Anda di halaman 1dari 50

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

DOKTER UMUM

Jabatan : DOKTER UMUM


Fungsi Pokok : Membantu Kepala Puskesmas dalam melaksanakan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) di wilayah
kerja Puskesmas Lubuk Tarok
Tugas Pokok : Melakukan pemeriksaan dan pengobatan serta konsultasi medis pada
pasien di Puskesmas
Memberikan pelayanan rujukan medis serta surat-surat yang
berhubungan dengan hasil pemeriksaan kesehatan
Bertanggung jawab dan melaporkan kegiatan pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan kepada Kepala Puskesmas.
Bersama dengan Kepala Puskesmas melaksanakan fungsi manajemen
Puskesmas
Membina pengelolaan yang berkaitan dengan obat-obatan
Melaksanakan UKM di posyandu balita, lansia dan kelompok
masyarakat
Meningkatkan upaya kesehatan dilingkungan sekolah dengan jalan
penyuluhan, pembinaan kader UKS, dokter kecil, sekolah sehat.
Membantu menyusun laporan tahunan, profil kesehatan puskesmas.
Berperan serta dan bertanggung jawab dalam program 5 bebas (bebas
asap rokok, bebas sampah, bebas air tergenang,, bebas semak,
bebas debu)
Berkoordinasi lintas program dan lintas sektor serta menghadiri
pertemuan-pertemuan kedinasan yang diperintahkan atasan
Mengikuti seminar profesi atau kursus atau pelatihan dalam rangka
peningkatan mutu SDM.
Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan sesuai ketentuan
perundangan yang berlaku.
PERAN, FUNGSI DAN TUGAS TENAGA KEPERAWATAN

A. PERAN

Peran Perawat Kesehatan

a. Pelaksana Pelayanan Keperawatan

Perawat bertanggung-jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan dari yang bersifat


sederhana sampai pada yang paling kompleks kepada pasien, keluarga, kelompok dan
masyarakat

b. Pengelola dalam bidang Pelayanan Keperawatan

Tenaga keperawatan secara fungsional mengelola pelayanan keperawatan termasuk


perlengkapan, peralatan dan lingkungan.Disamping itu membimbing petugas kesehatan yang
berpendidikan lebih rendah, bertanggung-jawab dalam hal administrasi keperawatan baik di
masyarakat maupun di dalam institusi dalam mengelola pelayanan keperawatan untuk pasien,
keluarga, kelompok dan masyarakat.

c. Pendidik Pelayanan Keperawatan

Tenaga Keperawatan bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu
keperawatan dasar bagi tenaga kesehatan lainnya dan tenaga anggota keluarga.

A.2 FUNGSI TENAGA PERAWAT

Tenaga keperawatan diharapkan dapat melaksanakan fungsi (pada pasien-pasien yang


dirawat) sebagai berikut :

a. Menentukan kebutuhan kesehatan pasien dan mendorong pasien untuk berperan serta
di dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya.
b. Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai kebersihan perorangan, kesehatan
lingkungan, kesehatan mental, gizi, kesehatan ibu dan anak, pencegahan penyakit dan
kecelakaan.
c. Memberikan Asuhan Keperawatan kepada pasien yang meliputi perawatan darurat,serta
bekerjasama dengan dokter dalam program pengobatan
d. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi dan
menerima rujukan dari organisasi kesehatan lainnya.
e. Melaksanakan pencatatan pelaporan asuhan Keperawatan.
A.3 TUGAS

Sebagai penjabaran dari fungsi maka tugas tenaga keperawatan adalah :

a.Memelihara kebersihan dan kerapihan di dalam ruangan

b.Menerima pasien baru

c. Melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode proses keperawatan

d. Mempersiapkan pasien keluar

e. Membimbing dan mengawasi pekarya kesehatan dan pekarya rumah tangga

f. Mengatur tugas jaga

g. Mengelola peralatan medik dan keperawatan, bahan habis pakai dan obat

h. Mengelola administrasi

B. PROFIL PERAWAT PROFESIONAL

Pelayanan Keperawatan di masa mendatang harus dapat memberikan Consumer Minded terhadap
pelayanan yang diterima.Implikasi pelayanan keperawatan akan terus mengalami perubahaan dan
hal ini akan dapat terjawab dengan memahami dan melaksanakan karakteristik perawat professional
dan perawat millennium. Menurut Nursalam Peran perawat di masa depan harus berkembang seiring
dengan perkembangan IPTEK dan tuntutan kebutuhan masyarakat, sehingga perawat, dituntut
mampu manjawab dan mengantisipasi terhadap dampak dari perubahan.Sebagai Perawat
professional maka peran yang diemban adalah CARE yang meliputi :

COMMUNICATION C = COMPLETE
C =
A = ACCURATE

R = RAPID

E = ENGLISH

A = ACTIVITY C = COOPERATIVE

A = APPLICABLE

R = RESPOSIVE

E = EMPATHY

R = REVIEW C = CONSIDERED

A = APPROPRIATE

R = REASONED
E = EVALUATED

E = EDUCATION C = COMMITED

A = ACADEMIC

R = RESEARCH

E = EXTENDED
1. COMMUNICATION

Perawat memberikan pelayanan keperawatan harus dapat berkomunikasi secara lengkap, adekuat,
cepat. Setiap melakukan komunikasi (lisan dan tulis) harus memenuhi tiga syarat di atas dan juga
harus mampu berbicara dan menulis dalam bahasa asing minimal bahasa inggris.

2. ACTIVITY

Prinsip melakukan aktifitas/pemberian asuhan keperawatan harus dapat bekerjasama dengan teman
sejawat dan tenaga kesehatan lainnya, khususnya tim medis sebagai mitra kerja dalam memberikan
asuhan kepada pasien.Ativitas ini harus ditunjang dengan menunjukan suatu kesungguhan dan sikap
empati dan bertanggung-jawab terhadap setiap tugas yang diemban.

Tindakan keperawatan harus dilakukan dengan prinsip : CWIPAT

C : Check the orders & Equipment

W : Wash Your hands

I : Identify of Patient

P : Provide for Safety &Privacy

A : Asses the Problem

T : Tell the person or teach the patient about what you are going to do

3. REVIEW

Prinsip utamanya adalah moral dan Etika keperawatan. Dalam memberikan setiap asuhan
keperawatan perawat harus selalu berpedoman pada nilai-nilai etik keperawatan dan standar
keperawatan yang ada serta ilmu keperawatan.

Untuk menghindari kesalahan dalam pelaksanaan peran ini maka perawat harus berpegangan pada
prinsip-prinsip etik keperawatan yang meliputi :

Justice : Asas keadilan

Setiap prioritas tindakan yang diberikan harus berdasarkan kondisi pasien, tidak ada diskriminasi
pasien dan alat

Autonomy : Asas menghormati otonomi

Setiap manusia mempunyai hak untuk menentukan tindakan terhadap dirinya sendiri
Benefienc : Asas Manfaat

Setiap tindakan yang diberikan kepada klien harus bermanfaat bagi klien dan menghindarkan dari
kecacatan

Veracity : Asas kejujuran

Perawat dalam berkomunikasi harus mengatakan yang benar dan jujur kepada klien

Confidentiality : Asas Kerahasiaan

Apa yang dilaksanakan oleh perawat harus didasarkan pada tanggung-jawab moral dan profesi

4. EDUCATION

Perawat harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap profesi dengan jalan terus menerus
menambah ilmu melalui melalui pendidikan formal/nonformal, sampai pada suatu keahlian tertentu.

Pengembangan pelayanan keperawatan yang paling efektif harus didasarkan pada hasil temuan-
temuan Ilmiah yang dapat diuji ke-sahihannya.

C. PROFIL PERAWAT MILLENIUM

Karakteristik Perawat Millenium :

C : Career

A : Activity

R : Role

E : Enhancement

1. Career

Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, harus mempunyai dasar pendidikan
yang memadai, karena dengan keahlian dan dasar pendidikan yang tinggi sebagai indicator jaminan
kualitas pelayanan kepada konsumen dan menghindarkan dari kesalahan-kesalahan yang fatal.
Perawat juga harus memahami bagaimana konsep manajemen secara keseluruhan, khususnya
Manajemen Keperawatan.

2. Activity

Perawat harus memahami tentang semua tindakan yang dilakukan, baik dari segi keilmuan maupun
etik dan moral Keperawatan.

3. Role
Dalam melaksanakan perannya, perawat dituntut mampu bekerjasama dengan profesi lain. Oleh
karena itu Perawat harus dapat membedakan peran yang dimaksud.

4. Enhancement

Prinsip utama pelayanan keperawatan adalah pengembangan diri secara terus-menerus seiring
dengan perkembangan jaman yang dinamis, berubah setiap saat.Perawat dituntut untuk menunjukan
independensi dalam memberikan asuhan dan tumbuhnya rasa percaya diri yang tinggi.Hal ini bisa
ditempuh dengan mulai mempersiapkan diri dan membekali diri yang baik mulai sekarang.

Dengan memahami bagaimana karakteristik Perawat Profesional & Milenium seperti yang sudah
dijelaskan di atas maka diharapkan agar para perawat mau mengembangkan dirinya masing-masing
dengan mengikuti pelatihan-pelatihan untuk menambah pengetahuan dan keterampilannya agar
dimasa mendatang mampu memenuhi kriteria-kriteria dari perawat profesional dan perawat
millenium.

A. KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN

Pada langkah awal kita perlu memahami terlebih dahulu apa yang dimaksudkan dengan Manajemen
Keperawatan

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu
kegiatan di organisasi.Sedangkan Manajemen Keperawatan adalah : proses bekerja melalui anggota
staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional.

Proses Manajemen Keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu metode
pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya saling
menopang.Sebagaiman yang terjadi di dalam proses keperawatan, di dalam Manajamenen
Keperawatan-pun terdiri dari Pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi hasil.Karena Manajemen Keparawatan mempunya kekhususan terhadap mayoritas
tenaga daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses manajemen lebih rumit jika
dibandingkan dengan proses keperawatan. Bagaimana langkah-langkah di dalam Proses Manajemen
Keperawatan akan dijelaskan di dalam proses Manajemen Keperawatan di bawah ini

B. PROSES MANAJEMEN KEPERAWATAN

Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujuan. Di dalam proses
keperawatan, bagian akhir mungkin berupa sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi resiko,
pencegahan komplikasi, argumentasi pengetahuan atau ketrampilan kesehatan dan kemudahan dari
kebebasan maksimal.Di dalam proses manajemen Keperwatan, bagian akhir adalah perawatan yang
efektif dan ekonomis bagi semua kelompok pasien.

Proses Manajemen Keperawatan :


1. PENGKAJIAN PENGUMPULAN DATA

Pada tahap ini perawat dituntut tidak hanya megumpulkan informasi tentang keadaan pasien,
melainkan juga mengenai institusi (rumah sakit/puskesmas), tenaga keperawatan, administrasi dan
bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi organisasi keperawatan secara keseluruhan.

Pada tahap ini harus mampu mempertahankan level yang tinggi bagi efisiensi salah satu bagian
dengan cara menggunakan ukuran pengawasan untuk mengidentifikasikan masalah dengan segera,
dan setelah mereka terbentuk kemudian dievaluasi apakah rencana tersebut perlu diubah atau
prestasi yang perlu dikoreksi.

2. PERENCANAAN

Perencanaan disini dimaksudkan untuk menyusun suatu rencana yang strategis dalam mencapai
tujuan, seperti menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien,
menegakkan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe tenaga
keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan
efektifitas staf serta menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai visidan
misi yang telah ditetapkan.

4. PELAKSANAAN

Pada tahap ini Manajemen Keperawatan memerlukan kerja melalui orang lain, maka tahap
implementasi di dalam proses manajemen terdiri dari dan bagaimana memimpin orang lain untuk
menjalankan tindakan yang telah direncanakan.

4. EVALUASI

Tahap akhir dari proses manajerial adalah melakukan evaluasi seluruh kegiatan yang telah
dilaksanakan.Pada tahap ini manajemen akan memberikan nilai seberapa jauh staf mampu
melaksanakan tugasnya dan mengidentifikasi factor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam
pelaksanaan.

Sistim di dalam manajemen Keperawatan :

a. Pengumpulan data

Personalia, Pasien, Peralatan dan persediaan

b. Perencanaan
Tujuan, Sistim, Standar, Kebijaksanaan, Prosedur, Anggaran

c. Pengaturan

Tabel organisasi, Evaluasi Tugas, Deskripsi kerja, Pembentukan kerjasama tim

d. Kepegawaian

Klasifikasi pasien, penentuan kebutuhan staff, rekrutmen, pemilihan orientasi, penjadualan,


penugasan, minimalisasi ketidakhadiran, penurunan pergantian, pengembangan staff.

e. Kepemimpinan

Penggunaan kekuatan, pemecahan masalah,pengambilan keputusan, mempengaruhi perubahan,


menangani konflik, komunikasi dan analisa transaksional.

f. Pengawasan

penelitian, Jaminan Keselamatan, Audit pasien, penilaian prestasi, disiplin, hubungan pekerja tenaga
kerja, sistim informasi komputer

A. VISI & MISI KEPERAWATAN

Sebagai langkah awal di dalam Manajemen Keperawatan yang harus dilakukan adalah
mengumpulkan segala informasi yang dibutuhkan di dalam Manajemen Keperawatan baik tentang
pasien, tenaga perawat dan sebagainya.Pengumpulan data ini bisa dilakukan dengan menggunakan
analisis SWOT : bagaimana kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman bagi organisasi
Keperawatan

Data-data yang sudah dikumpulkan akan dijadikan dasar untuk melakukan identifikasi terhadap
masalah-masalah yang mungkin ada di Rumah sakit yang memiliki hubungan erat dengan Praktek
keperawatan di Rumah sakit.

Untuk itu sebelumnya kita akan menentukan dulu apa visi dan misi dari Keperawatan.

Visi Keperawatan

Visi Keperawatan diartikan sebagai Pernyataan keyakinan tentang keperawatan dan manifestasi dari
nilai-nilai dalam keperawatan yang digunakan untuk berfikir dan bertindak.

Visi ini dimaksudkan agar perawat harus dapat mempunyai sudut pandang dan pengetahuan yang
luas tentang manajemen dan proses perubahaan yang terjadi saat ini dan akan datang.

Misi Keperawatan
Misi dapat diartikan sebagai suatu langkah-langkah nyata dari profesi keperawatan dalam
melaksanakan visi yang telah ditetapkan, yaitu menjaga dan mengawasi sustu proses
profesionalisme keperawatan Indonesia agar berjalan dan berkesinambungan.

Rumus sukses mencapai visi dan misi

Sukses = Visi + Misi + Motivasi

Visi + Misi = Serba Tanggung

Visi + Motivasi = Melamun

Misi + Motivasi = Sampai Di tempat yang salah

Inti konsep dasar dari manajemen adalah : perlu adanya suatu keseimbangan antara visi, misi dan
motivasi yang jelas dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

B. PENGUMPULAN DATA
a. Ketenagaan Keperawatan :

Lingkungan kerja

Gambaran umum jumlah tempat tidur /tanggal

Lokasi dan denah ruang

Fasilitas untuk pasien

Fasilitas untuk petugas

Fasilitas peralatan dan bahan kesehatan

Sumber Daya Manusia

Tenaga Keperawatan

Tenaga non-keperawatan

Ketenagaan Keperawatan dan Pasien


Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan tergantung pada jumlah pasien
dan derajat ketergantungan pasien. Menurut Douglas (1984) Leveridge & Cummings (1996)
klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi 3 kategori yaitu : Perawatan minimal memerlukan
waktu 1-2 jam/24 jam, Perawatan Intermedit memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam dan Perawatan
maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam.24 jam.Dalam penelitian tentang jumlah tenaga
perawat di rumah sakit, didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dn malam
tergantung pada tingkat ketergantungan pasien seperti pada tabel di bawah ini :

KLASIFIKASI & KRITERIA YA TIDAK

I. MINIMAL CARE

1. Pasien bisa mandiri/hampir tidak memerlukan bantuan

Mampu naik-turun tempat tidur

Mampu Ambulasi dan berjalan sendiri

Mampu mandi sendiri/mandi sebagian dengan bantuan

Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)

Mampu nerpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan

Mampu BAB dan BAK dengan sedikit bantuan

2. Status Psikologis Stabil

3. Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik

4. Operasi ringan

II. NTERMEDIT CARE

1.Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian

Membutuhkan bantuan satu orang untuk naik-turun tempat


tidur

Membutuhkan bantuan untuk Ambulasi / berjalan

Membtuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan

Membutuhkan bantuan untuk makan (disuap)

Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut

Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan

Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK

5. Post operasi minor (24 jam)


6. Melewati fase akut dari post operasi mayor

7. Fase awal dari penyembuhan

8. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam

9. Gangguan emosional ringan

III. TOTAL CARE

1.Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan


memerlukan waktu perawat yang lebih lama

Membutuhkan dua orang atau lebih untuk mobilisasi dari


tempat tidur ke kereta dorong / kursi roda

Membutuhkan latihan pasif

Kebutuhan nutris dan cairan dipenuhi melalui terapi


intravena (infus) atau NG tube (sonde)

Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut

Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan


berdandan

Dimandikan perawat

Dalam keadaan inkontinensia, menggunakan kateter

2.24 jam post operasi mayor

3.Pasien tidak sadar

4.Keadaan pasien tidak stabil

5.Observasi TTV setiap kurang dari jam

6.Perawatan luka bakar

7.Perawatan kolostomi

8.Menggunakan alat bantu pernapasan (respirator)

9.Menggunakan WSD

10. Irigasi kandung kemih secara terus menerus

11. Menggunakan alat traksi (skeletal traksi)

12. Faktur dan atau pasca operasi tulangbelakang /leher

13. Gangguan emosional berat, bingung dan disorientasi

Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan pada suatu ruang rawat


< Klasifikasi Pasien
!
- Minimal Parsial Total
-
Pa Sia Mal Pa Sia Mal pa sia mal
gi[ ng am gi ng am gi ng am
i
f

!
s
u
p
p
o
r
t
L
i
s
t
s
]
-
-
>
a
.

<
!
-
-
[
e
n
d
i
f
]
-
-
>
P
a
s
i
e
n

1 0,1 0,1 0,10 0,2 0,1 0,07 0,3 0,3 0,20


7 4 7 5 6 0

2 0,3 0,2 0,20 0,5 0,3 0,14 0,7 0,6 0,40


4 8 4 0 2 0

3 0,5 0,4 0,30 0,8 0,4 0,21 1,0 0,9 0,60


1 2 1 5 8 0

Konsep perhitungan ketenagaan (Ratna Sitorue, 2002)

Penetapan jumlah perawat dilakukan dengan menghitung jumlah pasien berdasarkan derajat
ketergantungan selama satu bulan dan dihitung jumlah perawat yang dibutuhkan untuk setiap
hari.Setelah itu ditetapkan rata rata jumlah perawat setiap hari.

Sebagai contoh, suatu ruang rawat dengan 22 pasien (3 pasien dengan perawatan minimal, 14
pasien dengan perawatan intermediet, dan 5 pasien dengan perawatan total) maka jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk jaga pagi adalah :

3 x 0,17 = 0,51

14 x 0,27 = 3,78

5 x 0,36 = 1,90

Jumlah 6,09 -------------- 6 orang

Penerapan Model Asuhan Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian terhadap data-data yang sudah dikumpulkan pada tahap sebelumnya
maka metode/model pemberian asuhan keperawatan harus ditentukan,karena keberhasilan suatu
asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan
keperawatan yang professional.

Model seperti apakah yang bisa atau seharusnya diterapkan pada Rumah sakit harus ditentukan
terlebih dahulu.

Metode pemberian asuhan keperawatan ini harus efisien dan efektif, artinya harus ada pembagian
tugas, peran dan wewenang yang jelas sehingga tidak terdapat konflik peran/peran ganda bagi
perawat.

Dasar Pertimbangan pemilihan model asuhan keperawatan :


Sesuai dengan Visi dan Misi Rumahsakit

Dapat diterapkan proses keperatan di didalam Asuhan keperawatan

Efektif dan efisiensi penggunaan biaya

Terpenuhinya kepuasan pasien, keluarga dan masyarakat

Model yang dipilih harus dapat menigkatkan kepuasan perawat, dan tim kesehatan lainnya.

Terlaksananya komunikasi antara perawat

Model Asuhan Keperawatan menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998)

Metode Deskripsi Penangung Jawab

Fungsional Perawat melaksanakan tugas/tindakan Perawat yang bertugas


tertentu berdasarkan jadwal kegiatan
yang ada.

Kasus Perawat bertanggung-jawab terhadap Manager Keperawatan


asuhan keperawatan dan observasi pada
pasien tertentu.Ratio 1:1

Tim Enam-tujuh perawat professional dan Ketua Tim


perawat associate bekerja sebagai suatu
tim, disupervisi oleh kepala tim

Primer Perawatbertanggung jawab terhadap Perawat Primer


semua aspek asuhan keperawatan, dari
hasil pengkajian kondisi pasien untuk
mengkoordidir asuhan keperawatan

Dari model-model keperawatan diatas yang umum digunakan di Rumah sakit adalah Asuhan
keperawatan total : Keperawatan Tim,Keperawatan Primer

Sistem Pendokumentasian

Sistem Pendokumentasian Ruangan

Dokumentasi yang digunakan adalah dengan sistim SOR (sources Oriented Record) yaitu sistim
pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya dokter,
perawat, ahli gizi dll.

Contoh pendokumentasian :

URAIAN BAGIAN SUMBER

Lembar indeks diagnosis Dokter


Lembar registrasi Administrasi

Lembar masuk dan keluar RS Administrasi

Lembar untuk penempelan surat (MRS, rujukan) Administrasi

Daftar masalah Administrasi

Lembar Riwayat Penyakit Dokter

Lembar catatan Harian Dokter Dokter

Lembar Instruksi Dokter Dokter

Lembat untuk Pemeriksaan Laboratorium dan Dokter/Perawat


radiologi
Dokter
Lembaran Instruksi dokter dan laporan perawat
Dokter
Lembar konsultasi
Perawat
Lembar observasi
Perawat
Lembar pengkajian dan asuhan keperawatan

Administrasi penunjang :

Buku laporan jaga harian perawat

Buku Injeksi dari ruangan

Buku observasi tanda-tanda vital

Buku laporan kepala ruangan

Buku visite

Lembar pengkajian khusus

Sistim Administrasi

Pada sistim administrasi ini, diuraikan tentang alur pelayanan pasien mulai masuk Rumah Sakit
sampai keluar Rumah Sakit.

IRDA/UGD

POLY
Ruang Rawat Inap

Bagian Keuangan

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Radiologi

Keluar

C. ANALISA DATA DENGAN PENDEKATAN SWOT


Sebelum melakukan perencanaan, maka perlu dikaji terlebih dahulu beberapa hal. Fokus identifikasi
bisa menggunakan pendekatan yang lazim dipakai yaitu : pendekatan SWOT (Kekuatan, Kelemahan,
Kesempatan, dan Ancaman).

Di dalam pendekatan ini kita akan mengumpulkan semua data tentang tenaga keperawatan,
administrasi dan bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi organisasi keperawatan secara
keseluruhan.Setiap data akan di kelompokan apakah merupakan kekuatan. Kelemahan, kesempatan
ataukah merupakan ancaman bagi organisasi.

Berikut ini akan diberikan contoh Pengumpulan data dan Identifikasi masalah berdasarkan
pendekatan SWOT

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED

Memiliki visi, misi dan motto Kualitas tenaga belumTerbukanya Persaingan antar
Keperawatan memnuhi kualifikasi kesemptan rumah sakit
melanjutkan yang semakin
SDM terdiri dari : DIII MKP belum pendidikan pada kuat
(.orang), SPK dilaksanakan progran yang
(.orang), Pekarya lebih baik Adanya tuntutan
(.orang). Belum ada masyarkat yang
pembagian tugas Adanya program lebih tinggi
Rumah Sakit Pemerintah yang jelas pelatihan/kursus untuk
Tipe .. mendapatkan
Pendokumentasian Dll
Terdapat Standar Asuhan proses pelayanan
Keperawatan Keperawata belum dll
optimal
Tersedia Sarana & prasarana
Untuk pasien dan tenaga Dll
perawat

Sudah ada sistim


Dokumentasi

Terdapat Administrasi
penunjang

dll

Setelah dilakukan pengumpulan data dan analisa maka muncul permasalahan-permasalahan yang
harus kita kaji untuk dilakukan perencanaan pembenahan.
D. RUMUSAN MASALAH

Dari data-data yang sudah dikumpulkan dan sudah dilakukan analisa dengan pendekatan SWOT
maka kita akan menemukan apa saja permasalahan-permasalahan di dalam sebuah organisasi
Rumah Sakit khususnya pada Organisasi Keperawatan.Permasalahan yang ditemukan ini tidak saja
hanya kekurangan-kekurangan yang akan menggangu atau menghambat di dalam Organisasi
Keperawatan tetapi juga kemungkinan-kemungkinan peningkatan pelayanan agar dapat menjadi
lebih baik dari sekarang. Masalah-masalah yang ditemukan akan di kumpulkan untuk selanjutnya
dilakukan perencanaan untuk mengatasi permasalahan atau meningkatkan kwalitasn

1. PENGORGANISASIAN

Berdasarkan hasil analisa maka perlu untuk membuat tim kerja dengan pembagian tugas dari
masing-masing personel. Sebagai contoh untuk pengelolaan di ruang rawat inap, maka
diselenggarakan pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut :

Kepala ruangan

Perawat Primer

Perawat Asosier

Adapun penetapan tugas perawat diatas harus sesuai dengan visi dan misi Rumah
Sakit/keperawatan, hasil penyelenggaraan model asuhan keperawatan sebelumnya,
bagaiman kekuatan sumber daya yang ada dan sarana serta prasarana yang telah
diidentifikasi pada pengumpulan data sebelumnya.

2. RENCANA STRATEGIS KEGIATAN

Pada tahap ini organisasi yang sudah terbentuk mulai merencanakan bagaimana rencana strategis
yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan di dalam Manajemen Keperawatan.

Organisasi mulai menentukan dan mendiskusikan bentuk dan penerapan praktek keperawatan yang
profesional, bagaimana format dan pendokumentasian, mengatur kebutuhan tenaga perawat,
Mengatur tugas dan wewenang dari masing-masing perawat di ruangan, jadual kerja dari masing-
masing perawat, bagaimana mensupervisi perawat,bagaimana sistim kepemimpinannya, Instalasi-
instalasi yang menunjang di dalam proses keperawatan seperti, farmasi, radiologi,laboratorium, gizi
(Jalur opersional).Hubungan dengan bagian bagian lain yang turut mendukung di dalam organisasi
rumah sakit ini (anggaran, karyawan non-medis, dll).

3. PENGATURAN WAKTU DAN KEGIATAN


Pada tahap ini setelah Semua rencana strategis di susun maka mulai dilakukan penetuan kegiatan
apa saja yang harus dilakukan dan kapan waktunya.

Sebagai contoh di bawah ini akan diberikan rencana kegiatan kelompok dalam penerapan model
asuhan Keperawatan Profesional yang akan dilakukan dalam satu bulan.

MINGGU URAIAN RENCANA KERJA

I 1. Pembuatan Struktur organisasi kelompok

2. Orientasi ruangan dan perkenalan

3. Analisa situasi dan perumusan masalah

4. Penyusunan program kerja

5. Penyusunan proposal pelaksanaan model asuhan keperawatan


profesional

6. Penyusunan jadwal dan rancangan pembagian peran dalam


penerapan model praktek keperawatan profesional

7. Penyusunan format pengkajian khusus dan sistim dokumentasi


asuhan keperawatan

8. Penyusunan proposal, prosedur sentralisasi obat, dan kelengkapan


administrasinya

9. Penyusunan format supervisi

10. Penyusunan format penunjang kegaiatan lainnya, seperti format


kegiatan harian

11. Uji coba peran

II 1. Penerapan Model asuhan Keperawatan Profesional : Aplikasi peran,


pendelegasian tugas, dan proses dokumentasi keperawatan

2. Penyempurnaan format kajian dan dokumentasi Keperawatan

3. Penyelenggaraan Supervisi Keperawatan

4. Penyelenggaraan Sentralisasi Obat

5. Persiapan penyelenggaraan rotasi dinas 24 jam

III 1. Penerapan model asuhan keperawatan profesional : Aplikasi peran,


pendelegasian tugas, dan proses dokumentasi keperawatan

2. Penerapan semua program


3. Penyelengaraan rotasi 24 jam

IV 1. Evaluasi penerapan model asuhan keperawatan profesional

2. Penyusunan laporan

3. PERSIAPAN PELAKSANAAN

Setelah seluruh kegiatan ditentukan dan sudah pula ditentukan waktu pelaksanaannya, selanjutnya
mulai dilakukan persiapan untuk pelaksanaannya.Inti dari tahap ini adalah mulai menyiapkan bahan-
bahan yang diperlukan seperti dokumen-dokumen untuk pemberian bukti pelaksanaan, bagaimana
deskripsi tugasnya, sekaligus juga pengaturan kembali jadwal (pembagian tugas).

4. PERSIAPAN PENDOKUMENTASIAN

Dalam kegiatan pendokumentasian, hal yang perlu dipersiapkan antara lain bentuk sistim
dokumentasi keperawatan, format pengkajian, format perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasinya.Termasuk di dalam persiapan ini adalah mengevaluasi kesesuaian format yang
dipergunakan selama ini berdasarkan kriteria : apakah sudah sesuai dengan standar dokumentasi
keperawatan, apakah mudah atau dipahami semua oleh perawat yang ada di ruangan, apakah
efisien dan efektif dalam pelaksanannya? Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian ditentukan
tentang model pendokumentasian yang sesuai.

5. PERSIAPAN EVALUASI

Evalusi meliputi penentuan teknik evaluasi, pembuatan alat evaluasi dan sekaligus
didalamnya adalah pendokumentasian hasil kegiatannya secara umum. Di bawah
ini akan diberikan contoh Instrumen Evaluasi dari sisi kepuasan Pasien dan
Perawat.
Instrumen Kepuasan Pasien

Jawablah pertanyaan ini dengan meberikan tanda silang pada jawaban yang telah
disediakan

1. Perawat memperkenalkan diri kepada anda

>Ya >Kadang-kadang >Tidak

2. Dalam melayani pasien perawat bersikap sopan dan


ramah

>Ya >Kadang-kadang >Tidak

3. Perawat menjelaskan peraturan rumah sakit pertamkali


anda masuk RS

>Ya Kadang-kadang Tidak

4. Perawat menjelaskan fasilitas yang tersedia di Rumah


Sakit pada saat pasien baru

>Ya >Kadang-kadang >Tidak

5. Perawat menjelaskan dimana tempat-tempat yang


penting untuk kelancaran perawatan (kamar mandi,
ruang perawat, tata usaha dll)

>Ya >Kadang-kadang >Tidak

6. Perawat menjelaskan tujuan perawatan terhadap


pasien

>Ya >Kadang-kadang >Tidak

7. Ada perawat atau kepala ruang yang menunjukan


kepada pasien tentang perawat yang bertanggung-
jawab kepada pasien

>Ya >Kadang-kadang >Tidak

8. Perawat memperhatikan dan menanggapi keluhan


pasien

>Ya >Kadang-kadang >Tidak

9. Perawat memberikan keterangan tentang masalah


yang dihadapi oleh pasien

>Ya >Kadang-kadang >Tidak


10. Perawat memberikan penjelasan sebelum melakukan
tindakan keperawatan

>Ya >Kadang-kadang >Tidak

11. Perawat meminta persetujuan kepada pasien atau


keluarga sebelum melakukan tindakan

>Ya >Kadang-kadang >Tidak

12. Perawat menjelaskan prosedur tindakan yang akan


dilakukan sebelum melakukan tindakan

>Ya >Kadang-kadang >Tidak

13. Perawt menjelaskan resiko atau bahaya suatu tindakan


pada pasien sebelum melakukan tindakan

>Ya >Kadang-kadang >Tidak

14. Perawat memberikan keterangan atau penjelasan


dengan lengkap dan jelas

>Ya >Kadang-kadang >Tidak

15. Perawat selalu memantau atau mengobservasi


keadaan pasien secara rutin

>Ya >Kadang-kadang >Tidak

16. Perawat selalu menjaga kebersihan ruangan

>Ya >Kadang-kadang >Tidak

17. Perawat melakukan tindakan keperawatan dengan


terampil dan percaya diri

>Ya >Kadang-kadang >Tidak

18. Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat


selalu menilai kembali keadaan anda.

>Ya >Kadang-kadang >Tidak


Instrumen Kepuasan Perawat (Aplikasi dari teori Maslow)

Jawablah pertanyaan ini dengan meberikan tanda silang pada jawaban yang telah
disediakan

NO PERNYATAAN STP TP CP P SP

1. Jumlah gaji yang diterima dibandingkan


pekerjaan yang saudara lakukan

2. Sistim gaji yang dilakukan institusi tempat


saudara bekerja

3. Jumlah gaji yang diterima dibandingkan


pendidikan saudara

4. Pemberian Insentif tambahan atas suatu


prestasi atau kerja ekstra

5. Tersedianya peralatan dan perlengkapan


yang mendukung pekerjaan

6. Tersedianya fasilitas penunjang seperti


kamar mandi, te,pat parker dan kanting

7. Kondisi ruangan kerja terutama berkaitan


dengan ventilasi udara, kebersihan dan
kebisingan

8. Adanya jaminan atas


kesehatan/keselamatan kerja

9. Perhatian Institusi rumah sakit terhadap


saudara

10 Hubungan antar karyawan dalam kelompok


kerja

11 Kemampuan dalam bekerjasama antar


karyawan

12 Sikap teman-teman kerja terhadap saudara

13 Kesesuaian antara pekerjaan dengan latar


pendidikan saudara

14 Kemampuan dalam menggunakan waktu


bekerja dengan penugasan yang diberikan

15 Kemampuan supervise /pengawas dalam


membuat keputusan

16 Perlakuan atasan selama saya bekerja di


sini

17 Kebebasan melakukan suatu metode


sendiri dalam membuat keputusan

18 Kesempatan untuk meningkatkan


kemampuan kerja melalui pelatihan atau
pendidikan tambahan

19 Kesempatan untuk mendapat posisi yang


lebih tinggi

20 Kesempatan untuk membuat suatu prestasi


dan mendapatkan kenaikan pangkat

Keterangan : STP : Sangat Tidak Puas, TP : Tidak Puas, CP : Cukup Puas, SP : Sangat Puas, P: Puas
Seluruh persiapan perencanaan sudah dilakukan, langkah berikutnya adalah mulai
mengimplementasikan rencana yang telah di susun oleh Manajemen Organisasi Keperawatan.

Setelah seluruh proses perencanaan dilakukan maka langkah berikutnya adalah bagaimana
mengimplementasikan rencana tersebut sesuai dengan prosedur atau waktu yang sudah ditentukan.
Proses Implementasi ini diusahakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun baik dalam
jenis kegiatan, waktu dan Personil.Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi ketimpangan-ketimpangan
yang akan menyebabkan proses Implementasi ini berjalan tidak sesuai dengan rencana.

Didalam proses Implementasi ini ada beberapa faktor yang turut menunjang di dalam
keberhasilan.Faktor-faktor penunjang itu antara lain : Model kepemimpinan, Motivasi, Delegasi dan
Supervisi, Komunikasi.

A. KEPEMIMPINAN

Istilah Kepemimpinan di dalam Manajemen sering diartikan hanya berfungsi pada kegiatan supervisi,
tetapi dalam keperawatan fungsi tersebut sangatlah luas. Jika posisi sebagai ketuan tim, kepala
ruangan, atau perawat pelaksana dalam suatu ruang, maka perlu pemahaman tentang bagaimana
mengelola dan memimpin orang lain dalam mencapai tujuan Asuhan Keperawatan yang berkualitas.
Sebagai Perawat Profesional tidak hanya mengelola orang tetapi sebuah proses secara keseluruhan
yang memungkinkan orang dapat menyelesaikan tugasnya.

Di dalam Manajemen ada beberapa model atau gaya kepemimpinan dalam suatu organisasi.. Gaya
kepemimpinan ini dapat diartikan sebagai suatu cara penampilan karakteristik.

Jenis gaya Kepemimipinan (Menurut Gillies 1996) :


Otoriter : Kepemimpinan berorientasi pada tugas atau pekerjaan.Pemimpin menetukan semua tujuan
yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan.Informasi disampaikan hanya demi kepentingan
tugas.Motivasi dengan reward dan punishment

Demokratis : Kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staff.Informasi diberikan
seluas-luasnya dan terbuka.Pemimpin menggunakan kekuasaannya untuk mendorong ide dari staf
dan memotivasi kelompok untuk menetukan tujuannya sendiri.

Pertisipatif : Kepemimpinan gabungan antara gaya otoriter dan demokrasi. Pemimpin yang
menyampaikan hasil analisa dan mengusulkan tindakan tersebut pada bawahanya. Staf diminta
saran dan kritiknya serta mempertimbangkan respon staf terhadap usulannya, dan keputusan akhir
pada kelompok.

Bebas Tindak : Merupakan pimpinan Offisial. Karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa pengarahan,
supervise, dan koordinasi.Staf mengevaluasi pekerjaan sesuai dengan cara sendiri.

Dari gaya kepemimpinan di atas, seorang pemimpin yang baik harus bisa mengkombinasikan jenis
gaya diatas dalam melakukan supervisi terhadap staf.Pemimpin yang efektif harus memiliki
kemampuan untuk menggunakan proses penyelesaian masalah, mempunyai kemampuan
komunikasi yang baik, menunjukkan kejujuran dalam memimpin, kompeten, kreatif, dan kemampuan
mengembangkan kelompok.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang Manajer Keperawatan : Kepemimpinan, Pengambilan
Keputusan & perencanaan, Hubungan masyarakat/komunikasi, Anggaran, Pengembangan,
Personaliti, Negosiasi.

B. MOTIVASI KERJA

Motivasi adalah Karakteristik psikologi manusia yang memberikan kontribusi pada tingkat komitmen
seseorang.Motivasi ini mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan
terutama dalam berperilaku.

Motivasi kerja adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan, dan
memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.

Memotivasi adalah proses Manajemen untuk mempengaruhi tingkah laku manusia berdasarkan
pengetahuan tentang apa yang membuat orang tergerak (Stoner & Freeman, 1995). Menurut
bentuknya motivasi terdiri dari :

Motivasi Instrinsik : Motivasi yang datang dari dalam diri individu

Motivasi Ekstrinsik : Motivasi yang datang dari luar diri Individu

Motivasi Terdesak : Motivasi yang muncul dalam keadaan terdesak.


Dalam memotivasi staf untuk mencapai tujuan organisasi, seorang pemimpin memegang peranan
yang sangat penting.Untuk melaksanakan tugas ini pimpinan harus mempertimbangkan
keunikan/karakteristik dari stafnya dan berusaha untuk memberikan tugas sebagai suatu strategi
dalam memotivasi staf.

C. DELEGASI & SUPERVISI

Delegasi dapat diartikan sebagai penyelesaian suatu pekerjaan melalui orang lain. Atau pemberian
tugas kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi.

Delegasi dalam praktek keperawatan professional sering mengalami masalah, dimana proses
delegasi tidak dilaksanakan secara efektif. Hal ini diarenakan tiga hal :

under delegasi : Pelimpahan tugas terlalu sedikit. Staf diberi wewenang yang sangat sedikit, terbatas
dan sering tidak terlalu jelas.

over-delegasi : Pemberian delegasi berlebihan. Di sini dapat terjadi penyalahgunaan wewenang.

unproper delegasi : Pelimpahan yang tidak tepat.Kesalahan yang ditemukan adalah, pemberian tugas
limpah, orang yang tepat, dan alasan delegasi hanya karena faktor senang/tidak senang. Pelimpahan
ini tidak efektif karena kecendrungan pimpinan menilai pekerjaanya berdasarkan unsur Subyektif.

Delegasi yang baik tergantung pada keseimbangan antara komponen tanggung jawab, kemampuan
dan wewenang.Tanggung jawab (responsibility) adalah suatu rasa tanggung-jawab terhadap
penerimaan suatu tugas.Kemampuan(accountability) adalah kemampuan seseorang dalam
melaksanakan tugas limpah.Wewenang (authority) adalah pemberian hak dan kekuasaan penerima
tugas limpah untuk mengambil suatu keputusan terhadap tugas yang dilimpah.

Bagaimana proses pendelegasian :

1. Seleksi dan susun tugas

2. Seleksi orang yang tepat

3. Berikan arahan dan motivasi staf

4. Lakukan supervise yang tepat

Keberhasilan dalam pendelegasian akan ditentukan oleh faktor-faktor berikut ini :

Komunikasi yang jelas dan lengkap : Kelengkapan informasi yang disampaikan, akurasi terhadap pesan,
penggunaan kata-kata atau istilah yang mudah diterima oleh penerima pesan

Ketersediaan sumber dan sarana


Monitoring

Pelaporan kemajuan tugas limpah

D. KOMUNIKASI

Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas manajer keperawatan dan sebagai bagian
yang selalu ada di dalam proses manajemen Keperawatan.

Komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan, dan pendapat dan memberikan nasihat
dimana terjadi antara dua orang atau lebih bekerja bersama.Komunikasi juga dapat diartikan suatu
seni untuk menyusun dan menyampaikan suatu pesan dengan cara yang gampang sehingga orang
lain dapat mengerti dan menerima.

Model komunikasi :

Komunikasi tertulis : Publikasi perusahaan, Surat-menyurat ke staf, pembayaran, jurnal

Komunikasi secara langsung : Komunikasi secara verbal dengan atasan, atau bawahan atau dengan
pihak lain.

Komunikasi non-verbal : Komunikasi dengan menggunakan ekspresi wajah, dan sikap tubuh.

Komunikasi via telepon

Komunikasi dalam praktek keperawatan Profesional merupakan unsur utama dalam melakukan
asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang optimal.

Kegiatan Perawat yang memerlukan komunikasi adalah :

Komunikasi saat timbang terima

Komunikasi yang jelas tentang kebutuhan klien terhadap apa yang sudah dilakukan intervensi dan
yang belum, serta respon pasie yang terjadi.

Interview/Anamnese

Komunikasi dengan tujuan untuk memperoleh data tentang keadaan klien yang akan dipergunakan
dalam mendukung masalah yang dihadapi pasien dan melaksanakan tindakan dengan akurat.
Anamnese ini bisa dengan pasien, keuarga, dokter dan tim lainnya.

Prinsip yang perlu diterapkan oleh perawat dalam komunikasi ini :

Hindari komunikasi yang terlalu formal atau tidak tepat.Ciptakan suasan yang hangat dan kekeluargaan

Hindari Interupsi
Hindari respon dengan kata hanya ya dan tidak (perawat kurang tertarik degan topik yang dibicarakan)

Jangan memonopoli pembicaraan

Hindari hambatan personal (Jika perawat menunjukan rasa tidak senang pada klien, maka hasil yang
didapt tidak optimal)

Komunikasi melalui komputer

Melalui komputer, informasi-informasi terbaru dapat cepat didapatkan dengan menggunakan internet
bila perawat mengalami kesulitan dalam menangani masalah klien

Komunikasi tentang kerahasiaan

Pasien yang masuk menyerahkan rahasia dan rasa percaya kepada Institusi. Oleh karena itu perawat
harus berusaha menjaga dengan baik.

Komunikasi melalui sentuhan

Metode ini merupakan metode dalam mendekatkan hubungan antara pasien dan perawat. Sentuhan
yang diberikan oleh perawat juga dapat sebagai terapipagi pasien, khusunya pasien dengan depresi,
kecemasan dan kebingungan, dalam mengambil suatu keputusan.

Dokumentasi sebagai alat komunikasi

Ketrampilan dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada


tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang dan akan dikerjakan oleh
perawat.

Manfaat pendokumentasian ini adalah :

Dapat digunakan ulang untuk keperluan yang bermanfaat

Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat lainnya dan tenaga kesehatan apa yang sudah dan akan
dilakukan kepada pasien

Manfaat dan data pasien yang akurat dan dapat dicatat.

g. Komunikasi perawat dan tim kesehatan lainnya

Komunikasi yang baik akan menungkatkan hubungan professional antar perawat dan tim kesehatan
lainnya : dokter, ahli gizi, fisioterapis, dll.

Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari proses Manajemen Keperawatan. Komponen Utama
pada tahap ini penilaian atau evaluasi terhadap hasil dari Implementasi, apakah sesuai dengan
rencana atau tidak.Proses penilaian ini dapat diasumsikan sebagai penilaian kinerja. Penilaian kinerja
ini merupakan alat yang paling dapat dipercaya oleh pimpinan perawat dalam mengontrol sumber
daya manusia dan Produktivitasnya. Proses penilaian kinerja dapat digunakan secara efektif dalam
mengarahkan perilaku staf dalam rangka menghasilkan jasa keperawatan dalam kualitas dan volume
yang tinggi.

Melalui Evaluasi terhadap setiap pelaksanaan kerja staf, akan dapat membantu dalam proses
penilaian kepuasan perawat, memperbaiki pelaksanaan kerja perawat, memberitahu perawat bahwa
kerja mereka kurang memuaskan serta mempromosikan jabatan dan kenaikan gaji, mengenal
pegawai yang memenuhi syarat penugasan khusus, serta menentukan palatihan dasar untuk
karyawan yang memerlukan bimbingan khusus.

Dalam melaksanakan sistim penilaian kerja ini maka pimpinan perawat sebaiknya menetapkan orang
yang akan bertanggung-jawab untuk mengevaluasi setiap pekerja.

Prinsip prinsip penilaian

Menurut Gillies(1996) untuk mengevaluasi staf secara tepat dan adil, sebaiknya mengamati prinsip-
prinsip tertentu ;

Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja.Standar ini harus sudah
disosialisasikan terlebih dahulu agar setiap staf mengetahui standar penilaian masung-masing

Perawat sebaiknya diberikan salinan deskripsi kerjanya, salinan standar pelaksanaan kerja, dan bentuk
evaluasi

Didalam menuliskan penilaian pelaksanaan kerja staf, sebaiknya menunjukan segi-segi dimana
pelaksanaan kerja itu bisa dikatakan memuaskan, dan perbaikan apa yang diperlukan, dan jika
diperlukan dijelaskan pula daerah mana yang harus diprioritaslan

Laporan evaluasi sebaiknya disusun dengan terencana

Proses Kegiatan Penilaian Kerja meliputi :

Merumuskan tanggung-jawab dan tugas yang harus dicapai oleh staf keperawatan.Rumusan ini harus
sudah disepakati dan harus dapat memberikan kontribusi berupa hasil.

Menyepakati sasaran kerja dalam bentuk hasil yang harus dicapai oleh karyawan untuk kurun waktu
tertentu dengan penempatan standar prestasi dan tolak ukur yang telah ditetapkan.Penilaian prestasi
kerja dengan membandingkan prestasi yang sudah dicapai dengan standar ini.

Melakukan monitoring, koreksi, dan memberikan kesempatan serta bantuan yang diperlukan.

Memberikan umpan balik kepada staf yang dinilai.

Berbagai macam alat ukur atau instrumen dapat digunakan dalam evaluasi pelaksanaan kerja Staf
keperawatan. Agar efektif, alat evaluasi sebaiknya dirancang bersama-sama dengan seluruh staf di
dalam organisasi Keperawatan, hal ini agar semua staf mengetahui bagaimana atasan akan menilai
prestasi mereka masing-masing dan untuk menghindari adanya unsur subyektifitas dalam penilaian.
Proses Keperawatan adalah metode di mana suatu konsep diterapkan dalam praktek
keperawatan.Hal ini disebut sebagai suatu pendekatan problem-solving yang memerlukan ilmu,
teknik dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasien.Di dalam
proses Keperawatan ini terdiri dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan.

Tahapan tahapan di dalam proses keperawatan yaitu :

Pengkajian Keperawatan

Diagnosa Keperawatan

Perencanaan Keperawatan

Implementasi

Evaluasi Keperawatan

1. PENGKAJIAN

Pengkajian adalah tahap awal di dalam proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistimatis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan Pasien.

Pengkajian merupakan dasar utama di dalam memberikan asuhan keperawatan oleh karena itu data
yang diperoleh harus akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat penting
dalam merumuskan diagnosa keperawatan.

Perawat harus mengumpulkan data tentang status kesehatan Pasien secara sistematis, menyeluruh,
akurat, singkat, dan berkesinambungan.

Kriteria pengkajian keperawatan, meliputi :

1. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnese, observasi, pemeriksaan fisik serta dari
pemeriksaan penunjang

2. Sumber data adalah Pasien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis, dan
catatan lain.

3 Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi

Status kesehatan Pasien masa lalu

Status kesehatan Pasien saat ini

Status biologis-psikologis-sosial-spiritual

Respon terhadap terapi


Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal

Resiko-resiko tinggi masalah

PENGUMPULAN DATA (PULTA)

Ada dua tipe data

Data Subyektif :

Data yang didapatkan dari Pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadaian.
Data ini bisa didapatkan dari riwayat keperawatan seperti persepsi Pasien, perasaan tentang status
kesehatnnya. Informasi lainnya bisa didaptkan dari keluarga, konsultan, dan tenaga keehatan lainnya.

Data Obyektif

Data yang didapatkan dari hasil observasi dan diukur.Informasi ini biasa didaptkan dari pemeriksaan
fisik.

Fokus dalam pengumpulan data

Status kesehatan sebelumnya dan sekarang

Pola koping sebelum dan sekarang

Fungsi status sebelumnya dan sekarang

Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan

Resiko untuk masalah potensial

Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan Pasien.

Bagan Pengkajian

Pengkajian

Wawancara

Pemeriksaan Fisik
Tes Diagnostik

(Lab, Foto, dll)

Data Obyektif

Data Subyektif

IPPA

Head to Toe

ROS

Teknik Pemeriksaan fisik

IPPA : Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi


1. Inspeksi : Proses observasi secara sistimatik. Observasi menggunakan indra penglihatan,
pendengaran dan penciuman sebagai alat untuk mengumpulkan data

2. Palpasi : Observasi menggunakan indra peraba.

3. Perkusi : Observasi dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri kanan pada setiap
daerah permukaan tubuh

4. Auskultasi : Observasi dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan
menggunakan stetoskop

Pendekatan Pengkajian Fisik

1Head to Toe : Observasi dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke
kaki.(keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, telinga,hidung, mulut dan tenggorokan, leher,
dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, genitalia, punggung.)

2. ROS : Observasi melalui sistim tubuh secara keseluruhan.(keadaan umum, tanda-


tanda vital, sistim cardiovaskuler, sistim persyarafan, sistim perkencingan, sistim pencernaan, sistim
reproduksi)

FORMAT PENGKAJIAN

(Pengorganisasian berdasarkan pola fungsi kesehatan dari Gordon)

DATA DASAR SEWAKTU MASUK RUMAH SAKIT

I.DATA UMUM

Tanggal : Jam :..Keluarga yang dapat dihubungi :...Telp :..

Masuk dari rumah sendirian :dari rumah dengan keluarga:. Jalan :. Emergensi
:..Alat yang digunakan :.. Kursi Roda : ...Ambulan
:...Brankar :

Alasan masuk rumah sakit :.

Masuk rumah sakit terakhir tgl : . Alasan :


>Riwayat penyakit sekarang : ..

Riwayat Pengobatan sebelumnya : Jenis obat : Dosis :Frekuensi :.


II.POLA FUNGSI KESEHATAN
Persepsi terhadap kesehatan

Menggunakan

Tembakau(merokok) :

Alkohol :

Alergi (Obat, makan, lainnya) : . Reaksi :

Pola aktivitas dan Latihan

Kemampuan Perawatan diri:

Skor : 0=mandiri,1=dibantu sebagian,2=perlu bantuan orang lain,3=perlu bantuan orang lain dan
alat,4=tergantung atau tidak mampu

Aktivitas 0 1 2 3 4

Mandi dan kebersihan diri

Berpakaian dan berdandan

Eliminasi

Mobilisasi di tempat tidur

Ambulasi/berjalan

Pola Istirahat dan tidur

Waktu tidur : ..Kualitas :.Insomnia :

Pola Nutrisi Metabolik

Diet Khusus : .

Nafsu makan : .Mual : ..Muntah :


Berat badan naik-turun :...

Pola Eliminasi

Kebiasaan BAB :

Kebiasaan BAK :

Penggunaan Bantuan : . Kateter : ..


Pola Kognitif

Status Mental : ..

Bicara : ..

Pendengaran : ..

Penglihatan : ..

III.Pemeriksaan Fisik

Data Klinik

Usia :TB :.BB :

Temperatur : : Nadi : (kuat/lemah, teratur/tidak)

Tekanan Darah :

Pernapasan dan Sirkulasi

Frekuensi napas :

Kualitas :

Batuk :

Metabolik

Kulit :

Warna :

Lecet :

Bengkak :

Bercak :

Mulut :

Gusi :

Gigi :

Persyarafan

Pupil :

Reaksi terhadap cahaya :


Mata :

Muskulo

Keseimbangan :

Menggenggam :

Kemampuan otot kaki :

V. Informasi Lain
.

VI. Diagnosa
.

.
2. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan
pengalamannya, dia mampu dan mempunyai wewenang untuk memberikan tindakan keperawatan.
Perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosa keperawatan.

Kriteria Diagnosa

1. Proses diagnosa terdiri dari Analisis data,interpretasi data,Validasi Data, Perumusan


Diagnosa keperawatan.
2. Diagnosa keperawatan terdiri dari Masalah (P) : Menjelaskan masalah dan status kesehatan
pasien secara jelas dan sesingkat mungkin; Penyebab (E) : Faktor klinik dan personal yang
dapat merubah status kesehatan atau mempengaruhi perkembangan masalah ; dan Tanda
atau Gejala (S), atau terdiri dari Masalah dan Penyebab (PE).
3. Bekerjasama dengan Pasien, dan petugas kesehatan lainnya untuk memvalidasi diagnosa
keperawatan
4. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosa berdasarkan data terbaru.

Kriteria Penulisan Diagnosa Keperawatan


Tulis masalah Pasien/perubahan status kesehatan pasien

Masalah Klien didahului adanya penyebab dan keduanya dihubungkan dengan kata sehubungan
dengan

Defenisi karakteristik.Jika diikuti dengan penyebab kemudian dihubungkan dengan kata ditandai
dengan

Tulis istilah yang umum digunakan

Gunakan bahasa yang tidak memvonis

Contoh langkah-langkah dalam merumuskan diagnosa Keperawatan dan Dokumentasinya:

Pengelompokan Data dan Analisa

Data Subyektif :

saya kira BB turun lebih dari 7 10 kg dalam 6 bulan terakhir, mungkin karena saya
terlalu sibuk dengan pekerjaan, sehingga tidak sempat memperhatikan makanan

Data Obyektif

TB = 170 cm, BB = 50 kg

Ibu usia 35 tahun dengan anak kembar laki-laki usia 4 tahun, mulai kembali bekerja 7
bulan setelah melahirkan anaknya sebagai axecutive sekretaris.

2. Intepretasi

Perubahan kebutuhan nutrisi

3. Validasi

Akurat diagnosa : klien memvalidasi diagnosa dan setuju dengan faktor-faktor yang
mendukung

Perawat : Anda kelihatan agak kurus

Pasien : Ya, saya tidak sempat memperhatikan makan akhir-akhir ini

Perawat : Tidak sempat memperhatikan makan


3.
PERENCAN
Pasien : Saya sering terlambat makan dan kadang sehari cuma makan sekali AAN
4. Penyusunan diagnosa keperawatan

Perencanaan
Perubahan Nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan stress akibat
meliputi
pekerjaanya yang baru, konflik peran dan keinginan
pengembangan
strategi desain
untuk
mencegah,
mengurangi
atau
mengoreksi
masalah-
masalah yang diidentifikasi pada diagnosa keperawatan. Pada tahap ini Perawat membuat rencana
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan Pasien.

Kriteria Perencanaan meliputi :

1. Perencanaan terdiri dari

Penetapan prioritas masalah : Berdasarkan hasil pengkajian perawat harus mampu mengidentifikasi
respon pasien yang actual dan potensial yang memerlukan suatu tindakan.
Menuliskan Tujuan/Kriteria hasil : Berdasarkan hasil diagnosa kemudian dituliskan bagaiman rencana
tindakan yang akan diberikan kepada pasien. Sebagai contoh misalkan :

Hasil Diagnosa : Perubahaan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan adanya
kesukaran pasien untuk menguyah makanan

Perencanaan : Mengkonsumsi 1800 kalori lembek dan makanan cair tiap 24 jam

Rencana tindakan keperawatan : Desain spesifik intervensi untuk membantu pasien dalam mencapai
kriteria hasil.

Dokumentasi : Rencana tindakan yang sudah diimplementasikan harus ditulis dalam sebuah format
agar dapat membantu perawat untuk memproses informasi yang didapatkan selama tahap
pengkajian dan diagnosa keperawatan

2. Bekerjasama dengan Pasien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan


3. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan Pasien.
4. Mendokumentasi rencana keperawatan

Karakteristik Pendokumentasian :
Ditulis oleh perawat

Rencana tindakan disusun dan ditulis oleh perawat professional yang mempunyai dasar pendidikan
yang memadai.

Dilaksanakan setelah kontak pertamakali dengan klien

Segera setelah pengkajian, perawat harus memulai untuk mendokumentasikan diagnosa actual atau
resiko, criteria hasil, dan rencana tindakan

Diletakkan di tempat yang strategis

Rencana tindakan keperawatan harus disediakan bagi semua tenaga kesehatan yang terlibat.hal ini
bisa diletakan pada catatan medis pasien, di tempat tidur atau di kantor perawat

Informasi yang baru

Semua komponen rencana tindakan harus selalu diperbaharui.Diagnosa keperawatan,kriteria hasil,


dan rencana tindakan yang tidak valid harus direvisi.

Contoh Dokumentasi di dalam Perencanaan Tindakan


RENCANA TINDAKAN

Daftar dan Jenis Masalah Aktual

Resiko dan Kemungkinan

Rencana Tindakan

Tahap 1

Tanggal/Jam : .

Keterangan : .

Tahap 2

Tanggal/Jam : .

Keterangan : .

Tanda-tanda vital (setiap pergantian dinas) :


4. PELAKSANAAN

Pada tahap Pelaksanaan ini tugas Perawat adalah membantu pasien untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.Tahap ini dimulai setelah rencana tindakan disusun.Perawat mengimplementasi
tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan

Kriteria Implementasi :

1. Bekerjasama dengan Pasien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan


2. Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk meningkatkan status kesehatan Pasien
3. Melakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi kesehatan Pasien
4. Melakukan supervise terhadap tenaga pelaksana keperawatan di bawah tanggung jawabnya.
5. Memberikan pendidikan pada Pasien dan keluarga mengenai konsep, ketrampilan asuhan diri
serta membantu Pasien memodifikasi lingkungan yang digunakan
6. Mengkaji ulang dan merevisi pelaksanaan tindakan keperawatan berdasarkan respon Pasien.

Seluruh pelaksanaan tindakan keperawatan harus dikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat
terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.Setiap langkah di dalam pemberian tindakan
atau intervensi harus ditandatangani oleh perawat yang melaksanakan tugas ini dan juga kepala
ruangan sebagai penanggung-jawabnya.

5. EVALUASI

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaanya sudah berhasil dicapai.

Perawat mengevaluasi kemajuan Pasien terhadap tindakan keperawatan dalam mencapai tujuan dan
merevisi data dasar dan perencanaan.

Kriteria Evaluasi

1. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan
terus-menerus
2. Menggunakan data dasar dan respon Pasien dalam mengukur perkembangan kearah
pencapaian tujuan
3. Memvalidasi dan menganalisa data baru
4. Mendokumentasikan hasil evalusi dan memodifikasi perencanaan

Contoh Dokumentasi Asuhan Keperawatan


I. DATA UMUM
Tanggal Masuk : Ruang Rawat /Kelas : .. No. CM :.

Identitas : Nama : ...L/P Usia : ..tahun/bulan/hari

Alamat :

II. PENGKAJIAN
Data Subyektif

Data Obyektif

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang

III. DIAGNOSA

Pengelompokan Data dan Analisa :


Data Subyektif

Data Obyektif

VI. PERENCANAAN

Prioritas Masalah

Tujuan / Kriteria Hasil

URAIAN TUGAS PETUGAS FARMASI

Diposkan oleh Rizki Kurniadi


1. Menyusun rencana kebutuhan obat dan kegiatan distribusi obat berdasarkan data program

puskesmas dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

2. Melaksanakan kegiatan farmasi meliputi permintaan obat di gudang farmasi, penyimpanan dan

distribusi ke unit pelayanan serta koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku

3. Mengevaluasi hasil kegiatan farmasi secara keseluruhan.

4. Membuat catatan dan laporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan informasi dan

pertanggung jawaban kepada atasan.

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

Anda mungkin juga menyukai