4. Hidungnya melebar (kalau ini ada yang tahu kondisi kayak apa? Heheh...)
-Menggambarkan Kondisi Mulut-
1. Dia tersenyum
2. Dia tersenyum simpul
3. Mulutnya melengkung membentuk senyuman
4. Dia merapatkan bibirnya (menunjukkan orang yang tak bisa berkata-kata)
5. Ia menggigit bibirnya (menahan marah, atau menahan perasaan/emosi)
6. Ia mengerutkan bibirnya
7. Senyumnya memudar (atau senyuman di bibirnya memudar)
8. Dia menyeringai (kesal, atau jahat ya)
9. Sudut mulutnya muncul
10. Dia memberika setengah senyum (artinya, semacam terpaksa begitu)
11. Terpampang senyum di wajahnya
12. Ia memalsukan senyum
13. Rahangnya terkatup
14. Rahangnya menegang
15. Bibirnya bergetar
Dan lain-lain :D
Buat kamu yang mau nambahin boleh banget kok ^^ ~ soalnya para minwar pun hanya punya ilmu
sekadarnya aja dan masih belajar ~
-Orionara-
(btw Orionara itu nickname-nya aku ya xD jadi jangan bingung kkk~)
KOSA-KATA UNTUK
MENGGAMBARKAN MIMIK WAJAH
TOKOH DALAM CERITA.
Mei 22, 2016
Selamat malam, writer! Sebagai penulis, kita perlu mendeskripsikan dengan baik ekspresi wajah seorang tokoh dalam
cerita yang kita buat. Dengan gambaran yang cukup mendetail, kita dapat membuai para pembaca untuk memasuki dunia
kita, dunia imajinasi yang telah kita ciptakan. Dari cuplikan cerpen karangan Yanusa Nugroho yang saya contohkan, dapat
kita simpulkan bahwa penulis ingin menggambarkan tentang sosok perempuan tua yang sedang kepayahan. Kita pun dapat
membayangkan bagaimana mimik wajah tokoh yang diceritakan tersebut seolah-olah mata kita sendiri yang
menyaksikannya. Tantangan terbesar penulis adalah menemukan kata-kata yang pas untuk menggambarkan sosok dalam
cerita agar para pembaca semakin mengakrabi tokoh imajinasinya.
Terkadang kita merasa kesulitan memilah dan memilih kata-kata yang pas untuk mendeskripsikan mimik wajah seorang
tokoh dalam cerita agar pembaca dapat dengan mudah membayangkan karakter yang kita ciptakan. Kita membutuhkan
kata-kata yang dapat menyampaikan emosi sekaligus yang dapat mewakili dialog tanpa harus menulisnya secara langsung.
Misalnya saja pada kutipan cerpen di atas, penulis menggunakan kata tersuruk-suruk. Padahal bisa saja ia hanya cukup
menggunakan kata tertatih-tatih. Walaupun hampir sama, kedua kata tersebut ternyata memiliki penegasan yang sedikit
berbeda. Tersuruk-suruk mampu menggambarkan kondisi yang lebih payah dibandingkan dengan tertatih-tatih.
Untuk menggambarkan kondisi atau raut wajah tokoh dalam cerita, penulis juga menggunakan kalimat wajah lekang
hangus oleh matahari. Kita sanggup membayangkan betapa hitamnya wajah si perempuan dalam cerita tersebut. Sebagai
pembaca, kita dibuatnya penasaran dengan kelanjutan cerita di balik sosok perempuan yang berwajah lekang hangus oleh
matahari. Kita menjadi ingin tahu mengenai apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana latar belakang kehidupannya.
Ekspresi wajah tidak hanya mampu mempertegas karakter tokoh yang kita ciptakan, tetapi juga dapat mendukung suasana
hati yang sedang dialami tokoh tersebut. Nah, untuk mengatasi tantangan terbesar kita saat kesulitan menggambarkan
mimik wajah dan menuangkannya ke dalam kata-kata, berikut adalah beberapa kata-kata alternatif yang dapat kita
gunakan sebagai alat untuk memancing rasa penasaran para pembaca dengan tokoh yang kita ciptakan:
1. hidungnya berkerut
2. dia menyentuh hidungnya tanda ejekan
3. hidungnya melebar
4. ia menghirup udara dalam-dalam
5. dia mendengus
6. dia terisak
Dont forget no one else sees the world the way you do, so no one else can tell the stories that you have to tell Charles
de Lint.
Iklan
Belajar Menulis - Pedoman Penulisan Dialog
Seiring berjalannya waktu (ciyee ...) dalam menulis dialog sebuah cerita, kadang masih banyak yang keliru
menentukan, bagaimana cara menuliskannya, tanda baca yang tepat apa dan masih banyak lagi pertanyaan.
Nah, kali ini aku mencoba menuliskan beberapa contoh cara penulisan dialog yang benar.
(a) "Pakaianmu sudah disetrika," kata Rina.(b) Rina berkata, "Pakaianmu sudah disetrika."
Frase sejenis kata Rina dan Rina berkata inilah yang namanya dialog tag, frase yang mengikuti dialog, dan
berfungsi untuk menginformasikan identitas si pengucap dialog kepada pembaca. Dialog tag biasanya ditandai
dengan kata-kata seperti "ujar", "kata", "pekik", "tukas", "sambung", dll.
Nah, kalau dialog tag ini letaknya di akhir dialog, akhiri dialog dengan tanda koma seperti di contoh (a).
Sementara kalau dialog tag-nya berada di awal kalimat, gunakan tanda koma setelah dialog tag, dan akhiri
dialog dengan tanda titik seperti di contoh (b). Selain itu, ingat bahwa tanda baca yang mengakhiri dialog harus
diletakkan sebelum tanda petik penutup.
Kadang ada beberapa frase yang disalah artikan sebagai dialog tag. Coba bandingkan dialog (a) dan (b) dengan
dialog (c) dan (d).
Kalimat sejenis "Rina menunjuk tumpukan baju di meja" di (c) dan (d) ini BUKAN dialog tag. Kalimat
tersebut hanya kalimat yang dipakai untuk mendeskripsikan aktivitas Rina yang lain sambil mengatakan dialog
tsb.
Kalau kalimat yang mengikuti dialog BUKAN dialog tag, akhiri dialogmu dengan tanda titik seperti di contoh
(c). Kalau kalimat tersebut ada di awal (sebelum dialog, seperti di contoh (d)), gunakan tanda titik untuk
mengakhiri kalimat tersebut, baru berlanjut ke dialog.
Ada saatnya, dialog tag diletakkan di antara dua dialog yang masih diucapkan oleh orang yang sama. Kalo
kasusnya begini, akhiri dialog tag-mu dengan tanda titik, baru setelah itu tuliskan dialog keduamu, seperti di
dialog (e). Jangan lupa, dialog kedua tetap diawali dengan huruf besar.
Beda ceritanya kalo kedua dialog itu sebenarnya tersambung, tapi terpisah oleh dialog tag. Biasanya ini
menandakan bahwa ada jeda/pemotongan dalam pengucapan kalimat tersebut. Contohnya kaya dialog (f) di
bawah ini.
(f) "M-mana kutahu! Yang kutahu kau tidak pakai baju kusut, Sas! Tapi," kata Rina, "kenapa ... kenapa
kaumarah kusetrika?"
Nah, kalo begini kasusnya, gunakan tanda koma setelah dialog tag, dan gunakan huruf kecil untuk mengawali
dialog kedua. Hal ini dikarenakan dialog kedua sebenarnya masih merupakan bagian/masih satu kalimat
dengan dialog pertama.
3. Kalimat berjeda
Ada juga kasus lain, di mana kedua kalimat ini terputus oleh tindakan/action, tanpa dialogue tag.
(g) "Tapi,"ia membuang baju dengan kasar"kenapa gosong?"(h) "Tapi,"Sasa membuang baju dengan
kasar"kenapa gosong?"
Di dialog seperti ini, perbedaannya hanya terletak hanya pada cara penulisan kalimat tindakan yang menyela
(re: kalimat aksi) tsb. Kalimat aksi harus diletakkan di antara dua tanda pisah en dash (), tanpa menggunakan
spasi. Dalam kasus seperti ini, kalimat aksi juga selalu diawali dengan huruf kecil, seperti di contoh (g),
kecuali jika kalimat tersebut diawali dengan nama, seperti di contoh (h).
4. Kalimat terputus
Sekarang gimana lagi kalau kalimatnya terputus? Coba simak dialog-dialog berikut:
(i) "Habisnya kau tidak mau"(j) "Aku ... tidak bermaksud begitu."
(k) "Aku tidak percaya ...."
(l) "Aku masih tidak percaya ...," Sasa berlirih.
Ketika dialog terpotong oleh kegiatan atau dialog karakter lain, gunakan tanda pisah em dash () seperti di
contoh (i). Sementara, jika ada jeda dalam sebuah dialog seperti di contoh (j), atau pengucapan dialog tsb
diulur seperti contoh (k) dan (l), gunakan tanda ellipsis (...). Jika tanda ellipsis muncul di akhir kalimat,
tambahkan 1 tanda titik untuk mengakhiri kalimat (contoh (k)) atau tambahkan tanda koma jika dialog tersebut
diikuti dialogue tag (contoh (l)).
(k) "Tadi Andi datang dan tiba-tiba bilang, 'Rina marah' terus langsung pergi. Awalnya kupikir dia
bohong."(l) " 'Rina marah', heh? Mungkin lebih tepat kalau dia bilang, 'Rina benci melihat tumpukan baju
yang berantakan di kamar.' "
Saat mengutip perkataan orang lain dalam sebuah dialog, gunakan tanda petik tunggal ('') sebelum dan
sesudah kutipan tsb, seperti pada kalimat 'Rina marah' dan 'Rina benci melihat tumpukan baju yang berantakan
di kamar.' dalam (k) dan (l). Jika tanda petik tunggal (') dan tanda petik dua (") letaknya berdampingan,
tambahkan spasi di antara kedua tanda baca tsb.
6. Dialog panjang
Kadang ada dialog dari karakter yang sama, yang terlalu panjang untuk dijejalkan dalam 1 paragraf. Misalnya
seperti contoh (k).
(k) "Aku tahu kamu sibuk sampai lupa mengurus baju-bajumu. Bisakah kau melipatnya dengan rapi tanpa
membuat kamar ini terlihat berantakan? Mestinya kau bisa mengurusnya sendiri. Bajumu tidak banyak.
Biasakan habis mencuci dan sudah diangkat dari jemuran, dilipat saja bila kaumalas menyetrika. Itu lebih
baik, kamarmu bebas dari tumpukan dan mengurangi nyamuk juga, kan. Aku tidak ingin kamu kebingungan
ketika mau pergi tapi harus menyetrika satu-satu.
"Jadi aku hanya minta satu hal, cobalah kau juga menolerirku, oke?"
Dalam kasus seperti ini, dialog ini bisa dibagi menjadi 2 (atau lebih) paragraf yang berbeda.Yang perlu
diperhatikan adalah, JANGAN akhiri paragraf dialogmu dengan tanda petik penutup sebelum dialog tersebut
selesai, seperti di contoh (k).
(l) "Aaa, Sudah diam! Jangan ngomong aja, Rina! Sasa!" Luisa tiba-tiba muncul dan menarik salah satu
tangan sahabatnya.
(m) "Errrs-s-saya hanya ingin membuatnya sadar atas sikap malas adik Anda, Luisa."
Setiap kata sapaan yang ditujukan secara langsung pada lawan bicara si pengucap dialog harus diawali dengan
huruf besar, seperti kata "Rina & Sasa" di (l). Selain itu, sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
"Anda" juga harus selalu diawali dengan huruf besar, seperti di (m).