Anda di halaman 1dari 1

Akhirat Lebih Baik daripada Dunia

#InspiringDay

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu
lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (Q.S Al-Anam : 32)

Kehidupan dunia bukanlah kehidupan yang hakiki. Kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau belaka.
Artinya, dunia bukanlah tujuan. Sebab, segala perkara yang hanya merupakan permainan tidak pada tempatnya
dijadikan sebagai tujuan hidup .

Dunia hanyalah tempat mengembara, sedangkan akhirat tempat yang kekal. Dunia tempat beramal, sementara
akhirat adalah tempat pembalasan. Jadi, bukan pada tempatnya menjadikan kenikmatan dunia sebagai tujuan hidup.
Sebab, Allah SWT memerintahkan umatNya mengejar kebahagiaan akhirat melalui perbuatan di dunia tanpa
melupakan kenikmatan dunia yang dijalankan itu. Sebagaimana firman Allah,

Dan carilah pada apa yang telah Allah anugerahkan kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia. Berbuat baiklah sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan, (Q.S Al-Qashash :77)

Kehidupan akhirat lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Di antara karakteristik orang bertaqwa dalam Q.S Ali-
Imran : 15-17 antara lain,

1. Menyatakan keimanan kepada Allah, Al-Quran, dan Rasululullah Sallallahu Alaihi Wasallam, beserta segala
bentuk keimanan yang lahir darinya, ditindaklanjuti dengan meminta ampun atas kelalaian dalam perkara iman
dan kelalaian menerapkan syariatNya.
2. Dilandasi oleh keimanan ini, ia takut akan siksa neraka yang begitu dahsyat.
3. Sabar dalam melakukan ketaatan-ketaatan kepada Allah dan sabar menjauhi seluruh yang diharamkan Allah.
4. Selalu benar dalam pernyataan & perbuatan, karena menyadari bahwa Allah adalah Zat yang Maha Tahu, selalu
mengetahui apapun yang diucapkan dan dilakukan. Allah tidak lengah sedikiptun.
5. Tunduk dan taat kepada aturan Allah.
6. Menafkahkan sebagian hartanya di dalam ketaatan, seperti zakat, shadakah, membiayai dakwah, membantu
family dalam rangka silaturahim, ataupun meolong mereka yang membutuhkan. Karena sadar bahwa harta yang
dimiliki hakikinya milik Allah yang Maha Kaya.
7. Senantiasa memohon ampun kepada Allah dari segala dosa terutama pada waktu menjelang subuh (di waktu
sahur). Menyadari bahwa manusia hanyalah makhluk yang lemah yang banyak melakukan kesalahan sengaja
maupun karena khilaf dan tidak ada Zat yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Allah yang Maha
Pengampun.

Berdasarkan hal di atas, seorang yang meyakini hari akhirat tidak akan mengutamakan dunia yang fana melebihi
yang kekal, tidak mungkin memilih yang semu melupakan yang sejati, tak terkecoh mengejar yang main-main dengan
meninggalkan yang sebenarnya, ataupun berupaya mendapatkan yang secuil dengan membuang yang melimpah
tiada banding. Sebaliknya, hidup di dunia digunakan untuk meraih kehidupan akhirat yang hakiki dan abadi.

Tetapi kalian memilih kehidupan duniawi. Sedangkan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (Q.S AL-
Ala : 16-17)

(Disadur dari buku Menjadi Pembela Islam karya M. Rahmat Kurnia, dengan pengubahan seperlunya)

Oleh

Kameliani (Mahasiswa Jurusan Matematika Pascasarjana UNM)

Anda mungkin juga menyukai