Anda di halaman 1dari 14

EKONOMI-POLITIK INDONESIA:

PELUANG & TANTANGAN


MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN &
KEDAULATAN BANGSA
Didin S Damanhuri*)

*)antara lain Guru Besar Fak.Ekonomi dan Manajemen IPB, Salah Seorang Pendiri INDEF (Institute for Development Economic &
Finance), Jakarta, Staf Ahli LEMHANNAS sejak 2007-Sekarang, Ketua L-KEN (Lingkar Kajian Ekonomi Nusantara), Menerbitkan
puluhan buku tentang Ekonomi dan Ekonomi-politik, Pengamat Ekonomi, dll.
Buku Wealth of Nation
E (1776) : Era Kapitalisme- Spt Classic/ Sistem Ekonomi
Prancis) k Liberalisme neo-classic Indonesia
Pasar bersifat Otonom tp peran (UUD 45) ?
o (Invisible hand) dan tak Negara lebih
n terkait dg agama & sos) menentukan
T Peran Negara minimal Syariah Economy
(Kaum borjuis, tuan
borjuise o Matearilisme (non Pasar tetap
h spritualisme berperan
(1980 kini)
Tanah & penguasa m
e Gereja) Antroposentrisme
i
o
Mercantilism Physiocrate Classic Neoclassic Keynes Developmentalism Monetarisme
c Thomas Mun F.Quesnay A. Smith H.H. Gonsen J.M Keymes Di NSB M. Friedman
(1571-1596) (1694-1774) M (1723 -1790) (1886-1858) (1883-1946) (1960-1980) (1912-2000-an)
r JB. Colbert J. Turgot o J.B. Say E.V. Bawerk The General
a (1615-1683) (1721-1781) (1767-1823) (1848-1947) Theory (1936)
d D. Ricardo I. Fisher S. Kuznet
Neoliberalisme
c (1867-1910) W. Leontif
e (1772-1823)
y T.R. Mathus L.Walras P. Samuelson (Globalisme)
r (1766-1834) (1834-1910)
n Rev. Perancis MarketSosialism

><
Rev. Industri
( China, 1990-an)
K. Marx. >< Neo Marxian New-Sosialisme
Paul Baran (Amerika Latin)
(1818-1883), The Communist
(1952)
Manifesto (1848)
A. Gunder Frank (Eropa Utara&
Overview J.J. Rouseau (Sosialisme
(1967)
Uni Eropa )
Demokrat Welfare State
Sistem Ekonomi Linegalite Parmi Les 1800 s/d sekarang (1900 kini)
hommes (1755)
C. Fourier (1772-1837) Heterodox
P.J Prondhon (1890-1865)
Fabian Society (1883)
Jepang ( 1980 kini
E. Bernstean (1850-1932) Asia Ways ( 1990 kini
Didin S Damanhuri. Prof.Dr., Jan 016 (Nilai tradisi & Agama)
Proses Pertumbuhan Demokrasi Modern
(dan praktek Demokrasi di Negara2: NON-BARAT & Neg2 sdng Brkmbang/NSB)

Revolusi Eropa NSB


FEODALISME Rev. Teologis ( 1) Rezim Facisme
(Kerajaan, Sekularisme) (Jerman, Italy, I. NSB non-
Kesultanan, Tsar, Rev. Ekonomi/ Jepang, kalah dalm Demokrasi
dsb Industri (Inggris) PD II) Monarki,
Rev. Politik ( Rev. Outoritarian, )
Perancis )

2) Rezim Demokrasi II. DemokrtNSB


(Eropa & AS) (Westernized
Democracy)
Kemakmuran
MaterialEropa III.NewSocialist
3) Rezim Komunis (Negara2
(Uni Soviet & Amerika Latin)
Kritik Marx Eropa Timur)
Imperiaralisme
(Negara2 sedang IV.Negara2 Asia
berkembang(NSB) ( Heterdox
(Asia, Afrika, Democracy)
Amerika Latin)
Restorasi Meiji
Negara: Tdk Dijajah (Jepang) V. Two System in
(SEMI FEODAL ) One State
Reformasi Deng (China) ?
Jepang
(China)
China
Didin S Damanhuri. Prof.Dr., IE FEM IPB, 2016
Consolidated Democracy
Transisi Demokrasi menuju Demokrasi Modern
(Empirical Model): Indonesia, What Next?

Consolidated
Democracy (Msh Socialisme Democracy (Ex-
banyak ditemukan Negara2 Eropa Timur)
Anomali: msl
Authoritarian/ praktek neo-feodal American Democracy (Politik
Totalitarian Political dlm pelaksanaan Neoliberal)
Regime trias politika, dll) (Pilipina, Mexico & Beberapa
Negara Amerika Latin)

Heterodox Democracy
(Jepang, Korsel, Malaysia,
Thailand,) Turki dan Indonesia?

New Socialism ( Latin American:


Bolivia, Brazil
Venezuela, Chili, Argentina..)

China ? Two sistem in One State

Didin S Damanhuri. Prof.Dr., IE FEM IPB, 2016


Ekonomi-Politik berbasis
Demokrasi Substantif
* Demokrasi substantif menjadi bagian dari Politik Nasional dimana bukan hanya
milik kaum Elit, Kelompok, apalagi Kepentingan Asing dimana nilai-nilai
Kebangsaan yang luhur diterima oleh semua Kelompok Kepentingan (yang harus
Diagregasikan menjadi Kepentingan Nasional) dan diimplementasikan dalam
proses kemasyarakatan dan Kenegaraan.
* Demokrasi Substantif, antara lain (diadopsi dari Umar Chapra)
Tercapainya kesejahteraan umum ( Falah/ Material dan spiritual)
Kehidupan yang baik (Good Life/ High Qualty of Life)(Hayatan Tayibah)
dalam pemerintahan, bisnis maupun masyarakat (Good Governance)
Ekonomi yang mendasarkan need bukan explorasi wants yang
menimbulkan keserakan sehingga terjadi prilaku economic animal
Kehidupan keluarga yang baik ( Sakinah Mawwaddah Warrahmah)
Negara yang menjaga keadilan (adalah), Anti explolitasi serta tercipta
soladiritas social (Demokrasi sosial, Baldatun Thoyibbatun warrabun
ghofur)
Masyarakat yang membawa nilai2 Ketuhanan/Kebaikan ( Klolitaful fil ard)
Ekonomi non-Rabawi, Anti-spekulasi dan menekankan pada keadilan.

Didin S Damanhuri. Prof.Dr., IE FEM IPB, 2016


Mengapa Praktek Demokrasi di Indonesia
Masih Jauh dari Demokrasi Substantif ?
I. Hambatan, antara lain :
1. Indonesia mengalami negara kerajaan (Majapahit, Sriwijaya sekitar 6 abad,
kesultanan 2 abad), penjajahan Belanda (3,5 abad), Otoritarian pasca kemerdekaan
politik (40 tahun).
2. Reformasi sebagai bahasa lain dari bing-bang politik (Demokrasi mulitipartai
sekaligus Desentralisasi secara radikal) dikawinkan dengan ekonomi neoliberalisme
berbasis Washington Consensus. Sementara secara Sasio-Cultural, marak
praktek neo-Feodalisme yg dwujudkan dlm praktek bad Governance baik di pusat
maupun daerah ( di Parlemen, Pemerintah, Peradilan, korporasi, bahkan dalam
masyarakat).
3. Di akhir masa Soeharto (Rezim Otoritarian) Tk Pendidikan masih di dominasi (80%)
oleh lulusan SD atau tidak tamat dan ketimpangan yang buruk/ antar gol.
Pendptan, antar-wilayah (Jawa-luar-Jawa, kota-desa, KIB-KIT). Catatan: Korsel
diakhir Chon-doo-Wan (Rezim-Otoriter), pendidikan sudah rata-rata SMA dan
tingkat kemeratan terbaik di antara negara2 berkembang.
4. Transformasi masyarakat Demokrasi membutuhkan proses (secara normal
indonesia baru mulai tahun 2004, Eropa butuh 200thn, AS 100 thn, Jepang 50 thn,
Korea 20 thn, India 50 thn, dst.
Didin S Damanhuri. Prof.Dr., IE FEM IPB, 2016
II. Peluang, antara lain :
1. Ormas-ormas Islam terbesar di Indonesia
NU sekitar 45 juta
Muhamadiyyah 35 juta
PUI 20 juta
Lain-lain
yg menjadi Cikal bakal Civil Society yang pro-Demokrasi karena lebih
merepresentasikan Islam Moderat ( Ummatan Washattan)
2. Makin tumbuhnya Kelas Menengah Islam (karena tingkat Pendidikan, pendapatan,
dan independen secara Politik/Kritis).
3. Sangat banyaknya tumbuh Watch-dog dan Media massa yang memperkuat Check
and Balance dan kontrol ( Kemenangan Prita, Chandra dan Bibit, dan Opsi C di DPR)
karena peran public control ini.
4. Makin banyaknya Contoh daerah-daerah Tk.I dan II yang makin ada relasi antara
hasil Demokrasi (Pilkada) dengan pelaksanaa good governance dan Kesejahteraan
yang bisa menjadi bench-mark bagi daerah2 lain.
5. Makin cerdasnya masyarakat dalam proses Demokrasi di pusat maupun di daerah.
6. dll.
Didin S Damanhuri. Prof.Dr., IE FEM IPB, 2016
Konstruksi Ekonomi-Politik : Produk dari Warisan
Kebijakan Masa lalu
Swasembada pangan nasional Akhir 1980an:liberalisasi
(1983) perekonomian
(perbankan,pasar modal,
prdagangan, dst.) yng tdk
Bagian dari Strategi slektif (buka-bukaan)
pemenuhan kebutuhan pokok,
untuk mencapai stabilitas Pergerakan Moneter jauh
harga2, stabilitas ekonomi & lebih besar dari pergerakan
stabilitas politik dalam rangka barang & jasa (Decoupling):
mencapai prtumbuhan
ekonomi yng tinggi lewat SUMBER
BUBBLE ECONOMY & KRISIS
Industrialisasi manufaktur AOTORITARIAN REGIME :
EKONOMI98
-Content impor industri
Ditegakan dengan sistem makin mendekati 100%
pemerintahan yang otoriter -Impor Barang & Jasa termasuk
(represi militer,partai bahan pangan kebutuhan pokok
dominan & oligarki politik), -Rezim Pemrt Otoriter, Korup &
dbiayai Utang&petro $ Nepotis

Didin S Damanhuri. Prof.Dr., IE FEM IPB, 2016


Demoktratisasi Politik dgn Politisasi & penggunaan
Big Bang Politik: Kebebasan yang Over Dosis
Sistem Multipartai
Pengelolaan konflik yang makin sulit, meski terdapat
Otonomi daerah
pelbagai sukses ( aceh, maluku, dll.) tapi muncul
Kebebasan Pers berbagai konflik baru (pilkada, tanah, ruang usaha,
dst.)

Demokratisasi Asingisasi : scr Ekonomi penguasaan asset


( 1998 ) publik dan ketrgantungam impor dari banyak
barang kebutuhan pokok (kedelai, jagung, gula,
daging, garam, beras, gandum, buah-buahan, sayur-
Penanganan Krisis lewat LoI sayuran, dst) & Mnyusutnya sumberdana Migas
IMF (diteruskan dng White (net-Importir) : Juga Politik (Makin tergantung AS)
Paper = IMF)

SEMENTARA:
Produktivitas Stagnan, Teknologi
tertinggal, dan makin lack of Vision
terhadap kemandirian & Kedaulatan
Ekonomi&Politik dari Pemerintah Orde
Reformasi
Didin S Damanhuri. Prof.Dr., IE FEM IPB, 2016
Kebijakan Pemerintah Pasca Orba/Reformasi
terhadap Warisan Masa lalu & Perkembangan
kontemporer
Tetap berkutat pada ukuran sukses yang mengacu
semata kepada Stabilitas ekonomi makro
(pertumbuhan, inflasi, kurs rupiah, suku bunga, dst.)
dg Politik yg terlalu Liberal

Tak ada Blue Print Reformasi ekonomi dan Politik scr


menyeluruh atas dasar : (1) Assesment kebutuhan
nyata ( felt need ) rakyat dan keragaman daerah ; (2)
Market Intellegence dari perkembangan ekonomi
global ; srt Demokrasi Politik yg brorientasi
Kesejahteraan Rakyat.
Didin S Damanhuri. Prof.Dr., IE FEM IPB, 2016
Hambatan Mewujudkan Kemandirian
& Kedaulatan Ekonomi & Politik
Demokrasi Politik yang cenderung menciptakan proses kompradorisasi
yang menempatkan bangsa dependen terhadap kepentingan negara maju

Ukuran sukses pembangunan hanya semata ditekankan kepada stabilitas


Makro Ekonomi & Politik dg menganggap globalisasi sebagai fenomena
yang netral, bahkan sumber kemajuan tanpa sikap kritis

Industrialisasi yang berbasis impor dan mengabaikan competitive


advantage berbasis sumber daya domestik (SDA, SDM, kreativitas, dst.)
dengan iptek dan nilai lokal

Ketiadaan grand-design yang komprehensif untuk kemandirian dan


kedaulatan Ekonomi & Politik (Terlalu Liberal) : dari mulai payung
kebijakan makro ekonomi dg dukungan kebijakan fiskal, moneter,
perbankan, tata-ruang, penyuluhan, pengembangan teknologi, hingga
gerakan budaya dan kebijakan industrialisasi yang berbasisan sumberdaya
domestik (Kebijakan Ekonomi). Juga dlm mngadopsi Sistem
Politik/Demokrasi (Barat) dg Kebebasan Pers tanpa Tanggungjawab Sosial,
Politik Transaksional, Ketiadaaan Pemimpin yg menciptakan Konsensus,
dstbbrp faktor scr Politik-pun Indonesia kurangf berdaulat.
Didin S Damanhuri. Prof.Dr., IE FEM IPB, 2016
Rekomendasi kebijakan
Jangka Menengah & Panjang
Perlu Kebijakan dalam menghadapi Globalisasi menyiapkan
program aksi berbasiskan visi kepentingan nasional untuk
menyusun blueprint reformasi ekonomi bersamaan dengan
demokratisasi politik yang mensejahterakan rakyat dg Model
Pemb yg Asian Way (keseimbangan yg tepat Peran Negara &
Pasar)
Perlu kebijakan makro dan mikro ekonomi serta industrialisasi
yang menekankan competitive advantage berbasiskan
sumberdaya domestik (SDA, SDM, kreativitas, dst.) (Res.based
Ind) dengan kandungan iptek dan nilai lokal srt
pengembangan Unit Banking System yang berorientasi full
employment policy (Ekonomi berbasis Konstitusi).
Perlu grand design kebijakan untuk mencapai kemandirian &
kedaulatan Ekonomi & Politik nasional, Daerah dan lokal
berbasiskan Kepentingan Nasional & Kearifan Bangsa ( dg
nilai2 Agama, Tradisi Positif, Kearifan Daerah & Lokal), kalau
tdk, maka dikhawatirkan Indonesia akan sprt sebuah
protektorat sebuah Negara Maju
Didin S Damanhuri. Prof.Dr., IE FEM IPB, 2016
Referensi

Didin S Damanhuri, Indonesia Negara, Civil Society


dan Pasar dalam Kemelut Globalisasi, Lembaga
Penerbit FEUI, 2009

Didin S Damanhuri, Ekonomi Politk dan


Pembangunan: Teori, Kritik dan Solusi Bagi
Indonesia dan Negara Sedang Berkembang, IPB
Pers, Cetakan 2010, 2013, dan 2015

Didin S Damanhuri, Ekonomi Politik Indonesia dan


Antar Bangsa, Pustaka Pelajar, Cetakan 2014

Didin S Damanhuri. Prof.Dr., IE FEM IPB, 2016


TRIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai