Hospitalisasi Pada Anak
Hospitalisasi Pada Anak
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hospitalisasi
Terutama pada mereka yang baru pertama kali mengalami perawatan anak di
rumah sakit, dan orang tua yang kurang mendapat dukungan emosi dan sosial dari
keluarga, kerabat, bahkan petugas kesehatan akan menunjukkan perasaan
cemasnya, dan ketakutan akan kehilangan anaknya. Penelitian lain menunjukkan
bahwa pada saat mendengarkan keputusan dokter tentang diagnosis penyakit
anaknya merupakan kejadian yang sangat membuat stress orangtua.
3
B. Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi
4
3. Masa prasekolah (3 sampai 6 tahun)
5
5. Masa remaja ( 12 sampai 18 tahun)
6
Bahkan, bisa saja walaupun orang tua pernah mempunyai pengalaman
di rawat di rumah sakit ataupernah mengenal lingkungan rumah sakit,
tetapi tetap perasaan cemas tersebut muncul karena pengalaman
sebelumnya dirasakan menimbulkan trauma. Pengalaman sebelumnya yang
traumatik bisa dialami karena ada interaksi yang tidak baik dengan petugas
kesehatan atau menunggu/menjenguk kerabat yang sakit dan meninggal di
rumah sakit(morison, 1998).
2. Perasaan Sedih
Perasaan ini muncul terutama pada saat anak dalam kondisi terminal
dan orang tua mengetahui bahwa tidak adalagi harapan anaknya untuk
sembuh. Bahkan, pada saat menghadapi anaknya yang menjelang ajal, rasa
sedih dan berduka akan dialami orang tua. Disatu sisi orang tua dituntut
untuk berada disamoing anaknya dan memberi bimbingan spiritual pada
anaknya, dan disisi lain mereka menghadapi ketidakberdayaannya karena
perasaan terpukul dan sedih yang amat sangat. Pada kondisi ini, orang tua
menunjukkan perilaku isolasi atau tidak mau di dekati orang lain, bahkan
bisa tidak kooperatif terhadap tugas kesehatan ( Supartini, 2000).
3. Perasaan Frustasi
Pada kondisi ini, orang tua merasa frustasi dan putus asa ketika
melihat anaknya yang telah dirawat cukup lama namun belum mengalami
perubahan kesehatan menjadi lebih baik. Oleh karena itu, perlu adanya
dukungan psikologis dari pihak-pihak luar (seperti keluarga ataupun
perawat atau petugas kesehatan).
7
4. Perasaan Bersalah
Orang tua pada dasarnya tidak boleh membedakan perlakuan pada anak yang
sedang sakit dan di rawat dirumah sakit dengan saudara kandungnya yang lain di
rumah. Akan tetapi, pada kondisi tertentu orang tua dituntut untuk lebih
memprioritaskan anak yang sedang sakit, terutama pada permulaan di rawat, pada
fase akut perawatan, atau pada kondisi sakit yang terminal. Kedua orang tua
terpaksa harus tinggal untuk menemani anak di rumah sakit, dan anak yang lain
hanya ditemani pembantu, kakek, nenek, dan / atau saudara yang lain.
Selain kehadiran fisik orang tua dirumah sakit, perhatian dalam bentuk lain,
misalnya uang, makanan, dan hal yang berhubungan dengan keperluan
keperawatan anak di rumah sakit juga menuntut orang tua untuk
memprioritaskannya dibanding keperluan anak yang lain karena bila tidak, akan
menghambat pengobatan atau perawatan yang sedang dijalankan. Hal ini akan
menimbulkan perasaan dan pikiran yang negatif saudaranya di rumah, terutama
pada anak yang lebih kecil dan seringkali orang tua kurang menyadari hal ini.
8
Reaksi yang sering muncul pada saudara kandung ( Sibling ) terhadap kondisi
ini adalah marah, cemburu, benci, dan rasa bersalah. Rasa marah timbul karena
jengkel terhadap orang tua yang dinilai tidak memperhatikannya. Cemburu atau iri
timbul karena dirasakan orang tuanya lebih mementingkan saudaranya yang
sedang ada di rumah sakit, dan ia tidak dapat memahami kondisi ini dengan baik.
Perasaan benci juga timbul tidak hanya pada saudaranya, tetapi juga pada situasi
yang dinilainya sangat tidak menyenangkan. Selain perasaan tersebut, rasa
bersalah juga dapat muncul karena anak berfikir mungkin saudaranya sakit akibat
kesalahannya. Selain perasaan tersebut, takut dan cemas serta perasaan kesepian
juga sering muncul. Perasaan takut dan cemas tentang keberadaannya saudaranya
yang sedang dirawat seringkali muncul karena ketidaktahuan tentang kondisi
saudaranya. Perasaan sepi dan sendiri muncul karena situasi dirumah dirasakan
tidak seperti biasanya ketika anggota keluarga lengkap berada di rumah, dalam
situasi penuh kehangatan, bercengkrama dengan orang tua dan saudaranya.
Kondisi diatas terutama sering muncul pada anak yang lebih muda dan
dihadapkan pada terlalu banyak perubahan, di rawat atau ditemani oleh orang lain
yang bukan saudaranya, dan kurang menerima informasi yang adekuat dari orang
tua berkaitan dengan kondisi saudaranya di rumah sakit ( Wong, 2000).
9
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Reaksi saudara kandung terhadap anak yang sakit, seperti merasa kesepian,
ketakutan, khawatir, marah, cemburu, benci, dan merasa bersalah. Hal ini
disebabkan orangtua lebih mencurahkan perhatian pada anak yang sakit.
10
Supartini,yupi.2004.konsep dasar keperawatan anak.jakarta:egc
11
HOSPITALISASI PADA ANAK
Disusun Oleh
4. Agus Supriyanto
8. Ayunita Kusumaningtyas
9. Chrystin Indiana
10. Daryanto
12
PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN
13