Anda di halaman 1dari 6

Analisa Debit Banjir Sungai Bonai Kabupaten Rokan Hulu

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU


MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU

S.H Hasibuan

Abstrak

Tujuan utama dari penelitian adalah melakukan analisa rancangan debit banjir di Sungai Bonai
Kecamatan Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu. Metode pendekatan yang digunakan untuk
penetapan debit rancangan menggunakan Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu dengan pengambilan data
curah hujan dari Stasiun Pengukuran Curah Hujan Stasiun hujan Kota Lama, Lubuk Bendahara dan Ujung
Batu dari tahun 2000 sampai 2009. Hasil utama dari penelitian membuktikan bahwa pendekatan rancangan
debit banjir menggunakan Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu untuk Sungai Bonai dengan kala ulang 50
Tahunan adalah sebesar 286.75 m3/dt .

Kata kunci : banjir rancangan, kala ulang, hidrograf satuan sintetis, Metode Nakayasu

Abstract
The aims of this research was analyze flood design discharge at Bonai River, Kunto Darussalam
Residence, Rokan Hulu District. Method was used used to analyze synthetic unit hydrograph of Nakayasu
by rainfall in Pasar Kampar Station at year 2000 to 2009 . The result of this research prove that flood
design discharge at Bonai River, Kunto Darussalam Residence, Rokan Hulu District using synthetic unit
hydrograph of Nakayasu for return period 50 years is 286.75 m3/s .

Key words : flood design, return period, synthetic unit hydrograph, Nakayasu of method

1. PENDAHULUAN semakin besar. Daerah hulu DAS yang


merupakan daerah imbuhan akan semakin rentan
Bencana banjir menjadi fenomena rutin di terhadap kekeringan, sebaliknya daerah hilir
musim penghujan yang merebak di berbagai justru rentan terhadap banjir.
daerah aliran sungai (DAS) di sebagian besar Desa Bonai yang terletak di Kabupaten
wilayah Indonesia. Jumlah kejadian banjir dalam Rokan Hulu Provinsi Riau merupakan salah satu
musim hujan terus meningkat, demikian juga daerah yang rentan dilanda banjir. Hal tersebut
dengan jumlah korban manusia dan kerugian disebabkan karena Desa Bonai dilalui oleh alur
harta benda serta sarana dan prasarana Sungai Bonai, yang mana sungai tersebut berada
umum/sosial, prasarana transportasi dan prasarana pada kawasan daerah aliran sungai Rokan Kiri.
pertanian/pengairan. Menurut Suripin (2004), Apabila di sekitar DAS terjadi intensitas hujan
banjir itu sendiri merupakan indikasi dari ketidak yang tinggi, maka debit air yang mengalir akan
seimbangan sistem lingkungan dalam proses melebihi daya tampung sungai. Keberadaaan
mengalirkan air permukaan dan dipengaruhi oleh Sungai Bonai memiliki peranan penting bagi
besar debit air yang mengalir melebihi daya kehidupan masyarakat sekitar, yaitu alur untuk
tampung daerah pengaliran. lalu lintas dan juga sebagai penghasil sumber
Masih dikatakan Suripin (2004) selain ekonomi masyarakat. Apabila air sungai meluap
curah hujan sebagai faktor penyebab timbulnya hingga ke pemukiman, aktivitas masyarakat akan
bencana banjir juga tidak terlepas dari adanya terhenti yang berujung mengalami kerugian.
kerusakan ekosistem lingkungan yang terjadi di Begitu juga dengan genangan air tersebut bisa
(DAS) dan buruknya pengelolaan sumberdaya air. sampai pada permukaan jalan hingga
Adanya kerusakan lahan menyebabkan mengakibatkan sistem transportasi darat
meningkatnya koefisien aliran permukaan terganggu.

S.H. Hasibuan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau Page 23
Dalam perencanaan bangunan-bangunan
keairan terutama bangunan struktur sungai,
langkah awal yang harus ditempuh adalah
menentukan banjir rancangan sesuai dengan kala
ulang tertentu. Penentuan besarnya banjir
rancangan untuk perancangan sungai didasarkan
pada tingkat keperluannya.
Besar banjir rancangan menunjukkan
besarnya limpasan permukaan maksimal akibat
hujan (Saleh, 2006). Masih dikatakan Harto
(1993) dan Asyaari (2008) untuk mendapatkan
Gambar 2 Kondisi Hilir Sungai Bonai
banjir rancangan ada dua pendekatan yaitu
metode hidrograf dan non hidrograf. Metode
Kebutuhan Data
hidrograf menghasilkan besarnya banjir tiap-tiap
Kebutuhan data meliputi sebagai berikut :
jam puncaknya. Contoh metode yang digunakan
Data curah hujan yang digunakan adalah
adalah Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu,
data curah hujan 10 tahun dari tahun 2000
Snyder dan Gamma I. Adapun metode Non
sampai 2009 pada Stasiun hujan Kota
Hidrograf hasil analisanya hanya berupa banjir
Lama, Lubuk Bendahara dan Ujung Batu.
puncak. Rumus yang dipergunakan adalah
Data ini diperoleh dari Dinas Pekerjaan
Rasional, Haspers, Weduwen dan Melchior. Biasa
Umum Provinsi Riau.
yang lazim dipakai adalah Rumus Rasional.
Peta Daerah Aliran Sungai Rokan serta
Merujuk rekomendasi dari CD Soemarto
Lokasi Stasiun Hujan Data ini diperoleh
(1987) bahwa metode hidrograf satuan Nakayasu
dari Balai Wilayah Sungai Sumatera III
sudah banyak diaplikasikan penggunaannya untuk
(BWSS III) Pekanbaru.
penetapan debit puncak banjir baik di Jawa
maupun Luar Jawa, maka penetapan tujuan utama
dari penelitian ini adalah melakukan kajian 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
analisa debit banjir Sungai Bonai Kecamatan
Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu Analisis Hidrologi
Analisis hidrologi dilakukan untuk
menggunakan Metode Nakayasu.
menentukan intensitas hujan. data yang digunakan
berupa data curah hujan harian 10 tahun dari
2. METODOLOGI PENELITIAN
tahun 2000-2009, dari data tersebut dilakukan
analisis frekuensi hujan, selanjutnya dihitung
Lokasi Penelitian
distribusi hujan jam-jaman yang terjadi.
Lokasi penelitian yang digunakan untuk
penelitian adalah Sungai Bonai Kecamatan Kunto
Darussalam Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Analisis Curah Hujan Rata-rata Harian
Riau. Untuk selanjutnya diskripsi hulu dan hilir Maksimum
Bersumber dari Badan Wilayah Sungai
Sungai Bonai selengkapnya disajikan seperti
Sumatera III Provinsi Riau tahun 2010 pada
pada Gambar 1 dan Gambar 2 di bawah ini .
Daerah Pengaliran (DPS) Sungai Bonai di Sub
DPS Rokan Kiri mempunyai tiga stasiun penakar
hujan yang berpengaruh yaitu stasiun penakar
Kota Lama, Lubuk Bendahara dan Ujung Batu.
Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan curah
hujan rata-rata maksimum daerah untuk Sub DPS
Rokan Kiri, dari ketiga stasiun pencatat hujan
nilai curah hujan rata-rata harian maksimum
dalam mm disajikan seperti pada Gambar 3 di
bawah ini.
Gambar 1 Kondisi Hulu Sungai Bonai

Page 24 JURNAL APTEK Vol. 4 No. 1 Januari 2012


Analisa Debit Banjir Sungai Bonai Kabupaten Rokan Hulu

Gambar 3. Curah Hujan Rata-rata Harian


Maksimum Sumber: Hasil Running Model Anfrek
Gambar 6. Hasil Uji Distribusi Frekuensi
Analisa Frekuensi Smirnov Kolmogorov
Menurut Triatmodjo (2008) bahwa analisis
frekuensi bertujuan untuk menentukan jenis Analisis Curah Hujan Rencana Untuk Koefisien
distribusi yang sesuai untuk mendapatkan curah Distribusi Berdasarkan Log Pearson III
hujan rencana. Pemilihan jenis distribusi curah Analisis Curah Hujan Rencana Untuk
hujan yang sesuai berdasarkan nilai koefisien Koefisien Distribusi Berdasarkan Log Pearson
asimetris (Cs), koefisien variasi (Cv) dan III dengan mengambil contoh perhitungan curah
koefisien kurtosis (Ck). Koefisien tersebut didapat hujan rancangan dengan Distribusi Log Pearson
dengan menentukan nilai parameter statistik dari Tipe III untuk kala ulang 1,01 tahun adalah
data curah hujan rata-rata dengan menggunakan sebagai berikut:
persamaan diatas. Dengan menggunakan program logX = 2,069
bantu Analisa Frekuensi yang dikembangkan oleh Standar deviasi (Sd) adalah sebesar 0,057,
Tim Hidrologi Jurusan Teknik Sipil Fakultas koefisien kepencengan (Cs) sebesar 0,612
Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Sehingga hujan rancangan untuk kala ulang 1,01
Mada (UGM) Jogyakarta yang hasil selengkapnya didapatkan adalah kala ulang (Tr) 1,01 dan
disajikan sebagai berikut : probabilitas (Pr) adalah 99.
Maka berdasarkan tabel Log Pearson
Type III didapat nilai G = -1,872 sehingga :
Log X = logX + G . Sd
Log X = 2,069 + (-1,872 . 0,057)
Log X = 1,962
X 1,01th = 91,616 mm
Hasil perhitungan curah hujan rancangan
selengkapnya disajikan seperti pada Gambar 7 di
bawah ini
Gambar 4. Langkah-langkah Perhitungan
Program Bantu Anfrek

Sumber : Hasil Perhitungan


Sumber : Hasil Running Model Menggunakan Program Anfrek Gambar 7. Grafik Hubungan Antara Besar Curah
Gambar 5. Hasil Perhitungan Uji Parameter Hujan Rancangan Untuk Berbagai Kala
Statistik Ulang

S.H. Hasibuan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau Page 25
Analisis Debit Banjir Rancangan Curah Hujan Netto Jam-jaman
Koefisien Limpasan Besarnya hujan efektif jam-jaman
Angka koefisien limpasan merupakan diperoleh dengan menggunakan di
indikator apakah suatu DAS telah mengalami atas. Contoh perhitungan untuk kala ulang 50
gangguan (fisik). Besar kecilnya nilai C tahun dengan distribusi hujan 1 jam adalah terdiri
tergantung pada permeabilitas dan kemampuan dari curah hujan rancangan 50 tahun sebesar
tanah dalam menampung air. Nilai C yang besar 159,054 mm, koefisien pengaliran (C) adalah
menunjukkan bahwa lebih banyak air hujan yang 0,40, curah hujan netto (Rn) atau C.Rn adalah
menjadi limpasan. 63,538 mm dan curah hujan netto durasi hujan 1
Koefisien limpasan permukaan pada jam sebesar 34,946 mm.
kajian ini dihitung dengan mengkalikan luas
penggunaan lahan dengan besarnya koefien Perhitungan Debit Banjir Rancangan
limpasan. Sedangkan penggunaan lahan Sub DAS Pada studi ini debit banjir rancangan
Rokan Kiri diwakili dengan analisis yang terdapat dihitung dengan menggunakan metode Hidrograf
pada Kecamatan Bonai Darussalam. Perhitungan Satuan Sintetis Nakayasu.
koefisien limpasan gabungan (Cgab) pada Sub Beberapa parameter yang digunakan
Daerah Aliran Sungai (DAS) Rokan Kiri seperti antara lain adala luas DPS Rokan Kiri sebesar
yang disajikan pada Tabel 1 di bawah ini. 622,16 km2, panjang sungai (L) 85,57 km,
koefisien limpasan 0,40 dan curah hujan satuan
Tabel 1 Perhitungan Koefisien Pengaliran (Cgab ) pada Sub DAS (Ro) 1 mm (hujan satuan)
Rokan Kiri
Untuk panjang sungai L > 15 km, maka :
Tg = 0,4 + 0,058 L
Tg = 0,4 + 0,058 . 85,57 = 5,36 jam
Tp = Tg + 0,8. Tr
Dengan Tr = 0,5.Tg sampai Tg = 0,5 . 5,36
= 2,68 jam
Maka,
Tp = Tg + 0,8 .Tr
Tp = 5,36 + (0,8 . 2,68) = 7,50 jam
Sumber : Perhitungan
= 2 diambil untuk sungai dengan daerah
pengaliran biasa
Perhitungan Distribusi Hujan Jam-jaman T0,3 = . Tg
Menghitung distribusi hujan jam-jaman
T0,3= 2 . (5,36) = 10,72 jam
untuk Sub DAS Rokan Kiri, pola pembagian
Berdasarkan Rumus yang disajikan di bawah ini
hujan terpusat didaerah tinjauan direncanakan 6 maka besarnya debit puncak adalah sebagai
jam setiap harinya. berikut :
Perhitungan distribusi hujan jam-jaman
C.A.R o
untuk masing-masing jam ditabelkan pada Tabel Qp =
2 di bawah ini. 3,6 0,3T T
p 0,3
Tabel 2. Perhitungan Distribusi Jam-jaman 0,4.(622,16) .1
Qp =
3,6((0,3 x 7,5) (10,72))
Qp = 5,330 m3/dt.

Bagian lengkung naik


0 t Tp
Dengan 0 t 7,50
Qa = Qp (t/Tp)2,4
Sumber : Perhitungan

Page 26 JURNAL APTEK Vol. 4 No. 1 Januari 2012


Analisa Debit Banjir Sungai Bonai Kabupaten Rokan Hulu

t
2, 4
QB 0,4751. A0, 6444.D 0,943
Qa = 5,33.
7,5
0 , 943
85.57
QB 0,4751.622.16
0, 6444
.
622.16
Bagian Lengkung Turun QB= 4,62 m3/dtk
Untuk Tp t (Tp + T0,3)
7,5 < t 18,22 Selanjutnya hasil debit aliran dasar , maka
t Tp diperoleh debit banjir kala ulang 50 tahun.
Qd1 Q p .0,3
T0 , 3
Daerah Aliran Sungai Rokan dan
t 7 ,5 selanjutnya disajikan Grafik Hidrograf Nakayasu
Qd1 5,33 x 0,3 10, 72 seperti Gambar 9 berikut ini.
Untuk (Tp + T0,3) t (Tp + T0,3 + 1,5 T0,3)
18,22 < t 34,30
t Tp 0 , 5T0 , 3

Qd 2 Q p .0,3
1, 5.T0 , 3

t 7 , 5 0 , 5 x 10 , 72

Qd 2 (5,33 ).0,3 1, 5 x 10 , 72

Untuk t (Tp + T0,3 + 1,5 T0,3) , t > 34,30


t Tp1, 5T0 , 3

Qd 3 Q p .0,3
2.T0 , 3

t 7 , 5 1, 5 x10 , 72 Gambar 9. Grafik Hidrograf Banjir Rencana


Qd 3 (5,33) . 0,3 2 x 10 , 72
Kala Ulang 50 tahun
Perhitungan selanjutnya dengan
memasukkan t = 0,1,2,3,n jam, maka Bersumber dari Gambar 9 di atas, ordinat
didapat ordinat hidrograf satuan Sungai Bonai hidrograf satuan kemudian dapat dihitung
dalam bentuk Grafik Hidrograf Nakayasu seperti hidrograf banjir untuk kala ulang 50 tahun yaitu
Gambar 8 berikut ini. dengan mengalikan curah hujan efektif. Hasil
perhitungan ini kemudian ditambahkan dengan
besarnya debit baseflow. Untuk Sungai Bonai
nilai baseflow adalah sebesar 4,62 m3/dtk. Setelah
ditambah dengan debit baseflow, maka diperoleh
debit banjir maksimum kala ulang 50 tahun
Sungai Bonai adalah sebesar 286,765 m3/dtk
Dari Gambar 9 di atas, dapat dilihat
hubungan antara waktu dengan debit banjir.
Grafik tersebut menunjukkan bahwa tenggang
waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir
adalah sekitar 8 jam. Berdasarkan hasil analisis,
Gambar 8. Nilai Aliran Dasar Sungai Bonai
apabila waktu banjir sudah melebihi 8 jam maka
Menggunakan Hidrograf Nakayasu
perlahan-lahan besar debit banjir akan mengalami
penurunan.
Dari ordinat hidrograf satuan kemudian
dapat dihitung hidrograf banjir untuk kala ulang
4. KESIMPULAN
50 tahun yaitu dengan mengalikan curah hujan
efektif. Hasil perhitungan ini kemudian
Dari hasil kajian penelitian di atas maka
ditambahkan dengan besarnya debit aliran dasar .
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Untuk Sungai Bonai nilai aliran dasar diperoleh
1. Distribusi curah hujan sekitar Sungai
berdasarkan Rumus sebagai berikut :
Bonai Darussalam yang diuji
menggunakan parameter statistik
S.H. Hasibuan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau Page 27
koefisien asimetris (Cs), koefisien variasi
(Cv) dan koefisien kurtosis (Ck) adalah
mengikuti pola distribusi frekuensi Log
Pearson Tipe III.
2. Hasil utama dari penelitian membuktikan
bahwa rancangan Debit Banjir
Menggunakan Hidrograf Satuan Sintetis
Nakayasu untuk Sungai Bonai dengan
Kala Ulang 50 Tahunan adalah sebesar
286.75 m3/dt .

5. UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih


kepada Saudara Evaristo T mahasiswa Program
Studi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Universitas Riau atas segala bantuannya untuk
pengolahan dan analisa data menggunakan
program bantu Excel sehingga membantu
kesiapan penerbitan jurnal ini.

DAFTAR PUSTAKA

Asyaari, A, Z,. 2008. Identifikasi Fenomena


Banjir Tahunan Menggunakan SIG dan
Perencanaan Drainase Di Kecamatan
Panjatan Kulon Progo Jogyakarta : Tugas
Akhir Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia (UII).

Saleh, C,. 2006. Kajian Intensitas Hujan Metode


Empiris Dengan Intensitas hujan
Pengamatan Pada Daerah Aliran Sungai
(DAS) Brantas Hulu Jurnal Media
Teknik Sipil, Volume 4. No.1. Edisi
Februari 2006 hal 25-33 diterbitkan oleh
Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM),
Malang .
Chow, Ven Te. 1997. Hidrolika Saluran Terbuka.
Jakarta: Erlangga.
Harto, Sri. 1993. Analisis Hidrologi . Jakarta: PT.
Gramedia.
Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik. Jakarta:
Erlangga.
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan Yang
Berkelanjutan. Yogyakarta: Andi Offset.

Page 28 JURNAL APTEK Vol. 4 No. 1 Januari 2012

Anda mungkin juga menyukai