Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN PUSTAKA

Purpura Henoch-Schnlein
Yuly
RS Karya Husada, Cikampek, Jawa Barat, Indonesia

ABSTRAK
Purpura Henoch-Schnlein merupakan sindrom klinis akibat vaskulitis generalisata ditandai dengan lesi kulit spesifi k, paling
sering ditemui pada anak-anak. Etiologinya belum dipastikan. Diagnosis berdasarkan gejala dan tanda klinis, dan biopsi.
Pengobatan tidak ada yang spesifi k dengan prognosis yang umumnya baik.

Kata kunci: purpura Henoch-Schnlein, autoimun, vaskulitis generalisata

ABSTRACT
Henoch-Schnlein purpura is a clinical syndrome with specifi c skin lesion caused by generalised vasculitis, mostly found in children. The etio-
logy is uncertain. Diagnosis was based on clinical symptoms and signs, and biopsy. Treatment is not specifi c with generally good prognosis.
Yuly. Henoch-Schnlein Purpura.

Key words: Henoch-Schnlein purpura, autoimmune, generalised vasculitis

PENDAHULUAN Vaksinasi (varicella, rubella, Hepatitis B)


Purpura Henoch-Schnlein merupakan pe-nyakit Lingkungan: alergen makanan, obat-
autoimun (IgA mediated) berupa hiper- obat-an, pestisida, paparan terhadap
sensitivitas vaskulitis, paling sering ditemukan dingin, gigit-an serangga.
pada anak-anak. Merupakan sindrom klinis ke-
lainan infl amasi vaskulitis generalisata pembu- GEJALA KLINIS
luh darah kecil pada kulit, sendi, saluran cerna, Pada 1/2 - 2/3 kasus pada anak ditandai
dan ginjal, yang ditandai dengan lesi kulit spesifi de-ngan infeksi saluran napas atas yang
k berupa purpura nontrombositopenik, artritis, muncul 1-3 minggu sebelumnya berupa
artralgia, nyeri abdomen atau perdarah-an demam ri-ngan dan nyeri kepala.
saluran cerna, dan kadang-kadang disertai
nefritis atau hematuria. Gambar 1 Deposit IgA pada dinding pembuluh Artralgia dan artritis ditemukan pada 68-75%
darah dan mesangium ginjal kasus dan 25% nya merupakan keluhan pen-
EPIDEMIOLOGI derita saat datang berobat. Timbul mendahului
Rata-rata 14 kasus per 100.000 anak usia FAKTOR RISIKO kelainan kulit (1-2 hari); terutama mengenai lutut
seko-lah; prevalensi tertinggi pada usia 2- Beberapa kondisi yang diduga berperan: dan pergelangan kaki, dapat pula me-ngenai
11 tahun (75%); 27% kasus ditemukan Setelah infeksi Streptococcus grup A (20- pergelangan tangan, siku, dan persen-dian jari
pada dewasa, ja-rang ditemukan pada 50%), Mycoplasma, virus Epstein Barr, virus tangan. Sendi-sendi bengkak dan nyeri, bersifat
bayi. Lebih banyak pada anak laki-laki Herpes Simplex, Parvovirus B19, Coxsackievi- sementara dan tidak menimbul-kan deformitas
daripada anak perempuan (rasio 2 :1) rus, Adenovirus, measles, mumps. yang menetap.

MORBIDITAS
Umumnya merupakan benign self-limited dis-
order; < 5% kasus menjadi kronis; hanya < 1
% kasus berkembang menjadi gagal ginjal .

ETIOLOGI
Sampai saat ini masih belum diketahui pasti; IgA
diduga berperan penting, ditandai dengan
peningkatan konsentrasi IgA serum, kompleks
imun, dan deposit IgA pada dinding pembuluh
darah dan mesangium ginjal (Gambar 1). Gambar 2 Macular rash

CDK-194/ vol. 39 no. 6, th. 2012 413

CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 413 6/8/2012 2:33:33 PM


TINJAUAN PUSTAKA

Kelainan kulit ditemukan pada 95-100% kasus, menetap, keluhan abdomen yang berat dan Pada biopsi lesi kulit ditemukan vaskulitis leu-
50%nya merupakan keluhan penderita saat penurunan faktor XIII. Jarang terjadi oliguri dan kositoklastik. Imunofl uoresensi menunjukkan
datang berobat; berupa macular rash simetris hipertensi. Kelainan skrotum menyerupai adanya deposit IgA dan komplemen di din-
terutama di kulit yang sering terkena tekanan testicular torsion; edema skrotum dapat terjadi ding pembuluh darah (gambar 4).
yaitu bagian belakang kaki, bokong, dan lengan pada awal penyakit (2-35%). Kelainan susunan
sisi ulna. Dalam 24 jam makula berubah men- saraf pusat dan paru-paru jarang terjadi.
jadi lesi purpura, mula-mula berwarna merah,
lambat laun berubah menjadi ungu, kemudian DIAGNOSIS
coklat kekuning-kuningan lalu menghilang; dapat A. Kriteria American College of
timbul kembali kelainan kulit baru. Rheumato-logy 1990:
Bila memenuhi minimal 2 dari 4 gejala, yaitu:
Kelainan kulit dapat pula ditemukan di wa-jah 1. Palpable purpura non trombositopenia
dan tubuh, dapat berupa lesi petekie dan 2. Onset gejala pertama < 20 tahun
ekimotik, dapat disertai rasa gatal (pruritic rash) 3. Bowel angina
4. Pada biopsi ditemukan granulosit Gambar 4 gambaran imunofl uoresensi pembuluh darah
pada dinding arteriol atau venula
TATA LAKSANA
B. Kriteria European League Against Rheu- Pada dasarnya tidak ada pengobatan
matism (EULAR) 2006 dan Pediatric spesifi k untuk HSP.
Rheu-matology Society (PreS) 2006
1. Palpable purpura harus ada Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan
2. Diikuti minimal satu gejala berikut: golongan NSAIDs seperti ibuprofen atau
nyeri perut difus, deposisi IgA yang parasetamol 10 mg/kgBB. Jika terjadi
predomi-nan (pada biopsi kulit), edema dilakukan elevasi tungkai. Beri
artritis akut dan kelainan ginjal diet lunak se-lama terdapat keluhan
(hematuria dan atau pro-teinuria) perut seperti muntah dan nyeri perut.

DIAGNOSIS BANDING Pertimbangkan pemberian kortikosteroid


Disseminated Intravascular Coagulation pada kondisi sangat berat seperti sindrom
(DIC); endokarditis; pankreatitis; nefrotik menetap, edema, perdarahan salu-
meningitis dan ensefalitis pada anak; ran cerna, nyeri abdomen berat, keterlibatan
Gambar 3 Pruritic rash torsi testis; purpura trombositopenik. susunan saraf pusat dan paru. Lama pembe-
rian berbeda-beda, Faedda menggunakan
Keluhan perut ditemukan pada 35-85% kasus; PEMERIKSAAN PENUNJANG metilprednisolon 250-750 mg/hari/iv selama
biasanya timbul sesudah kelainan kulit (1-4 Diagnosis Purpura Henoch-Schnlein ber- 3-7 hari dikombinasikan dengan siklofosfamid
minggu sesudah onset). Nyeri perut dapat dasarkan gejala klinis, tidak ada pemeriksaan 100-200 mg/hari untuk fase akut HSP yang
berupa kolik abdomen di periumbilikal, di-sertai laboratorium yang spesifi k. Pemeriksaan darah berat; dilanjutkan dengan prednison oral 100-
mual dan muntah (85%). Pada 2-3% ka-sus tepi lengkap dapat menunjukkan leu-kositosis 200 mg selang sehari dan siklofosfamid 100-
dapat ditemukan intususepsi ileoilial atau dengan eosinofi lia dan pergeseran hitung jenis 200 mg/hari selama 30-75 hari sebelum
ileokolonal. Diare berdarah dapat menyertai ke kiri; jumlah trombosit normal atau meningkat, siklofosfamid dihentikan langsung dan taper-
pruritic rash. Pada 20-50% kasus ditemukan hal ini yang membedakan HSP dengan ITP ing off steroid hingga 6 bulan.
angioedema wajah (kelopak mata, bibir) dan (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura). Laju
ekstremitas (punggung tangan dan kaki) endap darah dapat meningkat. Penderita dengan nyeri perut hebat, perdarah-an
saluran cerna atau penurunan fungsi ginjal,
Kelainan ginjal ditemukan pada 50% kasus anak Kadar ureum dan kreatinin dapat memerlukan perawatan di rumah sakit.
yang lebih besar dan 25 % ditemukan pada anak mening-kat, menunjukkan kelainan
usia < 2 tahun; < 1 % berkembang menjadi fungsi ginjal atau dehidrasi. Pada 10- PROGNOSIS
gagal ginjal. Biasanya terjadi setelah 3 bulan 20% penderita ditemukan hematuri atau Prognosis baik pada sebagian besar kasus,
onset penyakit atau 1 bulan setelah onset ruam proteinuri. Ditemukan darah pada feses. sembuh pada 94% kasus anak-anak dan 89%
kulit. Adanya kelainana kulit yang persis-ten kasus dewasa (beberapa kasus memerlu-kan
sampai 2-3 bulan biasanya berhubungan Dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi terapi tambahan). Rekurensi dapat ter-jadi pada
dengan nefropati atau penyakit ginjal berat. abdomen untuk mendiagnosis intususepsi. 10-20% kasus, umumnya pada anak yang lebih
Mungkin ditemukan hematuri dengan pro-teinuri Pemeriksaan Doppler atau radionuclide tes- besar dan dewasa; < 5% penderita berkembang
derajat ringan sampai berat; dapat ter-jadi ticular scan menunjukkan aliran darah normal menjadi HSP kronis. Keluhan nye-ri perut pada
sindrom nefrotik. Risiko nefritis meningkat pada atau meningkat, hal ini yang membedakan sebagian besar penderita bia-sanya sembuh
usia onset di atas 7 tahun, lesi purpura HSP dengan torsi testis. spontan dalam 72 jam.

414 CDK-194/ vol. 39 no. 6, th. 2012

CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 414 6/8/2012 2:33:34 PM


TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
1. Cassidy JT, Petty RE. Leukocytoclastic vasculitis: Henoch-Schnlein purpura. In: Cassidy JT, Petty RE,Laxer RM,dkk.Textbook of Pediatrics Rheumatology 5th ed.
Philadelphia: Elsevier Saun-ders, 2005; 496-501.
2. Mills JA, Michel BA, Bloch DA, Calabrese LH, Hunder GG, Arend WP, et al. The American College of Rheumatology 1990 Criteria for the Classifi cation of Henoch-
Schnlein purpura. Arthritis Rheum. 1990; 33:1114-21.
3. Soepriadi M,Setiawan B.Henoch Schonlein purpura.Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak.edisi ke-3.Bandung:Bagian IKA FK Unpad,2005; 167-9.
4. http://emedicine.medscape.com/article/780452
5. http://www.patient.co.uk/doctor/Henoch-Schnlein-Purpura-(HSP).htm
6. http://www.rheumatology.org/publications/classifi cation/hsp.asp
7. http://www.kidneypathology.com/English%20version/IgA_Nephropathy.html

CDK-194/ vol. 39 no. 6, th. 2012 415

CDK-194_vol39_no6_th2012 ok.indd 415 6/8/2012 2:33:35 PM

Anda mungkin juga menyukai