EKONOMI MIKRO
Permintaan Dan Penawaran Komoditas Tanaman Industri
Kelapa Sawit
Disusun Oleh:
Roiman
NIM:16612011054
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA
PANGKALANBUN
2016
0
BAB I
PENDAHULUAN
1
berperan signifikan terhadap perekonomian nasional, kontribusi perolehan Produk
Domestik Bruto (PDRB) mencapai sekitar 20 triliun rupiah setiap tahun dan
cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu komoditi kelapa sawit
menyumbang lapangan kerja yang tidak sedikit, serta berperan penting dalam
mendorong pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru di wilayah-wilayah
pengembangan.
Saat ini total kebutuhan dunia disuplai oleh Indonesia sekitar 5 juta ton per
tahun. Pada tahun 1968 luas kebun kelapa sawit semakin bertambah besar. Sampai
dengan akhir tahun 1968 luas areal kelapa sawit mencapai 119.600 hektar. Pada
tahun 1978 luas berkembang menjadi 250.116 hektar. Kemudian, sejak tahun
1979 hingga tahun 1997 laju pertambahan areal kelapa sawit mencapai rata-rata
150,000 hektar per tahun. Saat ini, total luas areal sawit di Indonesia telah jauh
berkembang hingga lebih dari tiga juta hektar. Hal itu, tentu saja mempengaruhi
tingkat produksi yang terus berkembang. Periode tahun 1979 hingga tahun 1991
laju produksi rata-rata per tahun mencapai sekitar 230.000 ton. Sementara itu, laju
pertumbuhan periode tahun 1992 hingga 1997 meningkat hingga 420.000 ton per
tahun. Pada masa itu produksi sawit Indonesia mencapai lebih dari 5 juta ton per
tahun.
1.2 Tujuan
Agar mahasiswa dapat memahami dari materi permintaan dan penawaran.
Agar mahasiswa mengetahui mekanisme permintaan dan penawaran
kelapa sawit.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
dunia. Selain itu juga dipelajari bagaimana kejadian-kejadian khusus atau
penetapan kebijakan tertentu di pasar uang dapat mempengaruhi fluktuasi harga
bahan pangan dan serat alam. Untuk kepentingan ini, biasanya ekonom
menggunakan pendekatan formulasi model berbasis analisis komputerisasi.
(Boediono, 1989)
4
permintaan akan bergerak kekanan atau kekiri apabila terdapat perubahan
perubahan terhadap permintaan yang ditimbulkan oleh faktorfaktor bukan harga,
sekiranya harga baranglain, pendapatan para pembeli dan berbagai faktor bukan
harga lainnya mengalami perubahan, maka perubahan itu akan menyebabkan
kurva permintaan akan pindah ke kanan atau ke kiri. (Sukirno,1997).
EX:
5
(Sukirno,1997).
2.4 Penawaran (Supply)
Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu
pasar tertentu, pada periode tertentu, dan pada tingkat harga tertentu. (Ari, 1989).
Hukum Penawaran
Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa :
Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan
ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang,
semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan. (Ari, 1989).
Teori Penawaran
Yaitu teori yang menerangkan sifat penjual dalam menawarkan barang yang akan
dijual. Gerakan sepanjang dan pergeseran kurva penawaran. Perubahan dalam
jumlah yang ditawarkan dapat berlaku sebagai akibat dari pergeseran kurva
penawaran (Ari, 1989).
Kurva Penawaran
Kurva penawaran dapat didefinisikan sebagai :
Yaitu suatu kurva yang menunjukkan hubungan diantara harga suatu barang
tertentu dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan. (Ari, 1989).
6
Kalau penawaran bertambah diakibatkan oleh faktor-faktor di luar harga,
maka supply bergeser ke kiri atas.
Kalau berkurang kurva supply bergeser ke kiri atas
Terbentuknya harga pasar ditentukan oleh mekanisme pasar. (Ari, 1989).
.EX:
(Ari, 1989).
7
(Ari, 1989).
(Ari, 1989).
8
BAB III
PEMBAHASAN
9
Ada beberaapa faktor yang menyebabkan penawaran terhadap barang
pertanian bersifat tidak elastis:
Barang-barang pertanian dihasilkan secara bermusim. Kita lihat saja
sebagai contoh masa menanam padi. Ia selalu dilakukan dalambulan-bulan
tertentu dan dari tahun ke tahun kebiasaan ini tidak akan berubah
walaupun terjadi perubahan harga yang cukup besar.
Kapasitas memproduksi sector pertanian cenderung untuk mencapai
tingkat yang tinggi dan tidak terpengaruh oleh perubahan permintaan.
Petani cenderung untuk secara maksimal menggunakan tanah yang
dimilikinya. Pada waktu harga turun mereka akan bekerja giat dan
berusaha mencapai produksi yang tinggi agar pendapatan mereka tidak
dapat menaikan produksi karena kapasitas produksi mereka (dalam jangka
pendek) telah mencapai tingkat maksimal.
Beberapa jenis tanaman memerlukan waktu bertahun-tahun sebelum
hasilnya dapat diperoleh. Tanaman seperti ini antara lain adalah tanaman
buah-buahan dan bahan-bahan mentah pertanian seperti minyak kelapa
sawit dan karet.
Penawaran barang pertanian yang sukar berubah tersebut, yang diikuti
pula oleh ketidakelasitan permintaannya, dapat menyebabkan perubahan
harga yang sangat besar apabila berlaku perubahan permintaan. Hal ini
dapat dengan jelas ditunjukan secara grafik, yaitu yang seperti
digambarkan dalam gambar OP.
(Mielke, 2010)
(Mielke, 2010)
10
Di dalam gambar tersebut dibandingkan akibat perubahan permintaan
terhadap harga barang pertanian dan barang-barang industri. Gambar OP (i)
menunjukan keadaan permintaan dan penawaran barang pertanian, dan gambar
OP (ii) menunjukan permintaan dan penawaran barang industri.Misalkan, pada
mulanya permintaan dan penawaran terhadap barang pertanian berturut-turut
ditunjukan oleh kurva Dp dan Sp. Sesuai dengan sifat permintaan dan penawaran
barang pertanian, yaitu keduanya bersifat tidak elastis, kurva Dp dan Sp adalah
tidak elastis. Keseimbangan adalah di Ep dan berarti harga adalah P dan jumlah
barang yang diperjualbelikan adalah Q. Selanjutnya dimisalkan, oleh karena
beberapa faktor tertentu, perekonomian mengalami resesi kemunduran ekonomi
ini menyebabkan permintaan keatas barang pertanian pindah dari menjadi dp..
Karena penawaran tidak mengalami perubahan maka keseimbangan yang bari
dicapai di titik ep.. Dengan demikian harga barang pertanian telah merosot
menjadi P1 dan jumlah barang yang diperjualbelikan turun menjadi Q1.
Seterusnya perhatikanlah keadaan permintaan dan penawaran terhadap
barang industri. Pada mulanya dimisalkan, permintaan dan penawarannya
berturut-turut adalah Di dan Si. Berdasarkan pemisalan ini pada mulanya
keseimbangan dicapai di titik Ei. Sesuai dengan sifat permintaan dan penawaran
barang industri maka kedua kurva tersebut adalah relatif lebih elastis. Apabila
berlaku kemerosotan ekonomi, perubahan permintaan ke atas barang industri telah
memindahkan kurva dari Di menjadi di . Maka keseimbangan yang baru adalah
adalah pada ei , yang berarti harga telah turun ke Pi dan jumlah barang yang
diperjualbelikan berkurang menjadi Qi.
Jelas kelihatan bahwa PP1 dalam grafik (i) adalah jauh lebih besar
daripada PPi dalam grafik (ii) (walaupun digambarkan bahwa perubahan
permintaan terhadap barang industri adalah kira-kira sama besar dengan
perubahan terhadap barang pertanian). Ini membuktikan bahwa perubahan
permintaan menimbulkan perubahan harga yang lebih besar terhadap harga barang
pertanian daripada terhadap harga barang industri.
11
Untuk melihat bagaimana elastisitas permintaan dapat mempengaruhi
insiden pajak akan dimisalkan bahwa penawaran adalah sama sifatnya pada kedua
keadaan yang dibandingkan. Dengan pemisalan ini selanjutnya akan dibandingkan
keadaan di mana permintaan adalah elastis dengan permintaan adalah tidak elastis.
Keadaan seperti itu ditunjukan dalam Gambar XX, yaitu bagian (i)
menggambarkan insiden pajak apabila permintaan elastis di bagian (ii)
menggambarkan keadaan apabila permintaan tidak elastis. Coba perhatikan
keadaan itu secara satu demi satu. (Pahan,2007).
(Pahan,2007)
Kasus Permintaan Elastis
Dalam Gambar XX (i) dimisalkan sebelum adanya pajak penjualan, kurva
permintaan dan penawaran berturut-turut adalah DD dan SS. Maka keseimbangan
adalah pada titik E dan keseimbangan ini menunjukan bahwa harga adalah P dan
jumlah barang yang diperjualbelikan adalah Q. Kemudian misalkan pemerintah
mengenakan pajak penjualan sebanyak T. Akibatnya pajak penjualan ini kurva
penawaran akan berubah dai SS menjadi SiSi yang selanjutnya mengakibatkan
perubahan keseimbangan dari E kepada E1. Dapat dilihat bahwa harga naik
menjadi P1 dan jumlah barang yang diperjualbelikan hanya mencapai jumalh Q1.
12
Kalau dibandingkan harga sebelum adanya pajak penjualan dan harga sesudah
pajak tersebut dikenakan, uraian di atas menunjukan bahwa harga naik sebanyak
PP1 dan selebihnya yaitu (T-PP1)=PA ditanggung oleh penjual. (Pahan,2007)
Kasus Permitaan Tidak Elastis
Dalam Gambar XX (ii) dimisalkan sebelum pemerintahan memungit pajak
penjualan, permintaan dan penawaran adalah DD dan SS. Kurva penawaran SS
Gambar XX (ii) adalah sama dengan kurva penawaran Gambar XX (i). Akan
tetapi kurva permintaan D1D1 lebih tidak elastis darpada kurva permintaan DD.
Berdasarkan pemisalan yang dibuat keseimbangan pemulaan adalah pada titik E,
yaitu pada harga P dan jumlah barang yang diperjualbelikan adalah Q. Seperti
dakan Gambar XX (i), dimisalkan pemerintah mengenakan pajak penjualan
sebesar T dan akibatnya kurva penawaran begeser dari SS menjadi S1S1 serta
keseimbangan dari menjadi E1.
Keadaan keseimbangan yang baru menunjukan harga telah naik menjadi
P1 dan jumlah barang yang dipejualbelikan turun menjadi Q1. Gambar XX (ii)
menunjukan oajak penjualan dibayar konsumen adalah PP1 dan produsen
membayar sebanyak PA. Dalam grafik jelas terlibat P1P > PA, yang berarti beban
pajak yang ditanggung konsumen adalah lebih besar dari yang ditanggung
produsen. Dengan demikian minyak sawit adalah produk inelastis, hal ini dapat
dijelaskan karena minyak sawit selama ini merupakan barang komoditas yang
sebagian besar diolah lebih lanjut sebagai bahan pangan.
(Mielke, 2010)
13
Secara teoritis pengaruh peningkatan pajak ekspor terhadap minyak
goreng sawit domestik disajikan pada Gambar 1.
(Gustone,2009)
Pengenaan pajak ekspor CPO akan menggeser kurva penawaran ekspor
dari Se1 menjadi Se. Harga ekspor akan naik, sedangkan harga di pasar domestik
akan turun (Gambar 1a). Volume CPO dalam negeri akan meningkat dari dari OQ 2
menjadi OQ (Gambar 1b dan c), volume ekspor CPO Indonesia menurun dari AB
menjadi CD (Gambar 1b). Dengan meningkatnya ketersediaan CPO sebagai input
bagi industri minyak goreng maka penawaran minyak goreng sawit domestik
meningkat dari QCPOt MG ke QMGt (Gambar 1d) Pergeseran kurva penawaran
minyak goreng tersebut akan mengakibatkan harga minyak goreng turun (Gambar
1e). Jika pajak ekspor CPO naik, maka harga ekspor akan naik dan volume
ekspor CPO akan turun, dan harga CPO domestik akan turun dan jumlah
14
permintaan CPO akan meningkat. Peningkatan CPO berpengaruh positif terhadap
penawaran minyak goreng dan menurunkan harga minyak goreng.
(Gustone,2009)
Grafik di atas menggambarkan kondisi demand dan supply pasar minyak
goreng domestik. Karena minyak goreng merupakan salah satu bahan pokok bagi
masyarakat, maka kurva demand-nya inelastis. Sementara itu, karena minyak
goreng berasal dari kelapa sawit, yang mana membutuhkan waktu untuk panen,
maka dalam jangka pendek, kurva supply juga inelastis. Sebelum ada pajak,
keseimbangan pada pasar minyak goreng akan terjadi pada titik E. Lalu, ketika
pemerintah menetapkan pajak sebesar T pada produsen, kurva supply akan
bergeser dari S1 menjadi S2. Akibat pergeseran kurva supply, tercipta
keseimbangan baru di E, dengan tingkat harga yang lebih tinggi dan jumlah
barang yang lebih rendah.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Permintan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar
tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan
dalam periode tertentu.
Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada
suatu pasar tertentu, pada periode tertentu, dan pada tingkat harga tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan diantaranya:
1. Harga barang tersebut
2. Harga barang lain
3. Pendapatan
4. Populasi
5. Selera
6. Dan lain-lain
Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran diantaranya:
1. Harga barang tersebut
2. Harga barang lain
3. Harga Input
4. Teknologi
5. Tujuan Produsen
6. Dan lain-lain
Dapat disimpulkan bahwa dengan demikian minyak sawit adalah produk
inelastis, hal ini dapat dijelaskan karena minyak sawit selama ini
merupakan barang komoditas yang sebagian besar diolah lebih lanjut
sebagai bahan pangan.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa_sawit
https://ardra.biz/ekonomi/.../teori-hukum-dan-kurva-penawaran
http://mediatani.com/ekonomi-pertanian
http://sawitsawitsaw.blogspot.co.id/2015/05/memasarkan-produk-kelapa-
sawit.html
www.indonesia-investments.com
17