DOKTER UMUM
A. PERAN
Tenaga Keperawatan bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu
keperawatan dasar bagi tenaga kesehatan lainnya dan tenaga anggota keluarga.
a. Menentukan kebutuhan kesehatan pasien dan mendorong pasien untuk berperan serta
di dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya.
b. Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai kebersihan perorangan, kesehatan
lingkungan, kesehatan mental, gizi, kesehatan ibu dan anak, pencegahan penyakit dan
kecelakaan.
c. Memberikan Asuhan Keperawatan kepada pasien yang meliputi perawatan darurat,serta
bekerjasama dengan dokter dalam program pengobatan
d. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi dan
menerima rujukan dari organisasi kesehatan lainnya.
e. Melaksanakan pencatatan pelaporan asuhan Keperawatan.
A.3 TUGAS
g. Mengelola peralatan medik dan keperawatan, bahan habis pakai dan obat
h. Mengelola administrasi
Pelayanan Keperawatan di masa mendatang harus dapat memberikan Consumer Minded terhadap
pelayanan yang diterima.Implikasi pelayanan keperawatan akan terus mengalami perubahaan dan
hal ini akan dapat terjawab dengan memahami dan melaksanakan karakteristik perawat professional
dan perawat millennium. Menurut Nursalam Peran perawat di masa depan harus berkembang seiring
dengan perkembangan IPTEK dan tuntutan kebutuhan masyarakat, sehingga perawat, dituntut
mampu manjawab dan mengantisipasi terhadap dampak dari perubahan.Sebagai Perawat
professional maka peran yang diemban adalah CARE yang meliputi :
COMMUNICATION C = COMPLETE
C =
A = ACCURATE
R = RAPID
E = ENGLISH
A = ACTIVITY C = COOPERATIVE
A = APPLICABLE
R = RESPOSIVE
E = EMPATHY
R = REVIEW C = CONSIDERED
A = APPROPRIATE
R = REASONED
E = EVALUATED
E = EDUCATION C = COMMITED
A = ACADEMIC
R = RESEARCH
E = EXTENDED
1. COMMUNICATION
Perawat memberikan pelayanan keperawatan harus dapat berkomunikasi secara lengkap, adekuat,
cepat. Setiap melakukan komunikasi (lisan dan tulis) harus memenuhi tiga syarat di atas dan juga
harus mampu berbicara dan menulis dalam bahasa asing minimal bahasa inggris.
2. ACTIVITY
Prinsip melakukan aktifitas/pemberian asuhan keperawatan harus dapat bekerjasama dengan teman
sejawat dan tenaga kesehatan lainnya, khususnya tim medis sebagai mitra kerja dalam memberikan
asuhan kepada pasien.Ativitas ini harus ditunjang dengan menunjukan suatu kesungguhan dan sikap
empati dan bertanggung-jawab terhadap setiap tugas yang diemban.
I : Identify of Patient
T : Tell the person or teach the patient about what you are going to do
3. REVIEW
Prinsip utamanya adalah moral dan Etika keperawatan. Dalam memberikan setiap asuhan
keperawatan perawat harus selalu berpedoman pada nilai-nilai etik keperawatan dan standar
keperawatan yang ada serta ilmu keperawatan.
Untuk menghindari kesalahan dalam pelaksanaan peran ini maka perawat harus berpegangan pada
prinsip-prinsip etik keperawatan yang meliputi :
Setiap prioritas tindakan yang diberikan harus berdasarkan kondisi pasien, tidak ada diskriminasi
pasien dan alat
Setiap manusia mempunyai hak untuk menentukan tindakan terhadap dirinya sendiri
Benefienc : Asas Manfaat
Setiap tindakan yang diberikan kepada klien harus bermanfaat bagi klien dan menghindarkan dari
kecacatan
Perawat dalam berkomunikasi harus mengatakan yang benar dan jujur kepada klien
Apa yang dilaksanakan oleh perawat harus didasarkan pada tanggung-jawab moral dan profesi
4. EDUCATION
Perawat harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap profesi dengan jalan terus menerus
menambah ilmu melalui melalui pendidikan formal/nonformal, sampai pada suatu keahlian tertentu.
Pengembangan pelayanan keperawatan yang paling efektif harus didasarkan pada hasil temuan-
temuan Ilmiah yang dapat diuji ke-sahihannya.
C : Career
A : Activity
R : Role
E : Enhancement
1. Career
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, harus mempunyai dasar pendidikan
yang memadai, karena dengan keahlian dan dasar pendidikan yang tinggi sebagai indicator jaminan
kualitas pelayanan kepada konsumen dan menghindarkan dari kesalahan-kesalahan yang fatal.
Perawat juga harus memahami bagaimana konsep manajemen secara keseluruhan, khususnya
Manajemen Keperawatan.
2. Activity
Perawat harus memahami tentang semua tindakan yang dilakukan, baik dari segi keilmuan maupun
etik dan moral Keperawatan.
3. Role
Dalam melaksanakan perannya, perawat dituntut mampu bekerjasama dengan profesi lain. Oleh
karena itu Perawat harus dapat membedakan peran yang dimaksud.
4. Enhancement
Prinsip utama pelayanan keperawatan adalah pengembangan diri secara terus-menerus seiring
dengan perkembangan jaman yang dinamis, berubah setiap saat.Perawat dituntut untuk menunjukan
independensi dalam memberikan asuhan dan tumbuhnya rasa percaya diri yang tinggi.Hal ini bisa
ditempuh dengan mulai mempersiapkan diri dan membekali diri yang baik mulai sekarang.
Dengan memahami bagaimana karakteristik Perawat Profesional & Milenium seperti yang sudah
dijelaskan di atas maka diharapkan agar para perawat mau mengembangkan dirinya masing-masing
dengan mengikuti pelatihan-pelatihan untuk menambah pengetahuan dan keterampilannya agar
dimasa mendatang mampu memenuhi kriteria-kriteria dari perawat profesional dan perawat
millenium.
Pada langkah awal kita perlu memahami terlebih dahulu apa yang dimaksudkan dengan Manajemen
Keperawatan
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu
kegiatan di organisasi.Sedangkan Manajemen Keperawatan adalah : proses bekerja melalui anggota
staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional.
Proses Manajemen Keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu metode
pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya saling
menopang.Sebagaiman yang terjadi di dalam proses keperawatan, di dalam Manajamenen
Keperawatan-pun terdiri dari Pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi hasil.Karena Manajemen Keparawatan mempunya kekhususan terhadap mayoritas
tenaga daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan di dalam proses manajemen lebih rumit jika
dibandingkan dengan proses keperawatan. Bagaimana langkah-langkah di dalam Proses Manajemen
Keperawatan akan dijelaskan di dalam proses Manajemen Keperawatan di bawah ini
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu tujuan. Di dalam proses
keperawatan, bagian akhir mungkin berupa sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi resiko,
pencegahan komplikasi, argumentasi pengetahuan atau ketrampilan kesehatan dan kemudahan dari
kebebasan maksimal.Di dalam proses manajemen Keperwatan, bagian akhir adalah perawatan yang
efektif dan ekonomis bagi semua kelompok pasien.
Pada tahap ini perawat dituntut tidak hanya megumpulkan informasi tentang keadaan pasien,
melainkan juga mengenai institusi (rumah sakit/puskesmas), tenaga keperawatan, administrasi dan
bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi organisasi keperawatan secara keseluruhan.
Pada tahap ini harus mampu mempertahankan level yang tinggi bagi efisiensi salah satu bagian
dengan cara menggunakan ukuran pengawasan untuk mengidentifikasikan masalah dengan segera,
dan setelah mereka terbentuk kemudian dievaluasi apakah rencana tersebut perlu diubah atau
prestasi yang perlu dikoreksi.
2. PERENCANAAN
Perencanaan disini dimaksudkan untuk menyusun suatu rencana yang strategis dalam mencapai
tujuan, seperti menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien,
menegakkan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe tenaga
keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan
efektifitas staf serta menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai visidan
misi yang telah ditetapkan.
4. PELAKSANAAN
Pada tahap ini Manajemen Keperawatan memerlukan kerja melalui orang lain, maka tahap
implementasi di dalam proses manajemen terdiri dari dan bagaimana memimpin orang lain untuk
menjalankan tindakan yang telah direncanakan.
4. EVALUASI
Tahap akhir dari proses manajerial adalah melakukan evaluasi seluruh kegiatan yang telah
dilaksanakan.Pada tahap ini manajemen akan memberikan nilai seberapa jauh staf mampu
melaksanakan tugasnya dan mengidentifikasi factor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam
pelaksanaan.
a. Pengumpulan data
b. Perencanaan
Tujuan, Sistim, Standar, Kebijaksanaan, Prosedur, Anggaran
c. Pengaturan
d. Kepegawaian
e. Kepemimpinan
f. Pengawasan
penelitian, Jaminan Keselamatan, Audit pasien, penilaian prestasi, disiplin, hubungan pekerja tenaga
kerja, sistim informasi komputer
Sebagai langkah awal di dalam Manajemen Keperawatan yang harus dilakukan adalah
mengumpulkan segala informasi yang dibutuhkan di dalam Manajemen Keperawatan baik tentang
pasien, tenaga perawat dan sebagainya.Pengumpulan data ini bisa dilakukan dengan menggunakan
analisis SWOT : bagaimana kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman bagi organisasi
Keperawatan
Data-data yang sudah dikumpulkan akan dijadikan dasar untuk melakukan identifikasi terhadap
masalah-masalah yang mungkin ada di Rumah sakit yang memiliki hubungan erat dengan Praktek
keperawatan di Rumah sakit.
Untuk itu sebelumnya kita akan menentukan dulu apa visi dan misi dari Keperawatan.
Visi Keperawatan
Visi Keperawatan diartikan sebagai Pernyataan keyakinan tentang keperawatan dan manifestasi dari
nilai-nilai dalam keperawatan yang digunakan untuk berfikir dan bertindak.
Visi ini dimaksudkan agar perawat harus dapat mempunyai sudut pandang dan pengetahuan yang
luas tentang manajemen dan proses perubahaan yang terjadi saat ini dan akan datang.
Misi Keperawatan
Misi dapat diartikan sebagai suatu langkah-langkah nyata dari profesi keperawatan dalam
melaksanakan visi yang telah ditetapkan, yaitu menjaga dan mengawasi sustu proses
profesionalisme keperawatan Indonesia agar berjalan dan berkesinambungan.
Inti konsep dasar dari manajemen adalah : perlu adanya suatu keseimbangan antara visi, misi dan
motivasi yang jelas dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
B. PENGUMPULAN DATA
a. Ketenagaan Keperawatan :
Lingkungan kerja
Tenaga Keperawatan
Tenaga non-keperawatan
I. MINIMAL CARE
4. Operasi ringan
Dimandikan perawat
7.Perawatan kolostomi
9.Menggunakan WSD
!
s
u
p
p
o
r
t
L
i
s
t
s
]
-
-
>
a
.
<
!
-
-
[
e
n
d
i
f
]
-
-
>
P
a
s
i
e
n
Penetapan jumlah perawat dilakukan dengan menghitung jumlah pasien berdasarkan derajat
ketergantungan selama satu bulan dan dihitung jumlah perawat yang dibutuhkan untuk setiap
hari.Setelah itu ditetapkan rata rata jumlah perawat setiap hari.
Sebagai contoh, suatu ruang rawat dengan 22 pasien (3 pasien dengan perawatan minimal, 14
pasien dengan perawatan intermediet, dan 5 pasien dengan perawatan total) maka jumlah perawat
yang dibutuhkan untuk jaga pagi adalah :
3 x 0,17 = 0,51
14 x 0,27 = 3,78
5 x 0,36 = 1,90
Berdasarkan hasil pengkajian terhadap data-data yang sudah dikumpulkan pada tahap sebelumnya
maka metode/model pemberian asuhan keperawatan harus ditentukan,karena keberhasilan suatu
asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan
keperawatan yang professional.
Model seperti apakah yang bisa atau seharusnya diterapkan pada Rumah sakit harus ditentukan
terlebih dahulu.
Metode pemberian asuhan keperawatan ini harus efisien dan efektif, artinya harus ada pembagian
tugas, peran dan wewenang yang jelas sehingga tidak terdapat konflik peran/peran ganda bagi
perawat.
Model yang dipilih harus dapat menigkatkan kepuasan perawat, dan tim kesehatan lainnya.
Model Asuhan Keperawatan menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998)
Dari model-model keperawatan diatas yang umum digunakan di Rumah sakit adalah Asuhan
keperawatan total : Keperawatan Tim,Keperawatan Primer
Sistem Pendokumentasian
Dokumentasi yang digunakan adalah dengan sistim SOR (sources Oriented Record) yaitu sistim
pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya dokter,
perawat, ahli gizi dll.
Contoh pendokumentasian :
Administrasi penunjang :
Buku visite
Sistim Administrasi
Pada sistim administrasi ini, diuraikan tentang alur pelayanan pasien mulai masuk Rumah Sakit
sampai keluar Rumah Sakit.
IRDA/UGD
POLY
Ruang Rawat Inap
Bagian Keuangan
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Radiologi
Keluar
Di dalam pendekatan ini kita akan mengumpulkan semua data tentang tenaga keperawatan,
administrasi dan bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi organisasi keperawatan secara
keseluruhan.Setiap data akan di kelompokan apakah merupakan kekuatan. Kelemahan, kesempatan
ataukah merupakan ancaman bagi organisasi.
Berikut ini akan diberikan contoh Pengumpulan data dan Identifikasi masalah berdasarkan
pendekatan SWOT
Memiliki visi, misi dan motto Kualitas tenaga belumTerbukanya Persaingan antar
Keperawatan memnuhi kualifikasi kesemptan rumah sakit
melanjutkan yang semakin
SDM terdiri dari : DIII MKP belum pendidikan pada kuat
(.orang), SPK dilaksanakan progran yang
(.orang), Pekarya lebih baik Adanya tuntutan
(.orang). Belum ada masyarkat yang
pembagian tugas Adanya program lebih tinggi
Rumah Sakit Pemerintah yang jelas pelatihan/kursus untuk
Tipe .. mendapatkan
Pendokumentasian Dll
Terdapat Standar Asuhan proses pelayanan
Keperawatan Keperawata belum dll
optimal
Tersedia Sarana & prasarana
Untuk pasien dan tenaga Dll
perawat
Terdapat Administrasi
penunjang
dll
Setelah dilakukan pengumpulan data dan analisa maka muncul permasalahan-permasalahan yang
harus kita kaji untuk dilakukan perencanaan pembenahan.
D. RUMUSAN MASALAH
Dari data-data yang sudah dikumpulkan dan sudah dilakukan analisa dengan pendekatan SWOT
maka kita akan menemukan apa saja permasalahan-permasalahan di dalam sebuah organisasi
Rumah Sakit khususnya pada Organisasi Keperawatan.Permasalahan yang ditemukan ini tidak saja
hanya kekurangan-kekurangan yang akan menggangu atau menghambat di dalam Organisasi
Keperawatan tetapi juga kemungkinan-kemungkinan peningkatan pelayanan agar dapat menjadi
lebih baik dari sekarang. Masalah-masalah yang ditemukan akan di kumpulkan untuk selanjutnya
dilakukan perencanaan untuk mengatasi permasalahan atau meningkatkan kwalitasn
1. PENGORGANISASIAN
Berdasarkan hasil analisa maka perlu untuk membuat tim kerja dengan pembagian tugas dari
masing-masing personel. Sebagai contoh untuk pengelolaan di ruang rawat inap, maka
diselenggarakan pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut :
Kepala ruangan
Perawat Primer
Perawat Asosier
Adapun penetapan tugas perawat diatas harus sesuai dengan visi dan misi Rumah
Sakit/keperawatan, hasil penyelenggaraan model asuhan keperawatan sebelumnya,
bagaiman kekuatan sumber daya yang ada dan sarana serta prasarana yang telah
diidentifikasi pada pengumpulan data sebelumnya.
Pada tahap ini organisasi yang sudah terbentuk mulai merencanakan bagaimana rencana strategis
yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan di dalam Manajemen Keperawatan.
Organisasi mulai menentukan dan mendiskusikan bentuk dan penerapan praktek keperawatan yang
profesional, bagaimana format dan pendokumentasian, mengatur kebutuhan tenaga perawat,
Mengatur tugas dan wewenang dari masing-masing perawat di ruangan, jadual kerja dari masing-
masing perawat, bagaimana mensupervisi perawat,bagaimana sistim kepemimpinannya, Instalasi-
instalasi yang menunjang di dalam proses keperawatan seperti, farmasi, radiologi,laboratorium, gizi
(Jalur opersional).Hubungan dengan bagian bagian lain yang turut mendukung di dalam organisasi
rumah sakit ini (anggaran, karyawan non-medis, dll).
Sebagai contoh di bawah ini akan diberikan rencana kegiatan kelompok dalam penerapan model
asuhan Keperawatan Profesional yang akan dilakukan dalam satu bulan.
2. Penyusunan laporan
3. PERSIAPAN PELAKSANAAN
Setelah seluruh kegiatan ditentukan dan sudah pula ditentukan waktu pelaksanaannya, selanjutnya
mulai dilakukan persiapan untuk pelaksanaannya.Inti dari tahap ini adalah mulai menyiapkan bahan-
bahan yang diperlukan seperti dokumen-dokumen untuk pemberian bukti pelaksanaan, bagaimana
deskripsi tugasnya, sekaligus juga pengaturan kembali jadwal (pembagian tugas).
4. PERSIAPAN PENDOKUMENTASIAN
Dalam kegiatan pendokumentasian, hal yang perlu dipersiapkan antara lain bentuk sistim
dokumentasi keperawatan, format pengkajian, format perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasinya.Termasuk di dalam persiapan ini adalah mengevaluasi kesesuaian format yang
dipergunakan selama ini berdasarkan kriteria : apakah sudah sesuai dengan standar dokumentasi
keperawatan, apakah mudah atau dipahami semua oleh perawat yang ada di ruangan, apakah
efisien dan efektif dalam pelaksanannya? Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut kemudian ditentukan
tentang model pendokumentasian yang sesuai.
5. PERSIAPAN EVALUASI
Evalusi meliputi penentuan teknik evaluasi, pembuatan alat evaluasi dan sekaligus
didalamnya adalah pendokumentasian hasil kegiatannya secara umum. Di bawah
ini akan diberikan contoh Instrumen Evaluasi dari sisi kepuasan Pasien dan
Perawat.
Instrumen Kepuasan Pasien
Jawablah pertanyaan ini dengan meberikan tanda silang pada jawaban yang telah
disediakan
Jawablah pertanyaan ini dengan meberikan tanda silang pada jawaban yang telah
disediakan
NO PERNYATAAN STP TP CP P SP
Keterangan : STP : Sangat Tidak Puas, TP : Tidak Puas, CP : Cukup Puas, SP : Sangat Puas, P: Puas
Seluruh persiapan perencanaan sudah dilakukan, langkah berikutnya adalah mulai
mengimplementasikan rencana yang telah di susun oleh Manajemen Organisasi Keperawatan.
Setelah seluruh proses perencanaan dilakukan maka langkah berikutnya adalah bagaimana
mengimplementasikan rencana tersebut sesuai dengan prosedur atau waktu yang sudah ditentukan.
Proses Implementasi ini diusahakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun baik dalam
jenis kegiatan, waktu dan Personil.Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi ketimpangan-ketimpangan
yang akan menyebabkan proses Implementasi ini berjalan tidak sesuai dengan rencana.
Didalam proses Implementasi ini ada beberapa faktor yang turut menunjang di dalam
keberhasilan.Faktor-faktor penunjang itu antara lain : Model kepemimpinan, Motivasi, Delegasi dan
Supervisi, Komunikasi.
A. KEPEMIMPINAN
Istilah Kepemimpinan di dalam Manajemen sering diartikan hanya berfungsi pada kegiatan supervisi,
tetapi dalam keperawatan fungsi tersebut sangatlah luas. Jika posisi sebagai ketuan tim, kepala
ruangan, atau perawat pelaksana dalam suatu ruang, maka perlu pemahaman tentang bagaimana
mengelola dan memimpin orang lain dalam mencapai tujuan Asuhan Keperawatan yang berkualitas.
Sebagai Perawat Profesional tidak hanya mengelola orang tetapi sebuah proses secara keseluruhan
yang memungkinkan orang dapat menyelesaikan tugasnya.
Di dalam Manajemen ada beberapa model atau gaya kepemimpinan dalam suatu organisasi.. Gaya
kepemimpinan ini dapat diartikan sebagai suatu cara penampilan karakteristik.
Demokratis : Kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staff.Informasi diberikan
seluas-luasnya dan terbuka.Pemimpin menggunakan kekuasaannya untuk mendorong ide dari staf
dan memotivasi kelompok untuk menetukan tujuannya sendiri.
Pertisipatif : Kepemimpinan gabungan antara gaya otoriter dan demokrasi. Pemimpin yang
menyampaikan hasil analisa dan mengusulkan tindakan tersebut pada bawahanya. Staf diminta
saran dan kritiknya serta mempertimbangkan respon staf terhadap usulannya, dan keputusan akhir
pada kelompok.
Bebas Tindak : Merupakan pimpinan Offisial. Karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa pengarahan,
supervise, dan koordinasi.Staf mengevaluasi pekerjaan sesuai dengan cara sendiri.
Dari gaya kepemimpinan di atas, seorang pemimpin yang baik harus bisa mengkombinasikan jenis
gaya diatas dalam melakukan supervisi terhadap staf.Pemimpin yang efektif harus memiliki
kemampuan untuk menggunakan proses penyelesaian masalah, mempunyai kemampuan
komunikasi yang baik, menunjukkan kejujuran dalam memimpin, kompeten, kreatif, dan kemampuan
mengembangkan kelompok.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang Manajer Keperawatan : Kepemimpinan, Pengambilan
Keputusan & perencanaan, Hubungan masyarakat/komunikasi, Anggaran, Pengembangan,
Personaliti, Negosiasi.
B. MOTIVASI KERJA
Motivasi adalah Karakteristik psikologi manusia yang memberikan kontribusi pada tingkat komitmen
seseorang.Motivasi ini mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan
terutama dalam berperilaku.
Motivasi kerja adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan, dan
memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.
Memotivasi adalah proses Manajemen untuk mempengaruhi tingkah laku manusia berdasarkan
pengetahuan tentang apa yang membuat orang tergerak (Stoner & Freeman, 1995). Menurut
bentuknya motivasi terdiri dari :
Delegasi dapat diartikan sebagai penyelesaian suatu pekerjaan melalui orang lain. Atau pemberian
tugas kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi.
Delegasi dalam praktek keperawatan professional sering mengalami masalah, dimana proses
delegasi tidak dilaksanakan secara efektif. Hal ini diarenakan tiga hal :
under delegasi : Pelimpahan tugas terlalu sedikit. Staf diberi wewenang yang sangat sedikit, terbatas
dan sering tidak terlalu jelas.
unproper delegasi : Pelimpahan yang tidak tepat.Kesalahan yang ditemukan adalah, pemberian tugas
limpah, orang yang tepat, dan alasan delegasi hanya karena faktor senang/tidak senang. Pelimpahan
ini tidak efektif karena kecendrungan pimpinan menilai pekerjaanya berdasarkan unsur Subyektif.
Delegasi yang baik tergantung pada keseimbangan antara komponen tanggung jawab, kemampuan
dan wewenang.Tanggung jawab (responsibility) adalah suatu rasa tanggung-jawab terhadap
penerimaan suatu tugas.Kemampuan(accountability) adalah kemampuan seseorang dalam
melaksanakan tugas limpah.Wewenang (authority) adalah pemberian hak dan kekuasaan penerima
tugas limpah untuk mengambil suatu keputusan terhadap tugas yang dilimpah.
Komunikasi yang jelas dan lengkap : Kelengkapan informasi yang disampaikan, akurasi terhadap pesan,
penggunaan kata-kata atau istilah yang mudah diterima oleh penerima pesan
D. KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas manajer keperawatan dan sebagai bagian
yang selalu ada di dalam proses manajemen Keperawatan.
Komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran, perasaan, dan pendapat dan memberikan nasihat
dimana terjadi antara dua orang atau lebih bekerja bersama.Komunikasi juga dapat diartikan suatu
seni untuk menyusun dan menyampaikan suatu pesan dengan cara yang gampang sehingga orang
lain dapat mengerti dan menerima.
Model komunikasi :
Komunikasi secara langsung : Komunikasi secara verbal dengan atasan, atau bawahan atau dengan
pihak lain.
Komunikasi non-verbal : Komunikasi dengan menggunakan ekspresi wajah, dan sikap tubuh.
Komunikasi dalam praktek keperawatan Profesional merupakan unsur utama dalam melakukan
asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang optimal.
Komunikasi yang jelas tentang kebutuhan klien terhadap apa yang sudah dilakukan intervensi dan
yang belum, serta respon pasie yang terjadi.
Interview/Anamnese
Komunikasi dengan tujuan untuk memperoleh data tentang keadaan klien yang akan dipergunakan
dalam mendukung masalah yang dihadapi pasien dan melaksanakan tindakan dengan akurat.
Anamnese ini bisa dengan pasien, keuarga, dokter dan tim lainnya.
Hindari komunikasi yang terlalu formal atau tidak tepat.Ciptakan suasan yang hangat dan kekeluargaan
Hindari Interupsi
Hindari respon dengan kata hanya ya dan tidak (perawat kurang tertarik degan topik yang dibicarakan)
Hindari hambatan personal (Jika perawat menunjukan rasa tidak senang pada klien, maka hasil yang
didapt tidak optimal)
Melalui komputer, informasi-informasi terbaru dapat cepat didapatkan dengan menggunakan internet
bila perawat mengalami kesulitan dalam menangani masalah klien
Pasien yang masuk menyerahkan rahasia dan rasa percaya kepada Institusi. Oleh karena itu perawat
harus berusaha menjaga dengan baik.
Metode ini merupakan metode dalam mendekatkan hubungan antara pasien dan perawat. Sentuhan
yang diberikan oleh perawat juga dapat sebagai terapipagi pasien, khusunya pasien dengan depresi,
kecemasan dan kebingungan, dalam mengambil suatu keputusan.
Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat lainnya dan tenaga kesehatan apa yang sudah dan akan
dilakukan kepada pasien
Komunikasi yang baik akan menungkatkan hubungan professional antar perawat dan tim kesehatan
lainnya : dokter, ahli gizi, fisioterapis, dll.
Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari proses Manajemen Keperawatan. Komponen Utama
pada tahap ini penilaian atau evaluasi terhadap hasil dari Implementasi, apakah sesuai dengan
rencana atau tidak.Proses penilaian ini dapat diasumsikan sebagai penilaian kinerja. Penilaian kinerja
ini merupakan alat yang paling dapat dipercaya oleh pimpinan perawat dalam mengontrol sumber
daya manusia dan Produktivitasnya. Proses penilaian kinerja dapat digunakan secara efektif dalam
mengarahkan perilaku staf dalam rangka menghasilkan jasa keperawatan dalam kualitas dan volume
yang tinggi.
Melalui Evaluasi terhadap setiap pelaksanaan kerja staf, akan dapat membantu dalam proses
penilaian kepuasan perawat, memperbaiki pelaksanaan kerja perawat, memberitahu perawat bahwa
kerja mereka kurang memuaskan serta mempromosikan jabatan dan kenaikan gaji, mengenal
pegawai yang memenuhi syarat penugasan khusus, serta menentukan palatihan dasar untuk
karyawan yang memerlukan bimbingan khusus.
Dalam melaksanakan sistim penilaian kerja ini maka pimpinan perawat sebaiknya menetapkan orang
yang akan bertanggung-jawab untuk mengevaluasi setiap pekerja.
Menurut Gillies(1996) untuk mengevaluasi staf secara tepat dan adil, sebaiknya mengamati prinsip-
prinsip tertentu ;
Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja.Standar ini harus sudah
disosialisasikan terlebih dahulu agar setiap staf mengetahui standar penilaian masung-masing
Perawat sebaiknya diberikan salinan deskripsi kerjanya, salinan standar pelaksanaan kerja, dan bentuk
evaluasi
Didalam menuliskan penilaian pelaksanaan kerja staf, sebaiknya menunjukan segi-segi dimana
pelaksanaan kerja itu bisa dikatakan memuaskan, dan perbaikan apa yang diperlukan, dan jika
diperlukan dijelaskan pula daerah mana yang harus diprioritaslan
Merumuskan tanggung-jawab dan tugas yang harus dicapai oleh staf keperawatan.Rumusan ini harus
sudah disepakati dan harus dapat memberikan kontribusi berupa hasil.
Menyepakati sasaran kerja dalam bentuk hasil yang harus dicapai oleh karyawan untuk kurun waktu
tertentu dengan penempatan standar prestasi dan tolak ukur yang telah ditetapkan.Penilaian prestasi
kerja dengan membandingkan prestasi yang sudah dicapai dengan standar ini.
Melakukan monitoring, koreksi, dan memberikan kesempatan serta bantuan yang diperlukan.
Berbagai macam alat ukur atau instrumen dapat digunakan dalam evaluasi pelaksanaan kerja Staf
keperawatan. Agar efektif, alat evaluasi sebaiknya dirancang bersama-sama dengan seluruh staf di
dalam organisasi Keperawatan, hal ini agar semua staf mengetahui bagaimana atasan akan menilai
prestasi mereka masing-masing dan untuk menghindari adanya unsur subyektifitas dalam penilaian.
Proses Keperawatan adalah metode di mana suatu konsep diterapkan dalam praktek
keperawatan.Hal ini disebut sebagai suatu pendekatan problem-solving yang memerlukan ilmu,
teknik dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasien.Di dalam
proses Keperawatan ini terdiri dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan.
Pengkajian Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
Implementasi
Evaluasi Keperawatan
1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal di dalam proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistimatis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan Pasien.
Pengkajian merupakan dasar utama di dalam memberikan asuhan keperawatan oleh karena itu data
yang diperoleh harus akurat, lengkap, sesuai dengan kenyataan, kebenaran data sangat penting
dalam merumuskan diagnosa keperawatan.
Perawat harus mengumpulkan data tentang status kesehatan Pasien secara sistematis, menyeluruh,
akurat, singkat, dan berkesinambungan.
1. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnese, observasi, pemeriksaan fisik serta dari
pemeriksaan penunjang
2. Sumber data adalah Pasien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan, rekam medis, dan
catatan lain.
Status biologis-psikologis-sosial-spiritual
Data Subyektif :
Data yang didapatkan dari Pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadaian.
Data ini bisa didapatkan dari riwayat keperawatan seperti persepsi Pasien, perasaan tentang status
kesehatnnya. Informasi lainnya bisa didaptkan dari keluarga, konsultan, dan tenaga keehatan lainnya.
Data Obyektif
Data yang didapatkan dari hasil observasi dan diukur.Informasi ini biasa didaptkan dari pemeriksaan
fisik.
Bagan Pengkajian
Pengkajian
Wawancara
Pemeriksaan Fisik
Tes Diagnostik
Data Obyektif
Data Subyektif
IPPA
Head to Toe
ROS
3. Perkusi : Observasi dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri kanan pada setiap
daerah permukaan tubuh
4. Auskultasi : Observasi dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan
menggunakan stetoskop
1Head to Toe : Observasi dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke
kaki.(keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, telinga,hidung, mulut dan tenggorokan, leher,
dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, genitalia, punggung.)
FORMAT PENGKAJIAN
I.DATA UMUM
Masuk dari rumah sendirian :dari rumah dengan keluarga:. Jalan :. Emergensi
:..Alat yang digunakan :.. Kursi Roda : ...Ambulan
:...Brankar :
Menggunakan
Tembakau(merokok) :
Alkohol :
Skor : 0=mandiri,1=dibantu sebagian,2=perlu bantuan orang lain,3=perlu bantuan orang lain dan
alat,4=tergantung atau tidak mampu
Aktivitas 0 1 2 3 4
Eliminasi
Ambulasi/berjalan
Diet Khusus : .
Pola Eliminasi
Kebiasaan BAB :
Kebiasaan BAK :
Status Mental : ..
Bicara : ..
Pendengaran : ..
Penglihatan : ..
III.Pemeriksaan Fisik
Data Klinik
Tekanan Darah :
Frekuensi napas :
Kualitas :
Batuk :
Metabolik
Kulit :
Warna :
Lecet :
Bengkak :
Bercak :
Mulut :
Gusi :
Gigi :
Persyarafan
Pupil :
Muskulo
Keseimbangan :
Menggenggam :
V. Informasi Lain
.
VI. Diagnosa
.
.
2. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan
pengalamannya, dia mampu dan mempunyai wewenang untuk memberikan tindakan keperawatan.
Perawat menganalisa data pengkajian untuk merumuskan diagnosa keperawatan.
Kriteria Diagnosa
Masalah Klien didahului adanya penyebab dan keduanya dihubungkan dengan kata sehubungan
dengan
Defenisi karakteristik.Jika diikuti dengan penyebab kemudian dihubungkan dengan kata ditandai
dengan
Data Subyektif :
saya kira BB turun lebih dari 7 10 kg dalam 6 bulan terakhir, mungkin karena saya
terlalu sibuk dengan pekerjaan, sehingga tidak sempat memperhatikan makanan
Data Obyektif
TB = 170 cm, BB = 50 kg
Ibu usia 35 tahun dengan anak kembar laki-laki usia 4 tahun, mulai kembali bekerja 7
bulan setelah melahirkan anaknya sebagai axecutive sekretaris.
2. Intepretasi
3. Validasi
Akurat diagnosa : klien memvalidasi diagnosa dan setuju dengan faktor-faktor yang
mendukung
Perencanaan
Perubahan Nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan stress akibat
meliputi
pekerjaanya yang baru, konflik peran dan keinginan
pengembangan
strategi desain
untuk
mencegah,
mengurangi
atau
mengoreksi
masalah-
masalah yang diidentifikasi pada diagnosa keperawatan. Pada tahap ini Perawat membuat rencana
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan Pasien.
Penetapan prioritas masalah : Berdasarkan hasil pengkajian perawat harus mampu mengidentifikasi
respon pasien yang actual dan potensial yang memerlukan suatu tindakan.
Menuliskan Tujuan/Kriteria hasil : Berdasarkan hasil diagnosa kemudian dituliskan bagaiman rencana
tindakan yang akan diberikan kepada pasien. Sebagai contoh misalkan :
Hasil Diagnosa : Perubahaan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan adanya
kesukaran pasien untuk menguyah makanan
Perencanaan : Mengkonsumsi 1800 kalori lembek dan makanan cair tiap 24 jam
Rencana tindakan keperawatan : Desain spesifik intervensi untuk membantu pasien dalam mencapai
kriteria hasil.
Dokumentasi : Rencana tindakan yang sudah diimplementasikan harus ditulis dalam sebuah format
agar dapat membantu perawat untuk memproses informasi yang didapatkan selama tahap
pengkajian dan diagnosa keperawatan
Karakteristik Pendokumentasian :
Ditulis oleh perawat
Rencana tindakan disusun dan ditulis oleh perawat professional yang mempunyai dasar pendidikan
yang memadai.
Segera setelah pengkajian, perawat harus memulai untuk mendokumentasikan diagnosa actual atau
resiko, criteria hasil, dan rencana tindakan
Rencana tindakan keperawatan harus disediakan bagi semua tenaga kesehatan yang terlibat.hal ini
bisa diletakan pada catatan medis pasien, di tempat tidur atau di kantor perawat
Rencana Tindakan
Tahap 1
Tanggal/Jam : .
Keterangan : .
Tahap 2
Tanggal/Jam : .
Keterangan : .
4. PELAKSANAAN
Pada tahap Pelaksanaan ini tugas Perawat adalah membantu pasien untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.Tahap ini dimulai setelah rencana tindakan disusun.Perawat mengimplementasi
tindakan yang telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan
Kriteria Implementasi :
Seluruh pelaksanaan tindakan keperawatan harus dikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat
terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.Setiap langkah di dalam pemberian tindakan
atau intervensi harus ditandatangani oleh perawat yang melaksanakan tugas ini dan juga kepala
ruangan sebagai penanggung-jawabnya.
5. EVALUASI
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaanya sudah berhasil dicapai.
Perawat mengevaluasi kemajuan Pasien terhadap tindakan keperawatan dalam mencapai tujuan dan
merevisi data dasar dan perencanaan.
Kriteria Evaluasi
1. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari intervensi secara komprehensif, tepat waktu dan
terus-menerus
2. Menggunakan data dasar dan respon Pasien dalam mengukur perkembangan kearah
pencapaian tujuan
3. Memvalidasi dan menganalisa data baru
4. Mendokumentasikan hasil evalusi dan memodifikasi perencanaan
Alamat :
II. PENGKAJIAN
Data Subyektif
Data Obyektif
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
III. DIAGNOSA
Data Obyektif
VI. PERENCANAAN
Prioritas Masalah
2. Melaksanakan kegiatan farmasi meliputi permintaan obat di gudang farmasi, penyimpanan dan
distribusi ke unit pelayanan serta koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan
4. Membuat catatan dan laporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan informasi dan