. Virol 1972; 14: 111-114.
Profilaksis dengan Terapi Antiviral Dalam beberapa studi juga disebutkan bahwa
Uji efikasi profilaksis asiklovir memberikan indeks stimulasi cell mediated immune
hasil yang cukup baik pada penderita response terhadap VZV pada pemberian dosis
transplantasi sumsum tulang yang beresiko vaksin ganda selama 1 tahun adalah 22.2
tinggi terkena infeksi VZV. Namun secara 6.42 dibandingkan dengan pemberian dosis
klinis, profilaksis asiklovir sebagai tunggal yaitu 9.3 1.39. Semakin tinggi
pencegahan infeksi VZV jarang dipergunakan, antigen yang terdapat di dalam vaksin maka
karena terapi VZV akan lebih efektif apabila semakin besar kontribusinya dalam
simptom telah muncul.39 meningkatkan level dari imunitas. Imunisasi
dengan vaksin varicella dapat meningkatkan
Indikasi and Kontraindikasi Vaksin memori dari limfosit T yang berguna untuk
Varicella:1 memproliferasi dan memproduksi limfokin
Indikasi: terhadap protein IE62 dan glikoprotein
Usia 12 bulan-13 tahun. Diberikan satu virus.43,44
dosis
Usia 13 tahun hingga dewasa. Dua Oka vaksin yang diberikan kepada anak
dosis, interval 4-8 minggu dengan leukemia dalam masa remisi dengan
simptomatik dapat menyebabkan timbulnya dan 2 hari setelah partus juga memerlukan
lesi vesikular pada kulit yang terdistribusi pemberian VZIG sebanyak 1 vial.
hanya pada dermatom tertentu mengikuti saraf
sensori tertentu.17 Terjadi proses inflamasi, Untuk ibu terinfeksi varicela dengan jarak > 1
nekrosis, dan disrupsi morfologi dari sel minggu sebelum partus, bayi yang dilahirkan
neuron dan nonneuron menyebabkan myelitis, tetap diberikan VZIG. Pada neonatus yang
defisit fungsi motorik, dan postherpetik telah terinfeksi varicella hingga dapat
neuralgia (PHN). 21,22 mengancam jiwa atau yang mengalami
komplikasi berat dapat diberikan asiklovir IV
MANIFESTASI KLINIS sebanyak 10 mg/kgBB tiap 8 jam.5,6
Sekitar 50% kasus terjadi pada anak-anak usia Infeksi VZV pada ganglion dorsalis
5-9 tahun, banyak pula ditemukan pada usia 1- merupakan akibat penjalaran lesi mukokutan
4 tahun dan 10-14 tahun.7. 11.000 kasus melalui akson sel neuron pada infeksi primer
diperlukan perawatan di rumah sakit dan 100 atau disebabkan oleh penularan dari sel
meninggal setiap tahunnya.6 Perinatal varicela mononuklear terinfeksi sebelum terjadinya
dengan kematian dapat terjadi apabila ibu ruam-ruam pada kulit.6 Reaktivasi VZV
29. Steinberg SP, Gershon AA. Measurement of Antibodies to Varicella-Zoster Virus by Using a
Latex Agglutination Test. J. Clin. Microbiol 1991; 29: 15271529.
30. Brunell PA, Straus SE, Krause PR. Recent Advances in Varicella-Zoster Virus Infection. Ann
Intern Med. 1999; 130: 922-932.
31. Morfin F, Thouvenot D, Tessier MDT, Lina B, Aymard M, Ooka T. Phenotypic and Genetic
Characterization of Thymidine Kinase from Clinical Strains of Varicella-Zoster Virus Resistant
to Acyclovir. Antimicrobial Agents and Chemotherapy 1999; 43: 24122416.
32. Committee on Infectious Diseases. The Use of Oral Acyclovir in Otherwise Healthy Children
With Varicella. Pediatrics 1993; 91: 674-676.
33. Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Medical Microbiology. Edisi ke-23. New York: McGraw Hill;
2004. h.438-442.
34. Committee on Infectious Diseases. Recommendations for the Use of Live Attenuated Varicella
Vaccine. Pediatrics 1995; 95: 791-796.
35. Preblud SR. Varicella: Complications and Costs. Pediatrics 1986; 78: 728-735.
36. Djoerban, Z. Penatalaksanaan Pasien Terminal. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.
ed.3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2001.
37. Atwater, E. Psychology of Adjustment. 2nd Ed. New Jersey: Prentice Hall; 1983.
38. Sarafino, Edward P. Health Psychology. In: Biopsychosocial Interactions. 4th ed. USA: John
Wiley & Sons, 2002.
39. Taylor, Shelley E. Health Psychology. 5th ed. USA: McGraw-Hill; 2003.
40. Anderson, Merrill P. Stress Management for Chronic Disease: An Overview. UK: Pergamon
Press; 1998.
41. Sheridan, Charles L, Radmacher, Sally A. Health Psychology Challenging the Biomedical Model.
New York: John Wiley & Sons; 1992.