Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH SINGKAT RSUD CIDERES

Awal pendirian RSUD Cideres yaitu pada tahun 1883 oleh Verhoeven
seorang warga Belanda dengan misi penyebaran injil membangun sebuah
Balai Pengobatan dengan gaya arsitektur Eropa dan selesai di bangun pada
tahun 1884, pendirian Balai Pengobatan tersebut sudah mendapatkan ijin dari
Bupati Majalengka yang bernama Raden Tumenggung Soera Adhi Ningrat.
Pada tanggal 30 April 1890 Verhoeven berangkat ke Belanda selama 2
(dua) tahun untuk sementara digantikan oleh A. DE. Haan sampai dengan
awal Oktober 1892.
Pada tahun 1908 Verhoeven memperluas Poliklinik Cideres dengan cara
membangun beberapa bangsal yang kemudian menjadi alih fungsi sebuah
Rumah Sakit Pembantu (Ziekenhuis Tjideres).
Pada tanggal 31 Juli 1922 Verhoeven meninggal dunia dan digantikan
oleh A. K. De Groot sampai tahun 1923, status kepemilikan Ziekenhuis
Tjideres dari Zending menjadi Swasta.
Pada tahun 1928 Balai Pengobatan ini mengalami banyak perubahan
dengan cara meningkatkan suatu Balai Pengobatan menjadi Rumah Sakit
dengan tujuan lebih banyak menampung pasien yang datang dan
kepemilikannya berada di bawah naungan Gereja Jemaat Cideres.
Pengembangan bangunan Zendings Hospital Tjideres terjadi pada
tahun 1930,dan pada tahun 1935 terjadi perubahan kepengurusan Zendings
Hospital Tjideres yaitu pengelolaannya dari NZV (Nederlansche zendings
Vereniging) ) melalui Comite voor Medische Zending dan pengelolaannya
oleh Raad Ageng (anak dari Yayasan NZV di Indonesia) yang selanjutnya
menjadi Sinode GKP.
Pada tahun 1938 Gubernur Jawa Barat L. G. C. H van der Hoek (1934
1942) memberikan sumbangan untuk membangun gedung perawatan kelas 1
sekaligus mengganti status Rumah Sakit menjadi Referal Hospital Tjideres.
Karena statusnya menjadi Referal Hospital , maka Zendings Hospital Tjideres
menjadi Rumah Sakit rujukan bagi Poliklinik yang ada disekitarnya seperti
Jatiwangi dan Tomo atau daerah lain sekitar Cideres dan Majalengka.
Pada tahun 1942 Rumah Sakit Cideres menjadi milik Pemerintah
Pendudukan Jepang karena peranan orang orang NZV semakin berkurang
karena telah terjadinya pergantian kekuasaan dari Belanda ke tangan Jepang.
Proses perubahan organisasi dari Zendings Hospital Tjideres menjadi
RSUD dimulai pada Tahun 1947 karena pengelolaan rumah sakit diambil alih
oleh Pemda Majalengka sebagai inspirator perubahan dan pengelolaannya
dijalankan oleh aparat Pemda, sementara tanah, gedung, dan peralatan rumah
sakit masih dimiliki oleh Sinode GKP.
Tahun 1953 sampai dengan tahun 1955 Rumah Sakit dijabat oleh dr.
Villhower di bantu oleh dr. Oberceter , sedangkan dr. Klun menjabat
pimpinan Rumah Sakit pada tahun 1953 s/d 1955.

Sumber:
1. Bijblad 1928, no. 11779 tentang Pendirian RSUD Cideres;
2. Skripsi Firman Permana Sidiq,Alumnus UNPAD Fak. Sejarah;
3. Data dari Kantor Arsip Pusat Jakarta.
DIREKTUR RSUD CIDERES
DULU HINGGA SEKARANG

NO NAMA DOKTER MASA JABATAN


1. Dokter G. W. A. Pruis Pada tahun 1929 - 1942
2. Dokter Iwan Mutolib Pada tahun 1942 - 1948
3. Dokter Enoh Pada tahun 1948 - 1953
4. Dokter Kardiman Pada tahun 1953
5. Dokter Vilhower Pada tahun 1953 - 1955
6. Dokter D. Dekker Pada tahun 1955
7. Dokter Iwan Satibi Pada tahun 1962 - 1972
8. Dokter Salman Pada tahun 1972 1978
9. Dokter Firman Pada tahun 1978
10. Dokter Iwan Satibi Pada tahun 1978 1979
11. Dokter Rudianto H Pada tahun 1980
12. Dokter Budiana Gunawan Pada tahun 1980 1984
13. Dokter Rudianto H Pada tahun 1984 1997
14 PLH Dokter H. Indra K,SPOG Pada tahun 1997 1998
15. PLH Dokter H. Edi Kusnawan Pada tahun 1998 1999
16. Dokter H. Hamdi Pada tahun 1999 2000
17. Dokter H. Edi Rudianto,M.Kes Pada tahun 2000 2003
18. Dokter H. Maman S Gani, Pada tahun 2003 2009
MARS
19. PLH Drs. Memet R Hidayat Pada tahun 2009
20. Dokter H. Asep Suandi, M.Epid Pada tahun 2009 2010
21. Dokter H. Ambar S Djamhur Pada tahun 2010 -
sekarang

Anda mungkin juga menyukai