Anda di halaman 1dari 40

TUGAS AKHIR

Periode 156

Proposal Tugas Akhir

PERANCANGAN TERMINAL DI KOTA MEDAN BERBASIS TOD


(TRANSIR-ORIENTED DEVELOPMENT)

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar


Sarjana Arsitektur

Oleh :
RAMA YUVANDI
NIM. 21020119120027

PROGRAM STUDI SARJANA ARSITEKTUR


DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................
BAB I.........................................................................................................................................................
PENDAHULUAN......................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................
1.4 Manfaat......................................................................................................................................
1.5 Lingkup / Batasan.......................................................................................................................
1.6 Pendekatan.................................................................................................................................
1.7 Sistematika Pembahasan............................................................................................................
BAB II........................................................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................................
2.1 Terminal.........................................................................................................................................
2.2 Terminal Penumpang....................................................................................................................
2.3 Klasifikasi Trayek Angkutan........................................................................................................
2.4 Studi Banding...............................................................................................................................
BAB III....................................................................................................................................................
TINJAUAN LOKASI..............................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kendaraan Jenis Mobil Penumpang..........................................................27
Gambar 2. Kendaraan Jenis Penumpang Bonet..........................................................28
Gambar 3. Kendaraan Jenis Minibus...........................................................................28
Gambar 4. Kendaraan Jenis Microbus........................................................................29
Gambar 5. Kendaraan Jenis Small Bus........................................................................30
Gambar 6. Kendaraan Jenis Bus Medium...................................................................30
Gambar 7. Kendaraan Jenis Bus Besar........................................................................31
Gambar 8. Pola Parkir Bus...........................................................................................31
Gambar 9. Pola platforms tegak lurus dan memanjang.............................................32
Gambar 10. Pola platforms posisi miring.....................................................................32
Gambar 11. Area kedatangan dan keberangkatan......................................................33
Gambar 12. Parkir area kedatangan dan keberangkatan..........................................33
Gambar 13. Perputaran bus 180 dan 90.......................................................................34
Gambar 14Perputaran Bus 180 dan 90........................................................................34
Gambar 15. ISBT, Sector 17, Chandigarh Google Plan dan View Sekitar Bangunan
.........................................................................................................................................35
Gambar 16. Section Konsep..........................................................................................36
Gambar 17 Site Lokasi Perancangan...........................................................................38
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kota


Medan tahun 2011- 2031, Belawan ditetapkan sebagai kawasan
strategis bidang pertumbuhan ekonomi, bidang sosial budaya
(dengan adanya stasiun KA Belawan sebagai bangunan heritage),
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup (Hutan Manggrove dan
rawa), serta kawasan strategis nasional dan propinsi wilayah kota
Medan (pangkalan TNI angkatan laut).1 Belawan direncanakan
menjadi pusat kegiatan perdagangan / bisnis, pusat pelayanan
transportasi berbasis Transit Oriented Development (TOD), pusat
kegiatan sosial budaya, serta pusat pelayanan pertahanan keamanan.

Belawan sebagai pusat pelayanan transportasi (berbasis


TOD) sewajarnya menyediakan sistem transportasi yang mampu
mengintegrasikan berbagai moda transportasi (darat dan laut) untuk
mengkoordinir proses pergerakan penumpang dan barang dengan
cara mengatur komponen-komponennya yaitu prasarana sebagai
media dan sarana sebagai alat yang digunakan dalam proses
transportasi.

Berdasarkan masterplan kawasan Belawan II, ada beberapa


fungsi transit yang direncanakan yaitu pelabuhan, stasiun KA, dan
terminal bus. Fungsi transit tersebut dirancang saling terintegrasi.
Terminal bus adalah salah satu prasarana transportasi jalan untuk
keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan
intra dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan
dan pemberangkatan kendaraan umum.2

Beberapa pertimbangan yang melatarbelakangi proyek


“Terminal Bus Tipe B di Kawasan TOD Belawan” diantaranya
sebagai berikut :
1. Belawan merupakan daerah penghubung yang penting.
Belawan merupakan titik simpul yang menghubungkan jalur
transportasi laut (pelabuhan) dan darat (kereta api) menuju
kota Medan dan sebaliknya.
2. Terminal Medan Kota Belawan di Jl. Dosomuko, Kelurahan
Belawan I kurang memadai untuk menampung kebutuhan
akan fungsi transit dan jaraknya terlalu jauh dari prasarana
transportasi lainnya seperti Pelabuhan dan stasiun kereta api
yang berada di Kelurahan Belawan II sehingga kurang
efesien.
3. Untuk menciptakan pembangunan yang berorientasi pada
Transit Oriented Development (TOD) dibutuhkan
keterpaduan prasarana transportasi yang saling terintegrasi,
sehingga terminal mutlak diperlukan untuk melengkapi
prasarana transportasi yang sudah ada yaitu pelabuhan dan
stasiun kereta api di Kelurahan Belawan II.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perencanaan sirkulasi yang jelas dan efesien bagi


manusia dan kendaraan.
2. Bagaimana penataan sirkulasi di dalam bangunan yang
memadai dan arah yang jelas bagi pengguna untuk mencapai
fasilitas dan ruang yang akan dituju.
3. Bagaimana mengintegrasikan ruang luar dan ruang dalam
berkaitan dengan berbagai aktivitas yang berbeda, misalnya :
a. Area penumpang dalam kota (keberangkatan dan kedatangan)
b. Area pengelola terminal (administrasi, informasi, service, dan
security).
c. Area pendukung, misalnya : fasilitas komersial (pusat
makanan dan retail), faslitas penginapan, dan fasilitas publik
lainnya.
4. Bagaimana mengintegrasikan terminal dengan fungsi transit
lainnya (Stasiun Kerata Api Belawan dan Pelabuhan
Belawan) sehingga memudahkan akses dan pencapaian
(walkable).

1.3 Tujuan

Maksud dan tujuan direncanakannya proyek “Terminal Bus


Tipe B di Kawasan TOD Belawan” adalah :
1. Memenuhi kebutuhan akan adanya suatu fasilitas publik,
yaitu terminal bus tipe B sebagai tempat pemberhentian serta
perpindahan / pergantian moda transportasi.
2. Merencanakan lingkungan yang sustainable (walkable)
melalui konsep Transit Oriented Development (TOD) yang
diterapkan dalam perencanaan kawasan Belawan II,
terkhusus dalam perencanaan prasarana transportasi.
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan Belawan,
terkhusus Kelurahan Belawan II.

1.4 Manfaat

1. Peningkatan kualitas pelayanan terminal dalam kota, khususnya


AKDP.
2. Konsep TOD mewujudkan sebuah keterpaduan moda
tranportasi dalam suatu kawasan (terminal bus, stasiun
kereta api, dan pelabuhan) dan saling terintegrasi, akan
menciptakan suatu kawasan yang lebih walkable
(sustainable).
3. Menjadi pemicu meningkatnya perekonomian di kecamatan
Belawan, khususnya Kelurahan Belawan II.
1.5 Lingkup / Batasan

Lingkup pelayanan proyek ini terbagi berdasarkan pengguna


terminal dan aktiivitas yang berlangsung didalamnya, antara lain :
1. Berdasarkan jenis pengguna
a. Masyarakat umum (pengunjung terminal), yang
menggunakan moda transpotasi darat sebagai alat
pergerakannya.
b. Pemerintah (sebagai pengelola terminal), yang mengelola
Terminal Amplas ini nantinya.
c. Swasta (investor atau penanam modal), sebagai investor atau
penanam modal.
2. Berdasarkan aktivitas objek rancang ini nantinya akan
mewadahi aktivitas terminal:
a. Aktivitas kedatangan
b. Aktivitas keberangkatan
c. Aktivitas transit
d. Aktivitas perdagangan dan jasa

1.6 Pendekatan

Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan


dihadapi dalam proses perencanaan dan perancangan “Terminal Bus
Tipe B di Kawasan TOD Belawan” dilakukan berbagai pendekatan
desain sebagai berikut :
1. Studi Literatur
a. Mengumpulkan data sekunder (referensi buku dan internet)
yang berkaitan dengan teori, konsep, standar perencanaan,
dan perancagan fasilitas terminal bus.
b. Mempelajari berbagai proyek dan tema sejenis baik proyek
real (nyata) maupun fiktif.
2. Analisis
a. Mengolah/ mengkaji data yang sudah dikumpulkan untuk
keperluan perancangan.
3. Sintesis
a. Menggabungkan semua data yang telah dianalisis untuk
kemudian diolah menjadi konsep perencanaan dan
perancangan.

1.7 Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan dalam perancangan ini adalah

sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN

Menjelaskan secara garis besar apa yang menjadi dasar


perumusan perancangan yang meliputi: latar belakang, maksud dan
tujuan pembahasan, rumusan masalah, metode perancangan,
lingkup/batasan perancangan, asumsi

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tinjauan umum Terminal bus, dan Studi Banding


alternatif lokasi, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas
lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi dan studi
banding arsitektur dengan fungsi sejenis.

BAB III. TINJAUAN LOKASI TAPAK

Berisi penjelasann mengenai tinjauan umum lokasi


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.2.1 Terminal

2.1.1. Pengertian Terminal

Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan


transportasi memiliki posisi yang penting dan strategi dalam
pembangunan, maka perencanaan dan pengembangannya perlu
ditata dalam satu kesatuan sistem yang terpadu. Untuk
terlaksananya keterpaduan intra dan antar moda secara lancar dan
tertib maka ditempat-tempat tertentu perlu dibangun dan
diselenggarakan terminal.

Morlok (1978) menyatakan bahwa terminal dapat dianggap


sebagai alat untuk memproses muatan dan penumpang dan lain-lain
dari sistem transportasi yang akan mengangkut lalu lintas. Dalam
proses tersebut, terminal melakukan berbagai fungsi seperti memuat
penumpang atau barang ke dalam kendaraan dan sebagainya. Proses
ini memerlukan prosedur untuk mengatur operasi dan untuk
menjamin bahwa semua fungsi dilakukan dengan cara yang sesuai
dan urutan yang benar.

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 Tentang


Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, terminal merupakan prasarana
transportasi jalan untuk barang serta mengatur kedatangan dan
pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan satu wujud
simpul jaringan transportasi. senada dengan UU No 14 Tahun 1992,
dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993 Tentang angkutan
jalan umum, terminal adalah sarana transportasi untuk keperluan
memuat dan menurunkan orang atau barang serta mengatur
kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan
satu simpul jaringan transportasi.

Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995, Terminal Transportasi


merupakan:
1. Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang
berfungsi sebagai pelayanan umum.
2. Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan
pengoperasian lalu lintas.
3. Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem
transportasi untuk melancarkan arus penumpang dan barang.
4. Unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi
efisiensi kehidupan kota.

2.1.2. Fungsi Terminal

Pengelolaan terminal yang mampu menyesuaikan dengan


perkembangan, terkendali dan terarah (coach terminal) berkaitan
dengan : perencanaan, infrastruktur, sistem manajemen dan
informasi, lingkungan dan kerjasama serta pengaturan bebagai
kepentingan yang aktif dalam kawasan terminal. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengelolaan terminal yang terarah dapat dilihat pada
gambar
2.1 Berbagai kepentingan yang ada dalam terminal adalah aktivitas
transit, kewenangan, sistem pengendalian serta berbagai
kepentingan yang mempengaruhi pengelolaan terminal secara
terarah dan terkendali sesuai dengan tuntutan perkembangan di
masa depan.

Secara umum, fungsi dari terminal sebagaimana dijelaskan oleh


Morlok
(1978) adalah sebagai berikut :

1. Memuat penumpang atau barang ke atas kendaraan transpor


(atau pita transpor, rangkaian pipa, dan sebagainya) serta
membongkar atau menurunkannya. Memindahkan dari satu
kendaraan ke kendaraan lain.
2. Menampung penumpang atau barang dari waktu tiba sampai
waktu berangkat. Kemungkinan untuk memproses barang,
membungkus untuk diangkut. Menyediakan kenyamanan
penumpang (misalnya pelayanan makan dan sebagainya).

3. Menyiapkan dokumentasi perjalanan. Menimbang muatan,


menyiapkan rekening dan memilih rute. Menjual tiket
penumpang, memeriksa pesanan tempat.
4. Menyimpan kendaraan (dan komponen lainnya), memelihara
dan menentukan tugas selanjutnya.
5. Mengumpulkan penumpang dan barang di dalam grup-grup
berukuran ekonomis untuk diangkut (misalnya untuk
memenuhi kereta api atau pesawat udara) dan menurunkan
mereka sesudah tiba di tempat tujuan.
6. Fungsi terminal adalah sebagai pelayanan umum antara lain
berupa tempat untuk naik turun penumpang dan atau
bongkar muat barang, untuk mengendalikan lalu lintas dan
angkutan kendaraan umum, serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antar moda transportasi.

Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995. Fungsi Terminal


Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:

1. Fungsi terminal bagi penumpang, adalah untuk


kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu
moda atau kendaraan ke moda atau kendaraan lain, tempat
fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan
pribadi.
2. Fungsi terminal bagi pemerintah, adalah dari segi
perencanaan dan manajemen lalu lintas untuk menata
lalulintas dan angkutan serta menghindari dari kemacetan,
sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendali
kendaraan umum.
3. Fungsi terminal bagi operator/pengusaha adalah
pengaturan operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat dan
informasi bagi awak bus dan sebagai fasilitas pangkalan.

2.1.3. Jenis Terminal

Terminal adalah bagian dari infrastruktur transportasi yang


merupakan titik lokasi perpindahan penumpang ataupun barang.
Pada lokasi itu terjadi konektivitas antar lokasi tujuan, antar modal,
dan antar berbagai kepentingan dalam system transportasi dan
infrastruktur. Pengelolaan pada berbagai hal tersebut perlu
diperhatikan dan dikembangkan untuk pengembangan manajemen
terminal. Kegiatan pengelolaa, regulasi (peraturan) dan norma
norma yang disepakati akan menentukan perkembangan terminal
secara terarah (coach terminal).

Terminal dibagi beberapa kategori yang meliputi :


1. Terminal Penumpang adalah Prasarana Transportasi jalan
untuk keperluan menurunkan dan menaikan penumpang,
perpindahan intra/atau moda transportasi serta mengatur
kedatangan pemberangkatan kendaraan

angkutan penumpang umum; Terminal penumpang dapat


dikelompokan atas dasar tingkat penggunaan terminal
kedalam tiga tipe sebagai berikut :
a. Terminal penumpang tipe A berfungsi melayani kendaraan
umum untuk angkutan antar kota antar propinsi dan/atau
angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam
propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.
b. Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan
umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan
kota dan/atau angkutan pedesaan.
c. Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan
umum untuk angkutan pedesaan.

Unsur penting bagi eksistensi sebuah terminal penumpang


adalah adanya angkutan umum dan penumpang, tanpa keduanya
terminal tidak bermakna apapun hanya sebatas sebuah
bangunan. Angkutan umum merupakan salah satu media
transportasi yang digunakan masyarakat secara bersama-sama
dengan membayar tarif. Angkutan umum yang biasa beroperasi
dalam terminal meliputi : angkot, bis, ojek, bajaj, taksi dan
metromini. Penumpang adalah masyarakat yang menaiki atau
menggunakan jasa angkutan (bus). Jadi ruang transit penumpang
adalah bangunan peneduh terbuka besar yang berfungsi sebagai
tempat istirahat sementara atau duduk - duduk, menunggu bus,
menunggu teman, membaca koran serta mengobrol santai yang
berada dalam terminal.
2. Terminal Barang adalah Prasarana Transportasi jalan untuk
keperluan membongkar dan memuat barang serta
perpindahan intra/atau moda transportasi angkutan barang;
3. Terminal Peti Kemas adalah terminal dimana dilakukan
pengumpulan peti kemas dari hinterland ataupun pelabuhan
lainnya untuk selanjutnya diangkut ke tempat tujuan ataupun
terminal peti kemas yang lebih besar lagi. Terminal peti
kemas yang berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun
belakangan ini adalah Terminal peti kemas JICT, KOJA di
Jakarta, TPS di Surabaya, TPK Semarang, TPK Belawan.

2.2.2 Terminal Penumpang

a. Persyaratan Terminal Penumpang

Penentuan lokasi terminal penumpang dilakukan dengan


memperhatikan rencana kebutuhan lokasi simpul yang merupakan
bagian dari rencana umum jaringan transportasi jalan.

Lokasi terminal penumpang tipe A, tipe B dan tipe C,


ditetapkan dengan memperhatikan:
1. Rencana umum tata ruang;
2. Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal;
3. Keterpaduan moda transportasi baik intra maupun antar moda;
4. Kondisi topografi lokasi terminal;
5. Kelestarian lingkungan.

Penetapan lokasi terminal penumpang tipe A harus memenuhi


persyaratan:
1. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi
dan/atau angkutan lalu lintas batas negara;
2. Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas
IIIA;
3. Jarak antara dua terminal penumpang tipe A, sekurang-
kurangnya 20 km di Pulau Jawa, 30 km di Pulau Sumatera
dan 50 km di pulau lainnya;
4. Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 ha untuk
terminal di Pulau Jawa dan Sumatera, dan 3 ha di pulau
lainnya;
5. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari
terminal dengan jarak sekurang-kurangnya 100 m di Pulau
Jawa dan 50 m di pulau lainnya, dihitung dari jalan ke pintu
keluar atau masuk terminal.

Penetapan lokasi terminal penumpang tipe B harus memenuhi


persyaratan:
1. Terletak dalam jaringan trayek antar kota dalam propinsi;
2. Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan
sekurang-
kurangnya kelas IIIB;
3. Jarak antara dua terminal penumpang tipe B atau dengan
terminal penumpang tipe A, sekurang-kurangnya 15 km di
Pulau Jawa dan 30 km di Pulau lainnya;
4. Tersedia lahan sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di
Pulau Jawa dan Sumatera, dan 2 ha untuk terminal di pulau
lainnya;
5. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari
terminal dengan jarak sekurang-kurangnya 50 m di Pulau
Jawa dan 30 m di pulau lainnya, dihitung dari jalan ke pintu
keluar atau masuk terminal.

Penetapan lokasi terminal penumpang tipe C harus memenuhi


persyaratan:
1. Terletak di dalam wilayah Kabupaten daerah Tingkat II dan
dalam jaringan trayek pedesaan;
2. Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan
paling tinggi kelas IIIA;
3. Tersedia lahan sesuai dengan permintaan angkutan;
4. Mempunyai akses jalan masuk atau keluar ke dan dari
terminal, sesuai kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di
sekitar terminal.

b. Kriteria Pembangunan Terminal Penumpang

Pembangunan terminal penumpang harus dilengkapi dengan:


1. rancang bangun terminal;
2. analisis dampak lalu lintas;
3. analisis mengenai dampak lingkungan.

Pembuatan rancang bangun harus memperhatikan:


1. Fasilitas penumpang yang disyaratkan.
2. Pembatasan yang jelas antara lingkungan kerja terminal
dengan lokasi peruntukkan lainnya, misalnya pertokoan,
perkantoran, sekolah dan sebagainya.

Pemisahan antara lalu lintas kendaraan dan pergerakan orang di


dalam terminal.
3. Pemisahan yang jelas antara jalur angkutan antar kota antar
propinsi, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota
dan angkutan pedesaan. Manajemen lalu lintas di dalam
terminal dan di daerah pengawasan terminal.

c. Kriteria Perencanaan Terminal Penumpang

Kriteria perencanaa terminal terdiri dari :


1. Sirkulasi lalu lintas
Jalan masuk dan keluar kendaraan harus lancar, dan dapat
bergerak dengan mudah. Jalan masuk dan keluar calon
penumpang kendaraan umum harus terpisah dengan keluar
masuk kendaraan. Kendaraan di dalam terminal harus dapat
bergerak tanpa halangan yang tidak perlu. Sistem sirkulasi
kendaraan di dalam terminal ditentukan berdasarkan:
a. Jumlah arah perjalanan
b. Frekuensi perjalanan
c. Waktu yang diperlukan untuk turun/naik penumpang
Sistem sirkulasi ini juga harus ditata dengan
memisahkan jalur bus/kendaraan dalam kota
dengan jalur bus angkutan antar kota.
2. Fasilitas utama
Fasilitas utama terminal terdiri dari:
a. jalur pemberangkatan kendaraan umum
b. jalur kedatangan kendaraan umum
c. tempat tunggu kendaraan umum
d. tempat istirahat sementara kendaraan umum
e. bangunan kantor terminal
a. tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar, menara pengawas,
loket penjualan karcis, rambu-rambu dan papan informasi, yang
memuat petunjuk jurusan, tarif, dan jadwal perjalanan, pelataran
parkir kendaraan pengantar dan taksi. kamar kecil/toilet

b. musholla
c. kios/kantin
d. ruang pengobatan
e. ruang infromasi dan pengaduan telepon umum
f. tempat penitipan barang
g. Taman.
h. Kegiatan sirkulasi penumpang, pengantar, penjemput,
sirkulasi barang dan pengelola terminal.
i. Macam tujuan dan jumlah trayek, motivasi
perjalanan, kebiasaan penumpang dan fasilitas
penunjang.
3. Fasilitas penunjang
Fasilitas penunjang sebagai fasilitas pelengkap dalam
pengoperasian terminal antara lain:
a. Turun naik penumpang dan parkir bus harus tidak
mengganggu kelancaran sirkulasi bus dan dengan
memperhatikan keamanan penumpang.
b. Luas bangunan ditentukan menurut kebutuhan pada
puncak berdasarkan kegiatan adalah:
c. Tata ruang dalam dan luar bangunan terminal harus
memberikan kesan yang nyaman dan akrab.
4. Luas pelataran parkir
Luas pelataran parkir terminal tersebut di atas ditentukan
berdasarkan kebutuhan pada jam puncak berdasarkan:
a. Frekuensi keluar masuk kendaraan
b. Kecepatan waktu naik/turun penumpang
c. Kecepatan waktu bongkar/muat barang
d. Banyaknya jurusan yang perlu di tampung dalam sistem jalur

Sistem parkir kendaraan di dalam terminal harus ditata


sedemikian rupa sehingga rasa aman, mudah dicapai, lancar dan
tertib. Ada beberapa jenis sistem tipe dasar pengaturan platform,
teluk dan parkir adalah:

a. Membujur, dengan platform yang membujur bus memasuki


teluk pada ujung yang satu dan berangkat pada ujung yang
lain. Ada tiga jenis yang dapat digunakan dalam pengaturan
membujur yaitu satu jalur, dua jalur, dan shallow saw tooth.
b. Tegak lurus, teluk tegak lurus bus-bus diparkir dengan muka
menghadap ke platform, maju memasuki teluk dan berbalik
keluar. Ada beberapa jenis teluk tegak lurus ini yaitu tegak
lurus terhadap platform dan membentuk sudut dengan
platform.

d. Alternatif Standar Terminal

Terminal penumpang berdasarkan tingkat pelayanan yang


dinyatakan dengan jumlah arus minimum kendaraan per satu satuan
waktu mempunyai ciri- ciri sebagai berikut:
1. Terminal tipe A 50 -100 kendaraan/jam
2. Terminal tipe B 25 –50 kendaraan /jam
3. Terminal tipe C 25 kendaraan/jam

e. Persyaratan Teknis, Luas, Akses Dan Pejabat


Penentu Lokasi Pembangunan Terminal

Persyaratan teknis, luas, akses dan pejabat penentu lokasi


pembangunan terminal dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Luas Terminal Penumpang
Untuk masing-masing tipe terminal memiliki luas berbeda,
tergantung wilayah dan tipenya, dengan ketentuan ukuran
minimal:
a. Untuk terminal tipe A di pulau Jawa dan Sumatra seluas 5
Ha, dan di pulau lainnya seluas 3 Ha.
b. Untuk terminal penumpang tipe B di pulau Jawa dan
Sumatra seluas 3 Ha, dan dipulau lainnya seluas 2 Ha.
c. Untuk terminal tipe C tergantung kebutuhan.
2. Akses Terminal Penumpang
a. Akses jalan masuk dari jalan umum ke terminal, berjarak minimal:
b. Untuk terminal tipe A di pulau Jawa 100 m dan di pulau lainnya 50
m,
c. Untuk terminal penumpang tipe B di pulau Jawa 50 m dan di
pulau lainnya 30 m,
d. Untuk terminal penumpang tipe C sesuai dengan kebutuhan.
3. Penentuan Lokasi Terminal Penumpang
Penentuan lokasi dan letak terminal penumpang dilaksanakan oleh:
a. Direktur Jenderal setelah mendengar pendapat Gubernur
Kepala Daerah Tingkat I, untuk Terminal penumpang Tipe
A,
b. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I setelah mendapat
persetujuan Direktur Jenderal, untuk terminal penumpang
tipe B,
c. Bupati Kepala Daerah/Walikotamadya daerah Tingkat II
setelah mendapat persetujuan dari Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I terminal penumpang tipe C.

f. Daerah Kewenangan / Pengelolaan Terminal

Daerah kewenangan/pengelolaan terminal terdiri dari:


1. Daerah lingkungan kerja terminal, merupakan daerah yang
diperuntukkan untuk fasilitas utama dan fasilitas penunjang
terminal,
2. Daerah pengawasan terminal, adalah daerah di luar daerah
lingkungan kerja terminal yang diawasi oleh petugas
terminal untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas di
sekitar terminal.

g. Penyelengaraan Terminal Penumpang


Penyelenggaraan terminal penumpang meliputi kegiatan
pengelolaan, pemeliharaan, dan penertiban terminal. Kewenangan
pengelolaan terminal berada pada Pemerintah Daerah Tingkat II
dengan Dinas LLAJ sebagai penyelengaranya, sedang Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat sebagai pembinanya.

h. Pengelolaan Terminal Penumpang

Pengelolaan terminal penumpang yang harus dilakukan


adalah meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan
dan pengawasan pengoperasian terminal.
1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan terminal meliputi:
a. Penataan pelataran terminal menurut rute atau jurusan,
b. Penataan fasilitas penumpang,
c. Penataan fasilitas penunjang terminal,
d. Penataan arus lalu lintas di daerah pengawasan terminal,
e. Penyajian daftar rute perjalanan dan tarif angkutan,
f. Penyusunan jadwal perjalanan berdasarkn kartu pengawasan,
g. Pengaturan jadwal petugas di terminal,
h. Evaluasi sistem pengoperasian terminal.
2. Pelaksanaan Pengoperasian Terminal
Kegiatan pelaksanaan pengoperasian terminal penumpang meliputi:
a. Pengaturan tempat tunggu dan arus kendaraan umum di dalam
terminal,
b. Pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan
menurut jadwal yang telah ditetapkan,
c. Pemungutan jasa pelayanan terminal penumpang,
d. Pemberitahuan tentang pemberangkatan dan kedatangan
kendaraan umum kepada penumpang,
e. Pengaturan arus lalu lintas did aerah pengawasan terminal.
3. Pengawasan Pengoperasian Terminal
Kegiatan pengawasan pengoperasian, terminal penumpang
meliputi:
a. Pemantauan pelaksanaan tarif,
b. Pemeriksaan kartu pengawasan dan jadwal perjalanan,
c. Pemeriksaan kendaraan yang secara jelas tidak memenuhi kelaikan
jalan,
d. Pemeriksaan batas kapasitas muatan yang diijinkan,
e. Pemeriksaan pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa
angkutan,
f. Pencatatan dan pelaporan pelanggaran yang terjadi,
g. Pemeriksaan kewajiban pengusaha angkutan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku,
h. Pemantauan pemanfaatan terminal serta fasilitas penunjang
sesuai dengan peruntukkannya,
i. Pencatatan jumlah kendaraan dan penumpang yang datang dan
berangkat.
4. Pemeliharaan Terminal
Terminal penumpang harus senantiasa dipelihara sebaik-
baiknya untuk menjamin agar terminal tetap bersih, teratur,
tertib, rapi serta berfungsi sebagaimana mestinya.
Pemeliharaan terminal meliputi:
a. Menjaga kebersihan bangunan beserta perbaikannya,
b. Menjaga kebersihan pelataran terminal, perawatan tanda-
tanda dan perkerasan pelataran,
c. Merawat saluran-saluran air yang ada,
d. Merawat instalasi listrik dan lampu-lampu penerangan,
e. Menjaga dan merawat alat komunikasi,
f. Menyediakan dan merawat sistem hidrant atau
alat pemadam kebakaran lainnya yang siap
pakai.

Untuk keperluan pemeliharaan terminal


sebagaimana dimaksud diatas,
harus dialokasikan anggaran pemeliharaan terminal.

i. Tipologi Terminal
Secara tabelaris tipologi terminal dapat disarikan
menjadi Tabel 2.1 sebagai berikut:

Ketentuan Tipe A Tipe B Tipe C


Fungsi Melayani Melayani Melayani
Terminal kendaraan umum kendaraan umum angkutan
(KM 31 untuk angkutan untuk angkutan pedesaan.
tahun 1995 antar kota antar antar kota dalam
pasal 2 dan propinsi dan atau propinsi,
3) angkutan lintas angkutan kota dan
batas Negara, angkutan
angkutan antar pedesaan.
kota dalam
propinsi,
angkutan kota dan
angkutan
pedesaan.
Fasilitas  Jalur  Jalur  Jalur
pemberangkatan pemberangkatan pemberangkatan
dan kedatangan dan kedatangan dan kedatangan
 Tempat parkir  Tempat parkir  Kantor terminal
 Kantor terminal  Kantor terminal  Tempat tunggu
 Tempat tunggu  Tempat tunggu  Rambu – rambu
 Menara pengawas  Menara pengawas dan papan
 Loket penjualan  Loket penjualan informasi
tiket tiket
 Rambu – rambu  Rambu – rambu
dan papan dan papan
informasi informasi
 Pelataran parker  Pelataran parkir
pengantar atau pengantar /taksi
taksi
Lokasi  Terletak dalam  Terletak dalam  Terletak didalam
Terminal jaringan trayek jaringan trayek wilayah
(KM 31
tahun 1995) antar kota antar kota kabupaten Dati
pasal 11, 12, antar propinsi dalam propinsi. II dan dalam
dan 13
dan / atau  Terletak dijalan trayek pedesaan.
angkutan lintas arteri dengan  Terletak dijalan
batas Negara. kelas jalan arteri dengan
 Terletak dijalan sekurang – kelas jalan
arteri dengan kurangnya kelas sekurang –
kelas jalan IIIB. kurangnya
sekurang –  Jarak antar dua kelas IIIC.
kurangnya penumpang tipe  Luas lahan
kelas IIIA. A. yang tersedia
 Jarak antar dua  Luas lahan yang sesuai dengan
terminal tersedia permintaan
penumpang tipe sekurang angkutan.
sekurang – – kurangnya 3 ha.  Mempunyai
kurangnya 20km akses jalan
 Mempunyai
di Pulau Jawa. masuk atau jalan
akses jalan masuk
 Luas lahan keluar ke dan
atau jalan keluar
yang tersedia dari terminal
ke dan dari
sekurang – sesuai dengan
terminal dengan
kurangnya 5 ha. kebutuhan.
jarak sekurang –
 Mempunyai
kurangnya 50 m.
akses jalan
masuk atau jalan
keluar dari
terminal dengan
jarak sekurang –
kurangnya
100m.
Instansi Dirjend HubDar Gubernur setelah Bupati setelah
Penetap mendengar mendengar mendengar

Lokasi pendapat pendapat dan pendapat dari


Terminal Gubernur dan Kepala Kanwil Kepala Kanwil
(KM 31
tahun 1995) Kepala Kanwil DepHub dan DepHub dan
pasal 14 DepHub mendapat mendapat
setempat. persetujuan dari persetujuan dari
Dirjend. Gubernur.
Penyelengara Direktorat Gubernur Bupati
Terminal Jenderal
(KM 31
tahun 1995)
pasal 17

2.2.3 Klasifikasi Trayek Angkutan

Trayek Angkutan adalah lintasan kendaraan umum atau rute untuk


pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus yang mempunyai asal
dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak
berjadwal.

Jaringan trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi


satu kesatuan jaringan pelayanan angkutan orang baik diperkotaan, antar
kota dalam propinsi ataupun antar kota antar propinsi.

a. Jenis – Jenis Angkutan Berdasarkan Jenis Trayek

Ijin trayek angkutan umum jalan berdasarkan peraturan


perundangan yang berlaku dikelompokkan atas Angkutan trayek tetap dan
teratur dan angkutan tidak dalam trayek yang dikenal sebagai izin operasi:
1. Angkutan Trayek Tetap dan Teratur
a. Angkutan Trayek Tetap dan Teratur melayani lintasan/rute yang
tetap dari terminal yang telah ditetapkan ke terminal tujuan yang
telah ditetapkan dan dilayani dengan frekuensi tertentu/dilengkapi
dengan jadwal perjalanan. Angkutan Lintas Batas Negara

Angkutan Lintas Batas Negara adalah angkutan dari satu


kota ke kota lain yang melewati lintas batas negara dengan
menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek.
b. Angkutan Antar Kota Antar Propinsi
Angkutan Antar Kota Antar Propinsi adalah angkutan dari
satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah Kabupaten /
Kota yang melalui lebih dari satu daerah Propinsi dengan
menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek.
c. Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi
Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi adalah angkutan dari
satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah Kabupaten /
Kota dalam satu daerah Propinsi dengan menggunakan
mobil bus umum yang terikat dalam trayek.
d. Angkutan Kota
Angkutan Kota adalah angkutan dari satu tempat ke tempat
lain dalam satu daerah Kota atau wilayah ibukota Kabupaten
atau dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan
menggunakan mobil bus umum atau mobil penumpang
umum yang terikat dalam trayek.
e. Angkutan Perdesaan
Angkutan Perdesaan adalah angkutan dari satu tempat/desa
ke tempat lain dalam satu daerah Kabupaten yang tidak
termasuk dalam trayek kota yang berada pada wilayah
ibukota Kabupaten dengan mempergunakan mobil bus
umum atau mobil penumpang umum/Angkot yang terikat
dalam trayek.
2. Angkutan Tidak Dalam Trayek
a. Angkutan Taksi
Angkutan Taksi adalah angkutan dengan menggunakan
mobil penumpang umum yang diberi tanda khusus dan
dilengkapi dengan argometer yang melayani angkutan dari
pintu ke pintu dalam wilayah operasi terbatas.
b. Angkutan Sewa
Angkutan Sewa adalah angkutan dengan menggunakan
mobil penumpang umum yang melayani angkutan dari pintu
ke pintu, dengan atau tanpa pengemudi, dalam wilayah
operasi yang tidak terbatas, diluar dikenal sebagai car
rentals / rent a car seperti Avis, Budget. Angkutan seperti
ini sering mempunyai perwakilan di Bandara.
c. Angkutan Pariwisata
Angkutan Pariwisata adalah angkutan dengan menggunakan
mobil bus umum yang dilengkapi dengan tanda-tanda
khusus untuk keperluan pariwisata atau keperluan lain diluar
pelayanan angkutan dalam trayek, seperti untuk keperluan
keluarga dan sosial lainnya.
d. Angkutan Lingkungan
Angkutan Lingkungan adalah angkutan dengan
menggunakan mobil penumpang umum yang dioperasikan
dalam wilayah operasi terbatas pada kawasan tertentu, di
berbagai daerah Indonesia dikenal sebagai Angkot /
Angkutan Kota, yang biasanya menggunakan mobil
penumpang (kapasitas penumpang kurang dari 9 orang).

b. Dimensi Angkutan Bus

Berdasarkan PP No. 4 Tahun 1993 Kendaraan angkutan


penumpang di bedakan menjadi 2 kriteria utama yaitu:
1. Mobil Penumpang
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah tersebut, yang disebut
dengan mobil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor
yang dilengkapi sebanyak- banyaknya 8 tempat duduk tidak
termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun
tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. Yang termasuk
dalam kriteria kendaraan ini antara lain sebagai berikut :
a. Mobil Penumpang
Mobil penumpang dapat dilihat dari gambar 1

Gambar 1. Kendaraan Jenis Mobil Penumpang

b. Kendaraan Penumpang Bonet


Mobil penumpang bonet dapat dilihat dari gambar 2

Gambar 2. Kendaraan Jenis Penumpang Bonet

2. Mobil Bus
Mobil bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi
lebih dari 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat
duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan
pengangkutan bagasi. Secara garis besar Jenis Mobil bus
terbagi menjadi :
a. Mini Bus
Umumnya populasi kendaraan jenis ini dioperasionalkan oleh
pengusaha angkutan Antar Jemput (Travel). Sesuai dengan
kegunaan dan kebutuhannya, kenyamanan penumpang lebih
terjamin. Populasi kendaraan ini terbanyak menggunakan
kendaraan Mitsubishi L - 300, akhir-akhir ini produsen dari Korea
turut meramaikan pasar tipe ini yaitu :
KIA dan Hyundai. Kapasitas kendaraan jenis ini adalah 9 sampai
dengan 10 tempat duduk (termasuk pengemudi). Contoh kendaraan
Mini Bus dapat dilihat pada gambar 3

Gambar 3. Kendaraan Jenis Minibus

b. Mikro Bus
Jenis kendaraan ini diciptakan untuk memenuhi permintaan
pasar yang membutuhkan sebuah angkutan yang dapat diisi
lebih banyak penumpang. Umumnya kendaraan jenis ini
berbasis chassis kendaraan Light Truck yang dimodifikasi
menjadi kendaraan Microbus. Dalam kategori ini terdapat
dua jens model kendaraan yaitu : Model Microbus dan Bus
Kecil. Untuk jenis yang tersebut terakhir, terbanyak
populasinya adalah di daerah Jawa Tengah. Kapasitas
kendaraan jenis ini adalah 10 sampai dengan 17 tempat
duduk (termasuk pengemudi). Contoh kendaraan Mini Bus
dapat dilihat pada gambar 4

Gambar 4. Kendaraan Jenis Microbus


Gambar 5. Kendaraan Jenis Small Bus

3. Bus Sedang
Bus sedang merupakan kendaraan angkutan penumpang
yang mempunyai kapasitas 15 sampai dengan 30 tampat
duduk (termasuk pengemudi). Bus Sedang ini dibangun dari
chassis kendaraan Medium Truck atau Chassis Bus. Contoh
kendaraan medium bus dapat dilihat pada gambar 2.7.
Kendaraan jenis ini dapat digunakan untuk kebutuhan
sebagai berikut :
a. Bus Kota
b. Bus Karyawan
c. Bus Pariwisata
d. Bus Antar Kota

Gambar 6. Kendaraan Jenis Bus Medium

4. Bus Besar
Bus Besar merupakan kendaraan angkutan penumpang yang
mempunyai kapasitas 28 sampai dengan 60 tempat duduk
(termasuk pengemudi). Bus Besar dibangun dari Chassis Bus
yang telah diproduksi oleh ATPM di Indonesia. Contoh
kendaraan medium bus dapat dilihat pada gambar 2.7.
Kendaraan jenis digunakan untuk kebutuhan sebagai
berikut :
a. Bus Kota
b. Bus Pariwisata
c. Bus Antar Kota

Gambar 7. Kendaraan Jenis Bus Besar

c. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang

Deskripsi persyaratan dan kriteria ruang terminal bus terdiri dari:


1. Pola parkir bus
Dalam rancangan terminal bus di Belawan ini menggunakan
pola parkir tegak lurus dan kemiringan 45° karena
disesuaikan dengan kebutuhan parkir. Pola parkir dengan
kemiringan 45° & tegak lurus dapat dilihat pada gambar 2.9.

Gambar 8. Pola Parkir Bus


2. Pola platforms, area kedatangan & keberangkatan bus
Standar pola-pola platform untuk area kedatangan dan
keberangkatan bus dapat dilihat pada gambar 2.10 dan 2.11.

Gambar 9. Pola platforms tegak lurus dan memanjang

Gambar 10. Pola platforms posisi miring


Contoh pola platform area kedatangan dan area
keberangkatan bus dapat dilihat pada gambar 2.12

Gambar 11. Area kedatangan dan keberangkatan

3. Standar parkir dan perputaran untuk bus


Standar parkir dan perputaran untuk bus dapat dilihat pada gambar
2.13,
2.14 an 2.15.

Gambar 12. Parkir area kedatangan dan


keberangkatan
Gambar 13. Perputaran bus 180 dan 90

Gambar 14Perputaran Bus 180 dan 90


2.2.4 Studi Banding

2.1.4. ISBT, Sector 17, Chandigarh

Terminal bus dikembangkan untuk melayani sebagai simpul


transportasi utama untuk kota Chandigarh. Kedua ISBT sektor 43
untuk memenuhi permintaan 1.500 armada bus yang datang dari
luar stasiun.

Gambar 15. ISBT, Sector 17, Chandigarh Google Plan dan


View Sekitar Bangunan

Kota ini terletak 2 - 3 km dari stasiun kereta api jalan. Terminal


Chandigarh terdapat di persimpangan jalan V3 (gambar 2.37).

2.2.5 Tabel 2.4. ISBT, Sector 17, Chandigarh

Operator Chandigarh Transport Undertaking


Architect Aditya Prakash
Completed in 1957
Total area of site 8.5 Acres (now increased to 10 acres)
Building structure Max.G+1

1. Detail Komponen

Struktur utama agak terletak di bangunan utama berupa hall


pusat ruang tunggu, semua penumpang dan fasilitas staf berada
disekitar hall. Kolom dan struktur balok dengan grid persegi 17'3" x
17'3", Fasad mengunakan expose bata.

2. Prinsip Desain

Masuk dan keluar dari bus antar negara disediakan secara


eksklusif dari jalur bus. Memisahkan tempat parkir untuk bus kota,
kendaraan pribadi, taksi, sepeda dan becak terpisah dengan entri
untuk bus antar kota. Prinsip desain dapat dilihat pada gambar 2.38.

Gambar 16. Section Konsep

1. Konsep Perencanaan Koridor

Bermain cahaya dengan menggunakan atap dengan tingkat –


tingkat yang berbeda. Halaman terbuka telah disediakan untuk
cahaya alami dan ventilasi bangunan. Restoran di lantai pertama
tidak pernah sepenuhnya dimanfaatkan alasannya karena
penumpang tidak dapat menemukan dan jika duduk di restoran,
tidak bisa mengawasi bus. Cahaya dan ventilasi cukup baik di
bangunan kecuali toilet di mana ventilasi disediakan tapi sinar
matahari langsung tidak masuk.

Ground Floor terdiri dari : waiting hall, kantin, loading


bays, counter tiket, toilet, makanan, dan toko buku, enquiry office,
kamar ganti (Gambar 2.39). First Floor terdiri dari : pemesanan
kantor kereta api, kantor pos, pos polisi, stasiun room supervisor,
tourist information office, restaurant, tourist rest room, Dinas
Pariwisata Chandigarh dan lain – lain.
BAB III
TINJAUAN LOKASI

3.1 Kondisi Eksisting Terminal Belawan

Lokasi terminal berada di Jalan Sumatera, Kelurahan


Belawan II, Kecamatan Medan Belawan yang berada di utara Kota
Medan yang berfungsi sebagai terminal kelas B yang melayani
penumpang MPU dan AKDP. Berdasarkan masterplan yang
direncanakan, kelurahan Belawan II direncanakan menjadi kawasan
TOD (Transit Oriented Development). Adapun fungsi transit yang
diintegrasikan yaitu Pelabuhan, Stasiun KA, dan Terminal Bus.
Batas-batas lokasi perancangan terminal dapat dilihat pada gambar
2.16 dan 2.17 berupa:

1. Utara : Pelabuhan Belawan, Permukiman masyarakat

2. Selatan : Permukiman (Rusun dan single housing)

3. Barat : Stasiun KA Belawan

4. Timur : Permukiman (single housing)

Gambar 17 Site Lokasi Perancangan


Sumber : Buku Masterpla TOD Belawan
Sesuai buku Masterplan Kawasan Transit Oriented
Develpoment (TOD) Belawan tugas PA 6 Kelompok tiga, sarana
pendukung fungsi transit berupa terminal bus seluas ± 26.000 m2.

Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah :


1. Judul proyek : TOD Belawan (Terminal Bus Tipe B )
2. Lokasi Proyek
a. Utara : Pelabuhan Belawan, Permukiman
masyarakat
b. Selatan : Permukiman (Rusun dan single housing)
c. Barat : Stasiun KA Belawan
d. Timur : Permukiman (single housing)
3. Luas Site : ± 26.000 m2
4. Pemilik Proyek : Dinas Perhubungan

Anda mungkin juga menyukai