10. Penilaian otentik (authentic assesment) menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil
belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan
menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa yang mampu
menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) pada aspek
pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap. Guru
dalam proses pembelajaran melakukan penilaian otentik secara komprehensif,
baik di kelas, bengkel kerja, laboratorium, maupun tempat praktik kerja, dengan
menggunakan: angket, observasi, catatan anekdot, dan refleksi.
Dibuktikan dengan: Memeriksa dokumen: a) Instrumen penilaian otentik. b)
Bukti pelaksanaan penilaian otentik dan c) Hasil penilaian otentik.
13. KKM setiap mata pelajaran ditentukan oleh satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan:
a. Karakteristik peserta didik.
b. Karakteristik mata pelajaran.
c. Kondisi satuan pendidikan.
d. Analisis hasil penilaian.
22. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian harian, penilaian akhir
semester, penilaian akhir tahun, dan ujian sekolah/madrasah.
a. Penilaian harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses
pembelajaran dalam bentuk tes tertulis maupun lisan dan penugasan.
b. Penilaian akhir semester dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan
pendidikan.
c. Penilaian akhir tahun dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan
pendidikan.
d. Ujian sekolah/madrasah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Dibuktikan dengan dokumen rekap hasil 2 (dua) tahun terakhir:
1) Penilaian harian.
2) Penilaian akhir semester.
3) Penilaian akhir tahun.
4) Ujian sekolah/madrasah.
B. KEPALA SEKOLAH
1. Kepala sekolah/madrasah melakukan pengawasan proses pembelajaran dengan
prinsip: 1) Objektif, menggunakan kriteria yang sama terhadap semua yang
diawasi. 2) Transparan, dilakukan secara terbuka dan diinformasikan kepada
semua pihak terkait. Hasil pengawasan diinformasikan kepada pihak terkait, dan
digunakan untuk peningkatan mutu sekolah/madrasah secara berkelanjutan.
Dibuktikan dengan: 1) Dokumen bukti perencanaan dan pelaksanaan
pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah, serta tindak lanjut
hasil pengawasan dalam peningkatan mutu secara berkelanjutan. 2)
Mewawancarai beberapa guru tentang pelaksanaan pengawasan yang dilakukan
kepala sekolah/madrasah
2. Kepala sekolah/madrasah melakukan pengawasan dalam bentuk supervisi proses
pembelajaran terhadap guru setiap tahun dalam 3 (tiga) tahun terakhir.
Dibuktikan dengan memeriksa dokumen bukti pelaksanaan supervisi proses
pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah atau guru senior
yang diberi wewenang oleh kepala sekolah/madrasah.
3. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan melalui
diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara,
dan dokumentasi. Dibuktikan dengan: 1) Dokumen bukti pemantauan proses
pembelajaran yang dilakukan kepala sekolah/madrasah. 2) Wawancara dengan
guru tentang pelaksanaan pemantauan. 3) Wawancara dengan siswa tentang
pelaksanaan pemantauan.
4. Supervisi proses pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah pada
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaranyang
ditindaklanjuti dengan cara: pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau
pelatihan. Dibuktikan dengan: 1) Memeriksa dokumen bukti tindak lanjut
supervisi proses pembelajaran yang dilakukan kepala sekolah. 2) Wawancara
dengan guru tentang tindak lanjut hasil supervisi.
5. Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran disusun
dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan
keprofesian pendidik secara berkelanjutan. Dibuktikan dengan: 1) Laporan hasil
pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran yang dilakukan kepala
sekolah/madrasah. 2) Dokumen program tindak lanjut hasil pengawasan.
6. Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk: 1) Penguatan dan
penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang memenuhi atau
melampaui standar. 2) Pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti
program pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB). Dibuktikan dengan: 1)
Dokumen bukti pelaksanaan tindak lanjut pengawasan yang dilakukan kepala
sekolah/madrasah berupa:a) Bukti keikutsertaan guru dalam program PKB. b)
Bukti pemberian penguatan dan penghargaan. 2) Wawancara dengan guru
tentang tindak lanjut hasil pengawasan.
C. SUPERVISI KELAS
D. RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau
lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. RPP
disusun berdasarkan KD yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
Komponen RPP yang lengkap terdiri atas:
1) Identitas sekolah/madrasah.
2) Tema/subtema.
3) Kelas/semester.
4) Materi pokok.
5) Alokasi waktu.
6) Tujuan pembelajaran.
7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.
8) Materi pembelajaran.
9) Metode pembelajaran.
10) Media pembelajaran.
11) Sumber belajar.
12) Langkah-langkah pembelajaran.
13) Penilaian hasil pembelajaran.
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran
b. Memberi motivasi belajar siswa sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar
dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
d. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
e. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti dilaksanakan guru menggunakan
a. Model pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan KD setiap
mata pelajaran. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran
yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery
learning,project-based learning, problem-based learning, inquiry learning.
b. Metode pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan KD
setiap mata pelajaran. Metode pembelajaran antara lain: Ceramah, Demonstrasi,
Diskusi, Belajar Mandiri, Simulasi, Curah Pendapat, Studi Kasus, Seminar,
Tutorial,Deduktif, dan Induktif.
c. Media pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan KD setiap
mata pelajaran. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran
bisa berupa hasil karya inovasi guru maupun yang sudah tersedia
d. Sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan KD setiap mata
pelajaran. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.
e. Pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan KD
setiap mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu
dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan dan/atau pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah disesuaikan dengan
karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan. Sesuai dengan karakteristik
sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari
menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan.
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Untuk memperkuat pendekatan
saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan
belajar berbasis penyingkapan/penelitian. Untuk mendorong siswa menghasilkan
karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah. Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi mata
pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa untuk
melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan
keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus
belajar berbasis penyingkapan/penelitian dan pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah.
Dibuktikan dengan:
1) Menelaah ragam model pembelajaran yang digunakan guru dalam RPP.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual maupun
kelompok melakukan refleksi untuk:
a. Mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung
maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung.
b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
c. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas
individual maupun kelompok.
d. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
Dibuktikan dengan:
1) Mengamati pelaksanaan langkah penutupan pembelajaran yang dilakukan
guru di kelas.
2) Melihat kesesuaian antara RPP dengan pelaksanaan pembelajaran.
3) Melihat rekap hasil supervisi kelas oleh kepala sekolah/madrasah.