Anda di halaman 1dari 12

KEBIJAKAN POROS MARITIM DUNIA DI TENGAH DINAMIKA ASIA PASIFIK SAAT INI

Oleh: Tide Aji Pratama

PENDAHULUAN

Tulisan ini disusun dalam rangka mempersiapkan materi kajian sebagai pengantar dalam
peluncuran lembaga kajian PASKAS (Pengkajian Strategis Kebangsaan).

LATAR BELAKANG

Dinamika politik dan ekonomi internasional mengalami pergeseran yang signifikan paling
tidak dalam kurun waktu kurang lebih sejak sepuluh tahun ke belakang. Pergeseran pusat
perkembangan ekonomi dunia dari kawasan Amerika dan Eropa ke timur yaitu di kawasan
Asia Pasifik ditandai dengan menguatnya peran China sebagai negara adidaya baru, melalui
doktrin maritim string of pearl yang memiliki tujuan untuk menguasai negara-negara
strategis di sepanjang wilayah jalur laut China selatan, yang dulunya adalah jalur
perdagangan sutra.1 dan normalisasi posisi Jepang sebagai kekuatan dunia yang ditandai
dengan menguatnya peran militer Jepang di kancah internasional. 2

Pergeseran pusat perkembangan perekonomian dunia ini antara lain disebabkan oleh
beberapa faktor; yang pertama adalah dinamika yang terjadi di benua lain dimana Eropa
sedang sibuk dengan pemulihan perekonomian mereka paska resesi, Amerika Latin yang
tetap bersikukuh untuk mengimbangi dominasi Amerika Serikat, Timur Tengah yang masih
berkutat dengan fenomena Arab Spring, dan Afrika yang fokus berjuang melawan endemi
virus Ebola. Faktor yang kedua adalah potensi sumber daya alam yang cukup berlimpah di
kawasan Asia Pasifik.

Menguatnya peran China ini tentunya bukan tanpa reaksi dari negara-negara lain yang
memiliki kepentingan di kawasan. Reaksi terutama datang dari Amerika Serikat sebagai
negara yang ingin mempertahankan statusnya sebagai satu-satunya kekuatan adidaya di
kawasan, dan Russia yang ingin tampil sebagai kekuatan penyeimbang dan tidak ingin
posisinya dilupakan di kawasan Asia Pasifik. Pada 1941, Joseph Stalin pernah mengatakan
Kami (Rusia) adalah negara eropa di Asia. Pernyataan ini menegaskan bahwa Rusia tidak
ingin dinafikan dari masa depan Asia Pasifik. Apalagi ketika saat ini terjadi tren pergeseran
geopolitik dari Atlantik ke Pasifik.3

Dengan kata lain dapat disebut bahwa pergeseran pusat perekonomian dunia ke kawasan
Asia Pasifik yang mayoritas negara-negara di dalamnya adalah negara kepulauan, telah
memancing terjadinya emerging rivalry. Dalam perspektif realisme hal ini muncul secara

1 Dikutip dari http://www.aktual.co/aktualreview/jokowi-di-antara-dua-karang, diakses pada tanggal 24


November 2014.
2 Jepang dalam beberapa tahun terakhir menunjukan respon yang cukup signifikan dalam hal penguatan
kembali militernya (JSDF), khususnya menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan
strategisnya, misalnya perkembangan kekuatan militer China yang cukup signifikan dan perilakunya yanng
agresif terhadap setiap tantangan terhadap kedaulatannya. Lihat; Bantarto Bandoro dalam ASEAN dan
Tantangan Satu Asia Tenggara, terbitan CSIS, hlm.88.

3 Dikutip dari http://www.theglobalreview.com / content_detail.php? lang=id&id=16621&type=99#. VHHb5P


mUenc, diakses pada tanggal 24 November 2014.
1|Pengkajian Strategis Kebangsaan
PA S KA S
alami diakibatkan oleh perimbangan kekuatan dan kekuasaan negara-negara besar pemilik
kepentingan di kawasan Asia Pasifik.4 Rivalitas antar negara-negara besar bukan lagi terjadi di
daratan (continent), tetapi berpindah ke mandala laut atau samudera. Contoh terkini adalah,
pertikaian di laut China selatan yang cukup kaya akan sumber daya alam, dimana claimant
states adalah China dan negara-negara sekitar yang tergabung dalam ASEAN.

Perspektif lain dalam membaca hadirnya kepentingan-kepentingan negara besar di kawasan


Asia Pasifik dalam rangka perebutan posisi strategis menyambut pergeseran pusat
perkembangan ekonomi dunia adalah, melalui kacamata pertarungan ideologis untuk
memperebutkan sumber daya alam di negara-negara sekitar kawasan Asia Pasifik termasuk
negara-negara ASEAN. Secara eksplisit berarti pertarungan ideologis antara kekuatan neo-
liberal AS, dengan Kapitalisme China dan Russia dalam berebut pengaruh untuk menguasai
sumber daya alam. Serupa dengan masa perang dingin tetapi lebih kompleks. Dengan
demikian konflik laut China selatan hendaknya tidak hanya dilihat sebagai konflik perbatasan
semata, tetapi juga sebagai trend baru pertarungan kepentingan antara China dan AS yang
berpeluang melebar ke kawasan dan negara-negara sekitarnya.

Di tengah dinamika politik dan ekonomi internasional yang terjadi saat ini di kawasan Asia
Pasifik, pemerintah dalam forum diplomasi tingkat tinggi seperti KTT APEC di Beijing, dan KTT
G20 di Sydney, mengumumkan perlunya investasi besar-besaran untuk mendukung program
Poros Maritim Dunia. Dinamika politik dan ekonomi internasional di kawasan Asia Pasifik ini
merupakan momentum yang jika dimanfaatkan dengan cermat dan tepat dapat memberikan
peluang yang baik bagi Indonesia.

Untuk mendukung pertanyaan diatas, terdapat sekurang-kurangnya dua pendapat yang


dapat digunakan sebagai dasar pemikiran. Yang pertama adalah, bahwa Indonesia terletak di
kawasan Asia Tenggara. Perairan di kawasan Asia Tenggara diketahui memiliki posisi yang
penting bagi negara-negara di dunia terutama negara-negara di Asia Pasifik dan negara-
negara besar pemilik kepentingan di kawasan tersebut, sebagai kawasan perairan
kompetensi bagi jalur komunikasi laut (Sea Lanes Of Communication/SLOC) dan jalur
perdagangan laut (Sea Lanes of Trade/ SLOT) yang vital bagi perdagangan internasional.

Selat Malaka dan beberapa alur pelayaran yang terdapat di perairan Indonesia merupakan
SLOC dan SLOT. SLOC dan SLOT ini memiliki arti yang sangat penting bagi banyak bangsa
sebagai urat nadi demikian halnya bagi bangsa Indonesia sendiri. Bagi sebagian besar negara
di Asia Pasifik, dimana kebanyakan struktur ekonominya berorientasi ekspor dan impor,
ketergantungan pada keberadaan SLOC semakin mencolok. Hal tersebut bersamaan dengan
tumbulnya kekuatan industri baru dunia seperti Jepang, China dan Korea, ini dapat dilihat
dari kebutuhan minyak baik dari Timur Tengah maupun Afrika yang meningkat tahun ke
tahun dibawa melalui SLOC dan SLOT tersebut.

4 Dr. Rizal Sukma, Implementasi Identitas Kemaritiman Dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan Nasional,
Kepemimpinan Nasional dan Pembangunan Beorientasi Maritim, Maritime Review terbitan PPAL, hlm.51.
2|Pengkajian Strategis Kebangsaan
PA S KA S
Pendapat yang kedua yaitu, sebagai negara kepulauan (archipelagic state)5 yang terletak
dalam posisi silang diantara dua samudera yaitu samudera Pasifik dan samudera India, serta
diantara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia, Indonesia memiliki posisi yang
sangat strategis terutama jika dilihat melalui sudut pandang kemaritiman.

Gambar 1. Posisi Strategis Indonesia dengan ALKI, SLOC dan SLOT.

Berdasarkan dua pendapat diatas dapat dilihat bahwa pergeseran perkembangan ekonomi
dunia ke arah timur ini menciptakan peluang yang baik dan momentum yang tepat, yang
dapat membawa manfaat bagi bangsa Indonesia, hanya jika Indonesia (dalam hal ini diwakili
oleh pemerintah) dapat memposisikan dirinya secara strategis dan tepat sebagai pemain
utama dan stabilisator kawasan. Hal tersebut dapat dicapai tentunya tanpa mengorbankan
kepentingan nasional dan didukung dengan kebijakan yang tepat baik di dalam maupun di
luar negeri.

IDENTIFIKASI MASALAH

Presiden RI Joko Widodo tampaknya telah membaca momentum dan peluang tersebut
dengan cermat. Hal ini dapat dilihat dari konsep pembangunan Indonesia sebagai Poros
Maritim Dunia, yang pertama kali dikemukakan dalam debat kandidat calon presiden wakil
presiden pada pemilihan presiden yang lalu. Dalam pemaparannya dilain kesempatan
ditekankan bahwa pembangunan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, diarahkan agar
Indonesia dapat berkembang sebagai negara yang kuat, maju dan memiliki posisi tawar di
kawasan melalui pembangunan ekonomi menyeluruh berbasis kemaritiman dengan melihat
potensi laut yang selama ini terbengkalai. Sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa

5 Definisi negara kepulauan (archipelagic state) jika merujuk pada penjelasan presiden pertama, Ir. Soekarno
adalah hamparan laut yang ditaburi pulau-pulau. Sehingga membentuk suatu kesatuan laut dan daratan yang
tidak terpisahkan yang dinamakan tanah air Indonesia.
3|Pengkajian Strategis Kebangsaan
PA S KA S
proyeksi kepentingan nasional Indonesia lima tahun kedepan adalah mewujudkan Poros
Maritim Dunia.

Dalam koridor kebijakan praksis, pemerintah memahami bahwa anggaran adalah persoalan
fundamental bagi terealisasinya gagasan dan konsep tersebut. Dengan demikian investasi
adalah suatu opsi yang niscaya bagi pemerintahan presiden Joko Widodo. Untuk itulah dalam
debut perdananya mewakili Indonesia di forum internasional sepanjang bulan November,
baik itu di KTT APEC di Beijing, dan KTT G20 di Australia, Presiden menyampaikan (bahkan
mengundang) sejumlah negara termasuk China, untuk melakukan investasi dalam jumlah
besar yang akan diarahkan untuk mendukung realisasi Poros Maritim Dunia.

Tidak ada yang salah dengan investasi. Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia adalah mega
proyek yang realisasinya membutuhkan lebih dari yang dapat dialokasikan oleh anggaran
negara. Oleh karena itu investasi dibutuhkan dalam rangka membangun infrastruktur
pendukung seperti pelabuhan-pelabuhan baru yang modern dan dikelola dengan baik.
Namun demikian perlu diamati dengan hati-hati bahwa investasi dari negara besar biasanya
masuk satu paket dengan kepentingan-kepentingan negara tersebut, baik secara terang-
terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Inilah potensi ancaman yang harus benar-
benar diantisipasi oleh pemerintah Indonesia.

Jika menggunakan perspektif ideologis, maka dapat dikatakan bahwa sebenarnya Indonesia
saat ini berada dalam kepungan neo-liberalisme AS dan Kapitalisme gaya China dan Rusia
yang bertujuan menguasai sumber daya alam Indonesia. Penguasaan tersebut tentunya
dilancarkan melalui berbagai cara, baik secara politik, ekonomi, maupun budaya.

Disatu sisi konsep Poros Maritim Dunia di tengah dinamika kawasan Asia Pasifik saat ini
menjanjikan peluang-peluang bagi Indonesia untuk dapat bangkit sebagai bangsa yang maju,
kuat dan memiliki posisi tawar di kawasan sebagai bangsa maritim. Di sisi lain jika
pemerintah tidak hati-hati, maka momentum ini akan menjadi ancaman dimana hanya akan
menjadi ajang perebutan penguasaan sumber daya alam kita oleh negara-negara besar dan
cita-cita mengenai menjadi bangsa maritim yang kuat pada akhirnya akan kandas. Lebih jauh
lagi dalam ranah identitas dan ideologis reduksi besar-besaran akan terjadi. Secara identitas
kita tidak hanya akan kehilangan kepercayaan diri sebagai bangsa maritim yang kuat tetapi
juga secara ideologis Pancasila akan terkikis karena dianggap sebagai penghambat.

Oleh sebab itu Konsep Poros Maritim Dunia adalah konsep yang membutuhkan kesiapan
yang matang di dalam negeri sebelum bisa di proyeksikan sebagai sebuah kepentingan
nasional baik di kawasan ASEAN dalam lingkup terkecil maupun Asia Pasifik dalam lingkup
yang lebih besar.

ANALISA

Di bagian ini, penulis akan mencoba untuk mengelaborasi lebih dalam secara sistematis
mengenai peluang dan ancaman yang mungkin timbul di masa yang akan datang terkait
kebijakan Poros Maritim Dunia dan posisinya di tengah dinamika Asia Pasifik saat ini. Untuk
mempermudah penulisan, penulis akan menyajikan potensi-potensi peluang maupun

4|Pengkajian Strategis Kebangsaan


PA S KA S
ancaman yang mungkin timbul ditinjau dari beberapa aspek yang terdapat dalam kebijakan
Poros Maritim Dunia.

1. Sejarah dan Kepemimpinan Nasional

Bagaimana bangsa Indonesia melalui pemahaman sejarah kejayaan masa lalu


(Majapahit dan Sriwijaya), bisa memahami fitrah dan jati diri bangsa sesungguhnya
sebagai bangsa maritim, untuk kemudian mampu bangkit dan memiliki orientasi
outward looking, bukan lagi inward looking. Orientasi inward looking yang telah begitu
mengakar sejak jaman Mataram hingga Orde Baru perlu diluruskan melalui pemahaman
akan sejarah bangsa Indonesia.

Yang dimaksud dengan Outward looking yaitu melihat keluar melampaui garis batas
wilayahnya dan berorientasi maritim dengan pemanfaatan maksimal potensi kelautan.
Inilah jati diri bangsa Indonesia sesungguhnya yang sesuai dengan kenyataan sejarah
dan fitrah geografisnya sebagai negara kepulauan. Bangsa-bangsa yang saat ini
mendominasi dunia (misalnya Inggris, Amerika Serikat dan baru-baru ini China), adalah
bangsa-bangsa dengan visi maritim dan orientasi outward looking. Melihat laut tidak
sebagai suatu halangan, melainkan sebagai media untuk mensejahterakan bangsanya.

Sejarah menjadi penting dalam rangka upaya-upaya merubah mindset dan menyadarkan
bangsa Indonesia akan jati dirinya bukan sebagai bangsa agraris, melainkan bangsa
maritim. Karena pembangunan dengan visi kemaritiman adalah pembangunan yang
sesuai dengan jati diri bangsa. Selanjutnya mindset yang sesuai dengan visi kemaritiman
ini, harus mampu dikukuhkan menjadi sebuah doktrin maritim yang tidak terlepas dari
ideologi dan dasar negara kita yaitu Pancasila.

Ketika ingin merumuskan dimana posisi kita didalam perubahan geo-politik dan geo-
ekonomi sekarang, doktrin kemaritiman yang tidak terlepas dari ideologi Pancasila
menjadi sangat penting. Doktrin tersebut adalah bagaimana kita melihat diri kita sebagai
sebuah bangsa. Semua langkah-langkah diplomasi Indonesia diharapkan bisa didasarkan
pada cara pandang kita kepada diri kita sebagai sebuah bangsa dan cara pandang kita
terhadap dunia yang lebih luas yaitu outward looking tanpa melupakan jati diri kita
sesunguhnya.

Penerapan doktrin diatas hanya akan efektif jika kepemimpinan nasional sebagai
kekuatan imperatif mampu menjadi teladan yang berkarakter dan berideologi Pancasila
serta memiliki visi kemaritiman yang kuat. Jika kepemimpinan nasional lemah, tidak
berkarakter, hanya mengikuti kepentingan asing dan tidak memperjuangkan
kepentingan nasional, maka Indonesia hanya akan menjadi sasaran pertarungan
kepentingan-kepentingan asing dalam level ideologis dan praksis. Sehingga bangsa
Indonesia di masa yang akan datang akan menjadi bangsa yang tidak memiliki karakter
dan jati diri yang jelas, utamanya ketika menentukan kebijakan-kebijakan strategis
terkait rakyat, bangsa dan negara.

2. Politik Luar Negeri

Dengan posisi yang strategis sebagai sebuah negara kepulauan terbesar, Alur kepulauan
yang dimiliki Indonesia beserta SLOT dan SLOC sebagai aset bangsa yang jika dikelola
dengan baik dan tepat dapat memberikan manfaat yang besar, dan dalam rangka
5|Pengkajian Strategis Kebangsaan
PA S KA S
mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, maka penerapan Politik Luar
Negeri bebas aktif yang tidak memihak pada kepentingan manapun selain kepentingan
nasional kita adalah suatu keharusan. Politik luar negeri adalah cerminan dari
kepentingan nasional suatu negara, bukan cerminan kepentingan seorang pemimpin
semata ataupun golongan tertentu.

Jika Indonesia mampu menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif dalam mengawal
pelaksanaan kebijakan Poros Maritim Dunia di kawasan, dan tidak terjebak dalam
keberpihakan kepada satu kepentingan negara besar, maka Indonesia dapat menjadi
kekuatan maritim baru, stabilisator di kawasan, diperhitungkan dan mendapatkan
pengakuan dari negara-negara di kawasan.

Keikutsertaan Indonesia dalam ketiga forum internasional yaitu APEC, G20 serta ASEAN
harus didasarkan kepada oleh Politik Luar Negeri Indonesia yang bebas dan aktif sesuai
dengan konstelasi global saat ini, sehingga tidak terjebak untuk beralih dari satelit
Amerika Serikat dan Uni Eropa, lantas kemudian berpindah masuk orbit pengaruh Cina.

Sekalipun membutuhkan investasi yang besar untuk mendukung realisasi Poros Maritim
Dunia, Pemerintah juga harus kritis dalam menyikapi tawaran bantuan China untuk
pembangunan infrastruktur maritim melalui skema Silk Road Economic Belt (SREB) dan
Maritime Silk Road Point (MSRP) yang didasari oleh doktrin string of pearl-nya.6
Tentunya kita tidak ingin bernasib sama dengan negara-negara Afrika yang sumber daya
alamnya di keruk habis sebagai kompensasi atas bantuan pembangunan infrastruktur.
Kita juga tidak ingin akses terhadap pelabuhan-pelabuhan dan galangan kapal kita pada
akhirnya nanti dikuasai seluruhnya oleh China. Disinilah penerapan politik luar negeri
bebas aktif menjadi krusial. Sebab melalui penerapan politik luar negeri bebas aktif
inilah, kita berharap kepentingan nasional kita tidak menjadi terbengkalai semata-mata
karena investasi yang kita butuhkan.

6 Cina mempunyai sasaran strategis melalui skema Silk Road Economic Belt (SREB) dan Maritime Silk Road
Point (MSRP), untuk menguasai wilayah-wilayah yang berada di jalur Laut Cina Selatan, yang merupakan Jalur
Sutra Maritim. Untuk menguasai Jalur Sutra Maritim, Cina punya doktrin kemaritiman yang dikenal dengan
String of Pearl.
6|Pengkajian Strategis Kebangsaan
PA S KA S
Gambar 2. Peta skema SREB dan MSRP China sesuai doktrin String of Pearl

Jika Indonesia tidak mampu konsisten dalam menjalankan politik luar negeri yang bebas
aktif, dan terjebak untuk berpihak hanya pada kepentingan salah satu negara besar,
maka dampak yang akan segera dirasakan adalah gagalnya kebijakan Poros Maritim
Dunia sebagai jalan baru bagi pembangunan ekonomi Indonesia yang memberi manfaat
semaksimal mungkin untuk kesejahteraan rakyat.

Lebih jauh lagi, kemungkinan terburuk yang dapat terjadi jika Indonesia tidak mampu
secara konsisten menjalankan politik luar negeri bebas aktif di kawasan ASEAN maupun
Asia Pasifik, adalah Indonesia terjebak dalam proxy war7 yang sangat mungkin terjadi di
kawasan. Dimana kita hanya bertindak sebagai perpanjangan tangan kepentingan
negara-negara besar seperti AS, China atau Rusia di kawasan.

3. Hukum Internasional dan Kedaulatan Negara

Mengutip tulisan Prof. Hikmahanto Juwana Guru Besar Hukum Internasional UI, ada tiga
tonggak pembangunan kemaritiman Indonesia. Yang pertama adalah deklarasi unilateral
oleh Perdana Menteri Juanda pada 13 Desember 1957. Dalam konteks hukum
internasional, deklarasi tersebut tidak akan berdampak apa-apa jika negara lain tidak
mengakui. Yang kedua, perjuangan untuk diakui sebagai negara kepulauan oleh
masyarakat internasional melalui UNCLOS (United Nation Convention on Law Of The
Sea/ Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa Tentang Hukum Laut) pada tahun 1982. Dan

7 Pengertian Proxy War menurut Wikipedia adalah perang kepentingan antara negara-negara superpower,
dimana negara-negara superpower tersebut tidak terlibat secara langsung, melainkan melalui perpanjangan
tangan negara-negara lain yang berpihak mendukung kepentingan negara-negara superpower tersebut.
7|Pengkajian Strategis Kebangsaan
PA S KA S
yang ketiga adalah delimitasi wilayah laut, dan penegakan wilayah laut Indonesia. 8
UNCLOS kemudian disahkan melalui UU No.17 tahun 1985 mengenai Pedoman
Penyusunan Instrumen Hukum Nasional dan Penerapannya.

Berlakunya UNCLOS tidak dengan sendirinya membuat Indonesia berhak atas perairan
kepulauan dan delimitasi atas wilayah laut. Sumber masalah adalah tidak semua negara
merupakan negara yang ikut meratifikasi UNCLOS, dan adanya klaim tumpang tindih
dengan negara tetangga. Dampak nyata dari masalah ini adalah, sejumlah pesawat
udara dari negara asing melintas diatas perairan kepulauan Indonesia tanpa meminta
izin karena mereka bukan negara anggota UNCLOS dan merasa bahwa perairan
kepulauan yang dilalui adalah wilayah internasional. Dengan demikian konsep negara
kepulauan harus diperjuangkan, agar dapat menjadi hukum kebiasaan internasional bagi
negara yang tidak menjadi pesera UNCLOS.

Fokus masalah Indonesia berkaitan dengan hukum internasional dan kedaulatan negara
adalah, bagaimana pemerintah dapat memperjuangkan UNCLOS agar menjadi hukum
kebiasaan internasional dan dapat diterima oleh semua negara. Sehingga pelanggaran
batas wilayah tidak terjadi berulang-ulang dengan dalih bahwa negara-negara yang
melanggar tidak meratifikasi UNCLOS.

Sebagai contoh Amerika Serikat dan Australia adalah negara-negara yang tidak
mengakui UNCLOS. Negara-negara ini menganggap perairan Indonesia adalah bagian
dari perairan internasional. Hal ini terbukti dengan seringnya pesawat-pesawat tempur
AS berlatih diatas perairan Indonesia. Disini AS ingin menunjukan bahwa ia adalah
persistent objector yang dengan sengaja secara terus-menerus melakukan pelanggaran
sehingga konsep negara kepulauan tidak menjadi hukum kebiasaan internasional. Masih
bannyak pelanggaran-pelanggaran lain atas kedaulatan wilayah perairan kepulauan kita
oleh negara-negara yang tidak mengakui UNCLOS.

Harus diakui bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo menyadari dan memberikan
reaksi keras mengenai hal ini. Penangkapan kapal-kapal asing oleh TNI AL, dan
pemaksaan turun pesawat-pesawat asing yang terbang diatas perairan kepulauan
Indonesia tanpa izin oleh TNI AU yang terjadi baru-baru ini, dapat dikatakan sebagai
pernyataan keras dari pemerintah Indonesia khususnya dalam menyikapi masalah
UNCLOS.

Namun demikian dibutuhkan strategi lain dalam memperjuangkan UNCLOS. Indonesia


tidak bisa terus menerus mengandalkan kebijakan reaksioner dalam menghadapi
masalah UNCLOS ini. Disinilah posisi diplomasi sebagai bagian dari pelaksanaan politik
luar negeri memegang peranan penting.

Pemerintah khususnya Kementrian Luar Negeri, harus memiliki para diplomat yang
piawai dan handal dalam melihat ketentuan-ketentuan dalam UNCLOS ketika melakukan

8 Prof. Hikmahanto Juwana, SH, LLM, Ph.D, Tantangan Pembangunan Maritim: Aspek Hukum Dan Hubungan
Internasional, Kepemimpinan Nasional dan Pembangunan Beorientasi Maritim, Maritime Review terbitan PPAL,
hlm. 33.
8|Pengkajian Strategis Kebangsaan
PA S KA S
perundingan. Mengikuti ketentuan dalam UNCLOS harus cermat dan tepat
diterjemahkan dalam peta ketika bernegosiasi. Oleh karena itu pemerintah harus
memiliki unti pendukung bagi proses border diplomacy sehingga amunisi saat berunding
tidak kalah dengan lawan. Border diplomacy harus di dukung dengan serangkaian
kebijakan dalam negeri terkait pengelolaan perbatasan sebagai amunisi bagi pemerintah
ketika berunding.9

4. Ekonomi

Realisasi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia haruslah membawa manfaat ekonomi
yang sebesar-besarnya bagi rakyat Indonesia. Dengan mempertimbangkan bahwa 90%
transaksi perekonomian dunia terjadi diatas laut, yang mana 40% dari angka tersebut
melalui Indonesia. Ditambah dengan tersedianya sumber daya alam yang kaya, disinilah
letak peluang sesungguhnya yang harus mampu dimanfaatkan dan diperjuangkan oleh
pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Tujuan utama dari realisasi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia adalah
kesejahteraan rakyat melalui pembangunan infrastruktur maritim seperti pelabuhan,
menghidupkan lalu lintas laut sehingga distribusi barang dapat sampai ke pelosok
dengan harga yang seimbang, memperoleh sebesar-besarnya manfaat dari laut tidak
hanya bagi nelayan tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia. Sehingga diharapkan
Indonesia tidak hanya sejahtera tetapi juga dapat maju dan memiliki posisi tawar yang
kuat sebagai negara maritim di kawasan dan juga dunia.

Sedikit gambaran mengenai kondisi maritim kita saat ini adalah hanya 40% transport
laut domestik dilakukan oleh orang Indonesia. 5% dari ekspor dilakukan oleh kapal
domestik, sedangkan sisanya yaitu 95% oleh kapal asing. Inilah salah satu dari sekian
banyak hal yang harus jadi perhatian pemerintah jika menginginkan Indonesia ke depan
bisa bangkit sebagai kekuatan maritim. Penyusunan cetak biru Poros Maritim Dunia
harus dibarengi oleh adanya political will yang kuat dan semata-mata didasarkan pada
tujuan untuk memajukan ekonomi untuk kesejahteraan bangsa. Tanpa adanya political
will yang kuat, maka Indonesia tidak akan optimal dalam memetik manfaat dari
kebijakan Poros Maritim Dunia, dan justru hanya akan jadi sasaran kepentingan
ekonomi asing melalui penguasaan terhadap sumber daya yang berkedok investasi
asing.

Untuk memastikan bahwa kebijakan Poros Maritim Dunia dapat benar-benar


bermanfaat bagi rakyat Indonesia, ada beberapa hal yang dapat menjadi bahan
pertimbangan. Yang pertama adalah, pemerintah harus memberikan komitmen dan
keberpihakan yang konsisten pada pembangunan ekonomi berbasis maritim karena
Indonesia memiliki potensi maritim yang besar, terbatasnya sumber daya daratan serta
manfaat kesejahteraan yang dihasilkan dapat dirasakan masyarakat Indonesia yang
tersebar di seluruh pelosok nusantara.

9 Dalam hal dukungan amunisi terkait border diplomacy, Pengkajian Strategis Kebangsaan (PASKAS) dapat
memainkan peranan penting dalam hal pengelolaan perbatasan (border management) pada level domestik.
Sehingga masalah-masalah perbatasan dapat dipetakan untuk kemudian diatasi melalui program-program
berkesinambungan yang diajukan melalui sebuah proposal perencanaan.
9|Pengkajian Strategis Kebangsaan
PA S KA S
Yang kedua adalah penataan aspek hukum dan peraturan yang menjamin kepentingan
pelaksanaan UUD 1945 khususnya pasal 33 sehingga diperlukan penataan undang-
undang dan peraturan yang harmonis dalam memajukan maritim dan kelautan
Indonesia. Unsur penting yang mendesak adalah segera diundang-undangkannya RUU
Kelautan sebagai acuan bagi UU lainnya yang memayungi aktifitas maritim serta
berpihak pada kepentingan nasional.10

5. Pertahanan dan Keamanan

Sebagai konsekuensi logis dari rencana realisasi Indonesia sebagai Poros Maritim
Dunia, perlu dibangun postur pertahanan yang didasarkan kepada pemahaman terkini
dan menyeluruh terhadap potensi gangguan keamanan maritim dan dinamika
perkembangan kondisi politik, keamanan dan ekonomi di kawasan.

Disamping itu perlu juga disadari bahwa isu-isu terkait keamanan maritim tidak melulu
terkait dengan politik antar negara dalam artian state security, tetapi juga human
security khususnya terkait dengan ancaman asimetris yaitu; terorisme, imigran ilegal,
penyelundupan narkotika, penangkapan ikan ilegal dan perdagangan manusia. Sehingga
tugas untuk menjaga keamanan laut kita membutuhkan kerjasama antar instansi di
dalam negeri yang solid berdasarkan pemahaman akan perkembangan isu-isu keamanan
maritim tersebut.

Perlu dibangun sebuah kesadaran maritime domain awareness11 sebagai antisipasi


strategis pengaruh globalisasi terhadap perkembangan politik, keamanan dan ekonomi
nasional. Terutama yang menyangkut potensi kerawanan sebagai negara maritim. Untuk
itu peningkatan naval capability harus didasarkan pada posisi silang strategis Indonesia
di kawasan samudera Pasifik, laut China selatan dan samudera Hindia.

Kondisi maritim regional saat ini menunjukan perkembangan yang sangat dinamis. Isu
perbatasan di laut China selatan, keamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan
jalur-jalur penghubung strategis terutama Selat Malaka, harus menjadi dasar strategis
pengembangan kekuatan Tentara Nasional Indonesia terutama matra laut dan udara.
TNI AL harus mampu membangun kepemimpinan maritim yang menunjukan eksistensi
strategis Indonesia sebagai negara kepulauan untuk kemudian pada gilirannya berupaya
untuk menjadi World Class Navy.

Untuk mendukung hal diatas, maka pemerintah Indonesia harus memiliki rencana
strategis pengadaan ALUTSISTA (Alat Utama Sistem Senjata) dalam rangka pemenuhan
Minimum Essential Force. Sehingga Indonesia memiliki deterrence, hard power sebagai
penyeimbang bagi pelaksanaan soft power diplomasi, dan confidence building di
kawasan. Dengan demikian postur ideal Indonesia sebagai negara maritim yang kuat,

10 Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, Penguatan Struktur Ekonomi Maritim Sebagai Mainstream Pembangunan
Nasional, Kepemimpinan Nasional dan Pembangunan Beorientasi Maritim, Maritime Review terbitan PPAL,
hlm. 49.
11Pemahaman Maritime Domain Awareness menurut International Maritime Organization adalah segala hal
yang berhubungan dengan maritim yang dapat mempengaruhi keamanan, keselamatan, ekonomi, atau
lingkungan .

10 | P e n g k a j i a n S t r a t e g i s K e b a n g s a a n
PA S KA S
maju dan berdaulat serta tidak mudah dikendalikan oleh kepentingan negara lain dapat
terwujud.

KESIMPULAN

Dengan latar belakang dinamika asia pasifik yang saat ini sarat dengan kepentingan ekonomi
dan politik negara-negara besar sepeti China, Russia, Amerika Serikat dan Jepang, ditambah
dengan dinamika ASEAN yang terletak di pusat Asia Pasifik, posisi Indonesia sebagai Poros
Maritim Dunia adalah kebijakan yang jika dilaksanakan dengan cermat dan hati-hati akan
membuka peluang bagi terwujudnya Indonesia sebagai negara maritim yang maju, besar,
kuat dan berdaulat baik secara ekonomi maupun politik.

Namun demikian jika pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak berhasil dalam mengawal
realisasi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia dengan baik, maka momentum dan
peluang baik ini hanya akan menjadi pintu masuk bagi kepentingan ekonomi dan politik
negara-negara besar. Dalam perspektif jangka panjang masuknya kepentingan ekonomi dan
politik negara-negara besar ini, berarti Indonesia hanya akan menjadi arena pertarungan
kepentingan negara-negara tersebut dalam menguasai sektor-sektor perekonomian maritim
dari hulu ke hilir. Jika ini dibiarkan terjadi, maka tidak akan ada ruang untuk bangsa Indonesia
bisa bangkit sebagai kekuatan maritim yang diperhitungkan sebagaimana yang telah
dibuktikan oleh fakta sejarah.

Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya hal tersebut, penyusunan cetak biru kebijakan
Poros Maritim Dunia bisa didasarkan kepada beberapa pertimbangan strategis sebagai
berikut:
1. Merancang suatu cetak biru National Maritime Policy/Kebijakan Maritim Nasional
yang komprehensif dan mancakup semua aspek kemaritiman. Kebijakan Maritim
Nasional ini nantinya dapat digunakan sebagai panduan bersama bagi semua
pelaksana kebijakan si setiap level. National Maritime Policy tersebut
memperhatikan hal-hal antara lain:

a. Doktrin Maritim Nasional yaitu suatu pemahaman bersama mengenai cara


pandang kita kepada diri kita sebagai sebuah bangsa, dan cara pandang kita
terhadap dunia yang lebih luas yaitu outward looking tanpa melupakan jati
diri kita sesunguhnya sebagai bangsa yang berideologikan Pancasila.
Sehingga arah dan tujuan pengembangan maritim nasional hanya
dilaksanakan berdasarkan pemahaman ini, bukan pemahaman ideologis
asing.

b. National Maritime Foreign Policy yaitu strategi politik luar negeri yang
bebas aktif tidak memihak pada satu kepentingan negara besar manapun,
dan pelaksanaannya tidak mengesampingkan kepentingan nasional
Indonesia. National Maritime Foreign Policy ini nantinya juga akan berisi
strategi-strategi perjuangan diplomasi agar UNCLOS dapat diterima sebagai
suatu hukum kebiasaan internasional, dan pada saat yang bersamaan
melaksanakan Border Management di dalam negeri untuk mempersiapkan
amunisi yang kuat dalam rangka Border Diplomacy yang efektif.

11 | P e n g k a j i a n S t r a t e g i s K e b a n g s a a n
PA S KA S
c. National Maritime Economic Policy yaitu rangkaian rencana pembangunan
ekonomi Indonesia yang berlandaskan ekonomi maritim. Dengan tujuan
utama adalah pelaksanaan pasal 33 UUD 1945, dan memastikan bahwa
manfaat ekonomi yang sebesar-besarnya dari pembangunan ekonomi ini
adalah untuk rakyat Indonesia.

d. National Maritime Defence and Security Policy yaitu rangkaian kebijakan


penguatan dimensi pertahanan dan keamanan Indonesia sebagai negara
maritim, dengan mengutamakan pemenuhan minimum essential forces
untuk efek deterrence dan confidence building di kawasan. Pada saat yang
bersamaan penguatan dimensi pertahanan dan keamanan ini haruslah
awas terhadap potensi ancaman yang bersifat maritim, baik ancaman
tradisional maupun non-tradisional (ancaman asimetris) dengan terus
memperkuat kerjasama antar instansi.

Sebagai penutup, pertimbangan-pertimbangan strategis diatas tidak akan bisa efektif dan
konsisten dilaksanakan apabila kepemimpinan nasional sebagai kekuatan imperatif tidak
memiliki karakter ideologi pancasila dan visi maritim yang kuat. Sebab realisasi Indonesia
sebagai Poros Maritim Dunia ini membutuhkan political will yang kuat sebagai pendorong
utama.

12 | P e n g k a j i a n S t r a t e g i s K e b a n g s a a n
PA S KA S

Anda mungkin juga menyukai