KOMITE
KEPERAWATAN
Kata etik berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti adat, karakter ataupun
perilaku (Yetti, 2014). Bila dilihat dari filsafat keilmuan etik yaitu suatu ilmu yang
membahas tentang nilai-nilai yang terkait tingkah laku.
Tujuan utama etik adalah agar dalam berinteraksi antara manusia tercapai suatu kebaikan
dan kebahagiaan.
Moral berasal dari bahasa latin yaitu Mores. Mores bermakna Kebiasaan (Laporte Matzo &
Sherman, 2006) dan mempunyai makna baik atau buruk praktik perilaku manusia
(Thompson, Melia & Boyd, 1988). Mores mengandung makna sikap, kewajiban, akhlak,
budi pekerti dan semangat (Kamus Bahasa Indonesia Online, 2015). Terkait dengan
kewajiban, maka kata moral lebih dekat maknanya dengan aturan-aturan , undang-
undang ataupun disiplin.
ETIKA KEPERAWATAN
Masing-masing profesi mempunyai dasar pemikiran
tentang etik yang berbeda.
Profesi keperawatan bentuk intervensinya adalah Care
atau peduli.
Dengan demikian segala prinsip-prinsip etik yang
digunakan oleh profesi keperawatan adalah dalam
rangka memenuhi kepedulian.
PEDULI PADA PROFESI KEPERAWATAN DITUNJANG OLEH 4 UNSUR UTAMA
3. Advocacy 4. Intimacy
Advocacy berarti Intimacy adalah
melindungi. Melindungi kedekatan, perawat
pasien supaya selamat terhadap pasien sangat
selama berada dalam dekat sekali. Pasien akan
asuhan keperawatan selalu dibawah
pasien. Artinya intervensi pengawasan perawat.
yang diberikan perawat Sedemikian dekatnya,
selalu aman dan sesuai sehingga dekat ini
dengan kompetensinya digambarkan sebagai ibu
dekat dengan anaknya.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN
1. Autonomy (otonomi)
Klien memiliki hak untuk memutuskan sesuatu dalam pengambilan
tindakan terhadapnya. Seorang perawat tidak boleh memaksakan tindakan
pengobatan kepada klien
2. Beneficence (berbuat baik)
Semua tindakan dan pengobatan harus bermanfaat bagi klien. Oleh karena
itu, perlu kesadaran perawat dalam bertindak dapat bermanfaat dalam
menolong klien.
3. Non-Maleficence (tidak merugikan)
Setiap tindakan (yang paling utama jangan merugikan). Resiko fisik,
psikologis, dan sosial hendaknya diminimalisir semaksimal mungkin
PRINSIP-PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN
4. Veracity (kejujuran)
Dokter maupun perawat hendaknya mengatakan sejujur-jujurnya tentang apa yang dialami
klien serta akibat yang akan dirasakan klien. Informasi yang diberikan hendaknya sesuai
dengan tingkat pendidikan klien agar klien mudah memahaminya.
5. Convidentiality (kerahasiaan)
Perawat maupun dokter harus mampu menjaga kerahasiaan/privasi klien maupun klien
yang sudah meninggal
6. Justice (keadilan)
Seorang perawat profesional maupun dokter harus mampu berlaku adil terhadap klien
meskipun dari segi status sosial, fisik, budaya dan lainnya.
7. Fidelity (menepati janji)
Perawat dibutuhkan untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain.
Ketaatan dan kesetiaan adalah kewajiban perawat untuk mempertahankan komitmen yang
dibuat bersama klien
PERILAKU SEBAGAI PENJABARAN KODE ETIK
KEPERAWATAN
A. Perawat dengan Klien
1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat manusia,
keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur,
jenis kelamin, aliran politik, agama dan kedudukan sosial
2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai dengan kejujuran
profesional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien
3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi,
menerima delegasi, dan memberikan delegasi
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung berbagai
kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat
1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan tenaga
kesehatan lainnya dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai
tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh
1. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan
keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan
3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara
kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi
Dari sini kita tahu, caring bukan semata-mata perilaku. Sikap caring dalam memberikan asuhan
keperawatan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan
harapan, selalu berada disamping klien, dan bersikap sebagai media pemberi asuhan (Curreth,
Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper & Burroughs, 1999). Intervensi keperawatan (caring) yaitu
membantu klien memenuhi masalah klien baik fisik, psikologis, social, dan spiritual dengan
tindakan keperawatan yang meliputi intervensi keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan dan
konseling.
CARING DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN DAPAT
DILAKUKAN DENGAN MENGEMBANGKAN HUBUNGAN
SALING PERCAYA ANTARA PERAWAT DAN KLIEN.
PENGEMBANGAN HUBUNGAN SALING PERCAYA
MENERAPKAN BENTUK KOMUNIKASI UNTUK
MENJALIN HUBUNGAN DALAM KEPERAWATAN.
PERAWAT BERTINDAK DENGAN CARA YANG TERBUKA
DAN JUJUR. EMPATI BERARTI PERAWAT MEMAHAMI APA
YANG DIRASAKAN KLIEN. RAMAH BERARTI
PENERIMAAN POSITIF TERHADAP ORANG LAIN YANG
SERING DIEKSPRESIKAN MELALUI BAHASA TUBUH,
UCAPAN TEKANAN SUARA, SIKAP TERBUKA, EKSPRESI
WAJAH, DAN LAIN-LAIN
BELAJARLAH TANGGUNG JAWAB ATAS YANG SUDAH DIPERCAYAKAN
UNTUK DISELESAIKAN…