Jurnal BHS Inggris PDF
Jurnal BHS Inggris PDF
DISUSUN OLEH :
ZULFIANI. AR
D111 08 301
JURUSAN SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2012
1
STUDI KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL BETON (AC-WC)
TERHADAP PENGARUH PLASTIK SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI ASPAL
ABSTRACT: The main objective of this study was to determine the effect of the addition of flakes of plastic on
the characteristics of the asphalt concrete (AC-WC). Besides these objectives, the study also look up what
percentage of the savings of bitumen 60/70 mixture of AC-WC if given extra flakes of plastic waste into the mix.
This type of research is conducted laboratory research in the laboratory of Civil Engineering Materials Testing
Laboratory UNHAS and Roads and Bridges Highways Department Government of South Sulawesi. The method
used is the method of Marshall (SNI 03-2489-1991). Result in the addition of flakes of plastic into a mixture of
asphalt concrete AC-WC can save 2.5% of the weight of the asphalt pavement. Characteristics of AC-WC
mixture can be explained that with the addition of plastic waste flakes, stability will increase, flow decrease,
Marshal Quotient (MQ) increases, decreases VIM, VMA decreases, and VFB increases.
1
Dosen, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
2
Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA
1
Plastik menurut John Farndon lantai, isolasi
(2010), adalah material sintetik buatan kawat dan
manusia yang mudah dibentuk dan dicetak. kabel, film
Sebagian besar plastik adalah polimer. dan lembaran
Struktur molekul polimer menentukan polistirena PS Bahan
karakteristik suatu plastik. pengemas
(busa dan
film) isolasi
busa,
perkakas,
perabotan
rumah,
barang
mainan
Perkerasan lentur
Perkerasan lentur adalah perkerasan yang
menggunakan aspal sebagai bahan pengikat
perkerasan sehingga sifat perkerasan lebih
Gambar 1. Permukaan Tipis Polyetilene. lentur, memiliki deformasi yang lebih besar
dan dapat bertahan sampai 20 tahun dengan
Tabel 1. Plastik-plastik Komoditi mempertimbangkan pertumbuhan lalu lintas
Type Singkatan Kegunaan tiap tahun, bahkan umur perkerasan dapat
utama lebih dari 20 tahun jika konstruksi
Polietilena LDPE Lapisan perkerasan dikerjakan dengan baik dan
masa jenis pengemas, penggunaan material yang sesuai standar
benda isolasi kawat spesifikasi dan spesifikasi design digunakan
dan kabel, secara benar.
barang Struktur perkerasan lentur, umumnya
mainan, botol terdiri dari 4 lapis yang terdiri dari :
fleksibel, 1. Lapis pondasi bawah ( Sub base
perabotan, Course)
bahan 2. Lapis pondasi atas (Base Course)
pelaspis. 3. Lapis permukaan (Surface Course)
Polietilena HDPE Botol, drum, 4. Lapisan Aus (Wearing Course)
massa jenis pipa, saluran,
tinggi lembaran,
film, isolasi,
kawat dan
kabel
Polipropilena PP Bagian-
bagian mobil
dan perkakas,
tali, anyaman,
karpet, film.
Poli PVC Bahan
(vinilklorida) bangunan,
pipa tegar,
bahan untuk Gambar 2. Struktur Perkerasan Lentur Jalan
2
Agregat 2. Bahan pengisi, mengisi rongga antar
butir agregat dan pori-pori yang ada di
Berdasarkan besar partikel-partikel dalam butir agregat itu sendiri.
agregat dibedakan atas:
1. Agregat kasar : agregat > 4,75 mm
menurut ASTM atau > 2 mm menurut METODOLOGI PENELITIAN
AASHTO. Pengujian Sifat Bahan Agregat
2. Agregat halus : agregat < 4,75 mm
menurut ASTM atau < 2 mm dan Bahan agregat yang akan diuji berupa
>0.075 mm menurut AASHTO. agregat kasar, agregat halus dan aspal
3. Abu batu/mineral filler : agregat halus minyak penetrasi 60/70. Sebelum
yang umumnya lolos saringan no. 200. pembuatan benda uji, bahan-bahan tersebut
diuji dengan mengacu kepada Standar
Aspal Nasional Indonesia (SNI) dan metode
standar lainnya seperti American
Aspal merupakan material yang Association Of State Highway and
berwarna hitam kecoklatan. Melunak dan Transportation Officials (AASTHO) dan
mencair bila mendapat cukup pemanasan. American Society for Testing Materials
Aspal merupakan suatu produk berbasis (ASTM), bilamana pengujian tidak termuat
minyak yang merupakan turunan dari proses dalam Standar Nasional Indonesia.
penyulingan minyak bumi, di kenal dengan Adapun agregat yang digunakan dalam
nama aspal keras, aspal juga terdapat di penelitian ini diambil dari Sungai
alam secara alamiah, aspal ini dinamakan Jeneberang Kabupaten Gowa. Kegiatan
aspal alami. Sedang aspal yang di buat dari pengujian sifat bahan dimaksudkan untuk
menambahkan bahan tambah kedalam aspal mengetahui karakteristik dari setiap bahan
yang bertujuan untuk memperbaiki atau uji, apakah bahan tersebut mempunyai
memodifikasi sifat rheologinya sehingga karakteristik yang memenuhi spesifikasi
menghasilkan jenis aspal baru disebut aspal yang digunakan. Kegiatan ini meliputi
modifikasi (R. Anwar Yamin, 2002). pengujian terhadap karakteristik bahan
Menurut Silvia Sukirman (1999), untuk campuran aspal beton (AC-WC).
aspal didefinisikan sebagai material
berwarna hitam atau coklat tua, pada Pengujian Sifat Bahan Aspal
temperatur ruang berbentuk padat sampai
agak padat. Jika dipanaskan sampai suatu Pengujian aspal bertujuan untuk
temperatur tertentu aspal dapat menjadi mengevaluasi kelayakan kinerja dari aspal
lunak atau cair sehingga dapat membungkus minyak 60/70 yang akan digunakan. Jenis
partikel agregat pada waktu pembuatan pengujian yang dilakukan terhadap sifat
aspal beton atau dapat masuk ke dalam pori- fisik aspal minyak antara lain :
pori yang ada pada penyemprotan atau 1. Pemeriksaan Penetrasi
penyiraman pada perkerasan macadam Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk
ataupun peleburan. Jika temperatur mulai memeriksa tingkat kekerasan aspal.
turun, aspal akan mengeras dan mengikat 2. Pemeriksaan Berat Jenis
agregat pada tempatnya (sifat termoplastis). 3. Pemeriksaan Titik Lembek
Aspal yang digunakan sebagai 4. Pemeriksaan Kehilangan Berat
material perkerasan jalan berfungsi sebagai Minyak dan Aspal
berikut: 5. Pemeriksaan Daktilitas
1. Bahan pengikat, memberikan ikatan yang 6. Pemeriksaan Titik Nyala
kuat antara aspal dan agregat dan antara 7. Pemeriksaan Viskositas
sesama aspal. Untuk mengetahui temperatur
pencampuran dan pemadatan
3
Tabel 2. Gradasi Untuk Campuran Aspal dipadatkan, disimpan pada suhu ruang
selama 24 jam, kemudian benda uji
Ukuran % Berat yang ditimbang di udara, di dalam air dan dalam
Lolos kondisi kering permukaan jenuh (Saturated
Ayakan LASTON LAPIS Surface Dry). Selanjutnya direndam pada
AUS-2 temperatur 60C selama 30 menit dan siap
(AC WEARING untuk diuji. Parameter parameter yang
COURSE) diperoleh dalam pengujian adalah stabilitas,
ASTM (mm) SPESIFIKASI kelelehan (flow), Marshall Quotient (MQ),
1 25 VIM (Voids in Mix), VMA (Voids in
19 100 Mineral Aggregate) dan VFB (Voids Filled
12,5 90 - 100 Bitument).
3/8 9,5 72 - 90
Tabel 3. Sifat Campuran Laston WC
No.4 4,75 54 - 69
No.8 2,36 39,1 - 53
Sifat-sifat Campuran AC-WC
No.16 1,18 31,6 - 40
No.30 0,600 23,1 - 30
Penyerapan aspal (%) Maks 1,2
No.50 0,300 15,5 - 22
No.100 0,150 9 - 15 Jumlah tumbukan per
50
No.200 0,075 4 - 10 bidang
Rongga dalam Min 3,5
campuran (VIM) (%) Maks 5,0
Perencanaan dan Pembuatan Benda Uji Rongga dalam agregat
Min 15
Jenis campuran yang akan digunakan (VMA) (%)
dalam pembuatan benda uji adalah Rongga terisi aspal
Min 65
(VFB) (%)
campuran aspal panas laston untuk lapisan
wearing course (ACWC) dengan Stabilitas Marshall (kg) Min 800
spesifikasi gradasi menurut spesifikasi
Pelelehan (mm) Min 3
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat
Jendral Bina Marga Marshall Quotient
Min 250
(kg/mm)
Pembuatan Benda Uji Stabilitas Marshall Sisa
(%) setelah perendaman Min 90
Dalam pembuatan benda uji meliputi selama 24 jam, 60C
pencampuran bahan dan pemadatan. Salah Rongga dalam
satu syarat untuk mendapatkan suatu mutu campuran (%) pada
Min 2,5
yang baik adalah proses pelaksanaan di Kepadatan membal
lapangan harus baik dan benar. Hal ini erat (refusal)
kaitannya dengan proses pencampuran
material pembentuk yaitu filler, pasir dan HASIL DAN PEMBAHASAN
agregat kasar harus dicampur hingga
Hasil Pengujian Karakteristik Agregat
menghasilkan campuran yang merata dan
ditambah aspal minyak 60/70 yang sudah Untuk mengetahui karakteristik agregat
ada. Dalam penelitian ini proses kasar, halus dan filler yang digunakan
pencampuran dilakukan dengan manual. dalam campuran, dilakukan pengujian fisik
Untuk pemadatan dilakukan sebanyak 2 dengan hasil seperti diperlihatkan pada tabel
x 75 tumbukan, dengan menggunakan 4 dan 5, agregat yang akan digunakan harus
penumbuk Marshall. Benda uji setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan.
4
Tabel 4. Karakteristik Bahan Agregat Tabel 5. Karakteristik Sifat Filler
(Semen Tonasa Type I)
Persyaratan Hasil
Pengujian Uji SNI
Min Maks Agregat Semen 15-
No Sifat Fisik 2049-
Tonasa
a. Agregat (1-2) 1994
Penyerapan (%) - 3.00 1,390 1 Kehalusan
a. Berat Jenis Dengan alat Blaine 330 > 280
2.50 - 2.626
Bulk (gr/cc) (m2/kg)
b. Berat Jenis
2.50 - 2,663 2 Waktu Pengikat
SSD (gr/cc)
c. Berat Jenis a. Awal (menit) 100 > 45
2.50 - 2,726
Semu (gr/cc)
b.Akhir (menit) 250 > 375
Keausan
- 40 25,49 3 Kekekalan
Agregat (%)
Indeks Pemuaian dalam 0,05 < 0,08
- 25 13,47
Kepipihan (%) Auto Clave (%)
Indeks
- 25 3,494 4 Kuat Tekan
Kelonjongan (%)
b. Agregat (0,5-1) a. 3 hari (kg/cm2) 215 < 125
2
Penyerapan (%) - 3.00 2.006 b. 7 hari (kg/cm ) 300 > 200
2
a. Berat Jenis c. 21 hari (kg/cm ) - -
2.50 - 2.597
Bulk (gr/cc) 5 Pengikatan semu
b. Berat Jenis (Falseset)
2.50 - 2.641
SSD (gr/cc)
Penetrasi Akhir (%) 75 > 50
c. Berat Jenis
2.50 - 2.716
Semu (gr/cc)
Komposisi Agregat Dalam Campuran
Keausan
- 40 27,82
Agregat (%) Penentuan komposisi agregat dalam
Indeks campuran diperoleh dengan menggunakan
- 25 15,03
Kepipihan (%) metode coba-coba atau trial and error.
Indeks Hasilnya diperoleh komposisi dari masing-
- 25 2,850
Kelonjongan (%) masing agregat untuk campuran AC-WC
b. Abu Batu yang ditunjukkan pada tebel 6 dibawah ini.
5
Hasil penentuan komposisi campuran Tabel 7. Hasil pengujian sifat fisik
tersebut dibuatkan grafik gradasi agregat karakteristik aspal minyak 60/70
gabungan. Kurva gradasi agregat
Yang
gabungannya dapat dilihat pada gambar 3 Hasil
disyaratkan
dibawah ini:
Aspal
Pengujian Minyak
60/70 Satuan
Rata
- rata Min Max
Penetrasi sebelum 0,1
66,7 60 79
kehilangan berat mm
Titik Lembek 49 48 58 C
Daktilitas ( 25
150 100 - cm
C, 5 cm/menit )
Titik Nyala (
286 200 - C
COC )
Berat Jenis 1,03 1 - gr/cc
Gambar 3. Grafik Penggabungan Agregat
Kehilangan berat
%
163 C, 5
Hasil Pengujian Karakteristik Aspal Minyak 0,26 - 0,8 Berat
jam (thin film
60/70 oven test )
semula
6
nilai yang memenuhi persyaratan cenderung rapuh, mempunyai
spesifikasi minimum 800 kg yaitu pada kecenderungan retak secara dini. Sedangkan
kadar limbah 4,5%, 5,0%, 5,5% dan 6,0 %. nilai VIM yang kecil akan meningkatkan
ketahanan campuran terhadap pengerasan
aspal, tetapi bila nilai VIM terlalu kecil
akan menyebabkan campuran tidak stabil
dan kemungkinan terjadi kelelehan plastis
yang lebih besar. Berdasarkan hasil analisis
gambar 6 memperlihatkan bahwa maksimun
penggunaan aspal minyak penetrasi 60/70
pada proporsi campuran laston AC-WC
aspal adalah 6,0 % hingga 6,5 % sehingga
Gambar 4. Hubungan Kadar Aspal Minyak dapat menghasilkan nilai yang memenuhi
dengan Stabilitas persyaratan spesifikasi yaitu minimum
3,5 % dan maksimun 5%.
Flow
Kelelehan atau flow, merupakan
ukuran kelenturan campuran untuk dapat
mengikuti deformasi yang terjadi akibat
beban lalu lintas tanpa menimbulkan retak
dan perubahan volume. Berdasarkan hasil
analisis gambar 5 memperlihatkan bahwa
nilai flow semakin meningkat dengan
semakin bertambahnya kadar aspal, hal ini
disebabkan oleh pengaruh dari aspal yang Gambar 6. Hubungan Kadar Aspal Minyak
bersifat plastis. Nilai-nilai flow (kelenturan) dengan VIM
penggunaan aspal minyak pada proporsi
campuran laston AC-WC menghasilkan VMA (Void in Mineral Agregat)
nilai-nilai flow (kelenturan) yang VMA adalah volume rongga udara
memenuhi persyaratan spesifikasi minimum diantara butir-butir agregat dalam campuran
3 mm yaitu pada kadar limbah 5,0%, 5,5%, beraspal dalam kondisi yang padat. VIM
6,0 % dan 6,5%. dan volume aspal efektif adalah bagian dari
VMA.Berdasarkan hasil analisis gambar 7
memperlihatkan bahwa nilai-nilai VMA
(Voids in Mineral Aggregate) penggunaan
aspal minyak pada proporsi campuran laston
AC-WC menghasilkan nilai yang memenuhi
persyaratan spesifikasi yaitu minimum 15 %.
7
VFB (Void Filled with Bitumen) Kadar Aspal Optimum dengan Metode
VFB adalah rongga terisi aspal yang Marshall
merupakan bagian dari VMA yang terisi
oleh kandungan aspal efektif. Sedang kadar Kadar aspal optimum ditentukan dengan
aspal efektif adalah kadar aspal total menggunakan Standar Nasional Indonesia
dikurangi jumlah aspal yang diserap oleh (SNI), dimana ada 6 parameter yang harus
agregat. Berdasarkan hasil analisis gambar 8 di penuhi yaitu Stabilitas, Kelelehan (Flow),
memperlihatkan bahwa nilai-nilai VFB Marshall Quetiont (MQ), Void In Mix
(Voids Filled Bitument) penggunaan aspal (VIM), Void In Mineral Agregat (VMA)
minyak pada proporsi campuran laston AC- dan Voids Filled with Bitumen (VFB).
WC menghasilkan nilai VFB yang kemudian akan didapat kadar aspal
memenuhi persyaratan spesifikasi minimum optimum dari masing-masing variasi.
65 % yaitu pada kadar aspal 5,5%, 6,0 % Dari hasil analisis diperoleh kadar aspal
dan 6,5 %. optimum dari titik temu dari hubungan
beberapa grafik parameter karakteristik
Marshall diperoleh titik temu minimum dan
maksimum yaitu 5,50% dan 6,30% dan dari
titik temu ini kemudian diambil rata-rata
dari nilai yang diperoleh yaitu 5.90%.
Pengujian campuran pada kadar aspal
optimum
Pengujian perendaman Marshall
Gambar 8. Hubungan Kadar Aspal Minyak menunjukkan ukuran ketahanan campuran
dengan VFB/VFWA beraspal terhadap kerusakan akibat
pengaruh cuaca, suhu, dan air.
MQ (Marshall Quotient Pengujian perendaman Marshall
Hasil bagi Marshall merupakan rasio dilakukan menurut prosedur pengujian,
antara nilai stabilitas dan nilai kelelehan. yaitu direndam selama 30 menit dengan
Berdasarkan hasil analisis gambar 9 kondisi suhu air selama perendaman adalah
memperlihatkan bahwa nilai-nilai Marshall 60 0C. Nilai rata rata karakteristik
Quotient penggunaan aspal minyak pada Marshall campuran dalam kondisi optimum
proporsi campuran laston AC-WC setelah perendaman 30 menit disajikan
menghasilkan nilai-nilai Marshall Quotient dalam tabel 8.
yang memenuhi persyaratan spesifikasi
minimum 250 kg/mm yaitu pada kadar
limbah 4,5%, 5,0%, 5,5% dan 6,0%. Tabel 8. Nilai Karakteristik Marshall
Campuran Dalam Kondisi Optimum
Karakteristik Marshall
Benda
VIM VMA VFB Stabilitas Flow MQ
Uji
(%) (%) (%) (kg) (mm) (kg/
mm)
Hasil
dari
nilai 4,99 15,90 68,74 1307,66 5,1 8 252,40
rata-
Gambar 9. Hubungan Kadar Aspal Minyak Rata
dengan Marshall Quotient
8
Hasil Pengujian Karakteristik Aspal Minyak Flow
60/70 dengan Plastik Sebagai Bahan Dari tabel 9 di atas dapat dijelaskan
Subtitusi Aspal bahwa semakin bertambah kadar plastik
kedalam campuran AC-WC, semakin
Tabel 9. Nilai Karakteristik Marshall mengurangi kelenturan campuran. Hal ini
Campuran Terhadap Pengaruh Plastik diakibatkan oleh mengerasnya aspal jika
Sebagai Bahan Subtitusi Aspal plastik tergabung ke dalam campuran. Oleh
Kadar Karakteristik Marshall karena itu penelitian ini membatasi kadar
Plas- plastik sampai dengan 2,5 % berat terhadap
VIM VMA VFB Stabilitas Flow MQ aspal. Karena pada posisi ini flow 4,57 mm,
tik
(%) (%) (%) (kg) (mm) (kg/
Ter- sedang spesifikasi membatasi minimal 3
mm)
hadap mm.
Aspal
0,0% 4,99 15,90 68,74 1307,66 5,18 252,40
0,5% 4,93 15,70 68,75 1457,91 5,12 284,58
1,0% 4,87 15,57 68,76 1799,11 5,01 359,15
1,5% 4,84 15,46 68,77 1987,27 4,97 399,93
2,0% 4,76 15,32 69,01 2456,01 4,86 505,61
2,5% 4,75 15,21 70,09 2833,16 4,46 638,17
3,0% 4,67 15,05 70,56 2959,77 4,19 706,57
Gambar 10. Hubungan Kadar Aspal dengan Gambar 12. Hubungan Kadar Aspal dengan
Plastik Terhadap Stabilitas Plastik Terhadap VIM
9
VMA (Void in Mineral Agregat) nilai stabilitas dan nilai kelelehan (flow)
Dari hasil analisis data pada tabel 9, yang juga merupakan indikator terhadap
menunjukkan bahwa dengan masuknya kekakuan campuran secara empiris.
plastik sebagai bahan subtitusi ke dalam Stabilitas naik, flow menurun sehingga
campuran AC-WC, memberikan pengaruh menjadikan kenaikan MQ. Menurut
terhadap berat isi campuran yang nilainya pandangan spesifikasi MQ tidak boleh
cenderung bertambah yang mengakibatkan kurang dari 250 kg/mm. Dengan masuknya
penurunan nilai VMA. plastik kedalam campuran AC-WC
mempengaruhi nilai MQ menjadi naik.
Tidak ada pembatasan spesifikasi sampai
dimana besar angka MQ. Sehingga
dikatakan bahwa dengan masuknya plastik
kedalam campuran AC-WC, akan
memperbaiki konstruksi tersebut dari segi
MQ.
10
a. Meningkatkan stabilitas campuran yaitu DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan kemampuan campuran
(konstruksi jalan) aspal beton AC-WC ----------------, 2010. Spesifikasi Umum.
untuk memikul beban lalulintas sampai Makassar : Kementrian Pekerjaan
terjadi kelelehan plastis. Umum Dirjen Bina Marga.
b. Menurunkan nilai Flow campuran yakni David W. Oxtoby,, dkk, 2008. Prinsip-
mengurangi kelenturan namun prinsip Kimia Modern, Edisi
pengurangan itu masih tetap dalam Keempat Jilid Dua. Jakarta :
ambang spesifikasi pada kadar plastik 2,5 Penerbit Erlangga.
% terhadap berat aspal. Iman Mujiarto. 2005. Sifat dan
c. Meningkatkan nilai Marshall Quotient Karakteristik Material Plastik dan
(MQ). Keberadaan plastik kedalam Bahan Aditif. Semarang : AMNI.
campuran AC-WC, dapat meningkatkan R. Anwar Yamin, 2002. Desiminasi
kemampuan konstruksi jalan dalam Spesifikasi Baru Campuran
menerima beban, namun konstruksi Beraspal Panas dengan Alat PRD.
tersebut masih fleksibel dan lentur. Pustlitbang Prasarana Transportasi.
d. Menurunkan nilai VIM (memperkecil R. Anwar Yamin, 2002. Petunjuk Umum,
pori pada campuran), lebih Manual Pekerjaan Campuran
meningkatkan keawetan pada konstruksi Beraspal Panas. Pustlitbang
jalan tanpa terjadi deformasi plastis Prasarana Transportasi.
(bleeding). Suharto, 2010. Limbah Kimia dalam
e. Menurunkan nilai VMA (rongga diantara Perncemaran Udara dan Air.
agregat), sehingga konstruksi jalan dapat Yogyakarta ; Penerbit Andi
lebih awet. Sumadi Surya Brata. 2003. Metodologi
f. Menaikkan nilai VFB (rongga terisi Penelitian. Jakarta : PT. Raja
aspal), meningkatkan kadar aspal efektif Grafindo Persada.
yang akan menyelimuti material dan Sarifuddin, 2010. Studi Karakteristik
menentukan kinerja campuran dalam Campuran Beton Aspal (AC-WC)
suatu konstruksi. dengan Menggunakan Kaolin
Sebagai Filter. Makassar ; Badan
Saran Saran Penerbit Pasca Sarjana Unhas.
Kesimpulan diatas belum cukup Tjitjik Wasiah Suroso, 2008. Pengaruh
untuk memberikan gambaran secara utuh Penambahan Plastik LDPE (Low
dan menyeluruh tentang bagaimana Density Poly Ethilen) Cara Basah
pengaruh serpihan sampah plastik terhadap dan Cara Kering Terhadap Kinerja
karakteristik campuran aspal beton AC-WC, Campuran Beraspal. Bandung :
oleh karena itu penulis menyarankan : Puslitbang Jalan dan Jembatan.
1. Melakukan penelitian tentang pengaruh Yolly Detra Asrar, 2007. Karakteristik
sampah plastik terutama plastik limbah Aspal dengan Bahan Tambah
rumah sakit dan puskesmas terhadap Plastik dan Kinerjanya dalam
karakteristik campuran aspal beton (AC- Campuran HRA. Medan :
WC) dengan menggunakan aspal minyak Departemen Civil and Engineering
penetrasi 80/100. USU.
2. Melakukan penelitian tentang pengaruh Yusrianti, 2010. Studi Pengaruh
serpih sampah plastik terhadap Penambahan Buton Rock Asphalt
karakteristik campuran aspal beton (BRA Terhadap Karakteristik
dengan menggunakan jenis plastik yang Campuran Aspal Beton (AC-BC).
lain. Makassar ; Badan Penerbit Pasca
Sarjana Unhas.
11