Disusun oleh :
Tria Putri
Siti Soleha
Bela Apriyani
Imam Wahyudi
BANDAR LAMPUNG
T.A 2020
BAB 1
PENDAHULUAN
Sebagai mahluk hidup kita tidak bisa lepas dari suatu aktivitas. Aktivitas
adalah rutinitas latihan yang di kerjakan seseorang dan kegiatannya berbeda setiap
waktunya. Salah satu aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari yang sering kita
lakukan yaitu berpindah. Berpindah merupakan kegiatan pergerakan fisik dari satu
tempat ke tempat lainnya. Salah satu masalah dalam berpindah adalah hambatan
kemampuan berpindah. Hambatan kemampuan berpindah adalah keterbatasan
pergerakan mandiri di antara dua permukaan yang dekat (Herdman, 2015).
Disfungsi motorik merupakan salah satu tanda gejala dari penyakit stroke
non hemoragic. Hal yang dapat menyebabkan hambatan kemampuan berpindah
pada pasien stroke non hemoragic diantaranya yaitu kelemahan saraf, kelemahan
otot, kurang gerak, kekakuan sendi, kurang energi, dan aliran darah ke otak.
Stroke Non Hemoragic yaitu dapat berupa iskemia atau emboli dan trombosis
serebral, biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun dari tidur,
atau di pagi hari. Tidak terjadi perdarahan namun terjadi iskemia yang
menimbulkan 2 hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder.
Kesadaran umumnya baik (Mutaqin, 2008). Kusuma dkk (2009)
menemukan bahwa stroke iskemik sebesar 42,9% lalu 1,4% merupakan penderita
perdarahan subarakhnoid, 18,5% menderita perdarahan intraserebral. O’donell
dkk (2010) melakukan penelitian multicenter di 22 negara sejak tahun 2007
hingga 2010 menemukan bahwa presentase stroke iskemik jauh lebih tinggi yaitu
sebesar 78% dibandingkan dengan stroke hemoragik.
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Ny. P usia 45 tahun seorang pembantu rumah tangga, mengalami cacat pada
wajah karena disiram air panas oleh majikannya sebulan yang lalu. Sejak kejadian
itu ia tidak mau keluar kamar dan berinteraksi dengan orang lain. Hasil
wawancara dengan perawat diperoleh data bahwa klien merasa malu dengan
kondisi wajahnya dan takut akan dibicarakan orang. Selain itu, klien berkata kalau
dia menyesal tidak mendengar nasehat suaminya supaya berhenti dari
pekerjaannnya itu. Berdasarkan pengamatan, klien lebih banyak melamun, diam
dan tidak mau melihat wajahnya dicermin.
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny.P
Umur : 45 tahun
Alamat : Bandar Lampung
Suku : Lampung
B. Riwayat keluarga
Genogram
C. Keluhan Utama
Klien merasa malu dengan kondisi nya , klien tidak mau melihat wajahnya di
cermin
D. Riwayat Kesehatan
Biologis: Klien tidak memiliki penyakit menurun atau menular dan klien tidak
memiliki riwayat trauma lainnya klien tidak memiliki riwayat kesehatan masa
lalu
E. Pengkajian Fisik
Pemeriksaan ttv
TD : 110/70 mmHg
S : 36,5 C
N : 80x/menit
P : 22x/menit
F. Pengkajian psikososial
1. konsep diri
2. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti dalam hidup nya adalah anak dan suami nya
b. klien seorang ibu rumah tangga klien juga akrab dengan tetangga
nya
c. klien merasa malu pada keadaan sekarang klien hanya berdiam
dirumah tidak mau berinteraksi dengan orang
4. Gaya hidup
sebelum sakit :
sesudah sakit :
- klien tidak bekerja lagi klien hanya berdiam dikamar tidak mau
berinteraksi dengan orang
5. Spiritual
b. Kegiatan ibadah
7. Alam perasaan
8. Pola Tidur
- Klien tidur pada malam hari selama 6-8 jam dan pada siang hari selama 2
jam
9. Koping
a. Sumber koping
b. Mekanisme koping
G. Pohon Diagnosis Pohon diagnosis pada keperawatan jiwa terdiri dari masalah
kesehatan jiwa pada klien
Proses terjadinyamasalah
Cacat wajah
Tidak mau berinteraksi dengan orang lain, tidak mau melihat wajahnya dicermin
Kekerasan fisik
B. ALASAN MASUK
Klien hanya berdiam dikamar dan tidak ingin berinterkasi dengan orang lain
karena klien mengalami cacat pada wajah karena disiram air panas oleh
majikannya sebulan yang lalu
C. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Aniaya fisik
- Tindakan kriminal : klien berinisial Ny.P dianiaya oleh majikan nya wajah
klien disiram dengan air panas
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda Vital
N : 80x/menit RR : 22x/menit
E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan :
- Klien memiliki seorang suami dan dua anak 1 laki laki dan 1 perempuan
klien masih memiliki ibu,kakak laki laki dan ayahnya sudah meninggal
sejak ia kelas 2 SD klien tinggal bersama suami dan anak-anak nya
2. Konsep Diri
a ) Gambaran diri : klien mengatakan merasa malu dengan kondisi wajahnya dan
takut menjadi bahan pembicaraan orang
b ) Identitas diri : klien menganggap anggota tubuhnya yang lemas sudah tidak
bisa sembuh seperti semula, klien paling suka terhadap wajahnya
e ) Harga diri : : klien mengatakan malu dan takut menjadi bahan pembicaraan
orang.
3. Hubungan Sosial
4. Spiritual
F. STATUS MENTAL
1.Penampilan
2. Pembicaraan
Jelaskan
3. Aktivitas Motorik
Jelaskan :
4. Alam Perasaan
Jelaskan :
5. Afek
( ) Datar ( ) Tumpul
Jelaskan :
- Klien tidak kooperatif dan kontak mata kiurang karena klien merasa malu
saat berbicara kepada orang lain, kontak mata kurang saat berbicara mata
klien melihat kearah lain
7. Persepsi / halusinasi
( ) Pendengaran ( ) Penglihatan
Jelaskan :
8. Proses Pikir
Jelaskan :
9. Isi Pikir
Jelaskan :
- Kontrol pikir klien selalu membayangkan bahwa dirinya malu dan tidak
mau dilihat oleh orang lain takut jadi pembicaraan orang
Jelaskan :
- Klien dengan keadan sadar tetapi klien memikikan wajah nya dan berfikir
bahwa wajah nya tidak dapat kembali seperti semula
11. Memori
( ) Gangguan daya ingat jangka panjang ( ) Gangguan daya ingat jangka pendek
Jelaskan :
Jelaskan :
- Konsentrasi klien mudah dialihkan
Jelaskan :
Jelaskan :
2. Bab/Bak
Jelaskan
3. Mandi
Jelaskan :
5. Istirahat/tidur
6. Penggunaan obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
Belanja : ( ) ya (* ) tidak
Transportasi : ( ) ya (* ) tidak
Lain-lain : ( ) ya (* ) tidak
Jelaskan :
- klien tidak mau keluar rumah dan klien selalu ingin menyendiri karena
klien merasa malu
H. MEKANISME KOPING
( ) Lain-lain ( ) Lain-lain
Jelaskan :
- Klien hanya lulusan SD dan klien tidak melanjutkan karena ekonomi yang
tidak memungkinkan
Jelaskan :
Terapi medik :
- memberikan dukungan
- mendengarkan cerita klien
- memberikan hal-hal yang positif pada diri klien
DATA FOKUS
ANALISA DATA
POHON MASALAH
Kekerasan fisik
RENCANA KEPERAWATAN
(NURSING CARE PLAN)
Ruangan : Kamboja
CATATAN KEPERAWATAN
2 Evaluasi S : Klien
1. Klien dapat mengatakan
04 mei 2020 menerapkan menialia diri nya
Harga diri rendah situasional b.d perubahan positif
Perubahan pada citra tubuh: cacat 2. Klien memiliki O: klien tidak
wajah beberapa cara malu dan
mengatsi berinteraksi
perubahan yang dengan orang lagi
terjadi. A: masalah
3. Klien teratasi
beradaptasi P : hentikan
dengan cara yang intervensi
dipilh dan
digunakan.
Masalah
keperawatan :
Perubahan pada
citra tubuh : cacat
wajah
BAB 4
PENUTUP
4.2 Kesimpulan
Gambaran diri atau citra tubuh merupakan komponen konsep diri
yang paling utama dari komponen konsep diri lainnya, cita tubuh adalah
persepsi individu terhadap dirinya seara sadar ataupun tidak sadar terhadap
penilaian dirinya meliputi: persepsi atau perasaan tentang ukuran, fungsi,
penampilan dan potensi tubuh. Gambaran diri atau citra tubuh bersifat dinamis
karena merupakan perubahan yang terjadi secara konstan sebagai persepsi
baru dan pengalaman dalam kehidupan
Hal ini mempengaruhi tingkat kebutuhan dasar yang ditunjukan oleh
pasien gangguan citra tubuh. Perubahan citra tubuh adalah suatu keadaan
distress personal, yang didefinisikan oleh individu, yang mengindikasikan
bahwa tubuh mereka tidak lagi mendukung harga diri dan yang disfungsional,
membatasi interaksi social mereka dengan orang lain
Jadi tugas perawat untuk dapat lebih memahami dan memberi
perawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Perawat juga harus mampu
memberikan asuhan keperawatan yang baik pada klien yang mengalami
gangguan citra tubuh.
4.2 Saran
1. Perawat harus memahami apa yang dialami klien dengan kondisi yang
dialami oleh klien, tujuannya untuk dapat menyiapkan dukungan dan
bantuan bagi klien sehingga dapat merasakan tenang dalam dirinya dan
mendapatkan harga diri bagi klien snediri.
2. Ketika merawat klien dengan penyakit gangguan citra tubuh, tanggung
jawab perawat harus mempertimbangkan kebutuhan fisik, psikologis, dan
social yang unik.
Sp 1
A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
2. Diagnosa Keperawatan
ORIENTASI :
Perawat :“Selamat pagi bu, saya mahasiswa dari keperawatan AKPER PANCA
BHAKTI BANDAR LAMPUNG yang akan merawat ibu, nama saya Imam
Wahyudi,saya biasanya sering dipanggil imam”
Pasien : iya pagi
Perawat : Nama ibu kalo boleh tau siapa ya? ibu senang dipanggil apa?
Pasien : hmm nama saya ibu penni (terlihat wajah yang lemas dengan
menundukkan kepala nya)
Perawat : Oh dengan ibu penni ya ?Bagaimana perasaan ibu hari ini, Apa yang
ibu keluhan saat ini?
Pasien : iya saya saat ini merasa malu terhadap diri saya terutama pada bagian
wajah saya,saya tidak tahu apa lagi yang harus saya lakukan
Perawat :Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang ibu
rasakan saat ini, bagaimana Bu?
Pasien : iya
Perawat : kita bercapak disini saja ya bu
Pasien : iya boleh
Perawat : Bagaimana kalau 25 menit kita bercakap,apakah ibu siap?
Pasien : iya siap
KERJA
Perawat :“Bagaimana semua ini bisa terjadi pada ibu?
Pasien : saya waktu itu bekerja sebagai pembantu rumah tangga,lalu tiba tiba
majikan saya menyiram dengan air panas ke wajah saya sampai akhirnya wajah
saya menjadi seperti ini ( sambil menundukan kepala)
Perawat : lalu setelah kejadian itu,apa yang ibu lakukan,apakah suami ibu
merasakan hal yang sedih atau ingin balas dendam kepada majikan ibu itu?
Pasien : iya suami saya sangat sedih,akan tetapi sebelum kejadian ini menimpa
saya,suami saya memang sudah menyuruh saya untuk berhenti kerja ditempat
itu.akan tetapi saya tidak mendengarkan ucapan suami saya tetap saya bekerja
ditempat itu.
Perawat : sungguh jahat sekali ya majikan ibu itu,dia seperti manusia yang
tidak mempunyai hati nurani
Pasien : dia memang jahat, tetapi saya tetap kan diri untuk bekerja disitu karena
untuk membantu penghasilan suami saya demi keluarga saya
Perawat : setelah keadaan ini terjadi dan menimpa ibu,apa yang ada dipikiran
ibu saat ini?
Pasien : saya sangat malu terhadap diri saya, terutama bagian wajah saya saya
tidak sanggup untuk berbicara kepada orang lain jangan kan untuk berbicara
berkaca saja saya tidak mau karena saya malu melihat wajah saya yang hancur
dan jelek seperti ini.bahkan sampai saat ini saya sangat menyesal tidak
mendengarkan omongan suami saya( meneteskan air mata)
Perawat : Apa yang ibu lakukan jika ada orang lain yang mengajak ibu
berbicara?
Pasien : setiap ada orang lain yang mengajak saya bicara,saya hanya
membuang muka dan tidak mau berbicara kepada orang lain itu.
Perawat : mengapa begitu bu?, seharusnya ibu jangan seperti itu
Pasien : karena saya malu,jika mereka mengetahui wajah saya yang hancur dan
jelek seperti ini saya takut mereka akan membicarakan wajah saya dan menjadi
pembicaraan orang orang diluar sana termasuk tetangga saya!!
Perawat : iya saya sangat mengerti bagaimana mana perasaan ibu saat ini,pasti
perasaan ibu sangat hancur dan merasakan malu,iya kan bu
Pasien : iya saya ingin cepat sembuh,saya ingin wajah saya kembali seperti
semula agar saya dapat bekerja kembali tanpa wajah yg seperti ini
Perawat : iya Bu,makanya ibu harus mau dilakukan perawatan disini dan ibu
juga harus meyakin kan diri bahwa ibu pasti sembuh,kami akan melakukan
semaksimal mungkin Bu agar ibu sembuh akan tetapi ibu hilangkan rasa malu
atau rasa tidak percaya diri ibu itu karena jika ibu tetap menghindar dan merasa
malu ibu akan mengalami harga diri rendah yang lebih parah nanti ibu bisa
stress jika memikirkan hal negatif terus bu
Pasien : lalu saya harus bagaimana sekarang,apa yang harus saya lakukan
(mengusap air matanya)
Perawat : ibu harus yakin dan tetap semangat dengan menjalani perawatan ini
bu,ibu harus tetap percaya diri.bagaimana apakah ibu mau mengikuti apa yang
saya beritahukan barusan?
Pasien : iya akan saya usahakan percaya diri
Perawat : nahh begitu dong bu,sekarang ibu tarik nafas dalam dalam lalu buang
pikiran negatif ibu.mari lakukan Bu ( sambil tersenyum dan mengacungkan
jempol)
Pasien : baik akan saya lakukan (menarik nafas dalam dalam)
TERMINASI :
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu penni setelah kita berbincang bincang
barusan Bu?
Pasien : saya merasa lega dan ingin lebih percaya diri lagi setelah
mendengarkan masukan yg telah diberikan barusan
Perawat : baiklah kalau begitu saya harap,ibu bisa seperti ini sampai ibu
sembuh ya bu
Pasien : iya pak perawat akan saya coba ( sambil tersenyum dengan semangat)
Perawat : kalau begitu saya permisi dulu ya Bu,jika ada keperluan apa apa ibu
bisa memencet bel yang ada di sebelah ibu atau menyuruh suami ibu untuk
mendatangi ruang perawat
Pasien : baik pak terima kasih banyak
Perawat : sama sama bu ( tersenyum lalu pergi)