PENDAHULUAN
Pada makalah ini nantinya akan dibahas tentang beberapa penyakit yang
dapat menyebabkan mata merah, sehingga nantinya kita akan mengetahui apa
saja yang dapat mengakibatkan mata merah dan bagaimana tatalaksananya.
PEMBAHASAN
2.1 Skenario
Mataku Merah
Tiga orang pasien datang ke puskesmas dengan keluhan sakit mata yang
mana ketiganya pasien bekerja sebagai SPG pada satu perusahaan.
1. Pasien A usia 19 tahun mengeluh mata merah,berair,nyeri seperti ditusuk,dan
disertai banyak kotoran pada mata saat bangun di pagi hari yang dikeluhkan
sejak 4 hari lalu.Pasien A selama ini sering menggunakan lensa kontak namun 4
hari lalu ia lupa menanggalkan lensa kontak saat sebelum tidur pada malam hari.
2. Pasien B usia 20 tahun mengeluh mata merah,sedikit berair,dan terkadang
disertai nyeri sejak 2 hari lalu,tidak ada riwayat penggunaan lensa kontak dan ia
merasa sakit matanya ini karena ketularan temannya.
3. Pasien C usia 17 tahun mengeluh mata merah,terasa gatal sekali dan tidak
nyeri sejak 6 hari lalu.
Anda sebagai dokter umum pada puskesmas tersebut harus memeriksa
secara lengkap dan benar agar mendapatkan diagnosa definitif untuk memberikan
terapi dan edukasi bagi ketiga pasien diatas.
2.2 Permasalahan
Palpebra
Fisiologi mata
a. Virus.
b. Bakteri.
c. Jamur.
d. Paparan sinar UV.
e. Iritasi dari penggunaan berlebihan lensa kontak.
f. Mata kering yang disebabkan oleh kelopak mata robek atau
tidak cukupnya pembentukan air mata.
g. Adanya benda asing di mata.
h. Reaksi terhadap obat seperti neomisin, tobramisin, polusi,
atau partikel udara seperti debu, serbuk sari.
- Klasifikasi
Keratitis bacterial
- Definisi
Keratitis bakteri adalah gangguan penglihatan
yang mengancam. Ciri-ciri khusus keratitis bakteri adalah
b. Uveitis
- Definisi
Radang uvea dapat mengenai hanya bagian depan jaringan
uvea atau selaput pelangi (iris) dan keadaan ini disebut sebagai
iritis. Bila mengenai bagian tengah uvea maka keadaan ini disebut
sebagai siklitis. Biasanya iritis akan disertai dengan siklitis yang
disebut sebagai uveitis anterior. Bila mengenai selaput hitam
bagian belakang mata maka disebut koroiditis.
- Etiologi
- Etiologi
- Manifestasi klinis
a. Mata merasa sakit tanpa kotoran.
b. Kornea suram.
c. Disertai sakit kepala hebat terkadang sampai muntah.
d. Kemunduran penglihatan yang berkurang cepat.
e. Nyeri dimata dan sekitarnya.
f. Udema kornea.
g. Pupil lebar dan reflex berjurang sampai hilang.
h. Lensa keruh.
i. Pandangan kabur.
j. Visus menurun.
d. Endoftalmitis
- Definisi
Endoftalmitis merupakan peradangan berat pada bola mata,
biasanya akibat infeksi setelah trauma atau bedah, atau endogen
- Manifestasi klinis
Mata merah
Lakrimasi
Penurunan visus
Fotofobia
Kelopak mata bengkak dan eritema
Konjungtiva tampak chemosis
Kornea edema, keruh, tampak infiltrate
Hypopion (lapisan sel-sel inflamasi dan eksudat di ruang
anterior)
Iris odem dan keruh
Pupil tampak yellow reflek
Eksudat pada vitreus
TIO meningkat atau menurun
e. Skleritis
- Definisi
Skleritis adalah peradangan pada lapisan sklera yang
ditandai dengan adanya infiltrasi seluler, kerusakan kolagen, dan
perubahan vaskuler. Proses peradangan ini terjadi karena adanya
proses imunologis, atau karena suatu infeksi. Trauma lokal juga
dapat mencetuskan proses peradangan tersebut. Skleritis sering
- Rheumatoid arthritis
- Systemic lupus erythematosus
- Polymyositis
- Sjgren syndrome
Etiologi
Konjungtivitis bakteri dapat dibagi menjadi empat
bentuk, yaitu hiperakut, akut, subakut dan kronik.
Konjungtivitis bakteri hiperakut biasanya disebabkan
oleh N gonnorhoeae, Neisseria kochii dan N
meningitidis. Bentuk yang akut biasanya disebabkan oleh
Streptococcus pneumonia dan Haemophilus aegyptyus.
Penyebab yang paling sering pada bentuk konjungtivitis
bakteri subakut adalah H influenza dan Escherichia coli,
sedangkan bentuk kronik paling sering terjadi pada
b. Hemoraghi subkonjungtiva
- Definisi
Perdarahan subkonjungtiva adalah perdarahan akibat rapuhnya
pembuluh darah konjungtiva. Darah terdapat di antara konjungtiva
dan sklera. Sehingga mata akan mendadak terlihat merah.
- Etiologi
Etiologi
Demam, adanya secret, hipersekresi airmata, gatal.
Patofisiologi
Konjungtivitis alergi menggambarkan suatu
respon imun spesifik sekunder pada antigen yang
disebut sebagai alergen, yang menginduksi respon
efektor IgE sel mast secara akut. Ketika respon primer
berlangsung, alergen spesifik sel-sel B disebar ke area
tertentu di berbagai lokasi MALT (Mucosal-Associated
1. Golongan antihistamin
a. Indikasi
b. Penggunaan dosis
b. antiinflamasi steroid
Edukasi
Edukasi :
1. Obat tetes mata dalam wadah pakai ulang untuk
penggunaan dirumah tidak boleh digunakan lebih lama
dari 4 minggu setelah dibuka.
Cara pemakaian tetes mata yang benar menurut
pedoman penulisan resep WHO yaitu ;
Cuci tangan.
Jangan menyentuh lubang penetes.
Tengadahkan kepala, tarik kelopak mata ke bawah agar
terbentuk cekungan.
Dekatkan alat penetes sedekat mungkin kecekungan
mata tanpa menyentuh mata dan menyentuh tutupnya.
Teteskan obat sebanyak yang dianjurkan dalam
cekungan.
Pejamkan kira-kira 2 menit.
Bersihkan cairan yang kelebihan dengan tissue.
Jika menggunakan lebih dari 1 obat tetes mata tunggu
sedikitnya 5 menitsebelum meneteskan obat mata
selanjutnya.
Obat tetes mata mungkin menimbulkan rasa terbakar,
tetapi hal ini hanya akan berlangsung beberapa menit,
jika terasa lebih lama kunjungi dokter atau apoteker.
2. Menghindarkan penyebab pencetus penyakit.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mata merah merupakan suatu gejala yang timbul oleh karena adanya
perubahan warna bola mata yang sebelumnya berwarna putih menjadi merah. Hal
ini disebabkan oleh melebarnya pembuluh darah dan juga dapat diakibatkan oleh
pecahnya dari salah satu pembuluh darah pada konjungtiva. Mata merah dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu mata merah dengan visus yang normal dan
juga mata merah dengan visus yang menurun. Mata merah dengan visus yang
normal dapat dibagi kembali yaitu dengan sekret (kotor) yang disebabkan oleh
konjuntivitis, trakoma dan mata merah dengan visus normal tanpa sekret yang
disebabkan oleh pterigium, episkleritis, skleritis. Sementara mata merah dengan
visus menurun dapat disebabkan oleh keratitis, ulkus kornea, dan glaukoma akut.
Ilyas, S., 2010. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Vaughan, D.G., Asbury, T., 2010. General Ophthalmology (17th ed.). Brahm,
U. 2008 (Alih Bahasa), EGC, Jakarta.