Anda di halaman 1dari 8

PENGGUNAAN ADMIXTURE DAN ADITIF PADA BETON

Secara umum material beton yang digunakan pada konstruksi terdiri atas semen,
air, agregat halus dan agregat kasar yang dicampur dengan perbandingan tertentu dan
untuk menghasilkan kekuatan tertentu pula. Kekuatan yang diukur pun biasanya hanya
kuat tekannya saja yang diuji pada standar umur 28 hari. Beton yang dibuat secara
konvensional umumnya mempunyai kuat tekan antara 18 - 32 MPa. (N/mm 2) dan berat 2,4
ton/m3, biasanya disebut sebagai beton normal atau konvensional, sedangkan beton yang
mempunyai kuat tekan di atas 35 MPa biasanya disebut dengan beton mutu tinggi.
Selain kualitas dan gradasi agregat halus dan kasar, kualitas beton yang dibuat juga
bergantung pada nilai perbandangan berat penggunaan air dengan semen, yang disebut
sebagai faktor air semen (fas). Nilai fas ini juga akan mempengaruhi tingkat kemudahan
pengerjaan (workability) dari beton yang dibuat.
Disamping itu, untuk keperluan tertentu terkadang campuran beton tersebut masih
ditambahkan bahan tambah berupa zat-zat kimia tambahan (chemical additive) dan
mineral/material tambahan. Zat kimia tambahan tersebut biasanya berupa serbuk atau
cairan yang secara kimiawi langsung mempengaruhi kondisi campuran beton. Sedangkan
mineral/material tambahan berupa agregat yang mempunyai karakteristik tertentu.
Penambahan zat-zat kimia atau mineral tambahan ini diharapkan dapat merubah performa
dan sifat-sifat campuran beton sesuai dengan kondisi dan tujuan yang diinginkan, serta
dapat pula sebagai bahan pengganti sebagian dari material utama penyusun beton. Standar
pemberian bahan tambahan beton ini pun sudah diatur dalam SNI S-18-1990-03 tentang
Spesifikasi Bahan Tambahan pada Beton dan ASTM C.949, Standard Spesification for
Chemical Admixture for Concrete.

A. Bahan Tambah (admixture)

Bahan tambah (admixture) adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam


campuran beton pada saat atau selama percampuran berlangsung. Bahan tambah biasanya
diberikan dalam jumlah yang relatif sedikit, dan harus dengan pengawasan yang ketat agar
tidak berlebihan yang justru akan dapat memperburuk sifat beton. Manfaat dari
penggunaan bahan tambah ini perlu dibuktikan dengan menggunakan bahan agregat dan
jenis semen yang sama dengan bahan yang akan dipakai di lapangan.
Penambahan bahan tambah dalam sebuah campuran beton atau mortar tidak
mengubah komposisi yang besar dari bahan lainnya, karena penggunaan bahan
tambah ini cenderung merupakan pengganti atau substitusi dari dalam campuran
beton itu sendiri. Karena tujuannya memperbaiki atau mengubah sifat dan
karakteristik tertentu dari beton atau mortar yang akan dihasilkan, maka
kecenderungan perubahan komposisi dalam berat-volume tidak terasa secara
langsung dibandingkan dengan komposisi awal beton tanpa bahan tembah.
Chemical admixture (ASTM C 494), yaitu bahan tambah cairan kimia yang
ditambahkan untuk mengendalikan waktu pengerasan (memperlambat atau
mempercepat), mereduksi kebutuhan air, menambah kemudahan pengerjaan beton,
meningkatkan nilai slump dan sebagainya.
Berdasarkan tujuan yang diharapkan berikut ini merupakan tujuan penggunaan zat
kimia diantaranya :
a) Untuk mengurangi penggunaan air pada beton (water reduction).
Hal ini dimaksudkan agar diperoleh adukan dengan nilai fas yang tetap dengan
kekentalan yang sama atau dengan fas tetap, tapi didapatkan adukan beton yang
lebih encer. Agar diperoleh kuat tekan yang lebih tinggi, dengan tidak
mengurangi kekentalannya, atau diperoleh beton dengan kuat tekan yang sama,
tapi adukan dibuat menjadi lebih encer agar lebih memudahkan dalam
penuangan.
b) Untuk memperlambat proses ikatan campuran beton (retarder).
Biasanya diperlukan untuk beton yang tidak dibuat dilokasi penuangan beton.
Proses pengikatan campuran beton sekitar 1 jam. Sehingga apabila sejak beton
dicampur sampai penuangan memerlukan waktu lebih dari 1 jam, maka perlu
ditambahkan zat kimia ini. Zat tambahan ini diantarannya berupa gula, sucrose,
sodium gluconate, glucose, citric acid, dan tartaric acid.
c) Untuk mempercepat ikatan dan pengerasan campuran beton (accelerators).
Diperlukan untuk mempercepat proses pekerjaan konstruksi beton, pencampuran
beton dilakukan di tempat atau dekat dengan penuangannya. Zat tambahan yang
digunakan adalah CaCl2, Ca(NO3)2 dan NaNO3. Namun demikian, lebih
dianjurkan menggunakan yang nitrat, karena penggunaan khlorida dapat
mempercepat terjadinya karat pada penulangan.
Pada kenyataan di lapangan terkadang diperlukan kondisi kombinasi dari ketiga
perilaku penambahan zat kimia tersebut yaitu untuk mengurangi penggunaan air dan
memperlambat proses ikatan campuran beton, atau untuk mengurangi air dan mempercapat
waktu pengikatan serta pengerasan campuran beton.
Penggunaan admixture dan aditif mineral dalam kadar yang tepat. Untuk
menghasilkan beton dengan mutu (kuat tekan beton) tinggi dibutuhkan Superplasticizer
(high range water reducer) dan Aditif mineral yang bersifat cementitious yaitu berupa :
Abu terbang (fly ash), Pozzofume (super fly ash), dan Mikrosilika (silicafume) dengan
kadar yang tepat. Sebab bahan admixture dan aditif jika dicampur dengan kadar yang
tidak tepat hasilnya akan sebaliknya, yaitu tidak meningkatkan kuat tekannya
akan tetapi dapat menurunkan.
Superplasticizer atau high range water reducer dalam hal ini mutlak diperlukan
karena kondisi fas yang umumnya sangat rendah pada beton mutu tinggi atau sangat
tinggi, untuk bisa mengontrol dan menghasilkan nilai slump yang optimal pada beton
segar (workable), sehingga bisa dihasilkan kinerja pengecoran beton yang baik. Namun
dalam segala hal, penggunaan Superplasticizer perlu sesuai dengan standard ASTM-C
494-81 tipe F.
Ketepatan dosis penambahan Superplasticizer umumnya perlu dibuktikan dengan
membuat campuran percobaan (trial mixes) dengan beberapa variasi dosis penambahan
Superplasticizer hingga mendapatkan hasil yang optimum dalam memenuhi syarat
kelecakan yang direncanakan. Hasil penelitian penggunaan Superplasticizer, menunjukan
peningkatan nilai slump yang memuaskan pada fas yang rendah (fas = 0,28 dan nilai
slump awal = 1,5 cm), yaitu mencapai nilai slump 9,5 cm pada penambahan
Superplasticizer dengan dosis 1,25 %, nilai slump 12,5 cm pada penambahan
Superplasticizer dengan dosis 2 % (Supartono, 1998).
Mikrosilika (Silicafume) merupakan aditif yang sangat baik untuk digunakan
dalam pembuatan beton mutu tinggi dan sangat tinggi, yang merupakan produk
sampingan sebagai abu pembakaran dari proses pembuatan silicon metal atau silicon
alloy dalam tungku pembakaran listrik. Mikrosilika ini juga bersifat pozzolan (bahan
yang mempunyai kandungan utama senyawa silika/silika dioksida dan alumina),
dengan kadar kandungan senyawa silica-dioksida (Si O2) yang sangat tinggi (> 90 %),
dan ukuran butiran partikel yang sangat halus, yaitu sekitar 1/100 ukuran rata-rata
partikel semen. Dengan demikian penggunaan mikrosilika pada umumnya akan
memberikan sumbangan yang lebih efektif pada kinerja beton, terutama untuk
beton bermutu sangat tinggi.
Adapun jenis bahan tambah sebagai berikut :
1. Bahan tambah pengurang air dapat berasal dari bahan organic ataupun campuran
anorganik untuk beton tanpa udara (non-air-entrained) atau dengan udara dalam hal
mengurangi kendungan air campuran. Selain itu bahan tambah ini dapat digunakan
untuk memodifikasi waktu pengikatan beton sebagai dampak perubahan factor air
semen. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahan tambah ini adalah
air yang dibutuhkan, kandungan air, konsistensi, bleeding, dan kehilangan air pada
saat beton segar, laju pengerasan, kekuatan tekan, dan lentur, ketahanan terhadap
perubahan volume, susut pada saat pengeringan. Berdasarkan hal tersebut, menjadi hal
penting untuk melakukan pengujian sebelum pelaksanaan pencampuran terhadap
bahan tambah tersebut. Pengaruhnya pada beton:
a. Kekuatan Tekan: Tegangan tekan beton bertambah karena adanya pengurangan
air, hal ini dikarenakan faktor a/s (air semen) berkurang. Penambahan kekuatan
diperkirakan 10%.
b. Setting Time: Dengan adanya water reducing admixture, setting time dari
campuran beton tidak berubah.
c. Workability: Bila tidak ada perubahan faktor air semen (a/s), water reducing
menambah workability beton. Untuk slump awal 25-75 mm dapat ditambah
dengan 50-60 mm.
d. Loss Slump: Tingkat kecepatan penurunan slump beton yang berisi air water
reducing admixture umumnya sama atau lebih besar dari beton biasa. Dimana
bila digunakan water reducing admixture (WRA) akan menambah workability
dan waktu pencampuran.
e. Air Entrainment: Dengan bahan dasar Lignosulphonate cenderung
meningkatkan jumlah kadar udara tapi tidak melampaui 2%. Bahan dasar Salt
hydroxy carboxylic dan Polysacharides tidak menambah kadar udara dan
bahkan sering mengurangi kadar udara.
f. Panas Hidrasi: Panas hidrasi tidak terpengaruh dengan adanya penggunaan
WRA.
g. Perubahan Bentuk: Perubahan bentuk (volume change) tidak terpengaruh
dengan adanya WRA.
h. Durability: Durabilitas tidak terpengaruh dengan adanya WRA kecuali airnya
dikurangi yang menyebabkan beton lebih padat dan impermeabel.
2. Bahan kimia tambahan berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi air dan
mempercepat proses ikatan. Pengaruhnya pada beton:
a. Kekuatan. Pada saat accelerator mencapai peningkatan kekuatan awal
beton, pengaruh kekuatan beton dapat diabaikan. Jika bahan water
reducing dicampur accelerator, keuntungan kekuatan jangka panjang akan
diapat berhubungan langsung dengan penurunan rasio air-semen (a/s).
b. Setting Time. Setting time beton yang mengandung accelerator lebih
pendek daripada beton biasa yang tidak mengandung accelerator.
Pengaruh kalsium klorida pada setting time lebih besar daripada kalsium
format.
c. Workability. Baik kalsium klorida dan kalsium format memberikan sedikit
peningkatan dalam workabilitas. Peningkatan yang lebih besar dalam
workabilitas dapat diperoleh dengan kombinasi accelerator dengan bahan
water reducing.
d. Air Entrainment. Hampir semua accelerator tidak mengandung derajat air
entrainment.
e. Bleeding. Admixture accelerator tidak mempengaruhi bleeding.
f. Panas Hidrasi. Accelerator meningkatkan tingkatan panas yang dihasilkan
dan memberikan kenaikan temperature yang lebih besar daripada
campuran bahan biasa. Total panas hidrasi tidak mempengaruhi.
g. Perubahan Volume. Kalsium klorida meningkatkan creep maupun drying
shrinkage. Kalsium format meningkatkan drying shrinkage tetapi data
yang ada menunjukkan ada sedikit pengaruh pada creep.
h. Durability. Kalsium klorida mempunyai kemampuan memecahkan
pasivity alamiah yang diberikan beton dengan menggunakan semen
portland, dengan demikian akan memperbesar korosi pada baja atau
logam tertanam.
Bahan tambah dengan fungsi water reducing + retarding digunakan dengan
tujuan utama untuk menambah kekuatan beton karakteristik jangka panjang.
Penggunaan bahan tambah ini pada umumnya tidak mengubah kadar semen dan
komposisi agregat yang digunakan pada desain mix untuk beton normal yang
direncanakan.
3. Bahan tambah yang berfungsi untuk menghambat waktu pengikatan beton.
Penggunaanya untuk menunda waktu pengikatan beton (setting time) misalnya
karena kondisi cuaca yang panas, atau memperpanjang waktu untuk pemadatan
untuk menghindari cold joints dan menghindari dampak penurunan saat beton
segar pada saat pengecoran dilaksanakan. Bahan tambah dengan tujuan utama
menunda waktu initial dan final setting dari adukan beton segar, dan
mempertahankan workability beton pada cuaca panas, pada umumnya
digunakan jika :
a. pelaksanaan pengecoran mempunyai tingkat kesulitan cukup tinggi sehingga
memerlukan waktu pelaksanaan yang lebih lama dari waktu setting beton
normal
b. lokasi batching plant yang cukup jauh
c. kondisi lalu lintas yang dilalui oleh mobile mixer tidak lancar
d. pengecoran dengan kondisi cuaca panas yang berpotensi mengakibatkan
kehilangan kelembaban lebih cepat
e. proses finishing yang memerlukan waktu yang lebih lama sehingga waktu
setting beton yang lebih lama diperlukan
4. Bahan tambah yang berfungsi untuk mempercepat pengikatan dan
pengembangan kekuatan awal beton. Bahan ini digunkan untuk mengurangi
lamanya waktu pengeringan (hidrasi), dan mempercepat pencapaian kekuatan
beton.
Bahan tambah dengan fungsi accelerating digunakan dengan tujuan utama
mendapatkan kekuatan awal yang lebih tinggi pada beton yang dikerjakan,
misalkan jika elemen struktur beton yang diperlukan untuk segera dibebani oleh
pekerjaan berikutnya dalam kaitan dengan waktu pelaksanaan yang ketat.
Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan kadar ion klorida
terlarut dalam beton keras yang disyaratkan, tidak boleh terlewati -- karena
beresiko menimbulkan korosi pada besi atau baja tulangan.
Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan dengan seksama waktu
setting yang lebih cepat dan curing yang dilakukan harus sesempurna
mungkin untuk mencapai kekuatan awal yang diinginkan lebih tinggi.

B. Bahan Tambah Mineral (additive)

Jenis bahan tambah mineral (additive) yang ditambahkan pada beton


dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja kuat tekan beton dan lebih bersifat
penyemenan. Beton yang kekuarangan butiran halus dalam agregat menjadi tidak
kohesif dan mudah bleeding. Untuk mengatasi kondisi ini biasanya ditambahkan
bahan tambah additive yang berbentuk butiran padat yang halus. Penambahan
additive biasanya dilakukan pada beton kurus, dimana betonnya kekurangan agregat
halus dan beton dengan kadar semen yang biasa tetapi perlu dipompa pada jarak
yang jauh. Yang termasuk jenis additive adalah : pozzollan, fly ash, slag dan silica
fume.

Adapun keuntungan penggunaan additive adalah (Mulyono T, 2003) :


a. Memperbaiki workability beton
b. Mengurangi panas hidrasi
c. Mengurangi biaya pekerjaan beton
d. Mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat
e. Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika
f. Menambah keawetan (durabilitas) beton
g. Meningkatkan kuat tekan beton
h. Meningkatkan usia pakai beton
i. Mengurangi penyusutan
j. Membuat beton lebih kedap air (porositas dan daya serap air pada beton
rendah)
Sumber:

Balla, Melati., 2012, Bahan Tambah Beton (Admixture dan Additive) (Online),
https://www.academia.edu/9794483/Bahan_Tambah_Beton_Admixture_and_Additive
_, [Agustus 2015].
Basuki, Achmad., 2012, Bahan Tambah Pada Campuran Beton (Online),
http://sipil.ft.uns.ac.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=194&Itemid=1, [Agustus 2015].
Pujianto, Asat., dkk., ____, Beton Mutu Tinggi Dengan Admixture dan Additive (Online),
https://pramudiyanto.files.wordpress.com/2010/10/5-beton-mutu-tinggi.pdf, [Agustus
2015].

Anda mungkin juga menyukai