Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman hayati. Indonesia sendiri
mempunyai berbagai macam nama kota. Seperti Jogjakarta, Solo,Madiun, Bekasi, dan masih banyak
lagi. Dan tentunya, setiap kota tersebut, mempunyai keistimewaan / ke khas an nya masing-masing
tentunya. Dan itu merupakan salah satu bentuk identitas lokal yang tujuannya untuk membedakan
antara kota yang satu dengan yang lainnya.Bekasi misalnya. Kota yang berdekatan dengan Ibu Kota
Indonesia (Jakarta) ini juga mempunyai identitas lokal yang belum banyak orang ketahui. Seperti
keseniannya, arti dari lambang kota Bekasi itu sendiri, tempat wisatanya, makanan khasnya, dan
masih banyak lagi.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu identitas lokal suatu daerah ?


2. Apa saja contoh identitas lokal yang dimiliki daerah asal kita ?
3. Mengapa setiap kota harus memiliki identitas lokal ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan disusunnya makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari identitas lokal itu sendiri
2. Mengetahui macam-macam contoh identitas lokal yang dimiliki oleh setiap kota yang ada di
Indonesia
3. Menambah pengetahuan baru
4. Memahami arti dari lambang daerah asal kita sendiri dan orang lain

Identitas Lokal Kota Bekasi| 1


BAB II
ISI

1. Lambang Daerah Kota Bekasi

Melalui Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor : 01 Tahun 1998


disahkanlah lambang daerah Kota Bekasi. Lambang tersebut berbentuk
perisai dengan warna dasar hijau muda dan biru langit yang berart
harapan masa depan dan keluasan wawasan serta jernih pikiran. Sesant "
KOTA PATRIOT " artnya adalah semangat pengabdian dalam perjuangan
bangsa.
Di dalam Lambang Daerah tersebut terdapat lukisan-lukisan yang
merupakan unsur-unsur sebagai berikut :
a. Bambu runcing berujung lima yang berdiri tegak dengan kokoh
mempunyai 2 (dua) makna :
Melambangkan hubungan vertikal Mahluk dengan Khaliknya (Manusia dengan
Tuhannya) yang mencerminkan masyarakat Bekasi yang religius.
Melambangkan semangat patriotisme rakyat Bekasidalam merebut dan
mempertahankan kemerdekaan Bangsa dan Negara yang tidak kenal menyerah
sehingga Bekasi menyandang predikat sebagai Kota Patriot.
b. Perisai segi lima melambangkan ketahanan fisik dan mental masyarakat Bekasi dalam
menghadapi segala macam ancaman, gangguan, halangan dan tantangan yang datang dari
manapun juga terhadap kelangsungan hidup Bangsa dan Negara Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila.
c. Segi empat melambangkan Prasasti Perjuangan Kerawang Bekasi.
d. Pilar Batas Wilayah.
e. Padi dan Buah-buahan melambangkan jumlah Kecamatan dan Kelurahan / Desa pada saat
membentuk Kota Bekasi.
Buah-buahan berjumlah 7 (tujuh) besar dan 1 (satu) kecil melambangkan 7
Kecamatan ; Pondok Gede, Jati Asih, Bantar Gebang, Bekasi Timur, Bekasi Selatan,
Bekasi Barat dan Bekasi Utara serta 1 Kecamatan Pembantu ; Jati Sampurna.
Padi berjumlah 50 (lima puluh) butr melambangkan 50 Kelurahan / Desa.
f. Tali Simpul berjumlah 10 (sepuluh) yang mengikat ujung tangkai padi dan buah-buahan
melambangkan tanggal Hari Jadi, 3 (tiga) buah Anak Tangga penyangga Bambu Runcing
melambangkan bulan Hari Jadi Kota Bekasi.
g. Dua baris Gelombang Laut atau Riak Air melambangkan dinamika Masyarakat dan
Pemerintah Daerah yang tidak akan pernah berhenti membangun Daerah dan Bangsanya.

Sedangkan warna-warna dalam Lambang Daerah mengandung makna sebagai berikut :


Kuning : Kemuliaan dan menunjukkan daerah Pemukiman.
Biru Langit : Keluasan wawasan dan kejernihan pikiran serta menunjukkan zone Industri.
Identitas Lokal Kota Bekasi| 2
Putih : Kesucian perjuangan.
Merah : Keberanian untuk berkorban serta menunjukkan daerah Pertanian dan Hortikultura.
Hijau Muda: Harapan masa depan serta menunjukkan daerah Pertanian dan Hortikultura
Hitam : Ketegaran patriot sejati.

2. FLORA KHAS BEKASI

Kecapi Identitas Flora Kota Bekasi


KECAPI (Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr.
Nama lain : Ketuat, sentul
Suku : Meliaceae

Latar Belakang
Kecapi merupakan salah satu jenis buah-buahan asli Indo-
nesia yang populasinya terus mengalami penurunan khusus-nya di
Jawa. Buah Kecapi selain dimakan segar juga dapat diproses untuk
pembuatan gula-gula, sambal, yeli dan selai. Pohon Kecapi cukup
rindang dan dapat di-manfaatkan sebagai pohon pe-neduh dan
kayunya untuk bahan konstruksi rumah. Kulit batangnya dapat digunakan untuk membasmi cacing
gelang. Sedangkan akarnya untuk mengobati diare, sakit perut dan juga sebagai tonik bagi ibu-ibu
setelah me-lahirkan. Kecapi berasal dari kawasan Indo-Cina dan Malesia bagian barat kemudian
menyebar ke daerah-daerah tropis lainnya di Asia terutama di Malaysia, Filipina, Thailand dan Viet-
nam. Untuk menjaga kelestarian pohon Kecapi maka pemerintah Kota Bekasi memilih tanaman ini
sebagai flora identitas daerahnya.

Pertelaan
Pohon tinggi mencapai 30 m dengan garis tengah batang 90 cm dan bergetah. Daun
berseling, beranak daun 3. Anak daun jorong sampai bundar telur lonjong. Perbungaan di ketiak dan
berbentuk malai. Bunga berkelamin 2, hijau kekuningan, kelopak berbentuk piala dan terdiri atas 5
cuping, mahkota bunga juga terdiri atas 5 cuping dan melanset terbalik, benang sari 10 dan
membentuk tabung, putik dengan kepala putik yang besar. Buah beri, bulat, kuning keemasan,
berbulu halus, daging buah bagian luar tebal dan agak asam se-dangkan di bagian dalam putih yang
rasanya manis asam. Berbiji 2 5, bulat telur terbelah dan kecoklatan.

Ekologi
Tanaman ini menyukai daerah dengan musim kering yang panjang. Tumbuh baik di daerah
yang curah hujannya merata, pada tanah liat atau tanah liat berpasir dari ketinggian 0 1000 m di
atas permukaan laut.

Pembudidayaan
Kecapi telah lama dibudidayakan dan umumnya ditanam di peka-rangan dan di kebun-kebun.
Perbanyakan tanaman dilakukan dengan mengecambahkan biji. Biji akan mulai berkecambah kira-
kira setelah 20 hari dari mulai dikecambahkan. Semainya akan tumbuh cepat dan dapat berbunga
setelah berumur 5 7 tahun.

Musim berbunga dan berbuah

Identitas Lokal Kota Bekasi| 3


Musim berbunganya pada bulan Januari Maret dan musim berbuah pada bulan Juni
Oktober.

3. TEMPAT WISATA
1. Saung Ranggon

Saung Ranggon merupakan sebuah rumah


panggung kuno yang berada di Desa Cikedokan, Cikarang
Barat. Saung ini berukuran 7,6 x 7,2 meter dengan tinggi
lantai 2,5 lantai dari atas tanah. Terdapat tujuh buah
anak tangga untuk naik ke lantai utama. Bagian dalam
saung merupakan ruangan luas tanpa sekat ataupun
jendela.
Tempat wisata di Bekasi ini dibangun pada abad
ke-16 oleh Pangeran Rangga yang merupakan anak dari
Pangeran Jayakarta. Pangeran Rangga membangun saung
ini sebagai tempat persembunyian saat lari dari kejaran Belanda. Saung Ranggon baru ditemukan
pada tahun 1821 oleh Raden Abbas. Meskipun telah mengalami renovasi beberapa kali, namun
bangunan dan ornamennya sebagian besar masih asli.
Selain menjadi tempat wisata, Saung Ranggon juga digunakan sebagai tempat mencari
berkah oleh banyak orang dengan membawa sesajen.

2. Gedung Juang45
Gedung Juang 1945, yang saat ini menjadi tempat kawah
candradimukanya Paskibraka kabupaten Bekasi, tempat Latihan
awal Paskibraka kabupaten Bekasi sebelum berlatih di Plasa
Pemba kabupaten Bekasi di kawasan Delta Mas. Perjuangan
rakyat Bekasi sempat diabadikan dalam puisi terkenal karya
Chairil Anwar, Karawang-Bekasi.

Yang menarik, Bekasi masih memiliki gedung bersejarah


peninggalan pra masa kemerdekaan yang dikenal sebagai Gedung
Tinggi yang terletak di jalan Sultan Hasanudin, dekat Pasar
Tambun dan Stasiun kereta api Tambun. Gedung Tinggi ini
sekarang dikenal sebagai gedung juang 45. Bangunan
berarsitektur neoklasik ini dibangun oleh tuan tanah Kow Tjing Kie pada tahun 1910. Gedung tinggi
ini merupakan salah satu gedung bersejarah yang turut menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Bekasi
saat revolusi fisik. Ketika itu daerah Tambun dan Cibarusah menjadi pusat kekuatan pasukan republik
Indonesia (RI). Dan pada saat revolusi kemerdekaan, garis demarkasi yang memisahkan daerah
Republik Indonesia dengan daerah kekuasaan Belanda terletak didaerah Sasak Jarang, sekarang
menjadi perbatasan antara kecamatan Bekasi Timur dengan Kecamatan Tambun dan merupakan
perbatasan Kota Bekasi dengan Kabupaten Bekasi.
3. Pantai Betng Bekasi

Identitas Lokal Kota Bekasi| 4


Pantai ini terletak di Desa Pantai
Bahagia, Kecamatan Muara Gembong,
Bekasi, Jawa Barat. Memiliki pemandangan
yang indah. Pasirnya landai berwarna putih
agak kecoklatan. Pemandangan lautnya juga
terbilang cantik. Namun cukup jauh dari
pusat Kota Bekasi, yaitu sekitar 48 km. Di
sana terdapat kawasan konservasi hutan
bakau seluas sekitar 70 hektar dan itu
sebagai rumah bagi begitu banyak burung yang bermigrasi dari Laut China Selatan dan Samudera
Pasifik dan mudah ditemukan pada bulan September hingga Februari. Selain burung, hutan bakau ini
juga menjadi tempat tinggal bagi lutung hitam yang sudah sangat langka.

4. Curug Parigi
Curug Parigi letaknya cukup tersembunyi
dibelakang area yang kini sudah menjadi kompleks
perumahan Villa Nusa Indah 5 dan juga pabrik-pabrik
yang ada berada di Jalan Raya Narogong-Cileungsi,
Bekasi. Curug Parigi hanya memiliki ketinggian sekitar
2 meter namun dengan bentuk yang memanjang yang
tampak seperti Air Terjun Niagara dalam versi yang
kecil. Selain biasa disebut dengan nama Curug Parigi,
air terjun ini juga biasa disebut dengan nama Curug
Pangkalan 5 karena berada didaerah yang bernama Pangkalan 5.

4. KESE
NIAN
KHAS

1.

Calung Dalengket

Identitas Lokal Kota Bekasi| 5


Kesenian tradisional khas Bekasi yang selanjutnya adalah Calung Dalengket. Kesenian ini
dimainkan secara berkelompok. Setiap kelompok terdiri atas 9 orang. Setiap anggota memainkan alat
musik yang berbeda. Kesenian yang biasa dipentaskan usai musim panen tersebut
mengkombinasikan suling toleat, saron, kedemung, nenge, rebab, serta gong. Masyarakat Bekasi
kerap melombakan kesenian tersebut. Uniknya, pemenang lomba Calung Dalengket tidak ditentukan
berdasarkan penilainan juri melainkan oleh apresiasi penonton.
Calung Dalengket pertama kali berkembang di Kecamatan Lemah Abang / Cikarang Timur.
Mulanya kesenian Calung Dalengket merupakan permainan anak-anak gembala. Mereka biasa
memainkannya usai musim di sawah atau ladang. Saat ini, kesenian tersebut juga dimainkan oleh
orang tua dan warga lain dari berbagai kalangan usia.
Saat ini Calung Dalengket dimainkan dengan sistem kompetisi. Tapi, lomba Calung Dalengket
justru tidak memiliki wasit. Kemenangan peserta ditentukan oleh banyaknya penonton yang
menyaksikan pertunjukan. Pentas Calung Dalengket biasa digelar setelah musim panen. Selain
sebagai hiburan kegiatan tersebut juga dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur atas karunia yang
diberikan Tuhan.

2. Wayang Kulit Bekasi 3. Tari Topeng Bekasi

Identitas Lokal Kota Bekasi| 6


5. MAKANAN KHAS

Orang Banjar di Kalimantan Selatan


menyebutnya haruan. Sementara di Bumi Borneo,
ikan gabus untuk bahan abon, amplang atau
kerupuk, atau dibumbu pedas semacam balado untuk ketupat sayur atau nasi kuning.
Resep gabus pucung mengkombinasikan kluwek dan juga bumbu-bumbu lainnya yang
menjadikan masakan ini semakin nikmat. Daging ikan gabus memang gurih dan lembut. Daging tidak
amis karena dihilangkan dengan abu gosok. Saat penyajian, potongan ikan gabus jadi lebih terang
dan tidak terlalu hitam. Kuah rawon gurih sekaligus bercampur sensasi rasa asam.
Manfaat ikan gabus pucung/ iwak kutuk
Ikan gabus sangat kaya albumin, membantu pertumbuhan anak dan menambah berat badan
orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Membantu penyembuhan luka bekas operasi yang diberi olesan ekstrak ikan gabus
meninggalkan bekas luka yang lebih sedikit.
Untuk obat bagi orang yang terkena penyakit ginjal dengan mengkonsumsi air kukusan ikan
gabus sebagai pengganti serum albumin
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat gabus pucung :
1 sendok teh Air Jeruk Nipis 1 sendok teh Garam
Ikan Gabus, lalu potong 250 ml Air
4 siung Bawang Putih, haluskan Minyak untuk menggoreng
1 sendok teh Ketumbar Bubuk
Bahan untuk kuah :
2 lembar Daun Salam 1 batang Daun Bawang,dan potong
1000 ml Air berukuran 1 cm
2 cm Lengkuas, lalu memarkan 2 sendok makan Minyak
6 lembar Daun Jeruk Bawang Merah Goreng
2 batang Serai, ambil putihnya
1 buah Tomat, potong-potong
2 sendok teh Garam
2 sendok teh Gula Pasir

Identitas Lokal Kota Bekasi| 7


Bumbu halus yang dibutuhkan :
10 butir Bawang Merah 4 buah Kluwek, kemudian rendam
6 siung Bawang Putih 2 cm Kunyit, kemudian anda bakar
4 butir Kemiri, kemudian sangrai 5 buah Cabai Rawit Merah

Cara membuat masakan gabus pucung :


1. Pertama anda lumuri ikan gabusnya dengan air jeruk nipis, bawang putih, ketumbar bubuk,
garam dan juga air. Nah kemudian anda diamkan selama 20 menit.
2. Lalu ikannya anda goreng hingga matang.
3. Selanjutnya anda buat kuahnya, caranya yaitu panaskan minyak terlebih dahulu, kemudian
anda tumis semua bumbu halusnya, serta masukkan juga daun salam, lengkuas, daun jeruk
dan juga serai hingga harum ya. Lalu masukkan juga tomatnya dan anda aduk hingga layu.
4. Setelah itu anda masukkan air, garam dan juga gula pasir, anda masak hingga matang.
5. Tambahkan ikan gabusnya dan juga masukkan juga daun bawang. Aduk rata kemudian
angkat.
6. Sajikan dengan taburan bawang merah goreng.
6. PAKAIAN ADAT

Pangsi : Yakni bagian celana longgar


dan cingkrang terbuat dari bahan kain,
serta atasan longgar, dilengkapi peci,
ikat pinggar besar.

7. RUMAH ADAT
Saung Ranggon adalah rumah adat khas Bekasi. Namun, sayangnya banyak
orang yang tidak mengetahui akan hal ini. Selain karena seiring berkembangnya zaman,
daerah yang masih menggunakan rumah adat ini juga sulit sekali untuk ditemukan.
Padahal, zaman dahulu kala Saung Ranggon ini adalah tempat persembunyian Pangeran
Rangga, putra dari Pangeran Jayakarta.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1) Setiap daerah/kota pasti memiliki ciri khas nya masing-masing

2) Sebagai warga negara dan para penerus bangsa, alangkah baiknya kita mengetahui akan
identitas-identitas yang dimiliki oleh negara kita ini, Indonesia. Minimal, kita mengetahui
identitas yang dimiliki oleh kota kelahiran kita sendiri

3) Kita harus bangga dengan apa yang dimiliki oleh negara tercinta kita, Indonesia. Khusunya
daerah kita sendiri. Caranya dengan selalu menjaga, merawat ,melestarikan dan
mempromosikan apa yang sudah menjadi icon di kota kita itu.

3.2 Kritik dan Saran

Anda mungkin juga menyukai