Perawatan Komponen Industri Proses PDF
Perawatan Komponen Industri Proses PDF
BAB III
PERAWATAN BEBERAPA KOMPONEN INDUSTRI PROSES
33
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
34
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
35
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
Dalam metode dial indikator, ada dua jenis teknik yang dapat digunakan untuk
memposisikan dial indikator, yaitu : reverse dial indikator method dan rim-face method.
Reversed dial indikator merupakan metode yang tingkat keakurasiannya paling baik.
Dial indikator yang digunakan akan mengukur besarnya offset vertikal/horizontal, dan
sudut yang terjadi. Pembacaan posisi dilakukan secara simultan di empat titik (angka 12,
3, 6 dan 9). Ilustrasi metode ini dapat dilihat dari Gambar 3.6
Dua buah dial indikator diletakkan pada masing-masing poros(drive dan driven). Posisi
awal dari dial indikator dinamakan titik zero. Kemudian secara perlahan poros diputar
dan dicatat angka yang ditunjukkan oleh dial indikator.
36
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
Rim-Face indikator adalah metode dimana salah satu dial indikator diletakkan pada
mesin statisioner, sedangkan yang lain diletakkan pada mesin yang akan
dipindahkan/Machine To Be Move(MTBM). Ilustrasi dari metode ini dapat dilihat dari
Gambar 3.7
37
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
Kelebihan dari metode ini adalah penggunaan mikroprosesor yang dapat mengeleminasi
kesalahan pencatatan data yang sering timbul sebagai dampak mekanik penggunaan dial
indikator. Akan tetapi metode ini juga memiliki kelemahan, dimana penggunaan sinar
laser sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat pemeriksaan, seperti gelombang
panas radiasi, kelembaban udara lingkungan, perbedaan temperatur lingkungan, dan
debu dapat mendistorsi sinar laser.
Hal ini dapat diminimalkan dengan penggunaan tabung plastik yang mengisolasi sinar
laser dari lingkungannya. Tabung ini diletakkan pada pemancar dan penerima sinar laser.
Material tabung dirancang untuk dapat memancarkan dan menerima gelombang sinar
laser tanpa mempengaruhi jalannya sinar laser.
38
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
39
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
40
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
Tipe unbalance ini paling sering ditemukan pada komponen yang berbentuk piringan
seperti roda gila, turbin wheel, dan sebagainya. Kondisi unbalance ini dapat dikoreksi
dengan meletakkan massa pembalans yang ditempatkan berlawanan dengan lokasi
terdapatnya massa unbalance, tetapi tegak lurus dengan sumbu rotasi dan pusat gravitasi
komponen. Static unbalance hanya diperbolehkan pada komponen yang beroperasi pada
kecepatan putar rendah.
41
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
42
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
Roller Stands
Vertical Pendulum
43
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
Prinsip yang digunakan dalam gravity balancing machines ini adalah fakta dimana
sebuah benda bebas cenderung untuk mencari posisi dimana pusat gravitasi terendah.
Pada mesin tipe horizontal ways, sebuah massa diletakkan pada ujung sisi pisau mesin,
seperti ditunjukkan di halaman sebelumnya. Diasumsikan bahwa rotor yang digunakan
telah balans, dan posisi kedua mata pisau sejajar, parallel dan lurus. Setelah ditambahkan
suatu massa tertentu, maka dalam operasinya massa akan bergerak kearah titik dimana
terdapat pusat gravitasi yang terendah. Posisi terendah ini mengidentifikasikan arah sudut
unbalance yang terjadi. Pengukuran besar unbalance yang terjadi dilakukan dengan
metode empiris, yaitu dengan menambahkan sejumlah massa tertentu diarah yang
berbeda, sampai tercapai kondisi kesetimbangan.
Prinsip kerja yang digunakan pada roller stands hampir sama dengan yang digunakan
pada horizontal ways, tetapi kelebihan dari roller stands ialah tidak memerlukan
pengaturan yang presisi dari roller tersebut.
Pada vertical pendulum, digunakan sebuah piringan yang dijepit dengan sebuah kabel
fleksibel dimana kabel tersebut berimpit dengan pusat gravitasinya. Penambahan beban
tertentu akan mengakibatkan posisi piringan berubah, dikarenakan posisi yang lebih berat
akan menjadi lebih rendah daripada sisi yang lain. Penentuan besar dan sudut unbalance
tetap dilakukan dengan prinsip yang sama dengan kedua jenis mesin yang telah
dijelaskan diatas. Perlu diketahui bahwa mesin pembalans gravitasi hanya baik dilakukan
pada mesin yang beroperasi pada putaran rendah dan konstruksi yang relative kecil
seperti jet engine turbine dan compressor.
44
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
45
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
Tabel 3.1
Tingkat Kualitas Balancing Berbagai Komponen Berdasarkan ISO 1940 dan ANSI S2.19-1975
Kualitas Balance Jenis Komponen
G 4000 Poros engkol dari mesin diesel kapal laut dengan putaran rendah dan
jumlah slinder yang relatif kecil.
G 1600 Poros engkol yang terpasang secara kaku pada mesin 2 langkah
G 630 Poros engkol pada mesin 4 langkah dan mesin kapal laut berslinder banyak
46
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
G 250 Poros engkol yang terpasang secara kaku pada mesin diesel putaran tinggi
G 100 Poros engkol mesin diesel dan bensin dengan jumlah slinder lebih dari 6
untuk mobil, truk dan lokomotif.
G 40 Roda kendaraan dan poros kemudi mobil, truk dan lokomotif, penggerak
poros engkol yang terpasang secara elastis pada mesin diesel dan bensin
putaran tinggi.
G 16 Poros penggerak (poros propeller, poros gardan) dengan kebutuhan
khusus, komponen mesin pemecah/penghancur, komponen mesin
pertanian, komponen mesin individual (diesel dan bensin) untuk mobil,
truk dan lokomotif. Poros penggerak engkol mesin berslinder 6 atau lebih
untuk penggunaan khusus.
G 6.3 Komponen mesin di industri proses, roda gigi turbin utama pada mesin
kapal laut, rotor pada turbin gas pesawat, roda gila, impeller pompa,
komponen mesin untuk kegunaan khusus.
G 2.5 Turbin gas dan uap, turbogenerator, turbo-kompressor, elecrical armateurs
untuk kondisi penggunaan spesial, pompa penggerak turbin
G1 Tape recorder dan phonograph, mesin gerinda, mesin listrik untuk tujuan
tertentu
G 0.4 Spindel dan armateur gerinda khusus, giroskop
47
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
kedalam ataupun keluar titik pusat putaran poros, seperti yang terdapat pada roda sepeda
pada umumnya. Thrust bearing menyokong dan menahan beban dalam arah axial. Thrust
bearing juga menyokong poros tetap dalam arah pergerakannya secara axial. Guide
bearing menyokong dan mengarahkan batang yang memiliki arah gerakan luncur/sliding
dan bolak-balik/reciprocating. Secara skematis, kondisi pembebanan yang dialamai
bearing dapat dilihat dari Gambar 3.17
48
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
Untuk rolling elemen material yang paling sering digunakan adalah baja paduan,
walaupun untuk suatu aplikasi tertentu digunakan kaca/glass, dan plastik. Roller biasanya
paduan baja karbon tinggi dan krom dengan mampu keras/hardenability dan ketangguhan
yang baik.
Ada beberapa karakteristik material yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bearing,
yaitu:
Kekuatan dan kemampuan untuk menahan beban tanpa mengalami deformasi
plastis
Kemampuan untuk tetap mempertahankan kekuatannya walaupun terdapat
partikel pengotor dalam pelumas
Kemampuan untuk berdeformasi elastis agar dapat mendistribusikan beban
sepanjang permukaan bearing
Kemampuan melepas panas yang baik untuk memelihara ukuran bearing tersebut,
karena dalam operasinya panas yang timbul dapat mencapai temperatur
rekristalisasi material bearing tersebut.
Kemampuan menahan korosi yang baik
Pengaturan prosedur sangat penting untuk menjamin spesifikasi material yang digunakan
sudah tepat, menjaga kebersihannya, dan menjaga bearing bebas dari cacat. Pengetahuan
bahan sangat penting untuk menjamin kekakuan spesifikasi bearing dalam rangka
menjaga anomali dan pengotor yang bersifat merugikan terhadap umur pakai bearing.
Inspeksi dengan magnaflux digunakan untuk menjamin elemen roller bebas cacat dan
crack.
49
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
50
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
kekentalan pelumas menjadi dua kali lipatnya. Pentingnya indeks kekentalan yang tinggi
berpengaruh pada sifat termal yang dimiliki oleh pelumas tersebut.
Oli sintetik adalah pelumas yang dibuat dari Poly-Alpha Olefins (PAOs), ester dan Poly-
Alkaline Glycols (PAGs). Ketiganya memilki sifat mampu lumas yang baik. Walaupun
oli sintetik cenderung lebih mahal dibandingkan dengan minyak mineral, oli sintetik
memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melindungi komponen yang bergesekan dan
memiliki umur pakai yang lebih lama. Sebagai contoh adalah pelumas sintetik dengan
bahan polychlorotrifluoroethylene yang memiliki sifat tidak terbakar. Bahan sistetik ini
tidak umum dipakai karena harganya yang sangat mahal, dan hanya untuk applikasi
tertentu saja, seperti pelumas pada bearing yang digunakan pada poros turbin pembangkit
listrik tenaga nuklir.
51
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
52
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
Cage wear
53
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
yang lebih keras juga dapat mengurangi efek akibat kontak permukaan. Permukaan yang
keras ini dapat dibuat dengan menggunakan unsur bronze pada bearing.
Kecukupan rongga antara journal dan bearing juga perlu diperhatikan, karena
menyangkut kemampualiran/flowability pelumas. Dimensi rongga yang umum digunakan
adalah 0,001 inci per inci diameter poros. Nilai ini dapat diatur sedemikian berdasarkan
jenis material bearing, beban, kecepatan, dan akurasi posisi poros yang diinginkan.
Kondisi operasi adalah faktor terpenting dalam perawatan bearing. Kondisi operasi yang
mengabaikan peringatan-peringatan perawatan adalah faktor yang paling sering
mengakibatkan kegagalan bearing. Kegagalan bearing biasanya diakibatkan oleh
kecepatan operasi yang berlebihan, kelebihan beban, atau digunakan untuk tujuan yang
tidak memenuhi perancangannya, temperatur operasi yang terlalu tinggi, material
pengotor yang terdapat dalam pelumas, korosi, kelelahan material, dan pemilihan
pelumas yang tidak memenuhi standar yang telah ditentukan.
Temperatur tinggi yang berlebihan dapat mempengaruhi kekuatan, kekerasan, dan umur
material bearing. Tidak hanya mempengaruhi sifat-sifat material bearing, tetapi
temperatur yang terlalu tinggi juga dapat mengurangi nilai kekentalan
pelumas(berpengaruh terhadap ukuran lapisan film pelumas), sehingga mengakibatkan
berkurangnya kemampuan penyaluran beban oleh bearing. Juga sebagai tambahan,
temperatur yang tinggi juga mengakibatkan proses oksidasi pelumas berlangsung lebih
cepat, yang berujung pada pengurangan prestasi mesin tersebut.
Kotoran yang terdapat pada pelumas merupakan salah satu penyebab yang terbanyak
dalam kerusakan bearing. Pengotor yang terdapat pada pelumas bisa muncul melalui
berbagai cara, antara lain: etos kerja personel yang kurang baik, juga dapat pula
disebabkan pelumas yang telah berkontak dengan udara kotor selama proses pembuatan,
dan pengemasannya. Untuk menghadapi masalah seperti ini, logam lunak seperti babbit
digunakan apabila diketahui bearing akan berhadapan dengan material abbrasif, dimana
logam babbit akan mengikat partikel yang keras dan melindungi poros terhadap meterial
abbrasif. Pemeriksaan berkala terhadap kotoran yang terdapat pada filter pelumas juga
penting dilakukan untuk menjaga keterandalan bearing. Kotoran yang masuk bersama
dengan pelumas dapat pula menyebabkan instabilitas lapisan film pelumas. Pada kondisi
ketidakstabilan lapisan, akan timbul dua fenomena yang disebut dengan oil whirl dan oil
54
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
whip. Pada kondisi abnormal, poros yang berputar tidak dapat mempertahankan sumbu
putarnya. Ketika kondisi ini terjadi, maka timbul fenomena yang dinamakan oil whirl. Oil
whirl adalah suatu kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan gaya hidrostatis, yang
kemudian menyebabkan terjadi tekanan yang tinggi dan munculnya vektor gaya yang
baru pada arah rotasi. Oil whirl akan mempercepat keausan dan kegagalan bearing dan
struktur penyokongnya. Oil whip terjadi apabila jarak antara bearing dan rongga terlalu
dekat, dan dapat dikatakan bersentuhan. Apabila kondisi ini terjadi, lapisan pelumas tidak
lagi dapat mengalir dengan baik, sehingga arah alirannya berubah. Arah yang berubah ini
menimbulkan aliran vertex yang akan menghasilkan gaya baru yang mendorong
terjadinya kontak antar logam.
55
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
(a)
(b)
Gambar 3.19. Susunan pinion dan gear pada spur gear dan tata nama menurut AGMA pada
spur gear
56
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
(a) (b)
57
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
58
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
59
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
Pada kondisi keausan berlebih, mesh yang terjadi pada gear akan menunjukkan profil
seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.25. Akibat keausan yang terjadi, proses mesh
pada gear akan bertambah lama dibanding dengan kondisi normal. Pertambahan
kedalaman mesh ini menurunkan amplitudo tetapi memperbesar cacat yang terdapat pada
gear.
Gambar 3.26 Profil mesh pada roda gigi yang mengalami crack
Salah satu faktor yang paling sering menyebabkan kerusakan gear adalah kekurang
pengertian bahwa beberapa pengecualian terjadi ketika gear dirancang untuk beroperasi
pada satu arah putar saja. Kegagalan sering terjadi ketika gear yang dirancang untuk
60
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
beroperasi pada satu arah, beroperasi secara dua arah. Kecuali dirancang untuk dua arah,
gear(terutama nonpower gear) tidak memiliki toleransi yang sama di kedua sisinya.
Secara ringkas, modus kegagalan yang terjadi pada gear dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Motor Trips
Penyebab
Poros yang melendut
Kerusakan baut dan ulir
Kerusakan motor
Tingkat daya motor penggerak berlebihan
Backlash yang terlalu kecil atau berlebihan
Beban torsi yang berlebihan
Benda asing pada Gearset
Applikasi yang tidak sesuai dengan gear
Sumbu poros tidak lurus
Arah rotasi yang tidak benar
Kebocoran pelumas
Misalignment roda gigi atau gearset
Beban berlebih
Proses yang diakibatkan ketidak lurusan poros
Fondasi yang kurang baik
Air atau bahan kimia pada gearbox
Worm bearings
Worm coupling
61
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
Kelebihan beban pada gear juga merupakan penyebab utama kegagalan gear. Apabila
kelebihan beban ini berlangsung terus menerus, ini menandakan bahwa gear tersebut
tidak cocok untuk aplikasi yang sedang digunakan.
Misalignment, baik yang disengaja maupun tidak juga adalah faktor utama kegagalan
gear. Salah satu cara untuk menginspeksi terjadinya misalignment adalah metode hard
blue, yaitu dengan menginspeksi kondisi keausan gear yang belum terlalu lama
beroperasi. Apabila dari hasil inspeksi, ternyata diketahui derajat keausan yang terjadi
tidak sesuai dengan yang ditetapkan oleh pembuatnya, maka perlu dilakukan pengecekan
terhadap kondisi alignment poros. Praktek perawatan yang kurang baik adalah sumber
utama dari real misalignment. Memang disatu sisi, alignment yang tepat sangat susah
dilaksanakan, terutama untuk gearbox yang besar, karena pembuatnya tidak menyertakan
cara yang cukup untuk menjamin poros berada pada posisi yang paralel.
Keausan dan korosi juga sangat mungkin menyebabkan gear gagal. Korosi yang terjadi
dapat dilihat dari Gambar 3.27 dan 3.28
62
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
63
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
Pada kompresor, proses kompresi udara diakibatkan oleh pemompaan sejumlah gas
kedalam wadah tertutup yang sering kita sebut sebagai bejana tekan. Kenaikan jumlah
gas dalam suatu wadah yang berukuran tetap akan menaikkan tekanannya. Kompresi
terjadi ketika ruang antar molekul berkurang. Semakin kecil volume berarti semakin
sempit jarak yang terjadi antar partikel, yang secara proporsional menaikkan intensitas
tumbukan antar partikel dalam rentang waktu tertentu.
Kompresor dinamik jarang mengalami masalah pada fondasinya. Hal ini disebabkan
tidak terjadinya momen dan gaya kocok/shaking force dalam operasinya.Hal yang paling
penting diperhatikan dalam fondasi kompresor adalah luas daerah yang menjadi
penyokongnya, sehingga beban yang didistribusikan ke tanah besarnya tidak melebihi
tahanan yang dimiliki tanah dan menjamin ketinggian kompresor dalam upaya menjaga
tidak terjadinya misalignment. Sangat penting untuk memasang katup pelepas tekanan
pada seluruh kompresor dinamik, untuk menjaga kemampuan dinding rumah kompresor,
fluktuasi daya input, dan surge kompresor.
Kompresor sentrifugal dirancang berbasiskan beban, dan dapat menunjukkan keadaan
operasi yang tidak normal dan masalah keandalan yang kronis apabila mengikuti
keperluan beban. Misalnya perubahan permintaan beban 1 psi dapat mengakibatkan
kerusakan kronis pada kompresor sentrifugal, seperti kerusakan elemen rotasi dan poros
yang melendut. Hal ini tentu saja mengakibatkan terjadinya keausan dan penurunan
efesiensi kompresor.
64
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
(a) (b)
(c)
Gambar 3.30 Sliding vane (a), liquid-seal ring (b) dan helical lobe (c)
Kelebihan yang dimiliki oleh rotary kompresor ini memungkinkan kompresor rotary ini
beroperasi sesuai dengan keinginan beban. Namun kehati-hatian diperlukan untuk
menjaga beban yang tiba-tiba berubah dan perubahan kecepatan. Rotary kompresor
sangat sensitif dengan frekuensi start-stop yang terlalu sering. Umumnya kompresor
rotary berhenti beroperasi selama 6-8 jam. Waktu yang digunakan selama berhenti
digunakan untuk melepaskan panas yang terjadi selama proses kompresi. Jika frekuensi
start-stop ini terlalu sering, maka kemungkinan kegagalan kompresor ini akan sangat
tinggi.
65
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
Akibat gerakan bolak-balik dari piston yang digunakan pada reciprocating kompresor,
akan terbentuk gaya kocok/shaking force15. Gaya tersebut harus diredam dengan fondasi
yang baik dan fondasi tersebut juga harus dapat menyokong kompresor dan
penggeraknya. Sebuah fondasi yang baik harus dapat: (1) Menjaga alignment dan
ketinggian kompresor juga penggeraknya berada pada tempat yang tepat, dan (2)
Meminimalkan getaran yang terjadi dan mencegah merambatnya getaran tersebut kearah
komponen yang ada di sekitarnya. Untuk dapat memenuhi kebutuhan akan fondasi yang
baik, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Perbandingan berat dan kemampuan tahanan tanah yang tepat
66
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
Compressor Surge
Misalignment
Motor Trips
Penyebab
Kebocoran pelumas pada bearing
Pelendutan rotor
Kotoran pada diffuser
Change in system resistance
Tersumbatnya saringan pelumas
Kompresor tidak mencapai kecepatan
beroperasinya
Kondensasi pada reservoir
Kerusakan rotor
Dry gear coupling
Rongga antar bearing yang terlalu besar
Temperatur masuk terlalu tinggi
Kegagalan pompa pelumas
Kegagalan alat ukur temperatur
Komponen tidak terpasang sempurna
67
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
Keausan berlebih
Panas berlebih
Motor trips
Penyebab
Udara bocor kedalam saluran hisap
Coupling Misalignment
Tekanan keluar berlebihan
Temperatur inlet berlebihan
Suplai udara kurang
Keausan komponen internal
Kegagalan motor atau penggerak
Regangan pipa pada casing kompressor
Katup keluaran macet atau salah setting
Pelendutan elemen yang berputar
68
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
69
Slip pada Belts
Belts terlalu kencang
Cacat pada saringan udara
Motor overheating
70
71
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
72
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
Prestasi dari sebuah pompa biasanya diatur oleh beberapa variabel penting yaitu : kondisi
hisap/suction condition dan tekanan total system/head yang diperlukan, kurva hidrolik
pompa tersebut, beserta brake horsepower pompa tersebut18.
Net Positive Suction Head adalah kondisi hisap yang paling berpengaruh pada prestasi
pompa. Variabel yang mempengaruhi NPSH dapat dilihat dari Gambar 3.33. Sebuah
pompa harus memiliki cukup tekanan positif pada ujung impellernya agar mampu
memindahkan fluida. Sebagai contoh, pada permukaan air laut, tekanan sebesar 14.7 psi.
Tekanan tersebut dikurangi dengan tekanan uap air, gesekan, losses pipa, dan statc lift
harus dapat dipenuhi oleh NPSH yang diperlukan pompa, walaupun NPSH yang
diperlukan bergantung dari volume fluida yang dipindahkan pompa. NPSH yang
diperlukan untuk memindahkan fluida ini dinamakan NPSHR. Satu parameter NPSH lain
adalah NPSH yang tersedia, yang dapat diperloleh dari head yang dimiliki oleh fluida.
NPSH ini disebut NPSHA.
Kebanyakan pompa dirancang untuk memindahkan fluida pada satu fasa, dalam batas
berat jenis dan viskositas tertentu. Masuknya uap atau gas kedalam pompa memiliki efek
yang buruk yaitu mengurangi efesiensi dan umur operasinya. Gas atau uap air ini adalah
penyebab utama terjadinya kavitasi yang merupakan penyebab umum kegagalan pompa.
Ada banyak hal yang dapat menimbulkan kavitasi tersebut, antara lain : kebocoran pada
pipa hisap maupun katup, perubahan fasa fluida akibat perbedaan temperatur dan deviasi
tekanan pada fluida.
73
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
Gambar 3.34 Net Positive Suction Head pada suatu aplikasi tertentu
Selain NPSH, prestasi suatu pompa juga ditentukan oleh Total System Head(TSH), yaitu
tekanan total yang diperlukan untuk mengatasi seluruh tahanan yang ditimbulkan akibat
aliran fluida, termasuk didalamnya adalah vertical lift, friction loss, dan back pressure
yang ditimbulkan oleh system. TSH ini menentukan efesiensi pompa, discharge volume
dan kestabilan pompa.
Total Dynamic Head (TDH) adalah perbedaan tekanan antara sisi hisap dan sisi keluar
pompa. Nilai dari TDH digunakan untuk menghasilkan hydraulic curve seperti terlihat
pada Gambar 3.34. Kurva ini digunakan untuk menggambarkan prestasi yang dapat
diperoleh pompa pada kondisi operasi tertentu. Titik terbaik operasi suatu pompa
sentrifugal dinamakan titik best efficiency point(BEP). Ini adalah titik pada pompa
dimana pompa beroperasi pada kondisi flow dan head yang terbaik19. Sebagai tambahan
pula, titik ini merupakan titik dimana operasi pompa berada pada titik terendah
pemakaian energinya, dan umur pakai paling lama. Apabila operasi dipindahkan kearah
kanan titik BEP, pompa akan menjadi tidak stabil, dan apabila dipindahkan kearah kiri,
maka operasi pompa tidak akan sanggup mengeluarkan sejumlah fluida yang cukup untuk
menghilangkan panas yang timbul selama operasi.
74
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
Brake Horse Power (BHP) juga merupakan salah satu faktor yang penting untuk
menentukan prestasi suatu pompa. BHP didefenisikan sebagai daya yang dibutuhkan agar
operasi pemindahan fluida oleh motor pompa berlangsung dengan tepat. Gambar 3.35
juga menunjukkan besarnya BHP yang dibutuhkan untuk tiap-tiap operasi. Brake Horse
Power yang dibutuhkan oleh suatu pompa sentrifugal dapat dirumuskan sebagai berikut:
Proses perawatan keseluruhan jenis pompa dimulai dari proses pemasangan pompa pada
fondasinya. Fondasi harus terbuat dari bahan yang kaku, untuk mencegah pergeseran
dasar pompa pada arah torsional maupun linear. Titik-titik pemasangan baut harus
memperhitungkan momen inersia dari penampang fondasi. Salah satu faktor yang sering
menyebabkan fondasi mengalami kegagalan adalah tidak benarnya letak titik pusat massa
fondasi, sehingga mengizinkan terjadinya lendutan pada fondasi pompa akibat fluktuasi
beban pompa.
75
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
76
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
belum mencapai kondisi buka penuh, katup kedua akan menyeimbangkan aliran
untuk mencegah terjadinya fenomena hammer diatas.
Getaran berlebihan
Motor Trips
Penyebab
Lendutan poros motor penggerak
Pergeseran casing akibat regangan pipa
Kavitasi
Impeller tersumbat
Driver imbalance
Masalah Kelistrikan
Entrained air (suction or seal leak)
Ketidak stabilan gaya hidrolik
Impeller terpasang pada arah sebaliknya
Improper mechanical seal
Saringan masuk tersumbat sebahagian
Aliran yang tidak cukup sepanjang pompa
Tekanan hisap tidak cukup (NPSH)
Volume hisap yang tidak cukup
Keausan komponen internal
Kebocoran pada pipa dan katup
77
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
Kavitasi pada pompa adalah penyebab utama kegagalan pompa. Kavitasi tidak hanya
menurunkan prestasi sebuah pompa, tetapi juga mempercepat terjadinya keausan pada
komponen dalam pompa. Ada tiga penyebab utama terjadinya kavitasi pada pompa,
yaitu:
1. Perubahan fasa fluida.
Terbentuk dan pecahnya gelembung uap air pada saluran hisap dan didalam
pompa akan menyebabkan kavitasi. Kegagalan ini sering ditemui pada pompa
yang dipakai pada sistem boiler, dimana temperatur fluida yang masuk mendekati
kondisi titik jenuhnya. Pada kondisi ini, sedikit saja perubahan pada tekanan
hisapnya akan mengubah air menjadi uap. Demikian juga sebaliknya, perubahan
tekanan sedikit saja dapat mengubah fasa uap menjadi fasa cair. Kavitasi yang
disebabkan oleh perubahan fasa fluida sangat berbahaya bagi pompa dan
komponennya. Bukti visual yang dapat kita peroleh dari terjadinya kavitasi akibat
perubahan fasa ini adalah pada permukaan kasar seperti kulit jeruk di permukaan
impeller. Operasi yang terus menerus akan menyebabkan terjadinya lubang pada
impeller, sehingga fluida tidak dapat terpompa dengan benar, dan akan
mengakibatkan patahnya impeller akibat merambatnya crack yang terbentuk.
78
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
79
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
Daya yang diperoleh pompa melalui motor listrik digunakan untuk mengkonversi
gerakan rotasi poros menjadi gerakan bolak-balik kecepatan rendah melalui mekanisme
roda gigi reduksi, poros engkol dan connecting rod. Pompa reciprocating biasanya
memiliki efesiensi yang tinggi. Kekurangannya adalah harga yang relatif tinggi dan biaya
perawatan yang lebih mahal dibandingkan dengan pompa sentrifugal. Akan tetapi pompa
ini banyak digunakan untuk operasi yang memerlukan aliran fluida yang kontiniu, dan
salah satu kelebihannya lagi dibanding dengan pompa sentrifugal adalah jumlah flow
yang dapat dihasilkannya tidak tergantung dari viskositas fluida yang hendak
dipindahkan.
80
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
Keausan berlebih
Tidak ada aliran
Panas berlebih
Motor trips
Penyebab
Udara masuk ke saluran hisap dan seal
Tekanan keluar berlebihan
Temperatur fluida pada saluran masuk
terlalu tinggi
81
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
Penyebab dan modus kegagalan pada pompa Reciprocating, dapat kita lihat pada Tabel
3.9
Tabel 3.9 Modus dan Penyebab Kegagalan Pompa Reciprocating
Excessive wear power end Problem
Excessive heat power end
Motor Trips
Penyebab
Bahan abrasif dan korosif pada fluida
Kerusakan pegas katup
Slinder tidak terisi secara sempurna
Masalah pada system transmisi daya
Excessive suction lift
Masalah pada roda gigi
82
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
3.6.2.4 Recirculating
Recirculating adalah fenomena dimana arah dan kecepatan aliran tidak berjalan sesuai
dengan rancangan, dikarenakan arah aliran keluar dari pompa ditahan dengan pengaturan
katup, dengan menutupnya secara perlahan-lahan. Hal ini menyebabkan arah aliran
berubah dan menghalangi aliran yang akan keluar pompa. Recirculating ini menyebabkan
getaran yang frekuensinya mendekati vane pass x rpm. Amplitudo yang terjadi terkadang
sering melebihi nilai peringatan tertentu, dan sering bertambah besar ketika terjadi
resonansi pula. Pola getaran yang terjadi dapat kita lihat dari Gambar 3.39.
Tidak jarang, getaran dengan frekuensi yang rendah dan amplitudo yang rendah
diasosiasikan dengan frekuensi vane pass, mengakibatkan frekuensi yang dihasilkan oleh
kavitasi kelihatan menyerupai pola recirculating. Oleh karenanya, perlu ditekankan disini
bahwa fenomena recirculating terjadi di sisi keluar pompa, sedangkan kavitasi terjadi
83
Bab 3 Perawatan Beberapa Komponen Industri Proses
pada sisi hisap pompa. Untuk menghindari fenomena recirculating, sebaiknya pompa
dioperasikan pada kapasitas normalnya, dan hindari pengatupan berlebihan.
84