Stabilisasi Tanah Lempung Menggunakan Bahan Tambah Serbuk Kayu
Stabilisasi Tanah Lempung Menggunakan Bahan Tambah Serbuk Kayu
sifat-sifat plastisitas pada tanah bila di campur dengan air. Tanah lempung
susut yang relatif besar. Kondisi tanah basah volume tanah akan mengembang
sehingga kuat gesernya akan rendah dan tanah akan lengket, sedangkan pada
tanah dalam kondisi keras. Selain itu tanah lempung mempunyai volume pori
yang besar sehingga mempunyai berat isi dan sudut gesek yang kecil, hal ini
Tanah yang tidak baik merupakan jenis tanah lempung dimana sering tidak
dipakai dan diganti dengan tanah yang lebih baik. Tanah lempung juga
mempunyai kadar air tinggi memiliki daya dukung yang relatif rendah dan
mempunyai sifat mengembang yang cukup besar bila jenuh air tinggi.
Sifat – sifat tanah lempung yang perlu diperhatikan dalam suatu proyek
1
fisis, yaitu batas konsistensi, kadar air, ukuran butiran. Permasalahan yang
biasanya timbul dari tanah lempung ini yaitu tingkat sensitifitasnya yang
air akan semakin rendah Sehingga tanah lempung dapat digunakan sebagai
Panjaitan, 2017)
bahan (additive) untuk memperbaiki mutu tanah dasar tersebut. Bahan limbah
yang ramah lingkungan juga perlu sebagai bahan perkuatan tanah. Pada
serbuk kayu. Limbah serbuk kayu digunakan agar dampak bahan buangan
dapat dimanfaatkan secara tepat. Untuk itu perlu dilakukan suatu kajian
yang dapat digunakan, Sehingga perlu dicoba penggunaan limbah hasil sisa
pembuatan kusen, pintu dan jendela sebagai bahan stabilisasi dan diharapakan
2
Untuk mengetahui pengaruh pencampuran (Stabilisasi) serbuk kayu
bottom ash sebesar 3%, 5%, 7%, 10% dan 12%, sehingga mendapatkan nilai
yang maksimal terhadap peningkatan kuat geser tanah dengan melakukan uji
sifat properties (fisik), Sifat properties itu sendiri yaitu uji batas cair (LL),
batas plastis (PL), dan batas susut. Berdasarkan pada latar belakang yang telah
kayu ?
Serbuk kayu?
kayu
3
3. Variasi penggunaan bahan tambah serbuk kayu 3%, 5%, 7%, 10% dan
12%.
serbuk kayu
serbuk kayu
selanjutnya.
4
4. Menambah pengetahuan mengenai pengujian tanah di laboratorium.
5
BAB II TINJUAN PUSTAKA
kapur dan serbuk bata merah sedangkan penelitian ini menggunakan bahan
6
Tabel 2.1 Perbedaa Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
tambah Serbuk Kayu, Semen dan Kapur sedangkan penelitian ini hanya
7
struktur kayu menjadi kuat
dan mampu meningkatkan
nilai specific grafity (GS)
tanah.
Perbedaan :
Perbedaan :
tambah Fly Ash dan Semen, sementara penelitain ini hanya menggunakan
2. Penelitan yang dilakukan oleh Hamzah Yusuf, dkk Menggunakan jenis tanah
8
2.2 Tanah
2.2.1 Definisi
bangunan. Kestabilan konstruksi perlu adanya daya dukung tanah yang memiliki
bangunan, atau bahan konstruksi dari bangunan itu sendiri seperti tanggul atau
bahan organik dan endapan-endapan yang relative lepas (loose), yang terletak
diatas batuan dasar (bedrock). Ikatan antara butiran yang relative lemah dapat
disebabkan oleh karbonat, zat organic atau oksidaoksida yang mengendap diantara
keduanya. Proses pelapukan batuan atau proses geologi lainnya yang terjadi di
induknya, dapat berupa proses fisik maupun kimia. Proses pembentukan tanah
secara fisik yang mengubah batuan menjadi partikel-partikel yang lebih kecil,
terjadi akibat pengaruh erosi, angin, air, es, manusia, atau hancurnya pertikel
tanah akibat perubahan suhu atau cuaca. Partikelpartikel mungkin berbentuk bulat,
kimia dapat terjadi oleh pengaruh oksigen., karbondioksida, air (terutama yang
9
mengandung asam atau alkali) dan prosesproses kimia yang lain. Jika hasil
Kebanyakan jenis tanah terdiri dari banyak campuran, atau lebih dari satu
macam ukuran partikel. Tanah lempung belum tentu terdiri dari partikel lempung
saja, akan tetapi dapat bercampur dengan butir-butiran ukuran lanau maupun
pasir, dan mungkin terdapat campuran bahan organik. Ukuran partikel tanah dapat
bervariasi dari lebih besar 100 mm sampai dengan lebih kecil dari 0,001 mm.
ukuran yang lebih kecil seperti menjadi kerikil, pasir dan lanau. Sedangkan
ukuran butirnya lebih kecil dari 0,002 mm. Ada berbagai macam jenis-jenis tanah
Pasir dan kerikil yaitu agregat tak berkohesi yang tersusun dari regmin-
regmin sub anguler atau angular. Partikel berukuran sampai 1/8 inchi
dinamakan pasir sedangkan partikel yang berukuran 1/8 inchi sampai 6/8 inchi
disebut kerikil. Fragmen bergaris tengah lebih besar dari 8 inchi disebut
boulders (bongkah).
2. Hardpan
besar sekali. Cirinya sebagian besar dijumpai dalam keadaan bergradasi baik,
luar biasa padat, dan merupakan agregat partikel mineral yang kohesif
10
3. Lanau anorganik (inorganic silt)
atau sama sekali tidak ada. Jenis yang plastisitasnya paling kecil biasanya
mungkin mengandung H2S, CO2, serta berbagai gas lain hasil peluruhan
tumbuhan yang akan memberikan bau khas kepada tanah. Permeabilitas lanau
5. Lempung Organik
jenuh lempung organik cenderung bersifat sangat kopresibel tapi pada keadaan
kering kekuatannya sangat tinggi. Warnanya abu-abu tua atau hitam, dan
berbau.
6. Gambut (peat)
11
terang dan hitam bersifat kompresibel, sehingga tidak mungkin menopang
pondasi.
7. Lempung
unsur-unsur penyusun batuan, dan bersifat plastis dalam selang kadar air
sedang sampai luas. Dalam keadaan kering sangat keras, dan tak mudah
sub kelompok yang menunjukkan sifat atau kelakuan yang sama. Umumnya,
berhubungan dengan tanah. Hasil dari penyelidikan sifat-sifat ini kemudian dapat
penurunan bangunan, penentuan kecepatan air yang mengalir lewat benda uji guna
miring. Terdapat dua sistem klasifikasi yang sering digunakan. yaitu Unified Soil
ukuran partikel yang diperoleh dari analisis saringan dan plastisitas. (Hardiyatmo,
2002).
12
Sistem Klasifikasi Tanah Unified Soil Classification System (USCS) Pada
Sistem USCS ini tanah diklasifikasikan menjadi tiga kelompok besar, yaitu :
No. 200. yaitu tanah berkerikil dan berpasir. Simbol kelompok ini dimulai dari
huruf awal G untuk kerikil (gravel) atau tanah berkerikil dan S untuk pasir
No.200, yaitu tanah berlanau dan berlempung. Simbol dari kelompok ini
digunakan untuk gambut (peat), dan tanah dengan kandungan organik tinggi.
perbedaan batas cair tanah contoh yang belum di oven dengan yang telah
13
Tabel 2.2 Sistem Klasifikasi Tanah USCS
a. Simbol komponen:
- Kerikil : G (Gravel)
- Pasir : S (Sand)
- Lanau : M (Mo)
- Lempung : C (Clay)
14
- Organic : O (Organic)
- Humus : Pt (Peat)
b. Simbol Gradasi:
- Tinggi : H (High)
- Rendah : L (Low)
2.3.1 Definisi
persyaratan dan memiliki mutu yang baik.Tanah lempung merupakan salah satu
jenis tanah yang sering dilakukan proses stabilisasi. Hal ini disebabkan sifat lunak
perubahan volume yang besar. Sifat inilah yang menjadi alasan perlunya
15
menghasilkan konsentrasi ion kalsium lebih besar dari yang diperlukan
sebenarnya.
2.4.1 Definisi
penyusun batuan, dan bersifat plastis dalam selang kadar air sedang sampai luas
kadar air sedang. Pada keadaan air yang lebih tinggi tanah lempung akan bersifat
berukuran kurang dari 0,002 mm atau lolos saringan No. 200, sebagian besar
dengan uji batas-batas Atterberg, dimana suatu tanah bisa dikatakan lempung
lunak bila memiliki index plastisitas lebih dari 17. Batasan mengenai indeks
plastis, sifat, macam tanah dan kohesinya diberikan oleh Atterberg terdapat dalam
16
PI Sifat Macam Tanah Kohesi
Menurut Hardiyatmo (2002) sifat – sifat yang dimiliki tanah lempung adalah
sebagai berikut :
2. Permeabilitas rendah
17
Menurut Terzaghi (1967:39), tanah lempung kohesif diklasifikasikan sebagai
tanah lempung lunak apabila mempunyai daya dukung ultimit lebih kecil dari
0,5 kg/cm2 dan nilai standard penetrasi tes lebih kecil dari 4 (N-value < 4).
Berdasarkan uji lapangan, lempung lunak secara fisik dapat diremas dengan
mudah oleh jari-jari tangan. Toha (1989) menguraikan sifat umum lempung
2.5.1 Definisi
Serbuk kayu merupakan salah satu limbah industri pengolahan kayu seperti
serbuk gergajian, sebetan, sisa kupasan. Di Indonesia ada tiga macam industri
kayu yang secara dominan mengkonsumsi kayu dalam jumlah relatif besar, yaitu
penggergajian, vinir atau kayu lapis, dan pulp atau kertas. Masalah yang
kenyataannya di lapangan masih ada yang ditumpuk dan sebagian lagi dibuang ke
18
2010). Pada umumnya, serbuk kayu memiliki nilai kalor antara 4018,25 kal/g
hingga 5975,58 kal/g dan memiliki komposisi kimia yang bervariasi, bergantung
pada varietas, jenis dan media tumbuh. Namun secara umum, serbuk kayu
19
a. Porositas
Porositas, n, adalah rasio (dalam %) dari rongga dalam massa tanah yang
tidak ditempati oleh partikel padat (volume void) terhadap total volume.
dimana:
Vt = volume total
Vv = volume void
b. Angka pori
Angka pori (void ratio),e, adalah rasio antara ruang yang tidak
Dimana :
Vv = volume void
20
(Sumber : Braja M. Das, 1995)
c. Derajat kejenuhan
Dimana :
Vw = Volume air
Vv = Volume pori
d. Berat volume
Semakin besar berat isi kering tanah maka tingkat kepadatannya pun
lainnya.
W 2−W 1
Wt
γt = = 1 2
Vt πd t
4
21
Keterangan :
d2 = diameter (cm)
t = tinggi (cm)
Berat jenis adalah angka perbandingan antara berat isi butir tanah
dan dengan berat air suling dengan isi yang sama dengan satuan
berat jenis tanah adalah tekstur tanah dan bahan organik tanah. Berat
M 2−M 1
Berat Jenis (GS) =
( M 4−M 1 )−( M 3−M 2 )
Keterangan :
K = Faktor koreksi
22
Sumber rumus : (mata kuliah laboratorium tanah)
menentukan ukuran butir tanah yang lebih besar dari 0.075 mm (saringan
menentukan ukuran butir tanah yang lebih kecil dari atau lolos dari
03-1968- 1990.
Suatu hal yang penting pada tanah berbutir halus adalah sifat
23
1. Batas Cair (Liquid Limit)
Batas Cair (liquid limit) adalah kadar air tanah ketika tanah berada
Berat air ( Ww )
W= ×100 %
Berat tanah kering ( Ws )
(W 2−W 3)
= (W 3−WI ) × 100 %
Keterangan
24
Sumber rumus : (mata kuliah laboratorium tanah)
apabila suatu tanah memiliki interval kadar air daerah plastis yang
𝐼𝑃 = 𝐿𝐿 − 𝑃𝐿
Dimana :
antara daerah plastis dan semi padat, yaitu persentase kadar air
ketika digulung.
Berat air
Wc= x 100 %
Berat tanah kering
25
W 2−W 3
Wc= x 100 %
W 3−W 1
1. Pengujian pemadatan
dengan kondisi 2 benda uji dibawah kadar air minimum dan 2 benda
26
Uji kuat tekan bebas atau UCT (Unconfined Compression Test)
seberapa besar kuat dukung tanah menerima kuat tekan yang diberikan
tanah akibat tekanan tersebut. Pada saat pengujian, benda uji diberi
rumus yang digunakan untuk pengujian kuat tekan bebas adalah sebagai
berikut :
∆L
Regangan Axial () = L
0
P
Tegangan σ =
A
dimana: P = Beban
A = Luas
Beban (P)
Beban (Kg)
1 2
Dimana Ao = πd
4
27
Kuat Tekan ( Cu ) = ½ x qu
persatuan luas. Kuat geser tanah dapat dipengaruhi oleh factor berikut :
N
Q=
A
P
T=
A
Keterangan :
28
Harga CBR adalah perbandingan antara kekuatan yang
dinyatakan dalam persen (%) dan cara yang digunakan untuk menilai
grafik untuk mendapatkan tebal perkerasan dari suatu nilai CBR tertentu.
untuk menentukan besaran nilai daya dukung tanah dalam menahan beban
beberapa benda uji, umumnya tergantung pada kadar air pemadatan yang
ingin dicapai.
pemadatan, penentuan massa basa, kadar air benda uji, perendaman, uji
29
Harga CBR (0,2”) = Beban pada 0,2} over {3 x 1500 ¿x
100%
30
2.7 Analisis Kelayakan
bagi pekerjaan konstruksi dan untuk menilai perbandingan harga antara tanah
lempung yang telah distabilisasi dengan bottom ash dengan tanah asli.
yaitu:
1) Timbunan biasa
Timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian yang mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut:
b) Tanah dengan kadar air alamiah sangat tinggi yang tidak mungkin
31
berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus
kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang
tinggi. Tanah plastis seperti hu sama sekali tidak boleh digunakan pada
30cm lapisan langsung di bawah bagian dasar perkerasan atau bahu jalan
atau tanah dasar bahu jalan. Sebagai tambahan, timbunan untuk lapisan ini
bila di uji dengan SNI 1744:2012, harus memiliki nilai CBR tidak kurang
kering maksimum)
d) Tanah sangat ekspansif yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1.25 atau
81(2013) sebagai "very high"' atau "extra high"' tidak boleh digunakan
2) Timbunan Pilihan
terdiri dari bahan tanah. tanah berbatu atau batu berpasir yang memenuhi
CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai
100% kepadatan kering maksimum sesuai SNI 03- 1742-1989 atau 95%
32
b) Bahan timbunan yang akan digunakan bilamana pemadatan dalam keadaan
jenuh atau banjir yang tidak dapat dihindari, haruslah pasir atau Kerikil
6%.
normal. maka bahan timbunan dapat berupa timbunan 18 batu atau kerikil
berplastisitas rendah.
penggunanya untuk memilih atau memutuskan opsi perlakuan mana yang perlu
diambil. Teknik ini akan menimbang sisi manfaat dan sisi biaya dari setiap
tingkat efisiensi biaya dan tingkat manfaat yang dapat diperoleh dari setiap
perlakuan yang tersedia. Semakin efisien biaya yang dikeluarkan dan semakin
tinggi manfaat yang diperoleh dari sebuah perlakuan risiko, maka semakin besar
bahan tambah yang memiliki nilai daya dukung tertinggi dari hasil pengujian
Laboratorium.
33
34
2.8 Kerangka Berfikir
35
BAB III METODE PENELITIAN
36
3.3.2 Waktu Penelitian
Pelaksanaann tugas akhir ini berlangsung dari bulan Mei 2023 sampai dengan
bulan Agustus 2023. Dimulai dari penyuratan pengambilan sampel dan bahan
Alat-alat laboratorium yang digunakan adalah alat pengujian berat jenis, batas-
batas atterberg, analisis saringan, pemadatan, kuat tekan bebas, dan CBR.
3.2.2 Bahan
kusen, jendela, pintu yang menjadi serbuk kayu yang berada dilokasi Jalan Goa
Pori, Porositas.
37
2. Pengujian Mekanis Tanah
Pemdatan Tanah, Pengujian Kuat Tekan Bebas, Pengujian Kuat Tekan Geser,
CBR.
Studi Literatur, Peneliti akan melakukan studi kepustakaan baik sebelum maupun
tentang kajian literatur dan hasil penelitian sebelumnya yang ada hubungannya
mutakhir dari bidang ilmu , studi kepustakaan yang dilakukan sebelum melakukan
3. Mengkaji sejumlah teori dasar yang relevan dengan masalah yang bakal diteliti.
dan pemikiran guna perumusan hipotesis yang bakal diuji dalam penelitian.
38
3.4 Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan hasil
39
3.5 Bagan Alir Penelitian
40
Penjelasan bagan alir penelitian, yaitu sebagai berikut :
dan pintu yang telah menjadi serbuk kayu lokasinya berada Jln Goa Ria
mekanis, yaitu :
dengan tujuan untuk mencari Wcpt yang merupakan dasar kadar air untuk
41
- Tanah lempung (tanpa bahan tambah)
dengan pembuatan benda uji untuk pengujian CBR dan kuat Tekan Bebas.
Unutk benda uji CBR dilakukan pemadatan benda uji selama 4 hari.
Sedangkan untuk benda uji kuat tekan bebas dilakukan pemeraman benda
uji dengan variasi hari pemeraman yaitu, 0, 7, 14, 21, dan 28 hari.
c) Benda uji CBR dan Kuat Tekan yang telah di rendam dan peram selanjutnya
pengujian.
bahan tambah yang lebih efisien didasarkan pada biaya dan hasil stabilisasi
yang diharapkan.
42
3.6 Standar Pengujian
pengujian SNI.
43