Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau
memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang
berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala labolatorium maupun skala industri. Metode
pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu
campuran .

Destilasi merupakan salah satu metode pemisahan campuran yang menggunakan prinsip
perbedaan titik didih untuk pemisahannya. Destilasi memiliki prinsip kerja utama dimana
terjadi pemanasan dan salah satu komponen campurannya akan menguap setelah mencapai
titik didihnya, yang paling dahulu menguap merupakan yang bersifat volatil atau mudah
menguap. Uap tersebut akan masuk ke dalam pipa pada kondensor (terjadi proses
pendinginan) sehingga terjadi tetesan yang turun ke Erlenmeyer yang disebut juga destilat.

1.2.Rumusan Masalah

1)Apakah pengertian destilasi?

2)Bagaimanakah pembagian dari jenis-jenis destilasi?

3)Apa saja contoh penerapan destilasi?

1.3. Tujuan Penulisan

1)Mengetahui pengertian destilasi

2)Mengetahui pembagian dari jenis-jenis destilasi

3)Mengetahui contoh penerapan destilasi

1
BAB II

ISI

2.1. Pengertian Destilasi

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga
teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult
dan Hukum Dalton. Destilasi juga bisa dikatakan sebagai proses pemisahan komponen yang
ditujukan untuk memisahkan pelarut dan komponen pelarutnya. Hasil destilasi disebut
destilat dan sisanya disebut residu. Jika hasil destilasinya berupa air, maka disebut sebagai
aquadestilata (disingkat aquades). Pada suatu peralatan destilasi umumnya terdiri dari suatu
kolom atau tray, reboiler (pemanas), kondenser, Drum reflux, pompa, dan packed. Prinsip
dari proses ini adalah campuran yang akan dipisahkan, dimasukkan dalam alat destilasi. Di
bagian bawah alat terdapat pemanas yang berfungsi untuk menguapkan campuran yang ada.
Uap yang terbentuk akan mengalir ke atas dan bertemu cairan (destilat) di atas. Zat-zat
bertitik didih rendah dalam cairan akan teruapkan dan mengalir ke atas, sedangkan zat-zat
bertitik didih tinggi dalam uap akan kembali mengembun dan mengikuti aliran cairan ke
bawah.

Salah satu pemisahan campuran ialah distilasi. Distilasi merupakan pemisahan campuran
yang didasarkan oleh perbedaan titik didih. Dalam mempelajari distilasi, kita harus lebih
mengenal tentang tekanan uap, titik didih, larutan lewat panas dan bumping dan diagram
tekanan uap campuran dua macam zat cair.

Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap senyawa
dalam campuran. Tekanan uap campuran diukur sebagai kecenderungan molekul dalam
permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. Jika suhu dinaikkan, tekanan uap cairan akan
naik sampai tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer. Pada keadaan itu cairan
akan mendidih. Suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer disebut

2
titik didih. Cairan yang mempunyai tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu kamar akan
mempnyai titik didih lebih rendah daripada cairan yang tekanan uapnya rendah pada suhu
kamar.
Jika campuran berair didihkan, komposisi uap di atas cairan tidak sama dengan komposisi
pada cairan. Uap akan kaya dengan senyawa yang lebih volatile atau komponen dengan titik
didih lebih rendah. Jika uap di atas cairan terkumpul dan di dinginkan, uap akan terembunkan
dan komposisinya sama dengan komposisi senyawa yang terdapat pada uap yaitu dengan
senyawa yang mempunyai titik didih lebih rendah. Jika suhu relative tetap, maka destilat
yang terkumpul akan mengandung senyawa murni dari salah satu komponen dalam
campuran.
Salah satu pemisahan campuran ialah distilasi. Distilasi merupakan pemisahan campuran
yang didasarkan oleh perbedaan titik didih. Dalam mempelajari distilasi, kita harus lebih
mengenal tentang tekanan uap, titik didih, larutan lewat panas dan bumping dan diagram
tekanan uap campuran dua macam zat cair
1. Tekanan Uap
Tekanan Uap adalah suatu cairan yang ditambahkan oleh zat lain maka akan berubah. Hal
tersebut dijelaskan pada hukum Raoult, yaitu:
PA=XAPoA
PA= Tekanan uap Larutan
XA= Fraksi mol pelarut
PoA= Tekanan uap pelarut
2. Titik Didih
Titik didih adalah suhu dimana uap cairan sama dengan tekanan luar, sehingga di dalam
seluruh zat cair terjadi kecenderungan untuk berubah dari fasa cair kefasa uap. Titik didih
normal ialah titik didih zat cair yang di ukur pada tekanan udara 1 atm. Titik didih cairan
murni berbeda dengan titik didih campuran, yang oleh Raoult di buatkan koreksi:
t = Kd . m
t = Kenaikan titik didih
Kd= Konstanta kenaikan titik didih yang bergantung pada pelarutnya
m = molalitas zat terlarut
3. Larutan Lewat Panas dan Bumping
Pada proses mendidih, mula mula akan terjadi gelembung uap yang kecil, gelembung ini
merupakan benih untuk terjadi gelembung uap yang lebih besar.. Kemudian naik ke
permukaan cairan dan lepas keluar dari cairan sehingga terbentuk uap. Jika proses

3
pembentukan gelembung teratur maka akan terjadi pendidihan yang teratur dan merata
diseluruh bagian zat cair. namun jika pembentukan benih terhambat, maka ketika zat cair
dipanaskan suhu akan meningkat dengan cepat melampaui titik didihnya dan benih
gelembung belum terjadi, suatu saat jika terbentuk gelembung uap maka gelembung ini akan
memiliki tekanan yang sangat besar, maka dengan cepat gelembung tadi membesar, naik ke
permukaan dan pecah dengan kuat. Peristiwa ini menyebabkan pendidihan yang tidak teratur
dimana cairan ikut memercik dengan kuat karena pecahnya gelembung tersebut. Keadaan ini
disebut Bumping
Untuk menghindari hal tersebut maka perlu ditambahkan zat anti bumping. zat anti
bumping ini ialah batu didih.
4. Diagram Tekanan Uap Campuran 2 Macam Zat Cair
Menurut hukum Raoult tekanan uap suatu senyawa sebanding dengan jumlah mol
senyawa yang terdapat dalam campuran. misalnya saja ada senyawa A dan B
untuk tekanan parsial A :
PA=XAPoA
PA= Tekanan uap Larutan
XA= Fraksi mol pelarut
PoA= Tekanan uap pelarut
Sedangkan yang B :
PB=XBPoB
PB= Tekanan uap Larutan
XB= Fraksi mol pelarut
PoB= Tekanan uap pelarut
lalu kita akan membuat pula fraksi mol uap yang dirumuskan
XuA = Pa/(Pa+Pb)
untuk XuB sebaliknya
persamaan persamaan tersebutlah yang digunakan untuk membuat kurva tekanan uap
campuran dua zat cair yang ideal.

2.2 Pembagian destilasi

1. Pembagian Destilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu :

Destilasi kontinyu
Destilasi batch

4
2. Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu :

Destilasi atmosferi
Destilasi vakum
Destilasi tekanan
3. Berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi dua, yaitu :

Destilasi system biner


Destilasi system multi komponen
4. Berdasarkan system operasinya terbagi menjadi dua, yaitu :

Single-stage Destillation
Multi stage Destillation

2.3.Fungsi dan Komponen alat pada destilasi

1. Labu distilasi

Sebagai wadah atau tempat suatu campuran zat cair yang akan didistilasi. Terdiri dari :

a) Labu dasar bulat

b) Labu erlenmeyer khusus untuk distilasi atau refluks.

2. Steel head

Sebagai penyalur uap / gas yang akan masuk ke pendingin, dan biasanya labu distilasinya
sudah dilengkapi dengan leher yang berfungsi sebagai steel head.

3. Thermometer

Digunakan untuk mengukur suhu uap zat cair yang didistilasi selama proses distilasi
berlangsung dan thermometer yang digunakan harus beskala suhu tinggi diatas titik didih zat
cair yang akan didistilasi dan ditempatkan pada labu distilasi atau steel head.

5
4. Kondensor

Memiliki 2 celah, yaitu celah masuk untuk aliran uap hasil reaksi dan celah keluar untuk air
keran.

5. Labu didih

Biasanya selalu berasa / keset yang berfungsi untuk sebagai wadah sampel. Contohnya untuk
memisahkan alkohol dan air.

6. Selang

Untuk menyalurkan air kedalam kondensor dan mengeluarkan air dari dalam kondensor

7. Batu didih

Untuk menyeimbangkan panas suatu sampel bahan kedalamnya.

2.4. Macam macam destilasi

1. Destilasi sederhana

destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan zat cair yang titik didih nya rendah, atau
memisahkan zat cair dengan zat padat atau miniyak. Proses ini dilakukan dengan
mengalirkan uap zat cair tersebut melalui kondensor lalu hasilnya ditampung dalam suatu
wadah, namun hasilnya tidak benar-benar murni atau bias dikatakan tidak murni karena
hanya bersifat memisahkan zat cair yang titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau
minyak.

Destilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian zat cair yang tercemar oleh zat
padat/zat cair lain dengan perbedaan titik didih cukup besar, sehingga zat pencemar/pengotor
akan tertinggal sebagai residu. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran cair-cair,
misalnya air-alkohol, air-aseton, dll. Alat yang digunakan dalam proses destilasi ini antara
lain, labu destilasi, penangas, termometer, pendingin/kondensor leibig, konektor/klem, statif,
adaptor, penampung, pembakar, kaki tiga dan kasa.

6
2. Destilasi bertingkat (fraksionasi)

Destilasi bertingkat adalah proses pemisahan destilasi ke dalam bagian-bagian dengan titik
didih makin lama makin tinggi yang selanjutnya pemisahan bagian-bagian ini dimaksudkan
untuk destilasi ulang. Destilasi bertingkat merupakan proses pemurnian zat/senyawa cair
dimana zat pencampurnya berupa senyawa cair yang titik didihnya rendah dan tidak berbeda
jauh dengan titik didih senyawa yang akan dimurnikan. Dengan perkataan lain, destilasi ini
bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa dari suatu campuran yang komponen-
komponennya memiliki perbedaan titik didih relatif kecil. Destilasi ini digunakan untuk
memisahkan campuran aseton-metanol, karbon tetra klorida-toluen, dll. Pada proses destilasi
bertingkat digunakan kolom fraksinasi yang dipasang pada labu destilasi. Tujuan dari
penggunaan kolom ini adalah untuk memisahkan uap campuran senyawa cair yang titik
didihnya hampir sama/tidak begitu berbeda. Sebab dengan adanya penghalang dalam kolom
fraksinasi menyebabkan uap yang titik didihnya sama akan sama-sama menguap atau
senyawa yang titik didihnya rendah akan naik terus hingga akhirnya mengembun dan turun
sebagai destilat, sedangkan senyawa yang titik didihnya lebih tinggi, jika belum mencapai
harga titik didihnya maka senyawa tersebut akan menetes kembali ke dalam labu destilasi,
yang akhirnya jika pemanasan dilanjutkan terus akan mencapai harga titik didihnya. Senyawa
tersebut akan menguap, mengembun dan turun/menetes sebagai destilat.

Proses ini digunakan untuk komponen yang memiliki titik didih yang berdekatan. Pada
dasarnya sama dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor yang lebih banya
sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memliki perbedaan titik didih yang
bertekanan. Pada proses ini akan didapatkan substan kimia yang lebih murni, kerena
melewati kondensor yang banyak.

7
3. Destilasi azeotrop

Distilasi Azeotrop digunakan dalam memisahkan campuran azeotrop (campuran campuran


dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan
senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan menggunakan tekanan
tinggi. Azeotrop merupakan campuran 2 atau lebih komponen pada komposisi tertentu
dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah hanya melalui distilasi biasa. Ketika campuran
azeotrop dididihkan, fasa uap yang dihasilkan memiliki komposisi yang sama dengan fasa
cairnya. Campuran azeotrop ini sering disebut juga constant boiling mixture karena
komposisinya yang senantiasa tetap jika campuran tersebut dididihkan. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan ilustrasi berikut :

Titik A pada pada kurva merupakan boiling point campuran pada kondisi sebelum
mencapai azeotrop. Campuran kemudian dididihkan dan uapnya dipisahkan dari sistem
kesetimbangan uap cair (titik B). Uap ini kemudian didinginkan dan terkondensasi (titik C).
Kondensat kemudian dididihkan, didinginkan, dan seterusnya hingga mencapai titik azeotrop.
Pada titik azeotrop, proses tidak dapat diteruskan karena komposisi campuran akan selalu
tetap. Pada gambar di atas, titik azeotrop digambarkan sebagai pertemuan antara kurva

8
saturated vapor dan saturated liquid. (ditandai dengan garis vertikal putus-putus Etanol dan
air membentuk azeotrop pada komposisi 95.6%-massa etanol pada keadaan standar.

4.Destilasi vakum(destilasi tekanan rendah)

Destilasi ini digunakan untu zat yang tak tahan suhu tinggi atau bias rusak pada pemansan
yang tinggi. Sehingga dengan menurunan tekanan maka titik didih juga akan menurun, maka
destilasi yang tadinya harus dilakukan pada suhu tinggi tetap dapat dilakukan pada suhu
rendah dengan menurunkan tekanan.

9
5. Destilasi uap

Untuk memurnikan zat/senyawa cair yang tidak larut dalam air, dan titik didihnya cukup
tinggi, sedangkan sebelum zat cair tersebut mencapai titik didihnya, zat cair sudah terurai,
teroksidasi atau mengalami reaksi pengubahan (rearranagement), maka zat cair tersebut tidak
dapat dimurnikan secara destilasi sederhana atau destilasi bertingkat, melainkan harus
didestilasi dengan destilasi uap.

Destilasi uap adalah istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi campuran air
dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air ke dalam
campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada temperatur yang
lebih rendah dari pada dengan pemanasan langsung. Untuk destilasi uap, labu yang berisi
senyawa yang akan dimurnikan dihubungkan dengan labu pembangkit uap (lihat gambar alat
destilasi uap).

Uap air yang dialirkan ke dalam labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan,
dimaksudkan untuk menurunkan titik didih senyawa tersebut, karena titik didih suatu
campuran lebih rendah dari pada titik didih komponen-komponennya.

10
11
BAB III
SOAL DAN PEMBAHASAN

Campuran methanol dengan air dengan laju 30000 lb/jam mengandung 32% metanol
(%berat). Akan dipisahkan secara continue yang beroperasi pada 1 atm . Produk atas
mengandung 76% metanol dan produk bawah 82% air. Perbandingan refluks (R=3,2).
Umpan masuk pada titik didihnya. Air pendingin masuk ke condensor pada T = 28oC dan
keluar pada T = 35oC . Steam masuk pada tekanan steam (Ps) = 1,985 bar
Hitunglah : 1. Laju produk atas dan produk bawah
2. Beban condensor Qcd
3. Laju air pendingin
4. Beban Reboiler
5. Jumlah steam yang dibutuhkan
6. Jumlah plate dan feed plate point

T1 = 28oC
Qcd

T2 = 35oC
F=30000lb/jam
D
Xf Lo XD

Qsb Steam = 1,985 bar

W
XW

12
Menghitung kadar dari %berat ke %mol


%mol =
+

0,32 0,18
32 32
Xf metanol = 0,32 0,68 XW metanol = 0,18 0,82
+ +
32 18 32 18

0,01 0,005625
= 0,01+0,0378 = 0,005625+0,0455

= 0,2092 = 0,11002
Xf Air = 1 0,2092 XW Air = 1 0,11002
= 0,7908 = 0,88998

0,76
32
XD metanol = 0,76 0,24
+
32 18

0,02375
= 0,02375+0,013

= 0,6462
XD Air = 1 0,6462
= 0,3538

1. Menghitung Laju produk atas dan produk bawah


Dik : BM Metanol = 32 Kg/Kmol
BM Air = 18 Kg/Kmol
1
Feed = 30000 lb/jam x 2,2046

= 13607,91 Kg/jam
Pada Feed
BM campuran = 0,32 (32 Kg/Kmol) + 0,68 (18 Kg/Kmol)
= 22,48 Kg/Kmol

Maka, Kmol feed (F) =
13607,91 /
= 22,48 /

= 605,33 Kmol/jam
Mencari nilai produk atas dan produk bawah
Neraca total : F = D + W
605,33 Kmol/jam = D + W

13
D = 605,33 Kmol/jam W ... (1)
Neraca komponen : F.Xf = D. XD + W. XW
Metanol 605,33 Kmol/jam . 0,2092 = 0,6462 D + 0,11002 W
126,63 Kmol/jam = 0,6462 D + 0,11002 W ... (2)
126,63 Kmol/jam = 0,6462 D + 0,11002 W
126,63 Kmol/jam = 0,6462 (605,33 Kmol/jam W) + 0,11002 W
126,63 Kmol/jam = 391,16 Kmol/jam 0,6462 W + 0,11002 W
126,63 Kmol/jam 391,16 Kmol/jam = -0,6462 W + 0,11002 W
-264,53 Kmol/jam = -0,53618 W
W = 493,36 Kmol/jam
D = 605,33 Kmol/jam W
= 605,33 Kmol/jam 493,36 Kmol/jam
= 111,97 Kmol/jam

2. Menghitung beban Qcd

V, HD, YD T1 = 28oC

Qcd

T2 = 35oC

Lo,ho D , XD , hD

Mencari Lo

R =

3,5 = 111,97 /

Lo = 391,895 Kmol/Jam

V = Lo + D
= (391,895 + 111,97) Kmol/jam
= 503,865 Kmol/jam

14
15
16
17
18
Mencari hair pada suhu 89 oC
1 1
=
21 21
(8985) 356,90 /
(9085)
= (376,92356,90)/
4 356,90 /
=
5 20,02 /

5y-1784,5 Kj/Kg = 80,08 Kj/Kg


(80,08+1784,5)/
y= 5

= 372,916 Kj/Kg
Mencari Hair pada suhu 76,5 C
1 1
=
21 21

(76,575) 2636,3

(8075)
= (2643,72636,3)/

1,5 2636,3 /
=
5 7,4 /

5y 13181,5 Kj/Kg K = 11,1 Kj/Kg K



(11,1+13181,5 )

y= 5

= 2638,52 Kj/Kg K

KOMPONEN h, Cair H,Uap


Metanol 186 185
Air 372,916 2638,52

Menghitung entalpi komponen pada keadaan uap


H = XD (Hmetanol) + XD (HAir)
= 0,6462 (185 Kkal/Kmol) + 0,3538 (2638,52 Kkal/Kmol)
= 1053,047 Kkal/Kmol
Menghitung entalpi komponen pada keanaan cair
ho dan hD = XD (hmetanol) + XD (hAir)
= 0,6462 (186 Kkal/Kmol) + 0,3538 (372,926 Kkal/Kmol)
= 252,12 Kkal/Kmol

19
Menghitung beban Kondensor
Qcd = Lo . ho + D hD + V.H
= (391,895 Kmol/jam . 252,12 Kkal/Kmol) + (111,97 Kmol/jam . 252,12 Kkal/Kmol) -
(503,865 Kmol/jam . 1053,047 Kkal/Kmol)
= -403559,09 Kkal/jam

3. Menghitung Laju air pendingin


a. Mencari
t1 = 28 C , t2 = 35 C
= (35-28) C
=7C
b. Mencari Cp

20
Dari Tabel diatas diproleh nilai Cp air pada suhu 28 C adalah 0,998 Kkal/.Kg C

Mp = .
403550,09 /
=
0,998 .7

= 57766,83 Kg/jam

4. Menghitung beban Reboiler


F.hf + Qsb = D hD + W hW + Qcd
Qsb = D hD + W hW + Qcd F.hf
a. Mencari hf :
hf = Xf (hmetanol) + Xf (hair)
= 0,2092 (186 Kkal/Kmol) + 0,7908 (372,916 Kkal/Kmol)
= 333,81 Kkal/Kmol
b. Mencari hW :
hW = XW (hmetanol) + XW (hair)
= 0,11002 (186 Kkal/Kmol) + 0,88998 (372,916 Kkal/Kmol)
= 352,4 Kkal/Kmol

Qsb = D hD + W hW + Qcd F.hf


= (111,97 Kmol/jam . 252,12 kkl/Kmol) + (493,36 Kmol/jam . 352,4 Kkal/Kmol) +
403559,09 Kkal/jam (605,33 Kmol/jam . 333,81 Kkal/Kmol)
= 403583,82 Kkal/jam

5. Menghitung jumlah steam yang dibutuhkan


a. Mencari nilai pada P = 1,985 bar
Nilai pada tekanan 1,985 bar diproleh dari tabel spesifikasi uap air adalah sebesar 2202,6
Kj/Kg.
1
=2202,6 Kj/Kg x 4,184

= 526,4340 Kkal/Kg

Ms =
403583,82 /
= 526,4340 /

= 766,63 kg/jam

21
6. Mencari jumlah Plate dan feed Plate Point

Dari Grafik diproleh jumlah Plate (n) adalah 7


Dimisalkan tinggi menara 90 cm

HETP =
+1
90
= 71

= 15 cm

22
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi yang
akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spritus. Tulisan
oleh Jabir Ibnu Hayyan (721-815) yang lebih dikenal dengan Ibnu Jabir menyebutkan tentang
uap anggur yang dapat terbakar, ia juga telah menemukan banyak peralatan dan proses kimia
yang bahkan masih banyak dipakai sampai saat kini. Kemudian teknik penyulingan diuraikan
dengan jelas oleh Al-Kindi (801-873).

Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Dimana zat yang mempunyai titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu,kemudian uap
tadi akan mengalami proses pendinginan pada kondensor. Didalam kondensor akan terjadi
proses perubahan fasa, uap akan berubah menjadi fasa cair yang akan mengalir keluar sebagai
distilat.

Pada dasarnya hampir semua campuran dapat dipisahkan. Metode pemisahan campuran
yang dapat dijadikan dasar pemisahan campuran bergantung pada sifat fisika dari partikel-
partikel penyusun campuran tersebut. Sifat fisika yang dapat dijadikan dasar pemisahan
campuran adalah ukuran partikel, titik didih partikel, dan kelarutan. Dalam pemisahan
campuran, terdapat beberapa jenis proses, yaitu melalui Filtrasi, Kristalisasi, Destilasi,
Sublimasi, Kromatografi, dan Ekstrasi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima.

23
DAFTAR PUSTAKA

Alimin, Muh Yunus dan Irfan Idris, Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press. 2007.
Hendayana, sumar. Kimia Pemisahan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2010.
Khamidinal. Teknik Laboratorium Kimia.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009.
Khopkar, S. M. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press. 2010.

24

Anda mungkin juga menyukai