Anda di halaman 1dari 7

Manajemen Keuangan Pemerintah (MKP) D IV Akuntansi PKN STAN

Semester 7/2016/2017 Kelas 7B - 7D


Dosen : Abdul Gofar
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
RMK TM XI, tgl. 1 Desember 2016 dan TM XII tgl.8 Desember 2016.

Cost of Capital (Biaya Modal):


* Coct of Capital Building (Biaya Modal Gedung/Bangunan) ;
* Cost of Capital Equipment and Machine (Biaya Modal Peralatan/Mesin) ;
* Cost of Capital other Fixed Asset (Biaya Modal Aset Tetap lainnya) ;
* Cost of Capital debt for government financing (Biaya Modal Utang untuk
pendanaan pemerintah) and Managing Govrnment Debt.

Cost of Capital/CoC (Biaya Modal):

Cost of Capital (biaya modal) dan Capital Budgeting (penganggaran modal)


merupakan dua konsep yang saling berkaitan. Kita tidak bisa menentukan Cost of
Capital jika tidak mengetahui Capital Budgeting dan sebaliknya kita tidak bisa
menentukan jumlah Capital Budgeting jika tidak tahu nilai Cost of Capital.
Dengan demikian, jika manajer keuangan ingin memaksimalkan nilai perusahaan
maka Cost of Capital (biaya modal) dan Capital Budgeting (penganggaran modal)
harus ditentukan secara simultan.

Dalam membahas Cost of Capital (CoC) dan Capital Budgeting,(CB) kita cenderung
menggunakan referensi dari praktik-praktik yang dilakukan sektor privat. Sudah tentu
hal tersebut tidak akan bisa paralel atau disamakan dengan yang berlaku di sektor
pemerintah, namun paling tidak dapat dijadikan contoh atau referensi yang
bermanfaat..

Wes Clarke, Ph.D dalam artikelnya Capital Budgeting and Planning (2006), dalam
buku Public Financial Management, edited by Howard A.Frank, mengemukakan :
Capital budgeting is the process by which entities acquire fasilities, infrastructure,
and many other costly items needed for their activities.
Capital budgeting not only of acquiring the infrastructure needed to provide services,
but also maintaining those items in order to achieve their longest possible use.

Capital items are expensive, making funding difficult. Two major approach to funding
capital items are pay-as-you-go and pay-as-you-use.

Process of acquisition asset :


1) Project Identification;
2) Prioritization of Needs;
3) The Capital Improvement Plan.

Method of evaluating project:


1) Cost Benefit Analysis (CBA);
2) other evaluation standards (Cost Effectiveness Analysis/CEA and Return on
Investment/RoI etc.).
Dari perspektif Manajemen Perusahaan (private sector) :
Cost of Capital adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik yang berasal dari utang, saham preferen, saham biasa dan
laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan. Penentuan
besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil
yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.

Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana
atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal.
Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya
modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost
of capital/WACC) dari seluruh modal yang digunakan.

Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat
keuntungan yang disyaratkan (required rate of raturn). Tingkat keuntungan yang
disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu sisi investor dan
perusahaan.

Dari sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat
keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang
dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya
required of return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan
untuk mendapatkan modal tersebut.

Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau
ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan
membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut
dengan biaya modalnya.

Cost of capital/CoC (biaya modal) dapat dianggap sebagai penghubung antara


keputusan investasi jangka panjang perusahaan dengan kesejahteraan para
pemegang saham. CoC digunakan untuk mengambil keputusan apakah investasi
dapat meningkatkan atau menurunkan harga saham perusahaan. Dengan demikian
CoC atau biaya modal merupakan rate of return dari suatu proyek investasi yang
dapat mempertahankan nilai pasar saham suatu perusahaan.

CoC sebagai suatu konsep yang dinamis sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
ekonomi maupun perusahaan sendiri. Beberapa asumsi dasar yang terkait dengan
resiko dan pajak dalam penentuan CoC meliputi :

Resiko bisnis (business risk): resiko yang menunjukkan kemungkinan


perusahaan tidak mampu menutup biaya operasionalnya diasumsikan
tetap. Artinya, bahwa diterimanya suatu proyek tidak memengaruhi
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban biaya operasionalnya.
Resiko finansial (financial risk) resiko bahwa suatu perusahaan tidak
mampu memenuhi kewajiban finansialnya diasumsikan tetap. Artinya
bahwa proyek-proyek yang diterima dan didanai oleh perusahaan tidak
memengaruhi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
finansialnya.
CoC dihitung berdasarkan perhitungan sesudah pajak (after-tax basis). Untuk
menentukan sumber pendanaan terbaik yang dapat memaksimalkan struktur modal
perusahaan, diperlukan kombinasi antara sumber-sumber pendanaan yang tersedia,
apakah melalui modal sendiri, hutang jangka panjang maupun hutang jangka
pendek. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, diperlukan penentuan WACC.

Komponen biaya modal terdiri dari :


Debt (hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang).
Preferred stock (saham preferen).
Common equity (saham biasa dan laba ditahan)

Biaya modal keseluruhan adalah biaya modal yang memperhitungkan seluruh biaya
atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal yang diperlukan
merupakan biaya modal dari seluruh jenis modal yang digunakan. Karena biaya
modal dari masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk menetapkan
biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu dihitung biaya modal dari
rata-rata tertimbangnya (WACC). Sebagai unsur penimbangnya adalah proporsi
dana bagi setiap jenis atau sumber modal yang digunakan dalam investasi proyek
tersebut.

Konsep biaya modal perusahaan secara keseluruhan (overall cost of capital)


bermanfaat dalam penilaian usulan investasi jangka panjang. Misalnya dalam
menentukan proyek investasi yang harus diambil dapat ditentukan dengan
membandingkan besarnya biaya modal yang harus dikeluarkan (cost of capital)
dengan tingkat keuntungan yang diperoleh dimasa mendatang,

Untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu dihitung
biaya modal rata-rata tertimbangnya (weighted average cost of capital atau WACC.
Sebagai unsur penimbangnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber
modal yang digunakan dalam investasi proyek tersebut.

Berkenaan dengan proses penganggaran belanja modal dan biaya modal (capital
budgeting and cost of capital) yang dijalankan pada organisasi publik (pemerintah)
pada dasrnya tidak paralel dengan apa yang dilakukan pada sektor privat
(perusahan) karena biaya modal adakah pengeluaran untuk pembiayaan perolehan
aset tetap dan/atau menambah nilai aset tetap/aset lainnya. Dengan demikian asal
dari sumber dana atau pembiayaan tidak begitu diperhitungkan secara detail apakah
dana tersebut berasal dari rupiah murni atau dana pinjaman dari pihak lain baik
dalam negeri atau luar negeri.

Cost of Capital Building (Biaya Modal Gedung dan Bangunan):

Menurut XiaoHu Wang, dalam bukunya Financial Management in the Public Sector,
Tools,Applications, and Cases (2006). Capital Costs are costs for acquisition of fixed
long-term assets such as building, land and equipment. As capital items are used
for a long time, it is necessary to spread the cost over the lifetime of these items.

Cost is a critical concept in private sector. It helps calculate profit, which is the
difference between cost and revenue. Cost is different from expenditure or expence.
Biaya modal adalah biaya untuk perolehan aset tetap yang berjangka panjang
seperti bangunan, tanah dan peralatan. Mengingat barang modal biasanya
digunakan dalam jangka panjang, adalah penting untuk membagi biaya perolehan
tersebut untuk selama masa kegunaan barang modal tersebut.

Cost atau biaya adalah konsep yang penting pada sektor swasta (perusahaan). Hal
tersebut membantu memperhitungkan keuntungan, yang merupakan selisih antara
biaya dan pendapatan.
CoC atau Biaya Modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan
diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate) yaitu dengan
membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut
dengan biaya modalnya

Dalam kaitan dengan organisasi publi (pemerintah) biaya Modal Gedung dan
Bangunan adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk pengadaan/
penambahan/penggantian dan termasuk untuk perencanaan, pengawasan dan
pengelolaan pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas
sampai dengan gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai (menurut
DJA).

Berdasarkan pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa yang termasuk


pengertian biaya modal adalah semua pengeluaran atau pendanaan yang
dikeluarkan dalam rangka aset atau barang modal tersebut tersedia dan siap untuk
digunakan, termasuk biaya administrasi/operasional untuk perolehan aset tersebut.

Kalau pada sektor swasta, pengadaan barang modal dan biaya modal sangat
diperhitungkan dengan faktor keuntungan finansial perusahaan. Dalam kaitannya
pengadaan barang modal dan biaya modal oleh organisasi pemerintah, sering tidak
harus didasarkan pada perhitungan faktor keuntungan finansial semata, mellainkan
mepertimbangkan manfaat sosial atau manfaat lainnya.

Komponen dari Biaya Modal Gedung dan Bangunan meliputi biaya bahan baku
gedung dan bangunan, upah tenaga kerja dan honor pengelola teknis, biaya sewa
peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, biaya
pengosongan dan pembongakaran bangunan lama, biaya perjalanan dan biaya
penambhan nilai gedung dan bangunan.

Selain biaya modal gedung dan bangunan, biaya modal yang karakteristiknya mirip
dengan gedung dan bangunan adalah belanja modal jalan, irigasi dan jaringan.
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan adalah pengeluaran/biaya yang digunakan
untuk pengadaan/penambahan/penggantian/peningkatan pembangunnan/
pembuatan serta perawatan dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan,
pengawasan dan pengelolaan jalan, irigasi dan jaringan yang menambah kapasitas
sampai jalan, irigasi dan jaringan dimaksud dalam kondisi siap pakai.

Adapun komponen biaya modal untuk jalan/jembatan, irigasi dan jaringan meliputi
biaya bahan baku, upah tenaga kerja dan honor pengelola teknis, biaya sewa
peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, biaya
pengosongan dan pembongkaran dan biaya perjalanan terkai pembangunan
jalan/jembatan, irigasi dan jaringan.
Termasuk dalam kelompok Belanja Modal adalah Belanja Modal Tanah. Belanja
Modal Tanah adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk pengadaan/
pembelian/pembebasan, penyelesaian, balik nama dan sewa tanah, pengosongan,
pengurugan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertifikat tanah dan
pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan sampai
tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai.

Yang termasuk komponen dari Biaya Modal Tanah yaitu biaya pembebasan tanah,
biaya pembayaran honor Tim Tanah, biaya pembuatan sewrtifikat tanah, biaya
pengurukan dan pematangan tanah, biaya pengukuran tanah, biaya perjalanan
pengadaan tanah,

Untuk mendanai barang modal (seperti gedung/bangunan, tanah atau aset tetap
lainnya), menurut Wes Clarke (2006) ada dua pendekatan yang dilakukan yaitu pay-
as-you-go dan pay-as-you-use.

Pay-as-you-go means capital purchase are funded with current resources, those
received this year or saved from previous years.
Pay-as-you-use means capital items are funded with debt in the form of municipal
bonds is sold in the market with the proceeds used to purchase the capital items.
Over time the debt is repaid with current resources.

Pendanaan barang modal melalui sumber dana tunai yang dimiliki (current
resources) atau sumber dana yang akan diterima dalam tahun anggaran berkenaan
lebih menguntungkan, karena prosesnya lebih mudah dan bebas dari beban bunga.

Cost of Capital Equipment and Machine (Biaya Modal Peralatan dan


Masin)
Biaya Modal Peralatan dan Mesin adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk
pengadaan/penambahan/penggantian dan peningkatan kapasitas peralatan dan
mesin serta inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12 (dua belas)
bulan, dan sampai peralatan dan mesin tersebut dalam kondisi siap pakai.

Untuk mendanai pengadaan barang modal peralatan dan mesin, atau barang modal
lainnya dapat dilakukan dengan cara melalui dana tunai yang dimiliki atau dari
pendapatan yang akan diterima pada kurun waktu/tahun anggaran yang
bersangkutan. Selain itu, pengadaan barang modal dapat didanai dari dana hutang
(dalam jangka panjang atau jangka pendek) yang berasal dari dalam negeri atau
luar negeri.

Komponen biaya modal Peralayan dan Mesin terdiori dari biaya bahan baku
peralatan dan mesin, upah tenaga kerja dan honor pengelola teknis, biaya sewa
peralatan dan mesin, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, biaya
pemasangan peralatan dan mesin dan biaya perjalanan terkait pengadaan peralatan
dan misin.

Cost of Capital other Fixed Asset (Belanja Modal Aset Tetap Lainnya)
Belanja Modal Aset Fisik lainnya adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk
pengadaan/penambahan/penggantia/peningkatan pembangunan/pembuatan,serta
perawatan terhadap fisik lainnya yang tidak dapat dikatagorikan kedalam kriteria
belanja modal tanah, peralatan dan masin, gedung dan bangunan, dan jalan, irigasi
dan jaringan. Termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal kontrak sewa beli,
pembelian barang-barang kesenian, barang purbakala, dan barang untuk museum,
hewan ternak, dan tanaman, buku-buku dan jurnal ilmiah.

Mengacu pada pengertian belanja modal tersebut, selain pengadaan aset-aset fisik
yang dikuasai oleh pemerintah, sebenarnya terdapat beberapa belanja yang
berkarakteristik sebagai belanja modal yang menghasilkan aset, tetapi tidak menjadi
milik pemerintah, antara lain :

Biaya untuk pelaksanaan Tugas Pembantuan;


Biaya jasa konsultansi untuk kekayaan intelekual;
Biaya Jasa Profesi untuk capacity building;
Biaya pemeliharaan untuk mempertahankan nilai aset;
Biaya pengadaan aset yang diserahkan kepada masyarakat,

Untuk mendanai pengadaan barang modal berupa aset lainnya dapat dilakukan
seperti untuk pengadaan barang modal gedung dan bangunan, tanah, peralatan dan
mesin serta belanja modal jalan, irigasi dan jaringan. Yaitu melalui pendanaan
langsung dari dana tunai yang ada atau dari dana yang diperoleh dalam tahun
anggaran berjalan dan juga sumber yang berasal dari hutang.

Cost of Capital Debt for Government Financing (Biaya Modal Utang untuk
Pendanaan Pemerintah).

Metode pendanaan barang modal (aset tetap) di lingkungan organisasi pemerintah


dapat dilakukan dengan cara pembayaran tunai dari dana APBN dan/atau dengan
cara melalui hutang, baik dari dalam negeri atau luar negeri. Untuk organisasi
swasta (perusahaan) cara yang dilakukan adalah didanai dari hutang jangka pendek
atau hutang jangka panjang, saham preferen, serta saham biasa dan laba ditahan.
Biaya Modal Hutang Jangka Pendek merupakan hutang yang jangka waktu
pengembaliannya kurang dari satu tahun, biasanya terdiri dari hutang dagang,
hutang wesel dan kredit jangka pendek lainnya.
Biaya Hutang Jangka Panjang merupakan hutang yang jangka waktu
pengembaliannya lebih dari satu tahun.

Menurut Wes Clarke (2006), there are two major types of debt available depending
on the nature of the project to be financed. If the capital item produce an identifiable
revenue stream, such as water system infrastructure or a toll road, that revenue can
be pledged for repayment. This type is called a revenue bond.
For capital items that have general benefits and do not produce direct revenue
streams, such as city hall or most parks, general obligation (GO) debt is used.

Pendanaan barang modal (aset tetap) melalui hutang dapat dilakukan sesuai
dengan karakter dari proyek yang didanai. Apabila barang modal (aset tetap)
dimaksud berpotensi menghasilkan suatu aliran penerimaan dana seperti
infrastruktur air bersih atau jalan toll, dimana hasil penerimaan tersebut akan
digunakan untuk pembayaran kembali hutang, maka cara yang digunakan disebut
pembiayaan dengan revenue bond.
Apabila barang modal (aset tetap) mempunyai manfaat yang umum dan tidak
menghasilkan suatu aliran penerimaan dana secara langsung, seperti gedung balai
kota atau taman-taman kota, maka cara yang digunakan disebut general obligation
(GO) bonds atau obligasi umum.

Revenue Bonds adalah obligasi yang di back up atau dijamin oleh pendapatan dari
proyek yang sedang dibangun yang dananya diperoleh dari penjualan revenue
bonds tersebut. Karena proyek yang dibangun memiliki resiko gagal, maka revenue
bonds memiliki resiko yang lebih tinggi dari general abligation bonds. Ini
menyebabkan yield revenue bonds lebih tinggi dari general obligation bonds.

General Obligation Bonds are issued with the belief that a municipality will be able to
repay its debt obligation through taxation or revenue from projects. No assets are
used as colateral.

Managing Government Debt\

Jenis utang Pemerintah yang digunakan untuk pendanaan barang modal antara lain:

- Surat Berharga Negara : * Surat Utang Negara (SUN)


a.SPN- T.Bills (SUN jangka pendek s.d.12 bulan
b.Obligasi Negara (SUN lebih dari satu tahun)
* SBSN (Surat Berharga Syariah Negara/Sukuk)
- Pinjaman Luar Negeri * Pinjaman Tunai;
* Pinjaman Kegiatan.

Referensi :
1. Intermediate Financial Management by Daves Brigham (2004)
2. Capital Budgeting and Planning, by Wes Clarke, PhD in Public Financial
Management edited by Howard A.Frank (2006);
3. Financial Management in the Public Sector. Tools, Applications and Cases,
by XiaoHu Wang (2006);\
4. The Asset Management Series, (1995).
5. Strategi Pengelolaan Pembiayaan Tahunan Melalui Utang, DJ PPR , 2016

Anda mungkin juga menyukai