500 500 TU
STU
Classical antiquity
• filsafat alam 500 TU 1200
• filsafat berpikir, etika,
Kegelapan TU
estetika
• awal pragmatisme (dark ages)
• dogma
• agama
• ritual 1200 1600
• politik absolut
• feodalisme TU
Renaissance TU
• Copernican modernitas
Revolution
• Dasar ilmu 1600 1800
pengetahuan
modern TU
Pencerahan TU
• Rasionalisme
• Individualisme (aufklärung/
• Merkantilisme enlightenment)
• Desentralisasi • Ilmu pengeta-
politik huan 1800 1900
• Filsafat modern
• Sistem politik
TU TU
• Revolusi
parlementer Industri
• Sistem ekonomi • Budaya sains-
kapitalisme teknologi
• Cartesian doubt • historisisme 1900 2000
TU
• Sains modern TU
• Modernisme
• Kapitalisme-Ekonomi
kebangkitan pasar
aplikasi & pe- rintisan desain • Desain modern
lahirnya filsafat kembali filsafat modern • Refleksi anti industri
berpikir berpikir ngembangan
(pra-modern) • Limit of growth
pengantar
sumber: Mondal, L. (2014). Modernity in Philosophy and Sociology: An Appraisal with Special Reference to Bangladesh.
Philosophy and Progress , 51 (1-2), 123-160.
b). Oleh karena itu ciri khas modernitas tidak dapat lepas dari dua hal,
yaitu: [1] rasionalitas dan [2] emansipasi (kesetaraan) dalam
berkomunikasi (menyampaikan pemikiran).
d). Walaupun akhir modernitas tidak terkesan positif, akan tetapi perlu kita
ketahui cita-cita awal dari modernitas. Oleh sebab itu seyogyanya kita
meninjau kembali masa Renaissance sebagai rentang waktu sejarah
kehidupan manusia (di Barat) yang menandai munculnya modernitas.
e). Rasionalitas dan emansipasi sebagai ciri khas modernitas mulai tumbuh
pada Masa Renaissance. Situasi tersebut tercerap melalui dua hal,
yaitu:
Berkembangnya gerakan humanisme yang mengedepankan fitrah
manusia sebagai penghuni dunia dan makhluk berpikir, serta upaya
menggerakkan komunikasi secara publik dalam prinsip kesetaraan.
Contoh:
˗ Karya-karya seni lukis yang menempatkan manusia (semua
strata) sebagai objek utama.
˗ Karya arsitektur yang berupaya mempelajari dan menghidupkan
kembali peninggalan masa lalu.
˗ Kritik atas praktik otoritas yang sewenang-wenang melalui
publikasi: Desiderius Erasmus Roterodamus.
˗ Penyebaran karya filsafat, seni, dan ilmu pengetahuan: Elsevier.
epilog