15710169
A.Definisi
Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Sebagian besar
hernia timbuldalam regio inguinalis, sekitar 50% merupakan hernia inguinalis
lateral (indirek) dan 25% sebagai hernia inguinalis medialis (direk).
Hernia adalah suatu keadaan keluarnya jaringan organ tubuh dari suatu
ruanganmelalui suatu celah atau lubang keluar di bawah kulit atau menuju ke
lateralis adalah kelainan bedah yang paling sering terjadi pada anakanak.
Literaturetentangherniatelahdikenalsejaklebihdari20abad,dantelahbanyak
tehnikyangdigunakan.Galenpadatahun176setelahMasehiyangpertamakali
merupakanjalurturunnyatestisdarironggaperitoneum kescrotum(processus
pertamakalipadaabadkeVolehSusrutadariindiayangdikenalsebagaibapak
ScarpayangmendasariBassinidanHalsteadmelakukanrepairhernia.Ferguson
tinggiyangsimpledanmembuangkantungherniadanditerapkansecarasukses
padaanakanakolehPotts.
Pada hernia, terdapat bagian bagian yang penting yaitu :
1. Kantung hernia : Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Ti
dak semuahernia memiliki kantong, misalnya : hernia incisional, hernia ad
ipose dan herniaintertitialis.
2. Isi hernia : Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia.
Pada herniaabdominalis berupa usus.
3. Pintu hernia : Merupakan bagian locus minoris resistence yang dilalui
kantong hernia
4. Leher hernia/cincin hernia : Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai
dengan kantonghernia.
5. Locus minoris resistence
(LMR) : Merupakan defek/bagian yang lemah dari dindingrongga
B. Etiologi
Kebanyakan hernia dan hidrokel pada anak-anak disebabkan oleh
gagalnya penutupan prosesus vaginalis. Penyebab gagalnya penutupan prosesus
vaginalis masih belum diketahui. Berbagai kondisi yang meningkatkan tekanan
intraabdomen dapat menghambat atau mencegah penutupan ini.
Hernia inguinal diklasifikasikan menjadi tiga yaitu hernia inguinal indirek,
hernia inguinal komplit, dan hernia inguinal direk. Hernia inguinal indirek masuk
melalui cincin dalam dan disebabkan oleh kegagalan prosesus vaginalis untuk
menutup. Hernia indirek adalah hernia yang paling sering terjadi pada anak-anak.
Hernia ini bisa meluas kebawah inguinal kanal hingga labia atau skrotum. Hernia
inguinal komplit adalah hernia indirek yang meluas sampai ke skrotum. Kelainan
anatomisnya mirip dengan kelainan pada hidrokel komunikan, meskipun PPV
lebih paten pada hernia. Hernia inguinal direk menonjol langsung melalui dasar
inguinal kanal dan berada di sebelah medial dari pembuluh darah epigastrik
inferior. Pada anak-anak, hernia ini jarang terjadi dan biasanya diobservasi hanya
setelah pembedahan inguinal lain.
C. Patofisiologi
Saat perkembangan fetus, testis terletak di dalam ruang peritoneal. Saat
testis turun melewati inguinal canal dan menuju skrotum, dia diikuti oleh ekstensi
dari peritoneum yang seperti kantung yang kita kenal sebagai prosesus vaginalis.5
Setelah testis turun, prosesus vaginalis akan menutup pada bayi sehat dan menjadi
fibrous cord tanpa lumen.
Dengan ini maka hubungan abdomen dan skrotum akan terputus. Tanpa
adanya hubungan ini organ abdomen atau cairan peritoneal tidak akan bisa
melalui skrotum atau inguinal canal. Apabila prosesus vaginalis tidak tertutup,
maka disebut sebagai patent processus vaginalis (PPV).
Apabila PPV berdiameter kecil dan hanya cukup untuk dilewati oleh
cairan maka kondisi ini disebut sebagai hernia. Banyak teori yang menjelaskan
mengenai gagalnya penutupan processus vaginalis.6 Ditemukannya otot halus
pada pada jaringan PPV dan bukan pada peritoneum normal merupakan salah
satunya. Jumlah otot polos yang ada mungkin berhubungan dengan derajat
kepatenan. Sebagai contoh, lebih banyak ditemukan otot polos pada kantung
hernia daripada PPV dari hidrokel. Penelitian masih berlangsung untuk
menemukan peran otot polos dalam patogenesis dari kondisi ini.
D.GambaranKlinis
Gejalaherniainguinalisdicurigaiterjadipadaanakdenganriwayatadanya
timbulnya nbenjolan yang hilang timbul, timbul ketika tekanan intra abdomen
meningkat,haliniterjadiketikaanakbatuk,ataumengangis.Padastadiumini
herniamasihreponibilis.Nyeriyangsignifikanmerupakantandatandaadanya
incarserataataustrangulasi.jv
E.Pemeriksaan
Pemeriksaanuntukherniamembutuhkankesabaranterutamapadaanakanak.
Secara klinis pada anak dengan hernia tampak massa lunak yang keluar dari
kanaliseksternusyangterletakpadasuperiordanlateraldarituberculumpubicum.
BenjolaniniakanNampakjelaspadasaatanakmengejan,menangisataubatuk.
Kadangkalaherniadicurigaiberdasarkanriwayatsajadantidakdapatdilihatpada
saat pemeriksaan. Tanda yang lain adalah Silk Glove Sign dimana pada
pemeriksaan teraba penebalan dari spermatic cord yang dapat dipalpasi saat
kantung hernia sekitar spermatic cord dan akan Nampak jelas pada hernia
unilateralkarenadapatdibandingkandengansisiyangsehat.
disalahartikan sebagai hernia. Dengan begitu harus dipastikan dulu posisi dari
testissebelummemulaipemeriksaanhernia.Jikaadaretractiletestismakatestis
harusditurunkandulukedalamkantungscrotumsebelummemulaipemeriksaan
hernia.Dapatjugaherniamerupakanbagiandariundescendenstesticulorum,dan
padakondisiiniperludilakukanorchidopexy.
Alatlainuntukmempertajamdiagnosisadalahmenggunakanusgpadakasus
yangmeragukan.USGdapatmembedakanantaraprocesusvaginalisyangpatent
danhernia.Padapenelitian600anakdenganherniainguinalis yangmenjalani
pemeriksaanUSGpreoperative,Frezetalmelaporkanbahwastrukturhypoechoic
hernia,sedangkanukuranantara45mmmenunjukkanprocesusvaginalisyang
patent.
Herniapadaanak.
Sejarah
Perbaikan pertama hernia pada anak dilakukan oleh Celsus, 25 SM, yang
merekomendasikan pemindahan kantung hernia dan testis melalui insisi skrotum;
namun demikian, deskripsi akurat pertama kali dikemukakan oleh Pott pada tahun
1756. Czerny melakukan ligasi tinggi pada kantung hernia lewat lingkaran luar
pada tahun 1877. Ferguson merekomendasikan korda spermatikus tidak boleh
diganggu selama perbaikan hernia inguinalis pada tahun 1899. Pada 1912, Turner
mendokumentasikan pada ligasi tinggi dari kantung adalah prosedur yang
diperlukan pada anak anak umumnya. Herzfield adalah yang pertama kali
mengadvokasi pasien bedah perbaikan hernia inguinal pada anak anak pada
tahun 1938. Perbaikan awal pada bayi direkomendasikan oleh Ladd dan Gross
pada 1941. Konsep eksplorasi inguinal bilateral dipromosikan oleh Duckett,
Rothenberg, dan Barnett, dari antara yang lainnya. Kemajuan dalam perawatan
intensif neonatal telah meningkatkan tingkat bertahan hidup bayi premature, yang
mempunyai insidensi hernia yang tinggi dan resiko komplikasi yang meningkat.
Kasus ini telah menstimulasi ketertarikan yang besar menimbang waktu operasi
dan pemilihan anestesi. Dengan kehadiran laparoskopi, banyak yang menentang
eksplorasi inguinal bilateral secara rutin.
Indikasi
Karena tingginya tingkat komplikasi berasosiasi dengan hernia inguinal,
tidak ada tempat untuk manajemen konservatif kecuali pada hidrokel isolasi instan
dari tunika vaginalis. Riwayat alami dari abnormalitas involusi spontan pada 6
12 bulan. Ini masih dapat di observasi selama hidrokel tidak berganti ukuran,
semua anomaly inguinal scrotal memerlukan intervensi pembedahan. Sebagai
tambahan dari penahanan instan terlihat pada laki laki, perempuan jug a dapat
terlihat massa di labia mayora karena sliding hernia dari ovarium dan tuba falopi.
Hal ini mungkin berasosiasi dengan resiko torsion ovarium dalam kantung hernia.
Asesmen Preoperatif Dan Persiapan
Operasi biasanya dilakukan sesaat setelah didapat diagnosis. Usaha untuk
mengurangi penahanan hernia menggunakan sedasi dan pengurangan manual
sukses pada lebih dari 80% kasus. Operasi elektif biasanya dilakukan dalam kurun
waktu 24 jam dari rate kejadian berkala dari penahanan ditemukan lebih dari 15%
jika perbaikan tertunda lebih dari 5 hari. Pada kasus simpomatik hernia pada bayi
premature yang kecil harus segera masuk Rumah Sakit dalam unit perawatan
intensif neonatal karena penyakit yang lain, perbaikan elektif dilakukan sebelum
pemberhentian dan atau berat badan lebih dari 2.0 kg. untuk bayi yang didiagnosa
setelah keluar dari rumah sakit yang membutuhkan bantuan ventilator atau
mengalami episode apnea dan atau bradikardia pada periode neonatal, perbaikan
elektif biasanya ditunda sampai minggu ke 50 dari usia konseptual yang
terkoreksi. Walaupun sebagian besar bayi dan anak dapat digunakan manajemen
dengan pengaturan ambulatory, bayi dengan dysplasia bronkopulmonaria, anemia,
atau yang membutuhkan bantuan ventilator pada saat kelahiran harus di observasi
setelah operasi perbaikan dalam sebuah observasi yang luas (23 jam) pusat dan
episode apnea dan atau bradikardi dimonitor
Anestesi
Operasi biasanya dilakukan dibawah anestesi umum, walaupun beberapa
ahli bedah memilih anestesi spinal pada bayi premature. Abdomen bagian bawah,
area scrotal inguinal, perineum, dan bagian paha dipersiapkan dengan solusion
steril yang telah dipilih dan disapukan secukupnya untuk herniotomi.
Hasil
Cedera pembuluh spermatic atau vas deferens tidak biasa namun dapat
terjadi kira kira 3 per 1000 kasus. Jika vas deferens dibagi, harusnya dapat
diinterupsi dengan jahitan 7/0 atau 8/0 monofilamen. Penggunaan lensa pembesar
atau mikroskop operasi dapat meningkatkan akurasi perbaikan.
Perdarahan intraoperatif juga merupakan komplikasi yang jarang kecuali
dinding kanal lemah dan membutuhkan perbaikan. Cedera lubangh jarum pada
pembuluh epigastrik atau vena femoralis dapat dikontrol dengan penarikan
kembali jahitan dan penekanan langsung.
Komplikasi postoperative termasuk infeksi luka relative jarang terjadi pada anak,
dengan tingkat kejadian berulang dilaporkan oleh ahli bedah anak. Dari ini, 80%
ditemukan pada postoperative tahun pertama. Sebagian besar penyebab hernia
inguinal pada anak berulang termasuk:
kantung hernia hilang atau robekan peritoneal yang tidak dapat dikenal
jahitan rusak ligature pada leher kantung
kegagalan perbaikan (snug) cincin internal inguinal besa
cedera pada dinding kanal inguinal, menyebabkan hernia inguinal direk;
infeksi parah
peningkatan tekanan intra abdominal (pasien dengan ventricular
peritoneal shunts dan dialysis ambulatorik peritoneal yang kontinyu)
fibrosis kistik dan batuk kronik; dan
gangguan jaringan ikat (contoh: sindrom ehlers danlos). Setiap ahli bedah
menggunakan pendekatan perbaikan hernia inguinal rekuren pertama kali
lewat tempat sebelumnya.
Namun demikian, perbaikan preperitoneal (tipe cheatle henry ) atau
perbaikan tradisional laparoskopik dapat dipertimbangkan pada kasus tertentu
dengan multiple rekuren.
Hidrokel post operatif mungkin dapat jarang terjadi pada ligasi tinggi dari
kantung proksimal hernia dan eksisik inkomplit dari porsi distal. Untuk
menghindari komplikasi ini, aspek anterior dan lateral dari kantung di reseksi
parsial. Post operatif hidrokel sering sembuh spontan. Jarang terjadi persisten
hidrokel jangka lama mungkin membutuhkan aspirasi hidrokel dan mungkin
hidrocelectomy formal.
Atrofi testicular telah di observasi setelah operasi dari hernia yang
terkurung dan hidrokel yang instan, besar, akut dan tegang pada bayi muda, tapi
sangat jarang terjadi setelah perbaikan hernia tipikal.
2. Femoral Hernia
Indikasi
Adanya hernia femoralis mengindikasikan untuk operasi. Manajemen
konservatif merupakan kontraindikasi karena resiko dan strangulasi. Penahanan
tepian cincin femoralis yang tetap menyebabkan awal kompresi jaringan bengkak
dan meningkatkan resiko kompromi penahanan viseral ketika terjadi.
Pilihan Prosedur
Ada 4 metode perbaikan yang yang mungkin dilakukan pada hernia
femoral. (1) prosedur ligament infra-inguinal bawah dari langenbeck, (2)
perbaikan transinguinal ligament cooper (McVay prosedur) (3) perbaikan
extraperitoneal abdominal (cheatle-henry) dan (4) perbaikan laparoskopi.
Walaupun perbaikan hernia hemoral dapat dilakukan dengan endoskopik lewat
laparoskop pada dewasa dan hanya sedikit dilaporkan pada anak anak, penulis
tidak dapat menggunakan teknik ini. Ini mungkin mempunyai peran penting
dalam hernia yang terjadi rekuren dan secara instant.
Pendekatan inguinal atau extraperitoneal harus digunakan pada obstruksi
strangulasi dan instan, namun demikia, semenjak ini jarang terlihat pada bayi dan
anak kecil, perbaikan infrainguinal bawah diperlukan. Jika hernia inguinal
konkomitan terjadi, perbaikan insisi inguinal dan McVay direkomendasikan.
Anestesi
Pada kasus elektif, operasi pasien rawat jalan mungkin aman dijalankan.
Sedasi ringan diberikan preoperative (midazolam 0.5 1.0 mg/kg oral 15 20
menit sebelum masuk kedalam ruang operasi) dab anestesi endotracheal umum
dilakukan. Diikuti dengan pembersihan kulit secukupnya dari abdomen bawah,
area inguinoscrotal (atau labia), paha, dan perineum, kain steril.
Operasi
Perbaikan infra-inguinal (Langenbeck) dideskripsikan sebagai pendekatan
lain yang digunakan untuk seksi hernia inguinal.
Insisi transverse dibuat pada lipatan kulit diatas massa dari poin yang
terletak inferior dari tubercle pubis medial, menyebar lateral melewati pulsasi
yang dapat teraba pada arteri femoral.
Hemostasis berefek dengan elektrokoagulator dan luka diperdalam untuk
mengekspos penonjolan kantung hernia. Kantung tertutupi oleh fasia cribform dan
lemak di lipat paha dan mungkin akan tertumpuk dengan vena femoral dan
perluasan ke atas dari ligament inguinal.
Fasia cribriform dan lapisan lemak diinsisi, mengekspos kantung hernia
femoral. Ditemukan kantung femoral menonjol keluar kedalam kanal femoral
medial ke vena femoral, inferior dari traktus iliopubic, diatas ligament cooper dan
lateral ke serat reflex dari traktus iliopubic. Kantung harusnya di paplasi secara
hati hati karena isi viseralnya, dimana harusnya dengan lembut di kurangi lewat
defek. Biasanya, ketika penahanan terlihat dan mereduksi susah, kantung
dilepaskan dengan menginsisi perlahan insersi dari traktus iliopubis sampai ke
ligament cooper pada tepian medial dari cincin femoral.
Sering kantung peritoneal kecil; namun demikian, mungkin dapat
dipertimbangkan jumlah jaringan lemak retroperitoneal pada dasarnya. Kantung
dapat dibuka, untuk memastikan reduksi dari isinya) jika terdapat pertanyaan
tentang reduksi yang komplit. Perbaikan hernia di inisiasi dengan ligasi tinggin
dari kantung yang mirip dengan yang untuk hernia inguinal. Hal ini dapat dicapai
dengan jahitan 3/0 nonabsorbable ligature. Kantung mungkin besar sekali, namun
demikian, sebuah metode alternative penutupan kantung yakni dengan inverse dan
reduksi dari kantung yang intak, menempatkan satu atau dua jahitan 3/0 non
absorbel benang- dompet jaringan pada level diatas dari defek femoral.
Perbaikan dari defek femoral difasilitasi dengan memasukan retractor mall
untuk mengangkat liganmen inguinal superior untuk mengekspos fasia pectineus
dan ligament Cooper. Jika ini tidak dilakukan, pembuluh femoral mungkin akan
terjadi trauma dengan penempatan jahitan. Perbaikan Hernia selesai dengan
menjahit kedua sturuktur bersamaan, dengan demikian obleterasi canal medial
femoral ke vena femoral. Semua jahitan diletakan diantara ligament Cooper dan
ligament inguinal dibawa pengawasan langsung sebelum diikat. Penulis
menggunakan jahitan material non-absorbable 3/0 pada anak yang lebih tua dan
2/0 jahitan pada usia remaja. Perhatian khusus ditujukan untuk menghindari
cedera lain pada vena femoral akibat jarum atau tekanan saat jahitan diikat.
Retraksi lateral lembut pada vena selama jahitan sangat berguna. Pendekatan
posterior, iliaca external dan vena femoral mudah terlihat dan dapat dipertahankan
diluar garis jahitan. Sebagai tambahan, seorang dapat memaksimalkan derajat
penutupan canal femoral tanpa menekan vena. Sebelum menutup, sangat peting
untuk mengevaluasi kunci paha untuk memasikan tidak adanya hernia lain, secara
hernia yang luput dapat menyebabkan hernia femoral berulang.Adalah mungkin
penutupan dapat diselesaikan dengan sedikit penyela, membalikkan jahitan 4/0
yang dapat diserap. Tepi luka kira-kira dengan jahitan subkutikular 5/0 absorbable
dan kulit ditutup dengan steristrips dan bahan semipermeable untuk anak atau
dengan penyakit kulit pada bayi yang belum terlatih buang air di toilet.
Perawatan Postoperative
Makan melalui mulut dapat dilanjutkan ketika bayi sadar. Acetaminofen
dengan codeine dapat digunakan untuk control nyeri dalam 24-48 jam.
Kebanyakan anak-anak kembali beraktivitas seperti biasa setelah beberapa hari.
Keluarga dilatih untuk menjaga luka tetap kering pada beberapa hari pertama
untuk memperkecil komplikasi dari luka. Pada anak lebih tua atau remaja,
mengindari pertandingan atletik dan bersepeda di nasehatkan setelah nyeri reda.
Hasil
3. Hernia umbilikal
Indikasi
Anestesi
Setelah persiapan kulit dan aplikasi dari linen steril, insisi yang berlekok
(smile) dibuat pada lipatan alami kulit segera dibawah umbilicus. Supraumbilikal
insisi juga dapat diterima, khususnya jika ditemukan defek supraumbilikal.
Penempatan 4 kuadran traksi oleh asisten pada dinding abdominal dan traksi
sedikit ke atas dari defek menmberikan tempat seleksi insisi. Insisi berliku tipikal
tidak boleh melebihi 180 derajat.
Jaringan subkutaneus di insisi dan titik pendarahan dikontrol dengan ujung
electrocoagulator. Dengan traksi atas pada tepian dalam dari bibir atas insisi,
diseksi dilakukan ke bawah bersama dengan kantung sampai ke level fasia
dinding abdominal anterior. Dengan diseksi tumpul menggunakan klemp nyamuk,
bidang dikembangkan pada kedua sisi dari kantung, diperpanjang superior untuk
memperoleh control dari seluruh lingkaran kantung. Isi dari kantung harus
direduksi ke dalam kavitas peritoneal. Jika kantung besar, ahli bedah dan asisten
menempatkan jari telujuk ke defek kulit untuk menahan kantung di tempat dia
melekat pada kulit. Kantung di diseksi bebas dari perlengketannya dengan kulit,
mempertahankan kulit umbilikalis untuk umbilicoplasty. Pemisahan kantung
membutuhkan trnaseksi dekat kulit untuk mempertahankan umbilicus untuk
tujuan kosmetik.
Setelah kantung diangkat seluruhnya oleh klemp nyamuk untuk
mempertahankan control dari pinggir defek dan perlunya visualisasi langsung
selama penempatan dari jahitan untuk mencegah cedera visceral. Kantung dibuka
dan diidentifikasi dan di insisi untuk memberikam penempatan bagi jahitan yang
dimulai dari sudut paling jauh dari ahli bedah. Jahitan kontinyu atau di interupsi
dengan non absorbable 3/0 (bayi dan anak kecil) atau 2/0 ( anak lebih tua dan
remaja) ditempatkan. Jahitan di elevasi untuk mempertahankan traksi ke atas pada
dinding abdominal seraya jahitan lain ditambahkan lagi. Jahitan traksi juga dapat
ditempatkan di sudut transvers luka dekat dengan operator yang menawarkan
eksposur lebih jelas dari sisa kantung yang telah di eksisi dan jahitan ditempatkan
sana. Jika banyak jaringan redundant di temukan atau lapisan jaringan inisial
terlihat tipis, lapisan fasia dapat menutupi diatas garis awal perbaikan dengan
jahitan interupsi atau kontinyu absorbable.
Umbilicoplasty dilakukan untuk tujuan kosmetik dengan membalikkan
permukaan bawah kulit umbilical yang berlebihan sampai ke fasia dinding
abdominal anterior dengan interupsi jahitan 4/0 absorbable. Sisa dari peritoneum
pada kantung umbilical yang adheren dengan kulit dapat ditinggalkan, dieksisi,
atau di kateterisasi. Pada anak dengan hernia protuberan yang sangat besar dengan
sisa kulit berlebihan mengikuti pemindahan kantung dan penutupan fasial,
umbilicoplasty terkadang bias membuat frustasi pada ahli bedah dan pasien.
Volume dan variasi dari material harafiah pada perbaikan defek umbilical
memperlihatkan fakta bahwa tidak adanya pendekatan yang ideal. Manajemen
kulit umbilical yang berlebihan dapat di selesaikan menggunakan beberapa
metode seperti purse-stringing, prosedur kemajuan komplikasi V-Y, 4 equilateral
triangular penutup kulit, atau Mercedes benz umbilicoplasty.
Luka menutup dengan beberapa jahitan interupsi, terbalik 4/0 absorbable
pada fasia subkutaneus. Pinggiran kulit yang berlawanan dengan jahitan berjalan
subkutikular. Dressing dermabond dapat diaplikasikan atau gunakan dressing
steristrips dan opsite pada pasien lebih tua.
Perawatan Postoperatif
Cairan oral dapat diberikan ketika bayi dan anak dalam keadaan sadar.
Acetaminophen dengan codeine digunakan untuk control nyeri 24 48 jam.
Aktivitas postopoeratif di restriksi mirip dengan perbaikan hernia inguinal.
Hasil
Komplikasi tidak biasanya terjadi dan terbatas pada infeksi luka ( !%) atau
jarang terjadi jematoma luka. Cedera kandung kemih adalah komplikasi terjarang.
Rekuren juga jarang terjadi, dan hal itu sering terjadi tipikal pada anak yang
berasosiasi dengan komorbiditi seperti dialysis peritoneal ambulatory jangka
panjang, shunts peritoneal ventricular, atau gangguan jaringan ikat.
Anestesi
Anastesi umum yang biasanya dibutuhkan. Abdomen dipersiapkan dengan
solusion pembersih dan kain steril diletakkan.
Operasi
Insisi transverse atau vertical dibuat langsung diatas area yang ditandai
yang mengidentifikasikan tempat defek hernia, atau, pada kasus ini, defek
supraumbilikal, insisi kerutan supraumbilikal dilakukan untuk kosmetik
maksimal.
Hemostasis dikontrol dengan elektrocoagulator. Sering kantung tidak
dapat diidentifikasi segera pada hernia epigastrik. Massa lemak yang menonjol
lewak defek di linea alba di observasi dan di jahit ligasi dan di eksisi atau
dibalikkan dan direduksi ke dalam ruang preperitoneal.
Defek kecil diperbaiki dengan jahitan 3/0 absorable. Penutupan luka
dicapai dengan jahitan subkutikular 5/0 absorbable, dan pinggir kulit kira kira
dengan kedua dressing, yakni steristrips atau dermabond.
DAFTAR PUSTAKA
1. VanWessemKJ,SimonsMP,PlaisierPW,etal.Theetiologyofindirect
inguinalhernias:congenitaland/oracquired?Hernia2003;7(2):769.
2. Van Veen RN, van Wessem KJ, Halm JA, et al. Patent processus
vaginalisintheadultasariskfactorfortheoccurrenceofindirectinguinal
hernia.SurgEndosc2007;21(2):2025.
3. BrandtML.PediatricHernias.SurgClinNorthAm2008;88:2743