Earle H Spaulding, membuat sistem klasifikasi yang berpengaruh pada proses dekontaminasi
peralatan kesehatan berdasarkan resiko penggunaannya.
Peralatan Kritis, peralatan yang menyentuh jaringan steril atau sistem vaskuler harus dalam
kondisi steril
Peralatan Semi Kritis, peralatan yang menyentuh membran mukosa atau kulit yang terbuka harus
dilakukan proses disinfeksi tingkat tinggi yang membunuh semua mikroorganisme kecuali spora
dalam jumlah besar
Peralatan Non Kritis, peralatan yang menyentuh kulit utuh membutuhkan disinfeksi tingkat
rendah
Bagaimana proses disinfeksi lingkungan dan peralatan non kritis? akan disampaikan dalam
tulisan berikut.
Peralatan non kritis mempunyai resiko terkontaminasi beberapa jenis mikroorganisme. Contoh
peralatan non kritis diantaranya; bedpan, kruk, tempat tidur pasien, EKG, meja pasien, lantai,
dinding, dan furnitur. Tujuan dari dekontaminasi peralatan non kritis yaitu membunuh vegetatif
bakteri, jamur, dan virus. Dekontaminasi peralatan non kritis menggunakan disinfektan tingkat
rendah; alkohol, klorin, ammonium quartener, maupun hydrogen peroksida.
Kontaminasi lingkungan dapat menyebabkan infeksi. Beberapa infeksi yang terkait lingkungan
diantaranya MRSA, VRE, Clostridium difficile. Kontak permukaan lingkungan yang kotor
dengan pasien akan mengakibatkan kontaminasi secara langsung. Kontak permukaan lingkungan
dengan petugas kesehatan yang merawat pasien akan mengakibatkan kontaminasi tidak
langsung. Pembersihan lingkungan/ ruang perawatan pasien biasanya tidak terlalu sering
dibersihkan.
Studi menunjukkan resiko tinggi pada pasien baru yang memasuki ruangan dengan kontaminasi
patogen akan memiliki resiko terinfeksi 39-353%. Resiko terinfeksi Clostridium difficile akan
meningkat 235%.
Proses disinfeksi akan mengurangi kontaminasi dan disinfeksi setiap hari akan mengurangi
resiko infeksi HAIs. Semua lingkungan yang dapat dipegang (kontak dengan tangan) harus
didisinfeksi untuk menurunkan resiko infeksi. Permukaan high touch yang sering dipegang,
tidak memiliki perbedaan signifikan dalam kontaminasi mikroba, namun tetap harus didisinfeksi.
Klorin dapat digunakan dengan konsentrasi 100 ppm dalam kondisi aktif.
Ammonium quartener (QUATS) menjadi senyawa pembersih lingkungan yang sering digunakan,
digunakan sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
Banyak kegiatan pencegahan infeksi telah dilakukan, namun masih terdapat kasus infeksi HAIs
di rumah sakit. Investigasi saat ini mendukung disinfeksi lingkungan sebagai strategi pencegahan
dan pengendalian infeksi. (Donskey, 2013)
Penggunaan disinfektan setiap hari dengan tingkat kepatuhan 80% lebih baik daripada
pembersihan dengan deterjen saja, dan menurunkan resiko infeksi yang disebabkan Clostridium
difficile, MRSA dan VRE. (Alfa, 2015)