Apakah Anda seorang signalman atau operator crane, sobat pro safety? Jika ya, pastinya Anda
sudah tidak asing lagi mendengar istilah hand signal. Berdasarkan standar internasional OSHA
CFR Part. 1926.550 dan ANSI B30.5, aba-aba tangan yang digunakan untuk mengarahkan
pengoperasian crane harus dipahami signalman dan operator.
Pasalnya, kecelakaan fatal masih banyak terjadi akibat miss communication karena aba-aba yang
digunakan tidak standar atau operator crane tidak mengikuti aba-aba yang diarahkan. Data
Bureau of Labor Statistic (BLS) mencatat, di Amerika Serikat, sebanyak 72 kecelakaan fatal
akibat crane terjadi pada tahun 2006. Paling sering kecelakaan crane terjadi karena boom kontak
dengan jaringan listrik, crane terbalik, runtuhnya boom crane, dan signalman kurang memahami
aba-aba sesuai standar atau operator crane yang lalai tidak mengikuti aba-aba.
Untuk itu, standar OSHA menyatakan bahwa operator crane dan signalman harus dilakukan oleh
seorang yang terlatih dan berpengalaman. Signalman juga wajib memberikan instruksi berupa
hand signal sesuai standar dan operator crane wajib mengikuti arahan yang diberikan
signalman. Berikut hand signal sesuai standar internasional ANSI/OSHA yang harus Anda
pahami saat pengoperasian crane :
1. Hoist
Angkat lengan membentuk siku-siku dengan posisi jari telunjuk ke atas sambil tangan diputar
searah jarum jam. Isyarat ini digunakan pada proses pengangkatan barang/beban.
2. Lower
Angkat lengan membentuk siku-siku dengan posisi jari telunjuk menunjuk ke bawah sambil
tangan diputar searah jarum jam. Isyarat ini digunakan pada proses penurunan barang/ beban.
4. Use whipeline
Angkat lengan kanan setinggi pinggang dan posisikan lengan ditekuk menyiku, lalu gerakan
telapak tangan kiri menyentuh siku lengan kanan secara berulang-ulang. Isyarat ini memberikan
petunjuk agar operator crane menggunakan whipline atau auxiliary hoist.
5. Raise Boom
Angkat lengan kanan setinggi bahu, lurus ke samping dengan posisi tangan mengepal dan ibu
jari menunjuk ke atas. Isyarat ini berarti boom di naikkan.
6. Lower Boom
Angkat lengan kanan setinggi bahu, lurus ke samping dengan posisi tangan mengepal ibu jari
menunjuk ke bawah. Isyarat ini berarti boom di turunkan.
7. Move Slowly
Telunjuk menunjuk ke atas putar searah jarum jam di bawah telapak tangan yang lain. Isyarat
tangan ini memiliki arti menaikkan atau menurunkan beban secara perlahan-lahan.
Angkat lengan kanan setinggi bahu, luruskan ke samping dengan posisi tangan mengepal dan ibu
jari menunjuk ke atas, lalu gerakan keempat jari mengarah ke dalam dan keluar hingga gerakan
beban sesuai yang dikehendaki.
Gerakan ini bisa juga dilakukan dengan mengangkat lengan kanan setinggi bahu, luruskan ke
samping dengan posisi tangan mengepal dan ibu jari menunjuk ke atas, sedangkan lengan kiri
angkat membentuk siku-siku dengan posisi jari telunjuk menunjuk ke bawah sambil tangan
diputar searah jarum jam. Isyarat ini berarti operator harus menaikkan boom dan menurunkan
beban.
Angkat lengan kanan setinggi bahu, luruskan ke samping dengan posisi tangan mengepal dan ibu
jari menunjuk ke bawah, lalu gerakan keempat jari mengarah ke dalam dan keluar hingga
gerakan beban sesuai yang dikehendaki.
Gerakan ini bisa juga dilakukan dengan mengangkat lengan kanan setinggi bahu, luruskan ke
samping dengan posisi tangan mengepal dan ibu jari menunjuk ke bawah, sedangkan lengan kiri
angkat membentuk siku-siku dengan posisi jari telunjuk menunjuk ke atas sambil tangan diputar
searah jarum jam. Isyarat ini berarti operator harus menurunkan boom dan menaikkan beban.
10. Swing
Angkat lengan setinggi bahu luruskan ke samping dengan posisi telunjuk menunjuk ke samping.
Swing berarti boom atau takel digerakkan sesuai arah yang dikehendaki.
11. Stop
Angkat salah satu lengan setinggi bahu luruskan ke samping dengan posisi tangan terbuka ke
arah bawah. Isyarat ini berarti boom atau takel dihentikan sementara waktu.
12. Emergency Stop
Angkat kedua lengan setinggi bahu luruskan ke samping dengan posisi tangan terbuka ke arah
bawah sambil digerak-gerakkan naik turun. Isyarat ini berarti operasi boom atau takel harus
diberhentikan karena kondisi darurat.
13. Travel
Ada kalanya posisi crane kurang pas dengan keinginan juru ikat (rigger). Untuk itu, diperlukan
gerakan berpindah agar sesuai dengan posisi yang dikehendaki. Kedua lengan diangkat ke depan
setinggi bahu dengan kedua telapak tangan di buka posisi seperti mendorong. Artinya, crane
harus bergerak mundur atau maju sesuai perintah.
14. Dog Everything
Salah satu tangan memegang tangan yang lain di depan setinggi pinggang. Isyarat ini berarti
peralatan dalam kondisi standby atau berhenti operasi.
Angkat kedua lengan setinggi pinggang dengan posisi tangan mengepal dan buatlah gerakan
tangan berputar. Bila gerakan mengarah ke badan signalman, artinya crane harus bergerak
mendekatinya. Sebaliknya, bila arah putaran menjauh dari signalman, artinya crane harus
bergerak menjauh atau crane harus mundur. Isyarat tangan ini hanya digunakan untuk crawler
crane.
16. Travel (One Track)
Isyarat tangan ini hanya digunakan untuk crawler crane. Angkat lengan membentuk siku-siku
dengan posisi tangan mengepal , lalu lengan lainnya diangkat setinggi pinggang dengan posisi
tangan mengepal sambil diputar mengarah keluar.
Isyarat ini digunakan khusus untuk telescopic crane. Kedua lengan diangkat membentuk siku ke
depan dengan posisi telapak tangan ke atas jari dikepal, ibu jari menunjuk ke samping luar.
Artinya, boom
18. Retract Boom
Isyarat ini digunakan khusus untuk telescopic crane. Kedua lengan diangkat membentuk siku ke
depan dengan posisi telapak tangan ke atas jari dikepal, ibu jari menunjuk ke dalam. Artinya,
boom diperpendek.
Jenis isyarat ini hanya dilakukan dengan satu tangan apabila tangan lain sedang memegang
barang yang diangkat atau tali kendali. Extend boom ditandai dengan mengarahkan ibu jari ke
badan signalman sendiri. Aba-aba ini hanya digunakan untuk tipe telescopic crane.
* * *
Hand signal atau isyarat tangan hanya digunakan ketika jarak antara signalman dengan operator
memiliki tingkat visibilitas yang jelas. Bila hal tersebut tidak terpenuhi, maka signalman bisa
menggunakan radio untuk komunikasi dan memberikan instruksi.
Perlu dipahami juga, meskipun hand signal memungkinkan dilakukan, signalman dan operator
crane harus tetap memegang radio dua arah. Terlalu banyak kecelakaan yang diakibatkan
kesalahan dalam mengartikan hand signal, sehingga radio bisa menjadi alternatif untuk
menghindari masalah tersebut. Segera hentikan operasi crane bila hand signal dan komunikasi
melalui radio tidak memungkinkan.
Intinya, seorang signalman harus berkualitas, berpengalaman, memahami fungsi dan cara kerja
crane, wajib memahami hand signal sesuai standar dan tanggung jawabnya dalam kelancaran
pengoperasian crane. Maka dari itu, pemberi aba-aba dalam pengoperasian crane tidak bisa
dilakukan oleh sembarang orang. Diperlukan pelatihan dan sertifikasi bagi signalman yang
bertanggung jawab mengarahkan crane.