BAB I
PENDAHULUAN
sarjana (ilmuan) dan tenaga ahli yang dapat menguasai teknologi secara terpadu
sebagai salah satu program akademik yang tercantum dalam kurikulum Universitas
ini yaitu variable speed drive atau inverter yang sudah mulai umum digunakan di
dunia industri untuk menggantikan sistem star delta pada motor induksi.
overhaul generator pada PLTA Asahan 1 Sumatera Utara yang dikerjakan oleh pihak
kontraktor yaitu PT Trimitra Surya Sejahtera, yang membuat penulis ingin lebih jauh
memahami sistem pengontrolan yang ada pada mesin tersebut. Dalam jangka waktu
yaitu overhaul dan uji kelayakan pada komponen - komponen generator tersebut. Hal
tersebut yang membuat mesin hoisting crane pada PLTA tersebut menjadi sangat
penting, karena bila terjadi gangguan akan mengakibatkan jadwal overhaul menjadi
lebih lama.
2
mengajukan judul Pengaturan kecepatan motor induksi 3 fasa pada mesin hoisting
crane untuk laporan kerja praktek. Sistem ini menggunakan inverter sebagai
komponen utamanya.
Tujuan yang ingin dicapai melalui Kerja Praktik Lapangan ini adalah sebagai
berikut :
inverter.
bangku perkuliahan.
4. Menjalin kerjasama yang baik antara perguruan tinggi dengan industri dan
manusia.
3
Kerja praktik ini dilaksanakan oleh penulis mulai tanggal 11 Januari 2015
sampai dengan28 Maret 2015. Tempat kerja praktik yang telah dilaksanakan oleh
penulis adalah di PT.Trimitra Surya Sejahtera, yang beralamat di Jl. Pancing Pasar V
Barat Medan Sumatera Utara dan di PLTA Asahan 1, Desa Ambarhalim Kec.
pengertian kearah pemahaman penulisan laporan yang sesuai dengan tujuan dan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi uraian singkat mengenai pendahuluan tentang kerja
praktik lapangan, tujuan dan manfaat, lokasi kerja praktik serta sistematika
penulisan.
Pada bab ini diuraikan tentang tinjauan umum perusahaan, sejarah singkat,
struktur organisasi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab, serta bidang usaha
perusahaan.
Pada bab ini berisi tentang teori penunjang yang digunakan dalam
penyusunan laporan kerja praktik yang mencakup Motor Listrik dan Inverter
LS type SV0750iS7-4NO.
Pada bab ini dijelaskan tentang sistem prosedur operasional Mesin Hoisting
Crane.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran dari data-data yang telah ada.
5
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
pelanggan atau pihak industri yang bertujuan untuk dapat mengendalikan mutu dan
meningkatkan hasil produksi, sehingga dapat mengurangi jumlah produk yang tidak
PT. Trimitra Surya Sejahtera yang beralamat di Jl. Pancing Pasar V Barat
Blok J1-J2, Medan Sumatera Utara mulai aktif sejak tahun 2011 merupakan kantor
cabang untuk wilayah Sumatera Utara dan memiliki kantor pusat di Jakarta dengan
nama PT. Sarana Trimitra Solusindo yang beralamat di Jl. Mangga Dua ABDAD
komplek Ruko Duta Pertiwi Blok J No. 22 Jakarta 10730. PT. Sarana Trimitra
Solusindo yang sudah berdiri lebih dari satu dasawarsa ini telah melayani ratusan
pabrik industri maupun pabrik kelapa sawit untuk membantu meningkatkan hasil
produksi dan tetap menjaga hubungan baik dengan semua pelanggan dengan
Sarana Trimitra Solusindo selain memiliki kantor cabang di Medan, juga memiliki
6
perusahaan dapat diarahkan dan dibagi sesuai dengan kapasitas di bagiannya masing-
masing agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Mengingat besarnya peranan dan
sumbangan dari struktur organisasi dalam tujuan perusahaan, maka PT. Trimitra
A. Manager
aktivitas perusahaan demi mencapai tujuan jangka pendek ataupun jangka panjang,
supervisor.
B. Finance
pengambilan keputusan.
intern kontrol.
kerja bagian pemasaran. Tugas dan fungsi Sales and Marketing adalah:
maupun Vertikal.
F. Supervisor
dilaksanakan dengan baik sehingga semua proses produksi berjalan lancar seperti
kerja sama dengan atasan perusahaan atau dengan bawahannya agar tidak terjadi
G. Tehnical Support
1. Mereview dan menganalisa masalah yang timbul dari sales untuk dapat
pemecahannya.
bidang sistem teknologi kelistrikan dan otomatisasi dengan tujuan untuk membantu
resmi di Indonesia, PT. Trimitra Surya Sejahtera melayani produk LS yang berasal
- Inverter
- PLC
- Scada
11
BAB III
LANDASAN TEORITIS
Penemuan motor induksi yang terjadi pada tahun 1880 ini telah melengkapi
produksi, transisi dan sistem tenaga listrik AC, dimana pada saat itu terjadi kompetisi
antara sistem DC dan AC untuk penggunaan umum. Semua konsep sistem AC 3 fasa
Saat ini hampir setiap motor yang digunakan di industri adalah motor induksi
terhadap kumparan rotor yang terhubung singkat (short circuit). Magnetic fluks
berputar melintasi celah udara menghubungkan rangkaian tertutup rotor. Pada saat
rotor berputar tidak serempak dengan Magnetic Flux, maka tegangan dikalkulasikan
Hal ini sesuai dengan hukum Faraday. Fakta yang membuktikan bahwa arus
rotor timbul dari induksi, maka motor listrik ini dinamakan motor induksi. Motor
induksi disebut juga sebagai motor tidak sinkron karena rotor berputar tidak
karena penurunan kecepatan yang terjadi hanya berkisar beberapa persen saja. Hal
ini terjadi pada saat motor berbeban. Bentuk gambaran motor induksi 3 fasa
Data-data motor induksi mengenai daya, tegangan dan data lain yang
berhubungan dengan kerja motor induksi dibuatkan pada plat nama (name plate)
motor induksi. Contoh data yang ditampilkan pada plat nama motor induksi ini
Secara umum konstruksi motor induksi tiga fasa terdiri dari stator dan rotor.
Stator merupakan bagian dari mesin yang tidak berputar dan terletak pada bagian
luar. Sedangkan rotor merupakan bagian dari mesin yang berputar dan letaknya pada
bagian dalam.
1. Stator
Stator adalah bagian dari motor yang tidak berputar yang terletak pada bagian
luar dan merupakan tempat mengalirkan arus beban. Stator terbuat dari besi bundar
Elemen laminasi inti dibentuk dari lembaran besi (Gambar 3.4.(a)), tiap lembaran
besi tersebut memiliki beberapa alur dan beberapa lubang pengikat untuk
menyatukan inti. Tiap kumparan tersebar dalam alur yang disebut belitan phasa
dimana untuk motor tiga phasa, belitan tersebut terpisah secara listrik sebesar 120.
Alur pada tumpukan laminasi inti diisolasi dengan kertas (Gambar 3.4.(b)).
Kemudian tumpukan inti dan belitan stator diletakkan dalam cangkang silindris
(Gambar 3.4.(c)). Berikut ini contoh lempengan laminasi inti, lempengan inti yang
telah disatukan, dan belitan stator yang telah dilekatkan pada cangkang luar untuk
2. Rotor
Rotor adalah bagian dari motor yang berputar dan letaknya pada bagian
dalam. Pada motor induksi terdapat dua tipe rotor yang berbeda yaitu rotor sangkar
tupai dan rotor belitan. Kedua tipe rotor ini menggunakan laminasi melingkar yang
terikat erat pada poros. Penampang rotor sangkar tupai memiliki konstruksi yang
sederhana. Batang rotor dan cincin ujung sangkar tupai yang kecil merupakan coran
tembaga atau aluminium dalam satu lempeng pada inti rotor. Pada motor yang lebih
besar, batang rotor dibenamkan dalam alur rotor dan kemudian di las dengan kuat ke
cincin ujung. Apabila dilihat tanpa inti rotor, maka batang rotor ini kelihatan seperti
kandang tupai.oleh karena itu motor induksi dengan rotor sangkar tupai dinamakan
pendingin. Rotor jenis ini tidak terisolasi, karena batangan dialiri arus yang besar
Pada tipe rotor belitan, slot rotor menampung belitan terisolasi yang mirip
dengan belitan pada stator. Belitan rotor terdistribusi merata, biasanya terhubung
bintang dan masing - masing ujung fasa terbuka yang terhubung pada cincin slip
yang terpasang pada rotor. Pada motor rotor belitan, sikat karbon menekan cincin
slip, oleh karena itu tahanan eksternal dapat dihubungkan seri dengan belitan rotor
untuk mengontrol torsi start dan kecepatan selama pengasutan. Penambahan tahanan
eksternal pada rangkaian rotor belitan menghasilkan torsi yang lebih besar dengan
energi mekanik. Listrik yang diubah merupakan listrik tiga fasa. Dalam motor
induksi, tidak ada hubungan listrik ke rotor, arus rotor merupakan arus induksi.
Tetapi ada kondisi yang sama seperti motor dc, dimana pada rotor mengalir arus.
Arus ini berada dalam medan magnetik sehingga akan terjadi gaya (F) pada rotor
Untuk memperjelas prinsip kerja motor induksi tiga fasa, maka dapat
1. Apabila terminal stator motor induksi tiga fasa dihubungkan dengan sumber
tegangan tiga fasa, maka pada kumparan stator mengalir arus tiga fasa.
2. Arus pada tiap fasa mengahasilkan fluksi bolak balik yang berubah ubah.
16
medan putar yang berputar dengan kecepatan putar sinkron Ns. Besarnya
120
dengan: Ns = Dimana:
120 = konstanta
f = frekuensi (Hz)
P = kutub (pole)
3.1.3 Slip
Kecepatan putaran rotor motor induksi harus lebih lambat dari kecepatan
sinkronnya supaya konduktor pada rotor selalu dipotong oleh medan putar, sehingga
pada rotor timbul tegangan induksi yang akan menghasilkan arus induksi pada rotor.
Arus induksi ini kemudian berinteraksi dengan fluks yang dihasilkan stator sehingga
sinkronnya disebut slip (s). Pada umumnya slip dinyatakan dalam persen dari
kecepatan sinkron,
Slip (s) = x 100 %
Dimana :
Ns = kecepatan sinkron
kecepatan motor dengan mengubah nilai frekuensi dan tegangan yang masuk ke
motor. Pengaturan nilai frekuensi dan tegangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan
kecepatan putaran dan torsi motor yang di inginkan atau sesuai dengan kebutuhan.
Secara sederhana prinsip dasar inverter untuk dapat mengubah frekuensi menjadi
lebih kecil atau lebih besar yaitu dengan mengubah tegangan AC menjadi tegangan
DC kemudian dijadikan tegangan AC lagi dengan frekuensi yang berbeda atau dapat
diatur.
namun juga ada yang menggunakan penyearah terkendali (thyristor rectifier). Setelah
18
PWM (Pulse Width Modulation). Dengan teknik PWM ini bisa didapatkan amplitudo
dan frekuensi keluaran yang diinginkan. Selain itu teknik PWM juga menghasilkan
harmonisa yang jauh lebih kecil dari pada teknik yang lain serta menghasilkan
gelombang sinusoidal, dimana kita tahu kalau harmonisa ini akan menimbulkan rugi-
rugi pada motor yaitu cepat panas. Maka dari itu teknik PWM inilah yang biasanya
Memang ada banyak cara untuk mengatur atau mengurangi kecepatan motor
seperti dengan gear box ataupun reducer. Namun mengatur kecepatan motor dengan
inverter akan memperoleh banyak keuntungan yang lebih bila dibandingkan dengan
cara-cara yang lain seperti, jangkauan yang luas untuk pengaturan kecepatan dan
torsi motor, mempunyai akselerasi dan deselerasi yang dapat diatur, mempermudah
proses monitoring atau pengecekan, sistem proteksi motor yang baik, mengurangi
arus starting motor dan menghemat pemakaian energi listrik, serta memperhalus start
awal motor.
dilakukan melalui keypad seperti yang terlihat pada gambar berikut ini:
19
1. Tombol ESC
2. Tombol MODE
yang diinginkan.
3. Tombol REV
Tombol rev berfungsi untuk start motor dengan putaran kearah kiri. Tombol
ini akan berfungsi jika perintah run sudah si set pada pilihan keypad.
4. Tombol Navigasi
Tombol navigasi atas, bawah, kanan, dan kiri berfungsi untuk memindah
5. Tombol Stop/Reset
Tombol Stop/Reset berfungsi untuk stop motor dan mereset inverter bika
terjadi trip.
6. Tombol Prog/Ent
Tombol Prog/Ent berfungsi sebagai tombol program dan enter yaitu untuk
memilih data mana yang akan diganti atau dipilih lalu menyimpannya.
kode tertentu.
8. Tombol FWD
Tombol fwd berfungsi untuk start motor dengan putaran kearah kanan.
Tombol ini akan berfungsi jika perintah run sudah si set pada pilihan keypad.
Untuk tampilan layar keypadnya sendiri dapat dilihat pada gembar berikut
ini:
2. Mode Display
3. Operating/Frequency Command
i/o.
Menunjukkan status inverter apakah sedang run, auto tuning atau warning.
Menunjukkan nilai frekuensi ataupun rpm (rotate per minute) pada motor .
Saklar joystick merupakan sebuah saklar yang terdiri dari sebuah tuas yang
ditanamkan pada sebuah alas. Di dalam joystick terdapat sekumpulan touch switch
yang di tempatkan di bagian dasar sticknya. Ketika joystick ini digerakkan maka
Dimana pada aplikasi mesin hoist crane ini ada 3 kecepatan yaitu low speed, middle speed
dan high speed. Sakalar joystick ini membantu operator untuk mengatur kecepatan sesuai
tuas aktuator sebagai pengubah posisi kontak terminal dari Normally Open (NO) ke
Close atau sebaliknya dari Normally Close (NC) ke Open. Posisi kontak akan
berubah ketika tuas aktuator tersebut terdorong atau tertekan oleh suatu objek. Sama
halnya dengan saklar pada umumnya, limit switch juga hanya mempunyai 2 kondisi,
23
yaitu menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik. Dengan kata lain hanya
Namun sistem kerja limit switch berbeda dengan saklar pada umumnya, jika
pada saklar umumnya sistem kerjanya akan diatur atau dikontrol secara manual oleh
manusia, baik diputar atau ditekan. Sedangkan limit switch dibuat dengan sistem
kerja yang berbeda, limit switch dibuat dengan sistem kerja yang dikontrol oleh
dorongan atau tekanan (kontak fisik) dari gerakan suatu objek pada aktuator, sistem
BAB IV
Crane Hoist adalah salah satu dari jenis pesawat angkat yang banyak dipakai
maupun bengkel. Pesawat angkat ini dilengkapi dengan roda dan lintasan rel agar
dapat bergerak maju dan mundur sebagai penunjang proses kerjanya. Crane Hoist
digunakan dalam proses pengangkatan muatan dengan berat ringan hingga muatan
dengan berat medium. Crane Hoist biasa digunakan untuk pengangkatan dan
Letak Crane Hoist berada di atas, dekat dengan atap ruangan. Berbeda dengan
jenis pesawat angkat yang digunakan di daerah terbuka yang struktur rangka
25
memiliki penopang yang berdiri tegak di tanah, pesawat angkat jenis ini
penopangnya adalah sisi kiri dan sisi kanan dari bangunan itu sendiri (United
Ropeworks, 1970).
utama yaitu:
1. Sistem Pengangkatan
2. Sistem Trolley
3. Sistem Berjalan
1. Sistem Pengangkatan.
Pada sistem pengangkatan muatan atau beban pada overhead travelling crane
a. Kait
Jenis kait yang digunakan tergantung dari berat beban yang akan
dipindahkan.
Puli berfungsi sebagai dudukan tali. Puli atau sheave merupakan suatu
Drum terbuat dari besi cor kelabu dan dilengkapi dengan alur heliks sehingga
d. Motor Penggerak
Motor ini berfungsi untuk menggerakkan suatu elemen mesin agar mesin
e. Transmisi
Tranmisi ini digunakan untuk meneruskan putaran dari motor listrik menuju
poros output.
f. Rem
Rem digunakan untuk menahan beban dan juga untuk mengatur kecepatan
g. Kopling
daya atau putaran dari poros pengerak ke poros yang digerakkan dengan
tanpa hentakan.
2. Sistem Trolley
a. Roda jalan
Roda yang terdiri dari empat buah roda yang berada pada profil jembatan,
dua buah roda berada pada sisi kiri dan dua buah roda pada sisi kanan.
Keempat roda tersebut berjalan diatas crane brigde girder dengan bantuan
transmisi.
27
b. Transmisi
Transmisi pada trolley menggunakan sistem transmisi roda gigi lurus dengan
roda gigi pinion digerakkan langsung oleh motor listrik melalui poros
Terdiri dari dua buah sebagai palang pelintang untuk jalannya roda jalan (rel).
3. Sistem Berjalan
buah motor listrik yang masing-masing terletak pada sisi kiri dan sisi kanan end
carriages. End carriages memiliki empat buah, sepasang disisi kanan dan sepasang
disisi kiri, yang setiap pasang digerakkan oleh sebuah motor listrik. Ketiga macam
Berikut ini adalah table-tabel yang berisi parameter settingan inverter. Parameter
yang disetting terdiri dari parameter drive, parameter basic function dan parameter input
a. Parameter Drive
pemilihan perintah operasi. Isi parameter drive dapat dilihat pada table
berikut ini.
28
Function Nilai
No Display Nama Range Settingan Keterangan
b. Parameter Basic
Function Nilai
NO Nama Range Keterangan
Display Settingan
1. Pole Motor pole 2~48 4 Pole Jumlah kutub pada motor
Number
c. Parameter Input
multi-fungsi input digital dan input analog. Isi dari parameter input dapat
No Function Nilai
Nama Range Keterangan
. Display Settingan
1. P1 Define P1 0 None 1: FX Putar kanan
2. P2 Define P2 1 FX 2: RX Putar kiri
3. P3 Define P3 2 RX 3: RST Reset
4. P4 Define P4 3 RST 7: Speed L Speed low
5. P5 Define P5 4 External 8: Speed M Speed Middle
Trip
5 BX
6 JOG
7 Speed-L
8 Speed-M
9 Speed-H
10 Speed-X
Kecepatan putaran motor berpengaruh pada perubahan frekuensi yang terjadi pada
inverter. Ada beberapa pilihan yang bisa digunakan untuk mengatur kecepatan putaran
1. Keypad
nilai frekuensi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan motor. Fungsi ini aktif bila
settingan pada parameter drive nomor 5 yaitu Freq Ref Src adalah 0 (keypad). Cara memilih
- Tekan tombol tanda panah bawah untuk mencari fungsi Freq Ref Src yang
a. Pastikan lcd keypad menunjukan tampilan utama atau tekan tombol esc sampai lcd
b. Tekan tombol program sehingga layar pada bagian frekuensi menjadi gelap dan
kursor berkedip. Lalu tekan tombol shift untuk menggeser kursor ke kiri. Tampilan
c. Set nilai frekuansi pada 10 Hz dengan menekan tombol panah atas. Lalu tekan
tombol program. Tampilan layar lcd keypad seperti pada gambar di bawah ini:
2. Potensiometer
yang ada pada potensiometer. Fungsi ini aktif bila settingan pada parameter drive
nomor 5 yaitu Freq Ref Src adalah 1 (V1). Cara memilih settingan tersebut adalah:
- Tekan tombol tanda panah bawah untuk mencari fungsi Freq Ref Src yang
Untuk wiring potensiometer pada terminal input inverter dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
VR
V1
CM
3. Arus (0-20mA)
Pengaturan frekuensi melalui arus yaitu dengan menerima signal arus dari
transmitter dengan nilai arus 0-20 mA atau 4-20 mA yang dikonversi oleh inverter menjadi
nilai frekuensi. Fungsi ini aktif bila settingan pada parameter drive nomor 5 yaitu Freq Ref
- Tekan tombol tanda panah bawah untuk mencari fungsi Freq Ref Src yang
Untuk wiring transmiter pada terminal input inverter dapat dilihat pada gambar di
berikut ini.
34
4.4 Sistem pengaturan kecepatan yang digunakan pada aplikasi hosting crane
slow, middle dan high speed maka ditambahkan fungsi step frekuensi untuk middle
dan high speed. Nilai frekuensi untuk slow speed berasal dari parameter drive yaitu
Cmd Frekuensi dengan nilai frekuensi 10 Hz, untuk middle speed dari parameter
basic yaitu step frq1 dengan nilai 30 Hz, dan high speed dari parameter basic yaitu
step frq2 dengan nilai 50 Hz. Pemilihan 3 kecepatan ini dapat diatur melalui saklar
hendle yang memiliki beberapa posisi untuk putar kanan atau naik pada speed 1,
speed 2 dan speed 3 juga untuk putar kiri atau turun pada speed 1, speed 2, dan speed
3. Untuk gambar wiring pada terminal input inverter dapat dilihat pada gambar
berikut ini:
BAB V
PENUTUP
Adapun kesimpulan dan saran yang dibuat oleh penulis selama melakukan
kerja praktek lapangan di PT. Trimitra Surya Sejahtera, adalah sebagai berikut:
5.1 Kesimpulan
gangguan yang terjadi baik yang berasal dari luar sitem maupun dari dalam
normalnya, hal ini akan menimbulkan arus listrik yang mengalir kebeban
b. Hubung singkat yang terjadi akibat benda cair maupun sejenis benda
5.2 Saran
sistem produksi harus diketahui berapa besar beban yang akan dioperasikan,
karena inverter tidak dapat beroperasi apabila beban melebihi kapasitas daya
terhadap benda yang bersifat penghantar seperti air, carbon dan sebagainya
debu yang dapat terhisap oleh cooling fan, karena dapat menghambat proses
4. Agar lebih aman dan dapat dioperasikan dalam waktu yang lama, sebaiknya
DAFTAR PUSTAKA
2) Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik, Cetakan Pertama, ITB Bandung 1980
3) URL: http://www.lsis.com
38