Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Trauma adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami cedera karena


salah satu sebab.Penyebab utama trauma adalah kecelakaan lalu lintas
industri,olah raga dan rumah tangga. (Muttaqin Arif,2008)
Fraktur merupakan ancaman potensial atau aktual pada integritas
individu yang dapat menyebabkan gangguan biologis maupun psikologis sehingga
dapat menimbulkan respon berupa nyeri.(Andarmoyo, 2013).
Fraktur di kenal dengan istilah patah tulang. Biasanya disebabkan oleh
trauma atau tenaga fisik.Kekuatan,sudut,tenaga,keadaan tulang,dan jaringan lunak
di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi tersebut lengkap
atau tidak lengkap.Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah,sedangkan
fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang. (Muttaqin Arif
2008)
Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2009 terdapat lebih dari 7
juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang
mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang memiliki
prevalensi cukup tinggi yakni insiden fraktur ekstremitas bawah yakni sekitar
46,2% dari insiden kecelekaan yang terjadi. Fraktur merupakan suatu keadaan
dimana terjadi disintegritas tulang.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Depkes RI tahun 2007 di Indonesia terjadi kasus
fraktur yang disebabkan oleh cedera antara lain karena jatuh, kecelakaan lalu
lintas dan trauma benda tajam/ tumpul. Dari 45.987 peristiwa terjatuh yang
mengalami fraktur sebanyak 1.775 orang(3,8%), dari 20.829 kasus kecelakaan
lalu lintas, yang mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang (8,5%), dari 14.127
trauma benda tajam/ tumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 236 orang
(1,7%). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun
2007 didapatkan sekitar 2.700 orang mengalami insiden fraktur, 46% penderita
mengalami kecacatan fisik, 24% mengalami kematian, 25% mengalami
kesembuhan dan 5% mengalami gangguan psikologis atau depresi terhadap
adanya kejadian fraktur.
Ada banyak faktor yang menyebabkan fraktur , seperti kecelakaan lalu
lintas, kecelakaan kerja, kecelakaan akibat olah raga, kecelakaan akibat
peperangan, kekerasan individu. Tetapi penyebab terbanyak adalah kecelakaan
lalu lintas.Menurut data Dinas Kesehatan provinsi Jawa Barat pada tahun 2007
mencapai 586 kejadian,jumlah meninggal dunia sebesar 630 orang,luka berat
sebesar 7 orang dan luka ringan sebesar 55 orang.
Berdasarkan data yang diperoleh di ruang Kenanga RSUD Sayang Cianjur
tahun 2016 dari bulan Januari sampai bulan Desember terdapat kasus fraktur
sebanyak 32 kasus.
Berbagai penyebab fraktur cruris diantaranya cidera atau benturan, faktor
patologik,dan yang lainnya karena faktor beban. Selain itu fraktur cruris akan
bertambah dengan adanya komplikasi yang berlanjut diantaranya syok, sindrom
emboli lemak, sindrom kompartement, kerusakan arteri, infeksi,
dan avaskkuler nekrosis. Komplikasi lain dalam waktu yang lama akan terjadi mal
union, delayed union, non union atau bahkanperdarahan. Berbagai tindakan bisa
dilakukan di antaranya rekognisi, reduksi, retensi, dan rehabilitasi. Meskipun
demikian masalah pasien fraktur tidak bisa berhenti sampai itu saja dan akan
berlanjut sampai tindakan setelah atau post operasi.
Fenomena yang ada dirumah sakit menunjukan bahwa pasien di rumah
sakit mengalami berbagai masalah keperawatan diantaranya nyeri, kerusakan
mobilitas, resiko infeksi, cemas, gangguan dalam beribadah dan deficit perawatan
diri. Masalah tersebut harus di antisipasi dan di atasi agar tidak terjadi komplikasi.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan aplikasi
dalam asuhan keperawatan yang dituangkan dalam karya tulis ilmiah yang
berjudul Asuhan Keperawatan pada pasien dengan fraktur tibia fibula (Cruris) di
Ruang Kenanga RSUD Sayang Cianjur.
B. Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan pada pasien
dengan fraktur tibia fibula (Cruris) di Ruang Kenanga RSUD Sayang Cianjur
C. Rumusan masalah

Bagaimana pemberian Asuhan keperawatan pada pasien fraktur tibia fibula


(Cruris)?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Mampu melakukan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan fraktur tibia fibula
(Cruris) di Ruang Kenanga RSUD Sayang Cianjur
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien yang mengalami fraktur tibia
fibula (Cruris).
b. Mampu menegakan diagnosis keperawatan pada klien yang mengalami
fraktur tibia fibula (Cruris).
c. Mampu menyusun rencana tindakan segera pada klien yang mengalami
fraktur tibia fibula (Cruris).
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami
fraktur tibia fibula (Cruris).
e. Mampu melaksanakan evaluasi pada klien yang mengalami fraktur tibia
fibula (Cruris).
f. Mampu melakukan pendokumentasian pada klien yang mengalami fraktur
tibia fibula (Cruris).
E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Klien
Untuk memberikan informasi yang lebih jelas tentang fraktur.
2. Bagi Profesi Keperawatan
Penulis kayra tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam
menerapkan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami fraktur tibia
fibula (Cruris).
3. Bagi Lembaga
a. Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan asuhan keperawatan pasien
fraktur tibia fibula (Cruris) satu dengan lainnya. Dapat pula menjadi bahan
bacaan dalam menunjang proses belajar mengajar.
b. Instansi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dalam melaksanakan pelayanan keperawatan yang
berorientasi pada masalah kesehatan guna memenuhi kebutuhan dasar
manusia dan untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan
pada pasien fraktur tibia fibula (Cruris).

Anda mungkin juga menyukai