Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

PERCOBAAN VII

(ANTROPOMETRI TUBUH)

OLEH :

NAMA : RAHMANIA ELVINASARI

NIM : F1F212013

KELOMPOK : II (DUA)

ASISTEN :

LABORATORIUM FARMASI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja adalah
merupakan suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa
produksi. Terutama dalam hal perancangan ruang dan fasilitas akomodasi.
Perlunya memperhatikan faktor ergonomi dalam proses rancang bangun
fasilitas dalam dekade ini merupakan sesuatu yang tidak dapat ditunda. Hal
tersebut tidak terlepas dari pembahasan mengenai ukuran anthropometri tubuh
operator maupun penerapan data-data anthropometrinya. Kata anthropometri
berasal dari bahasaYunani, yaitu anthropos yang berarti manusia (man, human)
dan metrein (to measure) yang berarti ukuran. Jadi, Secara definitif
antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan
pengukuran dimens itubuh manusia.
Anthropometri akan memberikan penjelasan kalau manusia itu pada
dasarnya memiliki berbeda satu dengan yang lain. Manusia akan bervariasi
dalam berbagai macam dimensi ukuran seperti kebutuhan, motivasi,
inteligensia, imaginasi, usia, latarbelakang pendidikan, jenis kelamin,
kekuatan, bentuk dan ukuran tubuh, dansebagainya. Dengan memiliki data
antropometri yang tepat, maka seorang perancang produk ataupun fasilitas
kerja akan mampu menyesuaikan bentuk dan geometris ukuran dari produk
rancangannya dengan bentuk maupun ukuran segmen-segmen bagian tubuh
yang nantinya akan mengoperasikan produk tersebut. Jadi bisa dikatakan
antropometri memegang peranan utama dalam rancang bangun sarana dan
prasarana kerja.

B.Tujuan Percobaan
Mengetahui bagaimana cara pengukuran dimensi tubuh dengan alat
metode yang tepat, dan untuk mengetahui status gizi seseorang.

BAB II
DASAR TEORI

Antropometri berasal dari kata antros yang artinya tubuh dan metros yang
aritnya ukuran. Jadi antropometri artinya ukuran tubuh. Antropometri
berhubungan dengan bebagai macam pengukuran dimensi tubuh dan kompisisi
tubuh dari berbagai tingkat umum dan tingkat giza. Antropometri umum
digunakan untuk mengukur status giza dari berbagai ketidakseimbangan antara
asupan protein dan energy. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan
fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
Sebagai indikator status gizi, antropometri dapat dilakukan dengan
mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh
manusia. Ada beberapa jenis parameter antropometri yaitu umur, berat badan,
tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, dan jaringan lunak.
Ilmu antopometri dimaksudkan untuk mengukur dimensi tubuh secara
keseluruhan atau per bagian menggunakan alat dan metode ukur yang tepat seperti
berat badan, panjang dan tinggi badan, luasan dan lebar bada, lingkaran dan
regangan, serta pengukuran jaringan lunak (skinfolds).
Pengukuran skinfolds dilakukan dengan teknik mencubit, yang dilakukan
dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri pada kulit dengan jarak antara kedua
jari sekitar 6-8 cm, dan mengkoleksi jaringan subkutaneus, lepas dari jaringan
otot.
Salah satu makna dari pengukuran antropometri adalah sebagai alat
penilaian status gizi, pengukuran antopometri esensial diperlukan terutama ketika
terjadi ketidakseimbangan kronik intake energy dan protein. Pengukuran
antropometri terdiri atas 2 dimensi yaitu pengukuran pertumbuhan dan
pengukuran tubuh. Komposisi tubuh mencakup komponen lemak (fat mass) dan
bukan lemak tubuh (non fat mass).
BAB III
METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

- Alat :
1. Timbangan badan yang telah dikalibrasi
2. Alat pengukur tinggi badan
3. Pita ukur (steel tape)

- Bahan :
1. 1 orang porbandus perkelompok
2. Baju ganti yang telah ditimbang beratnya
B. Prinsip Kerja
Antopometri berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi
tubuh dan komposisi tubuh berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai
jenis ukuran tubuh antara lain berat badan, tinggi badan, lingkar lengan, dan
tebal lemak di dalam kulit. Antopometri sangat umum digunakan untuk
mengukur status gizi dan berbagai ketidakseimbangan ini terlihat pada pola
petumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah
air dalam tubuh.
C. Metode kerja
1. Body height & body weight
Pengukuran tinggi badan (stature)
Teknik pengukuran tinggi badan secara umum meliputi 4 macam teknik
yaitu : freestanding stature, stature against wall, recumbent length dan
stretch stature, sedangkan teknik yang standar yaitu stretch stature.
a. Probandus : tanpa sepatu dan kaos kaki, berdiri tegak dengan tumit
berdekatan dengan lengan menjutai ke samping badan.
Tumit, pantat, bahu, bagian kepala seluruhnya terhubung
oleh garis vertical. Tangan dan lengan menjutai ringan
dengan telapak menghadap ke medial.
b. Pengukur : mengintruksikan probandus berdiri tegak, pandangan
lurus ke depan dan menarik napas panjang
c. Pengukur : berdiri dibalakang probandus memperhatikan postur
probandus apabila sudah sesuai, mulai mengukur.

Pengukuran berat badan


a. Nilai body weightbody mass atau berat badan harus didapatkan timbangan
badan yang keseimbangannya di kalibrasi
b. Angka yang dicatat sampai dengan sepersepuluh, kilogram yang terdekat.
c. Prosedur ideal : probandus tidak mengenakan baju, atau mengenakan baju
yang telah ditimbang beratnya dengan tepat sebelumnya, sehingga nilai
berat timbangan baju yang dikenakan dapat disubstrasi dari total berat badan
probandus yang di ukur dengan baju tersebut.
d. Waktu yang ideal untuk memonitor perubahan body weight adapal pada
pagi hari.

2. Waist circumference & Hip circumference


Waist circumference :
Abdominal circumference digambarkan sebagai lingkaran maksimal
horizontal sejajar dengan pusat (umbilicus).
Waist circumference sebaliknya adalah lingkaran minimum pada pinggang,
sering digambarkan sebagai lingkaran abdominal terkecil diantara crista
illiaca dengan tulang rusuk terendah. Ada kalahnya waist circumference dan
abdominal circumference ada pada level yang sama.
Hip circumference
Ukuran ini diambil pada symphysion dan maksimal posterior pantat.
a. Probandus beridi tegak, pandangan mata lurus dan datar
b. Pengukur mengukur waist dan abdominal circumference
c. Pengukur mengukur Hip circumference
3. Skinfolds Thickness ( ketebalan lipatan kulit )

Triceps

1. Probandus berdiri membelakangi pengukur


2. Probandus : lengan menjutai ke bawah dan telapak tangan
menghadap ke sisis lateral paha
3. Pengukur : carilah titik tengah lengan dan berikan tanda
a. Pengukur : skinfold dilakukan pada permukaan posterior otot
dan triseps. Sekitar 1 cm di atas tanda yang telah dibuat
sebelumnya. Cubit bagian tersebut dengan jari telunjuk dan ibu
jari tangan kiri pertahankan.
b. Pengukur : tangan kanan memegang caliper dan letakan rahang
taliper pada tanda yang telah dibuat, lepsakan penguncinya
dengan pelan, sehingga caliper menekan sampai dengan
tekanan maksimal 10 g/mm

Biceps

1. Probandus menghadap pengukur dengan lengan menjutai di sisi


samping tubuh dan telapak tangan menghadap ke depan
2. Pengukur : berikan tanda tepat ditengah antara rossa cubiti (siku)
dengan cubit humeri ( pada venter musculus biceps)
3. Cubitlah 1 cm diatas tanda yang telah dibuat diarea biceps, dengan
ibu jari dan telunjuk tangan kiri, pertahankan
4. Pengukur : tangan kanan memegang caliper dan letakan rahang
caliper pada tanda yang telah di buat, lepaskan penguncinya
dengan pelan, sehingga caliper menekan sampai dengan tekanan
maksimal 10 g/mm

Infrascapular

1. Probandus & prngukur posisi seperti pada saat pengukuran triceps


2. Pengukur : mencari daerah dan jari-jari tangan kiri bergerak ke bawah
sampai angular, inferior os spaculae, beri tanda.
3. Pengukur : cubitlah secara menyerong kea rah lateral 1 cm dibawah
tanda yang telah di buat dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri
pertahankan
4. Pengukur : tangan kanan memang caliper dan letakan rahang caliper
pada tanga yang telah dibuat, lepaskan penguncinya dengan pelan,
sehingga caliper menekan sampai dengantekanan maksimal 10 g/mm

Suprailliacall

1. Probandus dan pengukur posisi seperti pada saat pengukuran triceps


2. Pengukur : mencari daerah supraillacal, yaitu 1 cm diatas dan 2 cm
medial (spina illiaca anterior superior). Daerah tersebut dapat dilalui
illiaca axial anterior atau media, beri tanda.
3. Pengukur : cubitlah secara vertical area tersebut dengan ibu jari dan
telun, tangan kiri
4. Prngukur : tangan kanan memegang ciper dan letakan rahang calir
pada tanda yang telah dibuat, lepaskan penguncinya dengan pelan,
sehingga caliper menekan sampai dengan tekan maksimal 10g/mm
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

Nama JK Umur TB BB LP LL IMT

19,72
Asrul L 22 173 59 97,5 13,5

17.67
Widyawati P 24 158 44 87 24

22,72
Asrawal L 24 173 68 100,5 31,5

Analisis Data

Indeks Massa Tubuh (IMT) =

a. Asrul
IMT = = = = 19,72

b. Widyawati
IMT = = = = 17,67

c. Asrawal
IMT = = = = 22,72
B. Pembahasan
Antropometri merupakan salah satu cabang ilmu yang secara khusus
mempelajari ukuran tubuh yang meliputi dimensi linear serta isi dan juga
meliputi daerah ukuran, kekuatan, kecepatan, & aspek lain dari gerakan tubuh.
Dalam percobaan ini, antropometri dilakukan di lengan, pinggang, tinggi
badan dan berat badan. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai terjadinya
perubahan sel dan yang kedua adalah pembelahan sel, yang secara akumulasi
terjadinya perubahan ukuran tubh. Jadi pada dasarnya menilai status gizi
dengan metode antropometri adalah menilai pertumbuhan.
Antropometri dapat dibagi menjadi 2 yaitu antropometri statis
( struktural) dan antropometri dinamis (fungsional). Antropometri statis adalah
pengukuran manusia pada posisi diam, dan linear pada permukaan tubuh.
Tnropometri dinamis adalah pengukuran keadaan dan cirri-ciri fisik manusia
dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin
terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatanya.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui cara pengukran dimensi tubuh
yang benar dan untuk mengetahui status gizi seseorang. Status gizi seseorang
dapat dilihat Dari indeks massa tubuhnya (IMT). Pada percobaan ini kita akan
mengetahui status gizi seseorang dengan melakukan pengukuran lingkar
lengan, lingkar pinggang, tinggi badan, dab nerat badan.
Pada pengukuran berat badan, dilakukan penimbangan dengan
menggunakan timbangan berat badan. Setelah dilakukan penimbangan,
percobaan dilakukan dengan melaluka pengukuran tinggi badan pada seluruh
probandus. Setelah berat badan dan tinggi badan probandus diketahui, maka
kita dapat menghitung indeks massa tubuh (IMT) dengan membandingkan
antara berat badan dengaan tinggi badan dalam satuan meter yang
dikuadratkan.
Klasifikasi BMI menurut WHO yaitu :
Underweight : < 18,5 kg/m
Normal : 18,5 24,9 kg/m
Overweight : > 25 kg/m
Pre-obese : 25,0 29,9 kg/m
Obese I : 30,0 34,9 kg/m
Obese II : 35,0 39,9 kg/m
Obese III : > 40,0 kg/m

Pada percobaan kali ini, pengukuran indeks massa tubuh (IMT)


dilakukan pada 3 orang probandus. Hasilnya ditemukan 1 probandus
Underweight (kurus) dan 2 orang lainnya Normal.
Setelah melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan, percobaan
dilakukan dengan melakukan pengukuran lingkar pinggang dan lingkar
lengan. Batas maksimal lingkaran lengan pada pria adalah jika melibihi 27,5
cm dan lingkar lengan pada wanita melebihi atau sama dengan 26,5 cm.
Dalam percobaan yang dilakukan, baik pria maupun wanita tidak ditemukan
adanya yang lingkar lengan yang melebihi batas normal.
Pada pengukuran lingkar pinggang, ditemukan 2 orang probandus pria
yang melebihi batas normal lingkar pinggang. Sedangkan pada probandus
wanita, ditemukan satu orang yang melebihi batas normal. Batas normal
lingkar pada pria adalah < 94 cm, dan batas normal lingkar pinggang wanita
adalah < 80 cm.
Obesitas yang terjadi pada seseorang, dapat disebabkan oleh berbagai
faktor seperti : makan berlebihan, banyak mengkomsumsi makanan yang
mengandung gula dan lemak, dan aktivitas yang dilakukan. Tidak cukup
untuk menyeimbangkan antara makanan yang masuk dengan yang di
ekskresikan sehingga terjadi penimbunan lemak. Hal-hal yang mempengaruhi
dimensi antropometri manusia adalah umur, jenis kelamin, rumpun, dan suku
bangsa, social ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh, pekerjaan,
aktivitas sehari-hari, dan kondisi waktu pengukuran.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Untuk dapat melakukan pengukuran berat badan dengan benar, hal yang
perlu diperhatikan adalah posisi badan seorang probandus dan ketelitian
alat yang dilakukan dalam pengukuran, begitu pula dalam melakukan
pengukuran tinggi badan, lingkar lengan, dan lingkar pinggang.
2. Untuk mengetahui gizi seseorang, dapat dilihat berdasarkan tinggi
rendahnya indeks massa tubuh (IMT) yang dimiliki oleh orang tersebut.
3. Dalam percobaan ini diketahui bahwa terdapat 1 probandus yang termasuk
dalam kategori underweight (IMT < 18,5 kg/m) karena IMTnya 17,67
kg/m2 dan 2 probandus dalam kategori normal (IMT antara 18,5 24,9
kg/m) karena IMTnya19,72 dan 22,72

B. Saran
Diharapkan agar praktikan memperhatikan posisi badan seorang
probandus dan teliti dalam melakukan pengukuran, begitu pula dalam
melakukan pengukuran tinggi badan, lingkar lengan, dan lingkar pinggang
agar hasil yang diperoleh sesuai yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Penilaian Status Gizi Anak. 2009. http // www.rajawana.com 26


November 2010
Hasedul, Hendrawan, 1989. Seluk Beluk Kesehatan. Jakarta : EGC
Maryati, Sri dkk, 2006. Biologi. Jakarta : Erlangga
Teaz, indrahayu. 2009. Pengukuran Antropometri Berat Badan. http // teaz
indrahayu wordpress.com.26 November 2010

Anda mungkin juga menyukai