I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola
Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan kegiatan Posyandu saja,
tetapi juga merencanakan kegiatan dan mengaturnya. Kader Posyandu sebaiknya mampu
menjadi pengelola Posyandu, karena merekalah yang paling memahami kondisi kebutuhan
masyarakat di wilayahnya.
Namun sejalan dengan berjalannya waktu, muncul permasalahan yang dapat menghambat
jalannya penyelenggaraan Posyandu, sebagai berikut :
1. Dari hasil monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan Posyandu akhir-akhir ini, diketahui
banyak Kader Posyandu yang tidak aktif lagi dan atau sangat kurang jumlahnya karena
berusia lanjut, meninggal dunia dan meninggalkan desa atau kelurahannya untuk bekerja
baik di kota-kota besar di Indonesia maupun bekerja di luar negeri.
2. Pengetahuan, sikap dan keterampilan kader Posyandu kurang, bahkan ada yang belum
memahami hal-hal baru berkaitan dengan kegiatan Posyandu.
3. Adanya perkembangan keadaan dan kebijakan-kebijakan baru yang berkaitan dengan
pengelolaan Posyandu.
Maka menurut temuan dilapangan oleh berbagai pihak terkait, maka perlunya merekrut kader-
kader Posyandu yang baru, dan menyelenggarakan pelatihan pelayanan masyarakat di
Posyandu bagi kader-kader yang lama sebagai refreshing dan tambahan pengetahuan serta
keterampilan baru bagi perkembangan dan kemajuan kader Posyandu
Untuk itu telah dilakukan revisi terhadap Modul Pelatihan Kader Posyandu yang sudah ada
sesuai dengan perkembangan keadaan dan kebijakan-kebijakan yang baru yang berkaitan
dengan pengelolaan Posyandu.
Modul Pelatihan Kader Posyandu yang sudah direvisi ini dimaksudkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan mengembangkan sikap serta keterampilan kader melakukan pelayanan
masyarakat di Posyandu, baik mengenai pelayanan yang sudah dilakukan selama ini maupun
pelayanan tentang hal-hal yang baru sesuai perkembangan keadaan dan kebijakan-kebijakan
yang baru.
B. DASAR HUKUM
1. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 411.2/1180/PMD tanggal 25 Agustus 2000, perihal
Revitalisasi Posyandu.
2. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor : 411.3/116/SJ, tanggal 13 Juni 2001, tentang
Pedoman Umum Revitalisasi Pos Pelayanan Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU).
1
C. PENGERTIAN DAN SINGKATAN
D. PAKET PELATIHAN
E. RUANG LINGKUP
2
II. TUJUAN PELATIHAN
Setelah selesai mengikuti Pelatihan Kader Posyandu, diharapkan para Kader Posyandu dapat
mengelola dan melaksanakan lima kegiatan di Posyandu.
Setelah selesai mengikuti Pelatihan Kader Posyandu, diharapkan para Kader Posyandu dapat:
1. memahami tugas-tugas Kader Posyandu dalam menangani Posyandu.
2. mengerjakan pengisian dan membaca Kartu Menuju Sehat.
3. melakukan penyuluhan.
4. melakukan pencatatan kegiatan posyandu.
5. melakukan penilaian masalah sasaran Posyandu.
6. memahami metode dan media diskusi serta sikap pemandu yang baik.
7. menggerakkan masyarakat.
8. melakukan upaya peningkatan gizi keluarga.
9. melaksanakan lima kegiatan di Posyandu.
Peserta Pelatihan Kader Posyandu berasal dari tingkat desa / kelurahan, yang terdiri atas :
1. Kader Posyanda lama
2. Kader Posyandu yang baru direkrut, dan
3. Calon Kader Posyandu.
B. PERSYARATAN PESERTA
1. Aspek Fisik :
a. Pria atau wanita berusia antara 18-50 tahun.
b. Berbadan sehat jasmani dan rohani.
c. Mau bekerja secara sukarela mengelola Posyandu.
2. Aspek Pendidikan :
Kader Posyandu, baik yang lama maupun yang baru direkrut ataupun yang masih calon,
berpendidikan paling sedikit Sekolah Dasar atau yang sederajat.
3. Aspek Administratif :
a. Tercatat sebagai penduduk desa / kelurahan terkait.
b. Dalam waktu sedikitnya 2 tahun tidak pindah ke tempat (desa / kelurahan) lain.
c. Disetujui oleh Kepala Desa / Kelurahan tempat tinggalnya.
3
C. JUMLAH PESERTA PER KELAS
Jumlah peserta Pelatihan Kader Posyandu yang ideal, sesuai dengan pendekatan pelatihan
partisipatif yang digunakan, adalah antara 12 - 20 orang per kelas, namun apabila keadaan
menghendaki dapat sampai sejumlah 24 - 30 per kelas namun dengan penyesuaian metode-
metode penyajiannya agar proses pembelajaran tetap partisipatif.
Penyelenggara pelatihan terdiri atas Panitia Penyelenggara dan Tim Pelatih / Fasilitator.
A. PANITIA PENYELENGGARA
Terdiri atas :
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Seksi-seksi :
a. Seksi Umum
b. Seksi Pelatihan
c. Seksi Pemantauan dan Penilaian.
1. Ketua
a. Mengadakan perencanaan dan persiapan pelaksanaan pelatihan.
b. Mengkoordinasikan kegiatan Sekretariat, Bendahara, Seksi Pelatihan, Seksi
Pemantauan dan Seksi Penilaian.
c. Memimpin dan mengawasi pelaksanaan pelatihan.
d. Untuk kelancaran tugasnya, Ketua Panitia Penyelenggara mengadakan hubungan
dengan pihak lain yang dipandang perlu.
2. Sekretaris
a. Membantu Ketua Panitia Penyelenggara dalam melaksanakan tugasnya.
b. Memimpin kegiatan-kegiatan kesekretariatan.
3. Bendahara.
a. Menyusun anggaran biaya dan mengajukan kepada Ketua Penyelenggara untuk diambil
keputusan.
b. Menyelesaikan urusan pengajuan anggaran pembiayaan yang telah diputuskan.
c. Menyusun pertanggung jawaban penggunaan anggaran biaya pelatihan.
4
4. Seksi Umum
a. Membantu Sekretaris melaksanakan tugasnya.
b. Mempersiapkan dan menyampaikan surat pemanggilan calon peserta Pelatihan dan
surat-surat lainnya.
c. Melaksanakan pengetikan dan penggandaan materi serta penyampaiannya kepada
peserta.
d. Menyelesaikan urusan surat-surat perjalanan bagi peserta pelatihan.
e. Menyiapkan akomodasi (tempat pelatihan / ruang sidang / kelas dan ruang diskusi /
kerja kelompok (serta asrama bila peserta diasramakan), konsumsi dan transportasi.
f. Mengatur ruang sidang / kelas, ruang diskusi / kerja kelompok beserta peralatan-
peralatan perangkat kerasnya guna kelancaran proses pembelajaran.
g. Memprogramkan acara selingan (olah raga dan rekreasi pada waktu-waktu tertentu).
5. Seksi Pelatihan
a. Mempersiapkan jadwal pelatihan.
b. Mempersiapkan materi, makalah, bahan dan media belajar.
c. Mempersiapkan pelatih / fasilitator.
d. Mempersiapkan lokasi praktek lapangan (apabila dijadwalkan) dan semua persyaratan
yang dibutuhkan.
e. Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan praktek lapangan (apabila dijadwalkan).
f. Mengkoordinir para pelatih / fasilitator, sehingga jelas, lugas akan kewenangan masing-
masing pelatih / fasilitator.
Pelatih / Fasilitator terdiri atas Anggota Tim Penggerak PKK Kabupaten / Kota dan Pegawai
Dinas terkait Pemda Kabupaten / Kota.
5
V. KURIKULUM
Materi Pelatihan Kader Posyandu terdiri atas 11 Pokok Bahasan, dengan alokasi waktu
seluruhnya, termasuk untuk upacara pembukaan dan penutupan, 1.125 menit (25 jam pelatihan
@45 menit tiap jam pelajaran) untuk penyelenggaraan pelatihan selama 3 hari efektif.
2.1 Pengertian
2.2 Tugas-tugas Kader Posyandu
Tugas-tugas Kader
2 2.3 Paket Pelayanan Minimal dan 90 Menit
Posyandu
2.4 Paket pilihan Posyandu
2.5 Lima kegiatan di posyandu
3.1 Pengertian KMS
3.2 Jenis catatan pada KMS
3.3 Manfaat catatan / informasi
Teknik Mengisi dan
Pada KMS
3 Membaca Kartu Menuju 90 Menit
3.4 Langkah-langkah Pencatatan
Sehat
Pada KMS
3.5 Penilaian hasil penimbangan
Pada KMS
4.1 Pengertian Penyuluhan
4.2 Kelebihan dan Kekurangan
penyuluhan
4.3 Topik Penyuluhan yang
4 Penyuluhan 90 Menit
Wajib di Meja Empat
4.4 Isi Penyuluhan
4.5 Cara Penyuluhan Yang
baik dan menarik
6
WAKTU
NO POKOK BAHASAN SILABI
(@ 45 MENIT/ JP)
1 2 3 4
7.1 Metode Belajar
- Jenis-jenis Metode Belajar
Metode dan Media
- Teknik Penggunaan Metode
7 Diskusi serta sikap 90 Menit
Diskusi kelompok
pemandu yang baik
7.2 Media Diskusi
7.3 Sikap Pemandu yang baik
8.1 Perlunya penggerakan masya
rakat
8.2 Cara Penggerakan masya-
rakat
8.3 Kunjungan rumah
Penggerakan - Pengertian dan Tujuan
8 90 Menit
Masyarakat Kunjungan rumah
- sasaran kunjungan rumah
- Langkah-langkah kunjungan
Rumah
- hambatan dan saran-saran
Untuk kader
9.1 Pengertian zat gizi seimbang
9.2 Tiga kelompok utama dalam
Gizi seimbang.
9.3 Masalah gizi
Upaya meningkatkan 9.4 Cara menyusun menu gizi se
9 90 Menit
Gizi Keluarga imbang
9.5 Hal-hal yang menghambat
Usaha peningkatan gizi
9.6 cara menghadapi faktor-fak
tor penghambat
10.1 Pengertian Lima kegiatan
Posyandu
10.2 Langkah-langkah pelaksana
an lima kegiatan Posyandu
Simulasi Pelaksanaan
10 10.3 Kesulitan yang dihadapi 135 Menit
kegiatan posyandu
Kader di masing-masing
Kritik dan saran untuk kader
10.4 Simulasi pelaksanaan Lima
Kegiatan di Posyandu
11.1 Rencana tindak lanjut pela
Rencana tindak lanjut
11 tihan 90 Menit
dan evaluasi pelatihan
11.2 Evaluasi pelatihan
Pembukaan dan - Pembukaan
90 Menit
Penutupan - Penutupan
1.125 Menit
Jumlah Jam Pelajaran
(25 Jam Pelajaran)
B. PROSES INSTRUKSIONAL DAN METODE BELAJAR
7
Proses pembelajaran Pelatihan Kader Posyandu dilakukan dengan pendekatan partisipatori-
andragogi, yakni pendekatan yang memperlakukan peserta pelatihan sebagai orang dewasa
yang mempunyai konsep diri, pengetahuan, sikap, kemampuan dan pengalaman, serta
mempunyai kecenderungan bersikap dan menentukan tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan
kebutuhannya.
C. MEDIA BELAJAR
Setiap metode pembelajaran akan dilengkapi dengan satu atau lebih media pembelajaran.
Media pembelajaran yang dipergunakan berupa :
8
A. KEGIATAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN
1. Persiapan Pelatihan
2. Pelaksanaan Pelatihan
a. Kegiatan pelatihan teori dan praktek dalam kelas dilaksanakan sesuai dengan jadwal
yang sudah disusun. Namun dapat disesuaikan dengan keadaan. Keberhasilan kegiatan
ini banyak ditentukan oleh penyediaan bahan-bahan, kesiapan pelatih / fasilitator dan
peserta pada waktu yang tepat.
b. Sehari sebelum pelatihan dimulai, diadakan pendaftaraan calon peserta pelatihan. Pada
saat pendaftaran, calon peserta pelatihan. diminta mengisi formulir, biodata, dan
menyerahkan pasfoto 4 x 6 berwarna sebanyak 3 lembar.
c. Hari-hari selanjutnya diselenggarakan pelatihan. mencakup upacara pembukaan, bina
suasana, penyajian materi-materi pelatihan, evaluasi, rencana tindak lanjut dan
pembulatan pelatihan serta upacara penutupan.
Hasil pemantauan merupakan bahan pertemuan rutin antara fasilitator dengan Panitia
Penyelenggara.
b. Penilaian / Evaluasi
Penilaian dilakukan terhadap proses pelatihan meliputi :
1) Penilaian terhadap fasilitator oleh peserta. Hasilnya sebagai masukan bagi fasilitator
untuk meningkatkan kemampuan atau cara penyajiannya, atau untuk mengadakan
koreksi terhadap penyajian fasilitator dengan waktu yang tepat.
2) Penilaian terhadap peserta selama proses dan akhir pelatihan, untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman dan penguasaan peserta terhadap materi yang telah
diterimanya.
3) Evaluasi ini dapat diperoleh dari hasil tes atau pengamatan selama proses
pembelajaran dan pada akhir pelatihan.
4) Penilaian kegiatan dapat diperoleh dalam rapat atau pertemuan rutin atau sewaktu-
waktu selama pelatihan berlangsung untuk apabila ada permasalahan dapat segera
diatasi.
c. Pelaporan
Panitia Penyelenggara hendaknya sudah mempersiapkan Laporan Penyelenggaraan
Pelatihan Kader Posyandu seawal mungkin. Paling lambat satu minggu setelah selesai
pelatihan, laporan harus sudah siap dan dikirimkan kepada yang berwenang, terkait
dengan sistematika laporan seperti terurai di bawah ini.
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Dasar Hukum Penyelenggaraan Pelatihan
10
2. Kegiatan Pelatihan
3. Pembiayaan
4. Kurikulum (Materi pelatihan dan alokasi waktunya, pendekatan pelatihan,
serta metode dan media pembelajaran)
IV. Permasalahan
VI. Penutup
11
Minggu Ke
VII
NO KEGIATAN I II III IV V VI
DST
1 2 3 4 5 6 7 8 9
PERSIAPAN
1. Perencanaan Kegiatan
2. Menghubungi pihak yang
berwenang
3. Menyiapkan SK
Penyelenggaraan
4. Penyiapan tempat, bahan, alat
I
dan perlengkapan pelatihan
5. Pengiriman panggilan kepada
peserta
6. Menghubungi Fasilitator
7. Rapat-rapat panitia
8. Rapat-rapat panitia dengan
tim fasilitator
9. Pengecekan persiapan
pelatihan
PELAKSANAAN PELATIHAN
1. Upacara Pembukaan
2. Dinamika Kelompok
II
3. Kegiatan Pelatihan
4. RTL, Pembulatan dan
Evaluasi Pelatihan
5. Upacara Penutupan
12
>
Penjadwalan pelaksanaan pelatihan meliputi pengaturan waktu pelatihan, arus proses pem-
belajaran dan jadwal pelajaran, sebagai berikut. :
1. Pengaturan Waktu
HARI HARI
No KECUALI HARI KEGIATAN HARI JUM`AT
JUMAT
Kegiatan pelatihan
9 16.00 - 16.45 16.00 - 16.45
(Kegiatan di atas jika diasramakan)
Arus proses pembelajaran menggambarkan alur jalannya kegiatan pentaloka mulai dari
upacara pembukaan pelatihan, dinamika kelompok, penyajian-penyajian materi, penyusunan
rencana tindak lanjut pelatihan, pembulatan dan evaluasi belajar, sampai dengan upacara
penutupan pelatihan. Alur proses pelatihan digambarkan dalam bagan arus di halaman berikut.
13
JAM PELATIHAN JUMLAH
(1 JAM PELAJARAN = 45 MENIT) JAM PEL.
1 JP 2 JP 16 JP 3 JP 2 JP 1 JP 25 JP
1 2 1 1 1 1 s.d 13
1 2 3
7
Keterangan :
No 1 : Upacara Pembukaan8
No 2 : Kontrak Belajar
No 3 10 : Penyajian Materi Pelatihan (PB 3 s.d PB 10)
No 11 : Simulasi Pelaksanaan Kegiatan Lima Meja
9
No 12 : Penyusunan Rencana Tindak Lanjut Pelatihan dan Evaluasi Pelatihan
No 13 : Upacara Penutupan
1
0
14
JAM
HARI
PELATIHAN
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis
Keterangan :
PPA = Pendaftaran Peserta PB 1 -11 = Penyajian-penyajian PB 1
(dan pengaturan akomodasi) sampai dengan PB 9
PPP = Penjelasan-penjelasan Panitia IMT = Istirahat minum teh / snack
SKJ = Senam Kesegaran Jasmani IMS = Istirahat makan siang
PDMP = Persiapan Diri & makan pagi MM = Istirahat makan malam
PUPB = Persiapan Upacara Pembukaan PUPT = Persiapan Upacara Penutupan
UPB = Upacara Pembukaan UPT = Upacara Penutupan
PKTA = Peserta kembali ke Tempat asal
15
, s.d 20
1 2 3 4 5
16
A. PEMBERIAN SURAT TANDA MENGIKUTI PELATIHAN (STMP)
Kepada peserta yang mengikuti kegiatan Pelatihan Kader Posyandu hingga selesai, akan
diberikan SuratTanda Mengikuti Pelatihan (STMP).
B. PENANDATANGAN STMP
1. Halaman Depan
Halaman depan / halaman pertama STMP ditandatangani oleh Ketua TP-PKK setempat,
bersama instansi penyelenggara.
2. Halaman Belakang
Halaman belakang / halaman kedua, yang berisi Daftar Mata Pelatihan / Pokok Bahasan
dan alokasi jam pelatihan, tidak perlu ditanda tangani, dengan catatan apabila halaman
depan dan belakang hanya terdiri atas 1 lembar kertas.
C. KETENTUAN STMP
1. Jenis dan Warna Kertas
Untuk mencetak STMP digunakan kertas tebal "buffalo" atau sejenisnya berwarna putih.
2. Ukuran STMP
Panjang : 32 cm.
Lebar : 23 cm.
17
5. Contoh STMP :
Halaman Depan
Lambang Lambang
instansi TP PKK
penyelenggar
a
Nama :
Alamat :
Pekerjaan :
__________________ _____________________
Halaman Sebaliknya
18
VIII. WAKTU DAN TEMPAT PELATIHAN
A. WAKTU PELATIHAN
Lama Pelatihan Kader Posyandu selama 3 hari efektif, dengan jumlah jam = 25 jam pelatihan (1
jam pelatihan = 45 menit). Dalam jumlah ini termasuk 90 menit untuk Upacara Pembukaan dan
Penutupan. Penjelasan-penjelasan Panitia supaya diusahakan sebelum pembukaan atau pada
waktu-waktu luang, sehingga tidak menyita waktu 25 jam pelatihan tersebut.
B. TEMPAT PELATIHAN
Dalam hal penggunaan tempat lain, di luar gedung DIKLAT dimaksud, agar mempertimbangkan
fasilitas ruang belajar, akomodasi / asrama dan fasilitas belajar lainnya yang memenuhi syarat
untuk pelatihan yang partisipatif.
IX. PEMBIAYAAN
Sumber biaya Pelatihan Kader Posyandu dapat berasal dari APBN dan atau APBD Provinsi dan
atau APBD Kabupaten / Kota, dan atau bantuan dari Lembaga Donor, baik dari dalam maupun
luar negeri yang tidak mengikat.
Setelah Pelatihan Kader Posyandu berakhir, diperlukan usaha-usaha tindak lanjut, berupa
pendayagunaan alumni pelatihan dan pembinaannya, sebagai berikut :
A. PENDAYAAN GUNAAN
Alumni Pelatihan Kader Posyandu agar didayagunakan sesegera mungkin secara penuh dan
merata, serta melibatkan berbagai pihak yang terkait dengan kegiatan Posyandu baik vertikal
maupun horizontal. Mereka agar segera dilibatkan dalam kegiatan secara terkoordinasi dan
terintegrasi.
19
B. PEMBINAAN
Pembinaan pasca Pelatihan Kader Posyandu perlu dilakukan secara terus-menerus, sampai
dicapai suatu kondisi di mana para Kader Posyandu sudah benar-benar dapat melaksanakan
pengelolaan dan pelayanan masyarakat dalam Posyandu sesuai dengan yang sudah
ditetapkan dan mekanisme kegiatannya terkoordinasi dan terintegrasi.
Setiap proses kegiatan pelayanan dalam Posyandu sebaiknya dilakukan monitoring, dimana
hasilnya dapat dipergunakan untuk :
1. meluruskan proses pelayanan yang sesuai dengan prosedur.
2. mengatasi permasalahan yang ada serta pemecahannya.
3. sebagai bahan evaluasi kinerja Posyandu
4. sebagai bahan umpan balik secara berjenjang
20
XI. LAIN-LAIN
B. EVALUASI
Atas setiap penyajian materi dan proses penyelenggaraan pelatihan dilakukan evaluasi.
Evaluasi yang dilakukan dalam pelatihan ini adalah :
1. Evaluasi Belajar
Evaluasi ini dilakukan fasilitator penyaji Pokok Bahasan yang bersangkutan untuk mengukur
tingkat penyerapan peserta atas materi yang diterimanya atau untuk mengetahui tingkat
pencapaian tujuan instruksional/ pembelajarannya. Evaluasi ini dilakukan melalui test
tertulis atau lisan pada akhir penyajian mata pelatihan, atau melalui pengamatan selama
proses penyajian terhadap kegiatan peserta beserta hasilnya, seperti diskusi kelompok /
pleno, kerja perorangan / kelompok, simulasi, bermain peran, dll.
Pada Pelatihan Kader Posyandu ini dilakukan evaluasi mandiri, menggunakan format
evaluasi yang ada pada masing-masing Pokok Bahasan.
2. Evaluasi reaksi
Evaluasi ini dilakukan pada akhir pelatihan, merupakan bagian dari Pokok Bahasan
terakhir dari setiap pelatihan: Pembulatan dan Evaluasi Pelatihan, menggunakan format
evaluasi yang ada pada mata pelatihan tersebut.
Format Evaluasi Penyelenggaraan Pelatihan Kader Posyandu ada pada Pokok Bahasan
9 : Pembulatan dan Evaluasi Pelatihan.
21
C. PERTIMBANGAN DALAM PENGELOMPOKAN PESERTA
Demikian pula perlu mempertimbangkan waktu yang tersedia, apabila waktu tersedia cukup
banyak, dapat membagi peserta ke dalam jumlah kelompok yang lebih banyak, sehingga
jumlah anggota dalam masing-masing kelompok semakin kecil / sedikit. Ini berarti lebih
banyak peserta dapat berpartisipasi dalam diskusi atau kerja kelompok.
Jumlah ideal dalam pembagian kelompok untuk diskusi/ kerja kelompok antara 3-6 orang.
Secara berkala, setiap hari setelah selesai pelatihan atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan,
selalu diadakan rapat-rapat, seperti:
1. Rapat Tim Pelatih / Fasilitator, yang dipimpin oleh Koordinator Fasilitator, dan atau.
2. Rapat Tim Fasilitator dengan Panitia Penyelenggara, yang dipimpin oleh Koordinator Tim
Fasilitator atau Ketua Panitia Penyelenggara.
E. TATA TERTIB
XII. PENUTUP
Penerapan Pedoman Penyelenggaraan ini agar disesuaikan dengan kondisi lokasi dimana
pelatihan ini diselenggarakan.
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam pedoman ini agar diatur kemudian sesuai kebutuhan
setempat.
22
TATA TERTIB
b. Para peserta memilih pengurus kelas, dalam sesi Kontrak Belajar, sebagai penghubung
dengan panitia penyelenggara atau pelatih/fasilitator.
c. Setiap pembagian diktat dan lain-lain, para peserta diminta menandatangani tanda
terima yang disediakan.
a. Para peserta harus sudah siap di ruang kelas, lima menit sebelum penyajian materi
dimulai.
b. Setiap ada kegiatan baik di dalam maupun di luar kelas, para peserta harus memakai
tanda peserta.
c. Para peserta diwajibkan mengikuti seluruh kegiatan yang telah diprogramkan. Setiap
meninggalkan asrama, dengan terlebih dahulu mendapat ijin dari Penanggung Jawab
Pelatihan pada saat itu
d. Para peserta diwajibkan mengisi daftar hadir yang telah disediakan setiap sesi.
e. Bagi para peserta yang tidak mengikuti pendidikan dan pelatihan 2 (dua) hari
berturut-turut, yang bersangkutan dinyatakan gugur sebagai peserta Pendidikan dan
dikembalikan kepada Instansi asal.
f. Peserta diwajibkan menempati meja / kursi yang telah ditetapkan oleh penyelenggara,
sesuai perubahan penataan setiap saat diperlukan.
3. KESEHATAN
4. IBADAH
a. Bagi yang beragama Islam, di kompleks DIKLAT terdapat Mushola yang dapat dapat
dipergunakan untuk sholat baik perorangan maupun berjamaah.
b. Bagi yang beragama Kristen atau Hindu, dapat melakukan ibadahnya di Gereja atau
Pura terdekat.
23
5. KEAMANAN DAN KEBERSIHAN ASRAMA
b. Di asrama ditunjuk petugas khusus yang bertanggung jawab terhadap keamanan serta
kebersihan kamar peserta.
6. LAIN - LAIN
b. Di luar jam kegiatan Pelatihan peserta diperbolehkan menerima tamu di ruangan yang
disediakan.
c. Program khusus dari, oleh dan untuk peserta, dapat dikoordinasikan oleh
Pengurus Kelas dengan Panitia Penyelenggara dan dapat dilaksanakan dengan
memperhatikan keluangan waktu, terutama di sore hari setelah kegiatan Pelatihan.
Catatan :
1. Apabila peserta tidak di asramakan, butir-butir yang berkaitan dengan asrama agar
dihapus.
2. Apabila dikehendaki Tata Tertib ini dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada.
24
MONITORING PERSIAPAN PELATIHAN KADER POSYANDU
Tingkat Penyelesaian
No Aspek Yang Di Monitor Keterangan
0% 25 % 50 % 75 % 100 %
1 Perencanaan Kegiatan
Menghubungi pihak-pihak
2
yang berwenang
Menyiapkan SK
3 Penyelenggaraan, termasuk
lampiran Jadwal Pelatihan
Pengiriman persyaratan
7
peserta
Pengecekan ketepatan
8 peserta dengan persyaratan
yang diharuskan
Penyiapan Surat Panggilan
9
Peserta
Menghubungi Pelatih /
11
Fasilitator
12 Rapat-rapat Panitia
25
MONITORING PROSES PEMBELAJARAN PELATIHAN KADER POSYANDU
TERHADAP : <PESERTA>
Tingkat Penyelesaian
No Aspek Yang Di Monitor Keterangan
KS K C B BS
1 Kerajinan
2 Kedisiplinan
3 Partisipasi
4 Prestasi Belajar
Hubungan dengan
6
Fasilitator
Pemonitor :
Keterangan :
1. Isi dengan tanda cek ( )
2. KS = Kurang Sekali
K = Kurang
C = Cukup
B = Baik
BS = Baik Sekali
26
MONITORING PROSES PEMBELAJARAN PELATIHAN KADER POSYANDU
TERHADAP : <PELATIH / FASILITATOR>
Tingkat Penyelesaian
No Aspek Yang Di Monitor Keterangan
KS K C B BS
1 Kerajinan
2 Kedisiplinan
3 Sikap / etika
Hubungan sesama
6
Fasilitator
Pemonitor :
Keterangan :
1. Isi dengan tanda cek ( )
2. KS = Kurang Sekali
K = Kurang
C = Cukup
B = Baik
BS = Baik Sekali
27
PANDUAN PENYELENGGARAAN
TAHAP PERSIAPAN
Pada hari pelatihan, persiapan yang perlu dilakukan Tim Pelatih adalah mengatur ruangan.
Pengaturan ruangan yang tepat untuk mendorong proses partisipasi para peserta adalah
bentuk setengah lingkaran atau huruf "U". Sebaiknya disediakan kursi yang memiliki meja
lengan sehingga tidak perlu meja lagi. Meja akan memenuhi ruangan dan menghalangi
ruang gerak peserta sehingga membatasi proses partisipasi.
28
Pemeriksaan bahan-bahan pelatihan, media
belajar yang perlu difotokopi pada modul
pelatihan, dan alat-alat yang disiapkan panitia.
TAHAP PELAKSANAAN
Pelatihan Partisipatif akan berjalan baik jika dilakukan dengan kerjasama tim. Pelatih utama
memiliki peran memimpin proses belajar pada setiap Pokok Bahasan (PB) dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
Sesaat sebelum dimulai, pelatih utama mengumpulkan semua media belajar dan bahan
yang akan diperlukan selama memandu Pokok Bahasan yang bersangkutan
Menyampaikan Judul, Tujuan dan Waktu yang di perlukan pada setiap Pokok Bahasan (PB)
dengan mengacu pada modul pelatihan.
Memandu kegiatan belajar mengikuti langkah-langkah pada setiap Pokok Bahasan (PB)
sesuai dengan Modul Pelatihan.
29
Peran Pelatih Pendamping
Sementara satu orang menjadi pelatih utama yang memimpin kegiatan belajar, anggota Tim
Pelatih lainnya sebaiknya membaur dengan para peserta pelatihan. Beberapa peran Pelatih
Pendamping adalah :
Membantu Pelatih Utama yang sedang bertugas apabila diperlukan, misalnya memancing
pertanyaan kepada peserta agar lebih aktif berbicara dan mengemukakan pendapatnya
Ikut berdiskusi dengan peserta lainnya agar suasana membaur dan akrab, peserta lebih
aktif
Mendampingi kegiatan kelompok kecil, satu pelatih perkelompok jika diperlukan.
30
Gambar A Gambar B
Gambar A : Pada diskusi pleno atau curah pendapat, pelatih utama sebaiknya mencatat
pendapat peserta pelatihan di atas kertas besar (plano) selama memandu Pokok Bahasan.
Catatlah pendapat yang telah disepakati oleh forum. Jika pelatih utama mengalami kesulitan
dalam menuliskan pendapat, dapat meminta bantuan pelatih pendamping sebagai pencatat.
Gambar B : Pada akhir setiap Pokok bahasan, Pelatih utama menyampaikan masukan dengan
mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK) hanya pada hal-hal yang belum di bahas atau
belum disampaikan pada langkah-langkah sebelumnya.
Gambar A Gambar B
Gambar A : Pelatih utama menggugah agar seluruh peserta pelatihan aktif berbicara dan
mengemukakan pendapat pada diskusi pleno. Jika banyak sukarelawati untuk permainan,
minta peserta yang diam untuk bermain. Dalam diskusi kelompok, untuk menyajikan hasilnya,
pilih seorang peserta pelatihan yang belum mendapat kesempatan untuk maju menyajikannya.
Gambar B : Pelatih pendamping duduk dengan peserta dan membantu pelatih utama jika
diperlukan. Dalam permainan, tim pelatih berbaur dengan peserta lain supaya mengembangkan
keakraban.
31
CARA MELIBATKAN PESERTA
Proses diskusi partisipatif pada awalnya sering mendapat kesulitan, karena metode belajar ini
masih relatif baru. Meskipun demikian, proses ini akan berjalan lancar apabila pelatih dengan
sabar melakukan usaha meningkatkan partisipasi peserta pelatihan.
Berikut ini adalah beberapa cara untuk melibatkan peserta pelatihan dalam proses diskusi :
Pelatih mengajukan pertanyaan APA terlebih dahulu sehingga peserta bisa menceritakan
pengalamannya,serta KAPAN hal itu terjadi ?
Pelatih kemudian menanyakan kepada beberapa peserta lain, apakah mereka juga
menemukan kejadian yang serupa ?
Pelatih kemudian menanyakan Mengapa hal tersebut terjadi ? (Apa sebabnya hal tersebut
terjadi ?)
Kembali pelatih meminta tanggapan kepada beberapa peserta lainnya, apakah mereka
setuju pendapat peserta tersebut tentang penyebab suatu keadaan ?
32
B. TEKNIK MEMANDU
Semua Pokok Bahasan (PB) memiliki langkah-langkah umum pelaksanaan kegiatan belajar.
Dalam memandu langkah-langkah pembahasan setiap Pokok Bahasan (PB), beberapa
kegiatan penting yang perlu dilakukan pelatih untuk memperlancar proses pelatihan, yaitu :
Setiap kali ada tugas kelompok, tuliskan tugas-tugas tersebut di atas papan tulis atau kertas
besar (plano). Tuliskan dengan huruf besar supaya terbaca dari jauh. Berikan penjelasan
seperlunya agar tugas kelompok dapat dipahami oleh peserta pelatihan.
Bagilah peserta pelatihan dalam kelompok kecil secara acak, agar peserta pelatihan bisa
berbaur. Misalnya dengan meminta peserta untuk menghitung diri (yaitu, kalau ingin 4
kelompok, masing-masing peserta akan menghitung "1","2","3","4", "1","2","3","4",secara
berurutan sampai semua punya nomor) dan kelompok dibuat berdasarkan nomor peserta
masing-masing. Nomor 1 menjadi kelompok I, nomor 2 menjadi kelompok II, dan
seterusnya.
33
TIPS UNTUK KERJASAMA TIM PELATIH
Selama melibatkan diri dalam diskusi, perhatikan cara pelatih utama membawakan materi
Pokok Bahasan (PB) dan hindari perdebatan dengan sesama pelatih.
Tunjukkan bagaimana cara berbeda pendapat yang baik, meskipun perbedaan pendapat
itu terjadi sesama pelatih, tetapi hindari perbedaan pendapat yang menjatuhkan pelatih
lainnya
Amati peserta-peserta yang pasif dan bantulah pelatih utama untuk membangkitkan
partisipasi peserta pelatihan ini dengan cara mendorong agar mereka berani
mengemukakan pendapat
Ciptakan suasana tim kerja yang positif dan saling membantu sepenuhnya selama proses 5
hari pelatihan. Pelatih sebaiknya tidak pernah keluar masuk ruangan seperti juga peserta
lainnya.
Apakah Pelatih masih dominan dibandingkan peserta ? Bagaimana caranya agar peserta
semakin aktif dan peran pelatih semakin sedikit ?
34
TAHAP SESUDAH PELAKSANAAN
Pada hari terakhir pelatihan, sesudah seluruh kegiatan selesai, Tim Pelatih mengumpulkan
semua dokumen hasil pelatihan yang terdapat pada kertas besar (plano) dan catatan yang di
buat selama pelatihan berlangsung. Tim pelatih kemudian membahas rencana penulisan
laporan yang merupakan tugas panitia.
Sekalipun merupakan diskusi yang partisipatif, namun pelatih juga ingat bahwa setiap pokok
bahasan dibatasi waktu.
Mintalah peserta yang sudah banyak pendapat untuk memberi kesempatan pada peserta
lain yang belum berpendapat
Mintalah peserta untuk berbicara fokus kepada hal yang dibahas agar tidak bertele-tele
35
C. SIKAP PELATIH YANG BAIK
Bersikap sabar : Jika kurang sabar melihat proses pelatihan yang kurang lancar lalu
mengambil alih proses itu, berarti kita telah mengambil alih kesempatan belajar peserta
pelatihan. Biasanya pada pelatihan yang partisipatif, proses akan sulit pada tahap-tahap awal
karena suasana belum cukup cair. Tetapi proses selanjutnya akan sangat hidup apabila pelatih
terus bersabar dalam mendorong proses partisipasi peserta pelatihan.
Mendengarkan dan tidak Mendominasi : Karena pengalaman dari peserta yang paling
penting dalam pembelajaran, pelatih perlu lebih banyak menjadi pemerhati dan pendengar
selama proses pelatihan. Pelatih perlu percaya bahwa bagaimana cara mengelola Posyandu
dengan baik tidak mungkin berasal dari dirinya.melainkan berasal dari proses tukar menukar
pengalaman kader sendiri sehingga mereka bisa mempelajari bagaimana melakukan kegiatan
Posyandu secara lebih baik.
Menghargai dan rendah hati : Cara menghargai peserta pelatihan adalah dengan menunjukan
minat yang sungguh-sungguh pada pengetahuan dan pengalaman mereka. Kita sebagai orang
luar sering menganggap kemampuan kader posyandu serba ketinggalan, sehingga sikap
rendah hati perlu kita sadari.
36
Bersikap sederajat dan akrab : Hubungan dengan kader sebaikya dilakukan dengan cara
informal, akrab, dan santai, sehingga suasana kesederajatan bisa tercipta. Peserta akan dapat
belajar lebih banyak kalau mereka merasa akrab dengan Tim Pelatih. Sebaiknya kita
menghindari adanya "jarak" atau "perbedaan" antara Tim Pelatih dan kader Posyandu.
Misalnya, Tim Pelatih bisa mencoba memakai baju yang sama dengan kader Posyandu dan
melepaskan baju seragam yang terlalu formal.
Tidak menggurui : Proses belajar berlangsung sama dengan orang dewasa. Orang dewasa
memiliki pengalaman dan pendirian, karena itu pelatihan tidak akan berhasil apabila pelatih
bersikap sebagai guru yang serba tahu. Sebaiknya kita belajar dengan saling berbagi
pengalaman, agar diperoleh satu pemahaman yang kaya.
Tidak memihak, menilai, dan mengkritik : Mungkin dalam pelatihan, perbedaan pendapat
bisa muncul diantara peserta. Pelatih tidak boleh menilai dan mengkritik semua pendapat, juga
tidak boleh bersikap memihak. Secara netral pelatih harus berusaha memandu komunikasi
antara pihak-pihak yang berbeda pendapat untuk mencari kesepakatan dan jalan keluarnya.
37
1
Pokok
PERKENALAN DAN PEMBAHASAN JADWAL
Bahasan
Waktu 90 menit
Kartu metaplam adalah guntingan karton manila berwarna dengan ukuran sekitar
11 x 20 cm. manfaatnya untuk menuliskan berbagai pendapat peserta pada
kertas dinding
Kartu-kartu ini akan ditempelkan diatas papan tulis atau kertas dinding (plano)
sehingga semua peserta bisa melihat dan membacanya. Karena itu peserta
dianjurkan untuk menulis dengan ukuran besar dan huruf kapital
38
LANGKAH LANGKAH
Pengantar (3 menit)
3. pelatih menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan dan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan pokok bahasan 1 diatas papan tulis.
4. Pelatih mengajak Panitia dan Pelatih lainnya untuk ikut terlibat dalam proses perkenalan ini.
5. Pelatih meminta semua peserta, panita dan pelatih lainnya untuk berdiri membentuk
lingkaran dan melaksanakan proses perkenalan
6. Pelatih menugaskan peserta untuk mengingat semua nama peserta lainnya karena setelah
perkenalan, akan diadakan permainan untuk mengingat nama peserta lain.
7. Semua peserta memperkenalkan diri dengan cara sebagai berikut :
Nama saya ., tugas saya di Posyandu adalah melaksanakan .. (Peserta
menyebutkan satu tugasnya di Posyandu, misalnya : Pendaftaran, menimbang bayi / balita,
mencatat / mengisi KMS, memberi penyuluhan, dsb. Sedangkan panitia dan pelatih
menyebutkan pekerjaan di lembaganya masing-masing).
8. Pelatih melempar bola kertas (kertas yang diremas berbentuk bola) kepada seseorang yang
harus menangkap bola tersebut, sambil menyebutkan nama peserta tersebut dan tugas
yang biasanya dilakukannya di Posyandu.
9. Demikian seterusnya sampai semua pesera mendapatkan lemparan bola.
10. Apabila terdapat peserta yang tidak bisa menyebutkan nama dan tugas peserta lain dengan
benar, maka peserta itu mendapat hukuman sesuai kesepakatan bersama.
11. Apabila terdapat peserta yang tidak bisa menyebutkan nama dan tugas peserta lain dengan
benar, maka peserta itu mendapat hukuman sesuai dengan kesepakatan bersama.
12. Pelatih kemudian menjelaskan manfaat permainan perkenalan ini dengan mengacu pada
Lembar Informasi Kunci (LIK)
13. Pelatih memberikan kartu metaplan kepada masing-masing peserta dan meminta mereka
menuliskan harapannya mengikuti pelatihan ini yang berhubungan dengan tugas-tugas
mereka di Posyandu.
14. Apabila perlu, pelatih bisa memberikan beberapa contoh harapan, antara lain :
Saya ingin mengetahui lebih banyak mengenai materi tentang gizi.
Saya ingin terampil mengisi KMS.
Saya ingin sedikit ceramah tapi lebih banyak praktek.
Saya ingin berbagi pengalaman dengan peserta lain.
15. Peserta menuliskan harapannya diatas kartu (1 kartu hanya untuk 1 harapan, ditulis dengan
huruf cetak dan ukuran besar agar bisa dibaca dari jarak yang agak jauh)
16. Pelatih menempelkan semua kartu harapan peserta diatas kertas dinding.
17. Pelatih membacakan dan menyimpulkan garis besar harapan peserta dalam mengikuti
pelatihan.
18. Pelatih membacakan dan menjelaskan tujuan pelatihan (LB.1.1.) serta jadwal pelatihan
(LB.1.2.) yang telah dipersiapkan sebelumnya diatas kertas dinding (plano).
19. Pelatih mengemukakan pertanyaan sebagai berikut :
39
BAHAN DISKUSI
20. Pelatih kemudian menjelaskan maksud pembahasan tujuan, jadwal, dikaitkan dengan
ungkapan peserta, dengan mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK)
21. Pelatih untuk meminta peserta memilih ketua kelas dan sekretaris secara musyawarah.
Juga memilih Petugas Penjaga waktu untuk mengingatkan pelatih dan semua peserta
tentang disiplin waktu (bertugas per hari).
22. Pelatih menjelaskan manfaat pembentukan pengurus kelas, dan tugas mereka dengan
mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK).
Penutup (5 menit)
23. Pelatih mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada peserta untuk mengevaluasi
apakah proses dan isi bisa dipahami mereka.
PERTANYAAN KUNCI
24. Apabila masih terdapat hal yang perlu dijelaskan, Pelatih memberi masukan dengan
mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK)
25. Pelatih merangkum dan menutup hasil diskusi.
40
TUJUAN PELATIHAN
41
JADWAL PELATIHAN
42
A. MANFAAT PERKENALAN
Dengan adanya perkenalan antara peserta, pelatih dan panitia, akan menumbuhkan
suasana kekraban, kompak dan saling menghargai, yang dapat menunjang
keberhasilan proses pelatihan.
Dalam perkenalan, dilaksanakan permainan mengingat nama peserta lain (permainan
melempar bola) untuk menghilangkan suasana pelatihan yang formal dan kaku,
sehingga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Pelatihan ini dilaksanakan dengan cara-cara partisipatif, sehingga perlu diciptakan
suasana santai tapi serius agar peserta tidak merasa segan untuk terlibat dalam proses
belajar selama pelatihan.
Dengan mengungkapkan harapan-harapan, peserta bisa menilai hal-hal apa saja yang
bisa atau tidak bisa tercapai dalam pelatihan ini.
Sebuah pelatihan tidak mungkin memenuhi semua harapan peserta, karena itu kader
perlu belajar terus menerus meskipun telah mengikuti pelatihan ini.
Dengan membahas tujuan pelatihan, peserta bisa memahami apa yang perlu dicapai
bersama-sama dalam pelatihan ini. Selain itu, peserta juga bisa menyumbangkan
pengalamannya sehingga tujuan pelatihan dapat tercapai.
Sedangkan dengan membahas jadwal pelatihan, peserta bisa memahami seluruh proses
pelatihan. Selain itu peserta juga bisa menyepakati jadwal pelatihan (kesepakatan jam mulai
selesainya kegiatan pelatihan setiap hari).
Dengan adanya pengurus kelas, proses pelatihan diharapkan akan berjalan lebih lancar.
Selain itu, peserta dapat berperan aktif untuk mencapai tujuan pelatihan.
Tugas-tugas pengurus kelas yaitu :
Ketua kelas, bertugas untuk menjaga ketertiban dan kelancaran proses dikelas,
bertanggung jawab mengenai absensi dan pembagian tugas pengurus kelas.
Sekretaris, bertugas untuk membantu ketua kelas dalam hal pengisian absensi
peserta setiap harinya.
Penjaga waktu, bertugas untuk memantau penggunaan waktu, apakan sesuai
dengan jadwal yang disepakati. Kalau perlu, petugas penjaga waktu dapat
mengingatkan pelatihan dan peserta apabila penggunaan waktu telah melebihi
jadwal atau tidak disiplin.
43
2
Pokok TUGAS-TUGAS KADER POSYANDU
Bahasan
Waktu 60 menit
LANGKAH - LANGKAH
44
Pengantar ( 5 menit )
1. Pelatih menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan dan waktu yang diperlukan untuk
membahas pokok Bahasan -2 di atas papan tulis atau kertas dinding.
2. Pelatih menjelaskan apa yang disebut dengan kegiatan sebelum hari buka Posyandu (H-
pada hari buka Posyandu (H) dan sesudah hari buka Posyandu (H+), dengan mengacu
pada lembar Informasi Kunci (LIK) halaman 51 Bagian A.
TUGAS KELOMPOK :
PLENO ( 20 Menit )
LANGKAH - LANGKAH
45
Penutup (5 menit)
15. Pelatih mengajukan beberapa pertanyaan kunci untuk mengevaluasi apakah proses belajar
bisa dipahami mereka.
PERTANYAAN KUNCI
Sebutkan tugas-tugas kader sebelum hari buka Posyandu, pada hari buka Posyandu dan
setelah hari buka Posyandu!
Kegiatan-kegiatan apa yang harus diselenggarakan kader dalam rangka melaksanakan
Paket Pelayanan Minimal Posyandu?
16. Apabila masih ada hal yang perlu dijelaskan, pelatih memberikan masukan dengan
mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK).
17. Pelatih merangkum dan menutup hasil diskusi.
46
47
48
49
50
LEMBAR INFORMASI KUNCI (LIK)
A. PENGERTIAN
B. TUGAS-TUGAS KADER
Tugas-tugas kader Posyandu pada H - atau saat persiapan hari buka Posyandu, meliputi :
Menyiapkan alat dan bahan, yaitu : alat penimbangan bayi dan balita, Kartu Menuju
Sehat (KMS), alat peraga, alat pengukur LILA, obat-obatan yang dibutuhkan (tablet besi,
vitamin A, Oralit, dan lain-lain sesuai kebutuhan), bahan/materi penyuluhan dan lain-lain
Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberitahu ibu-ibu untuk datang
ke Posyandu, serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa membantu memotivasi
masyarakat untuk datang ke Posyandu
Menghubungi Pokja Posyandu, yaitu menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor
desa / kelurahan dan meminta mereka untuk memastikan apakah petugas sektor bisa
hadir pada hari buka Posyandu
Melaksanakan pembagian tugas, yaitu menentukan pembagian tugas diantara kader
Posyandu baik untuk persiapan maupun pelaksanaan kegiatan
Tugas-tugas kader pada hari buka Posyandu disebut juga dengan tugas pelayanan 5 langkah
kegiatan meliputi :
Kegiatan 1, tugas-tugas kader sebagai berikut :
Mendaftar bayi / Balita, yaitu menuliskan nama bayi / Balita pada KMS dan secarik
kertas yang diselipkan pada KMS
Mendaftar ibu hamil, yaitu menuliskan nama ibu hamil pada Formulir atau Register Ibu
Hamil
51
Kegiatan 4, tugas-tugas kader sebagai berikut :
Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data kenaikan berat badan
yang digambarkan grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan.
Memberikan nasehat kepada setiap ibu dengan mengacu pada data KMS anaknya atau
dari hasil pengamatan mengenai masalah yang dialami sasaran
Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan, untuk balita, ibu hamil dan
menyusui berikut ini :
Balita : apabila berat badannya dibawah garis merah (BGM) pada KMS, 2 kali
berturut-turut berat badannya tidak naik, kelihatan sakit (lesu-kurus, busung lapar,
diare, rabun mata dan sebagainya)
Ibu hamil atau menyusui : apabila keadaannya kurus, pucat, bengkak kaki, pusing
terus menerus, pendarahan, sesak napas, gondokan dan sebagainya
Orang sakit
Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader Posyandu, misalnya
pemberian tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, Oralit, dan lain sebagainya.
Paket Pelayanan Minimal Posyandu adalah kegiatan-kegiatan dasar yang merupakan tugas
utama kader untuk dilaksanakan di Posyandu. Artinya kegiatan ini harus dilaksanakan oleh
setiap Posyandu di Indonesia. Program yang termasuk dalam paket pelayanan minimal
adalah :
52
Bayi dan Balita :
1. Penimbangan bulanan dan penyuluhan gizi dan kesehatan
2. Pemberian paket pertolongan gizi: Pemberian vitamin A, pemberian paket Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI), Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
3. Imunisasi lengkap dan pemantauan kasus lumpuh layuh
4. Identifikasi gangguan/penyakit, pengobatan sederhana dan rujukan, terutama untuk
diare, radang paru-paru (Pnemonia)
Ibu Hamil:
1. Pemeriksaan Kehamilan
2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi Ibu kurang gizi atau Kurang Energi Kronis
(KEK)
3. Pemberian tablet tambahan darah (tablet besi)
4. Penyuluhan tentang gizi dan kesehatan ibu
Ibu Nifas/Menyusui
1. Pemberian kapsul vitamin A
2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
3. Pelayanan nifas bagi ibu dan bayinya dan pemberian tablet tambah darah
4. Pelayanan KB
5. KIE / Penyuluhan tentang makanan selama menyusui, ASI Eksklusif, perawatan nifas
dan perawatan bayi baru lahir, pengenalan tanda bahaya dan KB.
Sedangkan kegiatan pilihan Posyandu merupakan kegiatan di luar kegiatan dasar yang
disesuaikan dengan masalah / kebutuhan yang dirasakan masyarakat di wilayah layanan
Posyandu masing-masing. Artinya, kegiatan ini tidak wajib dilaksanakan oleh setiap
Posyandu karena tergantung pada kebutuhan masing-masing, misalnya :
Program samijaga dan perbaikan lingkungan pemukiman
Perkembangan anak, termasuk kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB, PAUD)
Penanggulangan penyakit endemis setempat, misalnya gondok, Demam Berdarah
Dengue (DBD), malaria dan lain-lain.
Usaha kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)
Dan lain-lain.
53
3
Pokok
PELAKSANAAN 5 LANGKAH KEGIATAN POSYANDU
Bahasan
Waktu 60 menit
54
LANGKAH-LANGKAH (PROSES)
Pengantar (5 menit)
1. Pelatih menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan dan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan Pokok Bahasan 3 diatas papan tulis atau kertas dinding.
2. Pelatih mengajak peserta untuk mendiskusikan pengertian 5 kegiatan
3. Pelatih memberikan masukan dengan mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK)
halaman 58 bagian A
12. Setelah simulasi pelatih meminta pengamat untuk menyampaikan apakah langkah-langkah
kegiatan 1 s.d 5 dapat berjalan baik atau masih terdapat kekeliruan
13. Pelatih mengajak peserta mendiskusikan hasil simulasi tersebut dengan membahas satu
persatu pertanyaan berikut ini :
Diskusi Pleno
Didalam simulasi, apakah cara kader menghadapi peserta posyandu yang bermacam-
macam keadaannya sudah sesuai dengan tugas masing-masing ?
Bagaimana langkah-langkah kegiatan 1 s.d 5 yang benar ?
Di lapangan, proses di meja berapa yang paling sulit dilaksanakan ? Mengapa ?
Bagaimana cara mengatasi kesulitan tersebut ?
14. Pelatih membagikan LB.3.2. kepada semua peserta dan memberikan masukan dengan
mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK) halaman 58 dan 59 bagian B dan C
PENUTUP (5 menit)
15. Pelatih memberikan kesempatan kepada peserta untuk meminta oenjelasan mengenai hal-
hal yang belum dimengerti
16. Pelatih merangkum dan menutup hasil diskusi
55
LB.3.1 LEMBAR TUGAS SIMULASI
PEMERAN
Pemeran-1 : Kader yang bertugas di kegiatan ke-1 (Pendaftaran)
Pemeran-2 : Kader yang bertugas di kegiatan ke-2 (Penimbangan)
Pemeran-3 : Kader yang bertugas di kegiatan ke-3 (Pencatatan)
Pemeran-4 : Kader yang bertugas di kegiatan ke-4 (Penyuluhan)
Pemeran-5 : Kader yang bertugas di kegiatan ke-5
Pemeran-6 : Ibu / Bapak yang membawa balita usia 2 tahun yang keadaannya sangat
kurus
Pemeran-7 : Ibu hamil dengan balita usia 1 tahun yang sedang Diare
Pemeran-8 : Ibu menyusui dengan bayi usia 8 bulan dan belum diimunisasi
Pemeran-9 : Ibu / Bapak yang membawa balita usia 15 bulan yang belum mendapat
imunisasi lengkap
Pemeran-10 : ibu hamil yang usianya lebih dari 37 tahun dan kedua kakinya bengkak
Pemeran-11 : Ibu / Bapak yang sakit perut hebat sekali sehingga mengaduh-aduh
kesakitan dan meminta pertolongan kepada kader dan petugas kesehatan.
CATATAN :
Setiap orang yang jadi Pemeran 1 sampai 11 menuliskan perannya masing-masing
pada kartu yang ditempelkan di dadanya sehingga semua orang bisa melihat.
LANGKAH-LANGKAH SIMULASI :
Para kader dan petugas kesehatan bersiap-siap dan duduk didepan mejanya masing-
masing.
Pemeran-6 dan 7 kemudian datang dan dilayani oleh kader sesuai langkah-langkah yang
seharusnya.
Setelah itu, pemeran-8, 9 dan 10 datang menyusul dan juga dilayani sebagai mana
mestinya oleh para kader
Pemeran-11 kemudian datang juga menyusul
56
1. Pendaftaran Ibu Hamil/balita 2. Penimbangan Balita
4. Penyuluhan / Nasehat
5. Pelayanan Kesehatan dan KB
57
LEMBAR INFORMASI KUNCI (LIK)
A. PENGERTIAN
5 langkah kegiatan Posyandu adalah kegiatan pelayanan yang dilaksanakan pada hari buka
Posyandu. Langkah 1 sampai dengan 4 dilaksanakan oleh para kader, sedangkan langkah-
5 oleh petugas sektor, yaitu petugas kesehatan, PLKB atau sektor yang lainnya.
5 langkah kegiatan bukan berarti benar-benar harus ada 5 meja karena ini hanyalah
merupakan sistem kegiatan, artinya 5 jenis kegiatan, dan bisa saja tidak semua kegiatan
menggunakan meja yang sesungguhnya (Lihat LB.3.2.)
Langkah -1 :
Kader mendaftar bayi / balita yang dibawa ibu-ibu : yaitu nama bayi / balita tersebut
ditulis pada secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMS-nya. Apabila balita
merupakan peserta baru, berarti KMS baru diberikan, nama anak ditulis pada KMS dan
secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMSnya.
Selain itu, kader juga mendaftar ibu hamil, yaitu nama ibu hamil tersebut ditulis pada
Formulir atau Register Ibu Hamil. Apabila ibu hamil tidak membawa balita, langsung
dipersilahkan menuju ke kegiatan 4.
Langkah - 2 :
Kader di kegiatan 1 meminta orang tua balita untuk membawa bayi / balitanya dan
menyerahkan KMS kepada kader di kegiatan-2.
Kader di kegiatan 2 menimbang dan mencatat hasil penimbangan bayi / balita tersebut
pada secarik kertas yang diselipkan dalam KMS.
Langkah - 3 :
Setelah ditimbang, kader meminta keluarga balita menyerahkan KMS dan kertas catatan
kepada kader di kegiatan 3. setelah itu kader memindahkan catatan hasil penimbangan
balita dari secarik kertas ke dalam KMS anak tersebut.
Kader menyerahkan KMS kepada keluarga balita yang kemudian menuju ke kegiatan 4.
Langkah - 4 :
Kader yang bertugas menerima KMS anak dari keluarga balita membacakan dan
menjelaskan data KMS tersebut.
Kader kemudian memberikan nasihat kepada keluarga balita, baik dengan mengacu
pada data KMS maupun pada hasil pengamatan terhadap anaknya.
Apabila tidak ada petugas kesehatan di kegiatan 5 (pelayanan), kader dapat melakukan
rujukan ke tenaga kesehatan, bidan, PLKB, atau Puskesmas apabila ditemukan
masalah pada balita, ibu hamil, atau ibu menyusui.
Selain itu, kader juga dapat memberikan penyuluhan gizi atau pertolongan dasar,
misalnya Pemberian Makanan Tambahan (PMT), tablet tambah darah (tablet besi),
Vitamin A, Oralit dan sebagainya.
58
Langkah - 5 :
Khusus untuk kegiatan ini utamanya hanya dapat dilakukan oleh petugas kesehatan, bidan,
atau PLKB yang memberikan layanan antara lain :
Imunisasi
Keluarga Berencana (KB)
Pemberian tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, dan obat-obatan lainnya.
Dari hasil temuan lapangan, beberapa kesulitan yang dihadapi kader di masing-masing
meja adalah sebagai berikut:
Di kegiatan 1 : balita biasanya tidak sabar menunggu giliran apabila peserta yang
datang banyak
Di kegiatan 2 : bayi/balita biasanya menangis apabila ditimbang
Di kegiatan 3 : kader seringkali kerepotan mencatat hasil penimbangan ke dalam KMS
apabila pesertanya banyak
Di kegiatan 4 (penyuluhan) : merupakan proses yang paling sulit karena kader harus
melayani penyuluhan perorangan secara bergantian sedangkan keluarga dan balita
biasanya tidak sabar menunggu dan ingin segera pulang.
Selama menunggu, berikan makanan PMT kepada balita supaya mereka bisa
menunggu dengan tenang, atau berikan alat mainan edukatif apabila ada
Kader sebaiknya mengusahakan agar penimbangan ini seperti kegiatan bermain yang
gembira sehingga anak tidak merasa takut, mintalah para keluarga pengantar untuk
terlibat dalam menimbang balita
Kader sebaiknya saling membantu, apabila tugas di mejanya sudah selesai, bantulah
kader lain yang masih sibuk melayani peserta
Dalam melakukan penyuluhan, kader mengutamakan peserta yang keadaan balitanya
memang perlu diberi saran-saran atau penyuluhan; selain itu, kader juga bisa
melaksanakan penyuluhan kelompok sebelum pendaftaran / penimbangan
Laksanakan kegiatan buka Posyandu dengan disiplin waktu, tidak perlu menunggu
keluarga balita yang terlambat, dengan demikian, ibu-ibu yang lain tidak merasa bosan
karena menunggu terialu lama.
59
4
Pokok MENGISI DAN MEMBACA KARTU MENUJU SEHAT
Bahasan (KMS)
Waktu 60 menit
60
LANGKAH-LANGKAH :
(Pengantar 5 menit)
1. Pelatih menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan dan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan Pokok Bahasan-4 ini diatas papan tulis atau kertas dinding.
2. Pelatih menjelaskan pengertian Kartu Menuju Sehat (KMS) dengan mengacu pada Lembar
Informasi Kunci (LIK) halaman 70 Bagian A.
3. Pelatih mengajukan pertanyaan berikut ini satu persatu kepada peserta dan mengajak
mendiskusikannya :
BAHASAN DISKUSI
Kapan dan dimana dilaksanakan pengisian KMS ?
Catatan (informasi) apa saja yang terdapat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) ?
Apa manfaat KMS ?
4. Pelatih memberikan masukan dengan mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK)
halaman 70 bagian B dan C
5. Pelatih kemudian membagikan LB.4.1. (4 halaman) mengenai langkah-langkah mengisi
KMS kepada semua peserta
6. Pelatih menjelaskan langkah-langkah pengisian KMS dengan mengacu pada Lembar
Informasi Kunci (LIK) halaman 71 bagian D
7. Pelatih menjalankan satu persatu langkah-langkah pengisian KMS yang digambarkan pada
LB.4.1 (4 halaman)
8. Pelatih memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang
jelas
9. Pelatih membagikan LB.4.2 yang berisi 2 buah kasus dan KMS kepada semua peserta.
Pelatih meminta seorang peserta untuk membacakan kasus dengan suara keras
10. Pelatih memberikan kesempatan pada peserta untuk menanyakan hal yang tidak dimengerti
pada kedua kasus dan menjelaskannya.
11. Pelatih meminta seluruh peserta berhitung dengan nomor 1 sampai 2 (diulang sampai
semua peserta mendapat nomor)
12. Pelatih menyampaikan tugas kepada peserta sebagai berikut :
TUGAS PERORANGAN :
Setiap peserta yang mendapat nomor 1, mengerjakan kasus-1; sedangkan setiap
peserta dengan nomor 2, mengerjakan kasus 2 pada LB.4.2
Masing-masing peserta memasukkan data-data pada kasus (LB.4.2.) kedalam
Kartu Menuju Sehat (KMS)
13. Peserta melaksanakan praktek pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) selama 20 menit
14. Pelatih meminta peserta untuk menukarkan hasil pengisian KMS-nya dengan peserta lain
yang kasusnya serupa
61
15. Pelatih meminta kedua peserta yang saling bertukar KMS untuk mendiskusikan perbedaan
hasil pengisian KMS mereka
16. Pelatih berkeliling untuk ikut melihat hasil pengisian KMS pada peserta tersebut
17. Pelatih mengajak peserta mendiskusikan hasil praktek tersebut dengan mengajukan satu
persatu pertanyaan ini :
DISKUSI PLENO
Kesalahan apa yang masih terjadi dalam pengisian KMS ?
Catatan (informasi) apa yang paling sering lupa dimasukkan kedalam KMS ?
Bagaimana cara membaca atau mengartikan catatan pada KMS ?
18. Pelatih membagikan LB.4.3. dan meminta seorang peserta untuk membacakan isinya
pelan-pelan, dan kemudian dibahas bersama.
19. Pelatih memberikan penjelasn tentang cara membaca KMS dengan mengacu pada LB.4.3.
tersebut
Penutup (5 menit)
20. Pelatih memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang masih
belum jelas tentang pengisian dan cara membaca KMS.
21. Pelatih merangkum dan menutup hasil diskusi
62
LB.4.1. CARA MENGISI KMS
1. Pada balita yang baru pertama kali ditimbang, isilah nama, nomor pendaftaran,
dan identitas balita pada KMS.
2. Cantumkan tanggal, bulan, tahun lahir balita pada kolom NOL
3. Cantumkan bulan penimbangan sesuai dengan hasil setiap kali balita
ditimbang
63
LB.4.1. CARA MENENTUKAN TITIK PADA GRAFIK KMS
1. Tentukan letak titik hasil penimbangan berat badan pada KMS dengan cara
menghubungkan garis mendatar berat badan dan garis tegak umur pada grafik KMS,
lalu buat titik yang mudah terlihat
64
LB.4.1. ASPEK YANG DIMONITOR DALAM GRAFIK KMS
65
LB.4.1. CARA MEMBACA CATATAN KMS
66
LB.4.1. CARA MENENTUKAN BERAT BADAN TIDAK NAIK
67
L.B.4.2 LEMBAR KASUS
KASUS-1 :
Anak pertama Bapak dan Ibu bernama Ani, lahir pada bulan Agustus 1998 dengan berat
badan 2,8 kg. Pada usia 1 bulan, berat badan Ani 3,0 kg. Sedangkan pada 3 bulan
berikutnya Ani tidak pernah ditimbang karena Ibu Amin bepergian. Sejak lahir sampai umur 4
bulan, Ani hanya mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) saja. Setelah itu, atas saran Kader
Posyandu, Ani mendaptkan makanan pendamping ASI.
Pada umur 6 bulan Ani agak demam, tetapi tetap mendapatkan vitamin A, berat badannya
waktu itu 5,4 kg. Umur 7 bulan, Ani menderita mencret, kemudian dibawa ke PUSKESMAS
dan saat ditimbang berat badannya 5,4 kg. Hasil penimbangan bulan April 1999, berat badan
Ani 5,7 kg.
Imunisasi yang telah diberikan Ani adalah BCG, 2x DPT, dan 2x polio.
Tugas :
Isilah KMS Ani secara lengkap
Siapkan penjelasan tentang keadaan pertumbuhan Ani
KASUS-2 :
Pada bulan April 1999, Yanto anak Bapak dan Ibu Hasan berumur 6 bulan. Pada saat lahir,
berat badan Yanto 3,1 kg. Sampai usia 1 bulan, Yanto hanya mendapatkan Air Susu Ibu
(ASI) saja. Tetapi, pada saat Yanto berusia 2 bulan, ibunya memberikan makanan berupa
bubur dan pisang yang dilumatkan. Hal ini karena ketidaktahuan Ibu Hasan. Saat berumur 4
bulan, tanggal 5 Februari 1999, untuk pertamakalinya Yanto dibawa ke Posyandu, dengan
berat badan 4 kg, dan mendapatkan imunisasi BCG walaupun sedang pilek, pada umur 5
bulan, berat badannya 3,9 kg dan mendapatkan imunisasi DPT dan polio yang pertama.
Pada 4 April 1999, Yanto mendapatkan imunisasi DPT dan polio kedua, berat badannya saat
itu 4,2 kg.
Tugas :
Isilah KMS Yanto secara lengkap
Siapkan penjelasan tentang keadaan pertumbuhan Yanto
68
L.B.4.3 MEMBACA CATATAN KMS (DUA KALI PENIMBANGAN ATAU LEBIH)
a. hubungkan titik berat badan hasil penimbangan bulan lalu dan bulan ini.
b. Tentukan naik atau tidak naik, lalu catat dalam buku register
c. Bila bulan lalu balita tidak ditimbang atau bulan ini baru pertama kali ditimbang, maka
tidak dapat dinilai naik atau tidak naik
69
LEMBAR INFORMASI KUNCI (LIK)
KMS adalah kartu yang memuat data pertumbuhan serta beberapa informasi lain
mengenai perkembangan anak, yang dicatat setiap bulan dari sejak lahir sampai berusia
5 tahun.
KMS juga dapat diartikan sebagai 'Raport' kesehatan gizi balita
Pengisian KMS dilakukan pada saat hari buka Posyandu, yaitu di kegiatan berikut ini :
Di Kegiatan 3 :
Kader memindahkan catatan hasil penimbangan balita yang ditulis di atas secarik kertas ke
dalam KMS anak tersebut. Catatan yang dimaksud adalah catatan berat badan ke dalam
grafik.
Di Kegiatan 4 :
Kader membaca data KMS, menjelaskan kepada ibu mengenai keadaan anak berdasarkan
catatan berat badan dalam grafik KMS. Kader juga menanyakan berbagai informasi yang
penting mengenai perkembangan tumbuh-kembang anak, kemudian dimasukkan ke dalam
KMS.
Dengan demikian, jenis-jenis catatan (informasi) pada KMS adalah :
Berat badan anak (pertumbuhan anak)
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif untuk bayi berumur 0 sampai 6 bulan
Imunisasi yang sudah diberikan pada anak
Pemberian vitamin A
Penyakit yang pernah diderita anak dan tindakan yang diberikan
Selain itu, kader juga menggunakan KMS untuk menanyakan perkembangan anak,
yaitu kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki anak sesuai dengan tingkat
usianya (misalnya : kemampuan merangkak, duduk, brejalan, bicara, dan
sebagainya)
70
D. LANGKAH-LANGKAH MENCATAT PADA KMS :
Secara garis besar langkah-langkah mencatat pada KMS adalah sebagai berikut :
Mencatat nama Posyandu, identitas anak-dan orang tua pada tabel di sebelah kiri atas.
Mencatat pemberian imunisasi pada tabel di sebelah kiri tengah
Mencatat pemberian vitamin A pada tabel di sebelah kiri bawah
Mencatat hasil penimbangan balita (berat badan) pada grafik KMS, caranya :
1. Pada kolom yang harus diisi bulan, cantumkan pada kolom pertama, bulan kelahiran
anak tersebut. Kolom selanjutnya diisi dengan bulan-bulan berikutnya. (Lihat LB.4.1.
halaman pertama)
2. Masukkan data berat badan ke dalam grafik dengan cara membuat titik yang
mempertemukan garis datar dan garis tegak: garis tegak menunjukkan bulan
penimbangan, garis datar menunjukkan kilogram atau berat badan anak. (lihat LB.4.1.
halaman kedua)
3. Apabila bulan lalu anak ditimbang, sambungkan titik penimbangan bulan ini dengan titik
penimbangan bulan lalu. Apabila tidak, titik tidak disambungkan dengan titik
lainnya(misal titik 2 bulan sebelumnya). Hanya titik yang merupakan hasil penimbangan
secara berurutan yang boleh disambungkan.
4. Mencatat pemberian ASI saja (ASI eksklusif) pada bayi umur 0 sampai 6 bulan pada
kotak dibawah 6 kolom bulan pertama (Lihat LB.4.1. halaman ketiga). Caranya :
a. Membuat tanda setrip (coret) pada kotak, apabila bayi diberi makanan / minuman
lain, selain ASI Mencantumkan kode EO sampai E6 pada kotak apabila bayi hanya
diberi ASI saja.
b. Mencatat lain-lain, yaitu catatan tentang sakit yang pernah dialami anak dan
penanganannya, ditulis di dalam garis-garis tegak pada grafik KMS. (Lihat LB.4.1
halaman keempat)
71
5
Pokok
PENYULUHAN DI KEGIATAN 4
Bahasan
Alat dan
kertas dinding (plano), selotip, gunting, dan papan tulis
Bahan
Waktu 60 menit
72
LANGKAH-LANGKAH
1. Pelatih menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan dan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan Pokok Bahasan 5 ini diatas papan tulis atau kertas dinding.
2. Pelatih mengajak peserta untuk mendiskusikan satu persatu hal-hal berikut ini :
BAHASAN DISKUSI :
Apa yang dimaksud penyuluhan ?
Berapa menit kira-kira penyuluhan dilakukan untuk satu orang di kegiatan 4 ?
4. Pelatih menjelaskan isi penyuluhan yang penting diperhatikan dengan mengacu pada LIK
halaman 76 Bagian C
5. Pelatih membagi peserta kedalam 4-5 kelompok
6. Pelatih menjelaskan tugas kelompok sebagai berikut :
TUGAS KELOMPOK
Pilihlah satu topik penyuluhan dari Lembar Informasi Kunci (LIK) halaman 75 Bagian
B
Susunlah penyuluhan yang lamanya 2-3 menit dengan isi sebagai berikut :
Pesan-pesan pokok penyuluhan (pergunakan Buku Kader Posyandu untuk mencari
Bahan informasi)
Manfaat bila melaksanakan pesan penyuluhan tersebut
DISKUSI PLENO
Tepatkah isi pesan-pesan pokok penyuluhan yang disampaikan oleh masing-masing
peraga ? jelaskan !
Kesulitan-kesulitan apa yang masih dirasakan kader dalam melaksanakan penyuluha
kegiatan 4 ? Bagaimana cara mengatasinya ?
Bagaimana caranya agar penyuluhan menarik perhatian sasaran ?
73
10. Pelatih memberikan masukan mengenai cara membuat penyuluhan yang menarik dengan
mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK) Halaman 76 bagian D
Penutup (5 menit)
11. Pelatih mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada peserta untuk mengevaluasi
apakah proses pembelajaran bisa dipahami oleh peserta.
PERTANYAAN KUNCI
Apakah yang disebut Penyuluhan
Topik-topik Penyuluhan apa yang wajib Kegiatan 4 ?
Apa saja isi penyuluhan itu ?
12. Apabila masih ada hal baru yang perlu dijelaskan, Pelatih memberikan masukan dengan
mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK)
13. Pelatih merangkum dan menutup hasil diskusi
74
LEMBAR INFORMASI KUNCI (LIK)
A. PENGERTIAN PENYULUHAN
Penyuluhan merupakan penyampaian pesan / informasi dari satu orang atau kelompok kepada
satu orang atau kelompok lain mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan suatu program.
Sesuai dengan Program Kegiatan Posyandu, penyuluhan yang diberikan di Posyandu lebih
banyak mengenai kesehatan ibu dan anak.
75
C. ISI PENYULUHAN
Apabila masalah sudah terjadi pada sasaran : yaitu penjelasan tentang bagaimana cara
mengatasi masalah yang sudah terjadi, baik keluarga sendiri atau yang bisa dibantu
oleh Posyandu, atau yang perlu dirujuk.
Agar kader bisa menjadi penyuluh yang baik, kader harus menguasai materi-materi dan
pesan-pesan pokok. Setiap topik penyuluhan yang wajib di kegiatan-4. caranya, tentu
saja dengan banyak belajar dari orang lain dan membaca.
Agar kader bisa menjadi penyuluh yang baik, perlu mengikuti hal-hal sebagai berikut :
76
6
Pokok PENCATATAN KEGIATAN POSYANDU
Bahasan
Waktu 60 menit
77
LANGKAH-LANGKAH
Pengantar (3 menit)
1. Pelatih menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan, dan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan Pokok Bahasan 6 ini diatas papan tulis atau kertas dinding.
2. Pelatih meminta beberapa orang peserta untuk menyebutkan nama formulir / register /
catatan kegiatan posyandu yang biasa mereka lakukan.
3. Pelatih menuliskan semua nama formulir / register / catatan tersebut diatas papan tulis.
4. Pelatih mengajak peserta mendiskusikan satu per satu hal-hal berikut ini :
BAHAN DISKUSI
Informasi atau catatan apa saja yang terdapat pada formulir/register yang biasa
dilakukan oleh kader?
Bagaimana cara mengumpulkan informasi atau catatan tersebut?
Format 1 : Catatan Ibu Hamil, Kelahiran, Kematian Bayi, dan Kematian Ibu (Hamil,
Melahirkan/Nifas).
Format 2 : Register Bayi dan Balita dalam Wilayah Kerja Posyandu (selatna 1 tahun)
Format 3 : Register WUS-PUS dalam Wilayah Kerja Posyandu (selama 1 tahun)
Format 4 : Register Ibu Hamil dalam Wilayah Kerja Posyandu (selama! tahun)
Format 5 : Data Hasil Kegiatan Posyandu.
Format 6 : Data Posyandu.
7. Pelatih membagikan LB.6.1. sampai LB.6.7. yang merupakan 7 format Sistem Informasi
Posyandu (SIP) kepada semua peserta.
8. Pelatih membagi peserta ke dalam 4-5 kelompok.
9. Pelatih menuliskan 2 jenis tugas kelompok diatas papan tulis atau kertas dinding dan
meminta 1 kelompok melaksanakan hanya 1 jenis tugas saja.
10. Kelompok melaksanakan tugas mereka selama 15 menit.
TUGAS KELOMPOK
Tugas-1 : Format 1 sampai 3
Tugas-2 : Fromat 4 sampai 7
78
Pleno (15 menit)
Penutupan (5 menit)
14. Pelatih mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada peserta untuk mengevaluasi
apakah proses pembelajaran bisa dipahami oleh peserta.
PERTANYAAN KUNCI
Apakah yang disebut format SIP? Apa manfaatnya?
Apakah format SIP dimaksudkan untuk MENAMBAH register / format lain yang
sudah ada di Posyandu ?
Sebutkan nama-nama format SIP !
15. Apabila masih ada yang perlu dijelaskan, pelatih memberikan masukan dengan mengacu
pada Lembar Informasi Kunci (LIK).
16. Pelatih merangkum hasil dikusi
79
LEMBAR INFORMASI KUNCI (LIK)
Sistem Informasi Posyandu (SIP) adalah seperangkat alat penyusunan data / informasi
yang berkaitan dengan kegiatan, kondisi dan perkembangan yang terjadi di setiap
Posyandu.
2. Menyediakan informasi yang tepat guna dan tepat waktu mengenai pengelolaan
Posyandu, agar berbagai pihak yang berperan dalam pengelolaan Posyandu bisa
menggunakannya untuk membina Posyandu demi kepentingan masyarakat.
Tujuan format SIP adalah untuk menata dan menyederhanakan tugas pencatatan kader
yang sangat banyak; untuk melaksanakan hal ini, kader perlu mendapatkan pelatihan
pengisian format SIP terlehih dahulu.
1. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi dan kematian Ibu hamil, melahirkan,
nifas. Berisi catatan dasar mengenai sasaran Posyandu.
2. Registrasi bayi dan balita di Wilayah Kerja Posyandu. Berisi catatan pemberian
tablet besi, vitamin A, pemberian Oralit, tanggal imunisasi, dan tanggal bayi meninggal di
wilayah Kerja Posyandu tersebut.
3. Register ibu hamil di wilayah kerja Posyandu. Berisi daftar ibu hamil, catatan umur
kehamilan, pemberian tablet tambah darah, imunisasi, pemberian kapsul yodium,
pemeriksaan kehamilan, risiko kehamilan, tanggal dan penolong kelahiran, data bayi
yang hidup dan meninggal, serta data ibu meninggal di wilayah kerja Posyandu.
4. Register WUS-PUS di Wilayah Kerja Posyandu. Berisi daftar wanita dan suami-isteri
usia produktif yang memiliki kemungkinan mempunyai anak (hamil).
5. Data Posyandu. Berisi catatan jumlah pengunjung (bayi, balita WUS, PUS, ibu hamil,
menyusui, bayi lahir dan meninggal), jumlah petugas yang hadir (kader Posyandu, kader
PKK, PKB / PLKB, paramedis dan sebagainya).
6. Data hasil kegiatan posyandu. Berisi catatan jumlah ibu hamil yang diperiksa dan
mendapat tablet tambah darah, jumlah ibu menyusui, peserta KB ulang yang dilayani,
penimbangan balita, semua balita yang punya KMS (K), balita yang timbangannya naik
dan yang di Bawah Garis Merah (BGM), balita yang mendapat vitamin A, KMS yang
80
dikeluarkan (dibagikan), balita yang mendapat sirup besi, dan imunisasi (DPT, polio,
campak, hepatitis B) serta balita yang menderita diare.
C. CARA MENGISI FORMAT SIP
1. Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, dan kematian ibu hamil, melahirkan/
nifas, dilaksanakan setiap bulan oleh kader Dasa Wisma dan disampaikan secara lisan
kepada Ketua Kelompok PKK RW / Dusun / Lingkungan melalui Ketua Kelompok RT dan
Kader Posyandu di wilayah yang bersangkutan
2. Register bayi dan balita di Wilayah Kerja Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu
setiap bulan. Satu lembar format ini berlaku untuk 1 tahun.
3. Register ibu hamil di Wilayah Kerja Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu untuk
selama 1 tahun.
4. Register WUS-PUS di Wilayah Kerja Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu untuk
selama 1 tahun
5. Data Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan setelah hari buka
Posyandu (atau setiap ada kegiatan).
6. Data Hasil Kegiatan Posyandu, dilaksanakan oleh kader Posyandu setiap bulan setelah
hari buka Posyandu (atau setiap ada kegiatan).
81
82
PENGISIAN CATATAN IBU HAMIL, KELAHIRAN, KEMATIAN BAYI DAN
PENJELASAN FORMAT 1
KEMATIAN IBU HAMIL, MELAHIRKAN / NIFAS
KOLOM PENJELASAN
1 Nomor urut
2 Diisi nama ibu hamil atau ibu yang mempunyai bayi di wilayah kerja Posyandu.
3 Diisi nama suami dari ibu hamil atau nama bapak bayi.
Diisi nama bayi yang lahir. Apabila belum mempunyai nama, maka kolom ini ditulis
4
nama ibunya sesuai kolom 2
Diisi tanggal, bulan, tahun lahirnya bayi. Apabila ada kelahiran bayi kembar, tanggal
lahir keduanya tetap harus ditulis (apabila ada bayi yang pindah dari Dasawisma
5
daerah lain, dan belum mencapai 12 bulan, maka nama ibu, bapak, bayi tersebut
dicatat juga).
Diisi tanggal, bulan, tahun meninggalnya ibu karena hamil, melahirkan dan masa
7
nifas.
Diisi dengan catatan beberapa hal sebagai kelengkapan informasi yang perlu
diketahui
Lahir kembar
Usia Meninggal
8
Penyebab meninggalnya
Berat bayi ketika lahir
Usia kehamilan ibu
Keguguran dan lain-lain
CATATAN :
Catatan ini merupakan rekap dari catatan yang sama dari Kelompok Dasawisma
83
84
PENJELASAN FORMAT 2
PENGISIAN REGISTER BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KERJA POSYANDU
KOLOM PENJELASAN
1 Nomor Urut
2 Diisi nama bayi / balita yang ada di wilayah kerja Posyandu saat ini.
Diisi tanggal, bulan, tahun kelahiran bayi tersebut. Apabila tidak mengetahui
3
tanggal, bulan, tahun kelahiran bayi, dapat diisi dengan umur.
Diisi berat badan hasil penimbangan dalam Kg pada saat penimbangan bulan
itu.
Pada bagian atas ditulis berat hasil penimbangan.
Bagian bawahnya ditulis dengan huruf / tanda :
N : Apabila hasil penimbangannya naik dari penimbangan bulan lalu
8 s.d 19 T : Apabila hasil penimbangan tetap atau turun
O : Apabila bulan sebelumnya tidak datang menimbang.
B : Apabila bayi baru datang untuk pertama kalinya
: Apabila hasil penimbangan berada dibawah garis merah.
Ditengah tanda segitiga ( ) diberi huruf-huruf sesuai hasil penimbangan
atau baru pertama kali
24 Diisi bulan saat bayi mendapatkan oralit pada bulan yang bersangkutan
26 s.d 28 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi DPT I, II dan III
29 s.d 32 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi Polio I, II, III dan IV
33 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi Campak
34 s.d 36 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi Hepatitis B I, II dan III
Diisi tanggal dan bulan bayi meninggal
37
Diisi Penjelasan / keterangan yang ada dan belum tertampung pada kolom-
38
kolom yang tersedia.
85
PENJELASAN FORMAT 3
86
PENGISIAN REGISTER WUS-PUS DI WILAYAH KERJA POSYANDU
KOLOM PENJELASAN
1 Nomor urut
4 Diisi nama suami dari WUS / PUS yang ada di kolom 2. Apabila kolom 2 yang
bersangkutan WUS, maka pada kolom ini diberi tanda garis kecil (-)
8 Diisi jumlah anak yang meninggal, serta umur anak saat meninggal.
Contoh :
2 orang - 3 bulan
- 2 tahun
9 Diisi hasil pengukuran lingkar lengan atas (LILA) WUS yang kurang 23,5 cm
10 Diisi tanggal, bulan pemberian kapsul Yodium. Kapsul Yodium hanya diberikan
satu tahun sekali.
11 S.D 15 Diisi tanggal dan bulan pemberian imunisasi TT I, II, III, IV dan V
17 Diisi jenis kontrasepsi apabila ada pergantian jenis kontrasepsi yang hanya
dipakai
87
PENJELASAN FORMAT 4
PENGISIAN REGISTER IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA POSYANDU
KOLOM PENJELASAN
1 Nomor urut
5 Diisi tanggal dan bulan saat ibu datang pertama kali saat kehamilannya
Diisi dengan umur (berapa bulan) kehamilan, saat ibu tersebut datang pertama
6
kali ke posyandu
Diisi urutan kehamilan (yang ke berapa) termasuk diihitung juga anak yang
7
meninggal
22 s.d 24 Diisi dengan jumlah berapa bungkus tablet tambah darah ke I, II, III diterima
25 s.d 29 Diisi dengan tanggal dan bulan penerimaan imunisasi TT I, II, III, IV dan V
88
89
PENJELASAN FORMAT 5
PENGISIAN DATA POSYANDU
KOLOM PENJELASAN
1 Nomor Urut
3 Diisi jumlah bayi umur 0 12 bulan yang datang ke Posyandu saat itu
4 Diisi jumlah balita umur 1 5 tahun yang datang ke posyandu saat itu
8 Diisi jumlah ibu menyusui yang ada dalam wilayah kerja Posyandu tersebut
9 Diisi jumlah bayi yang lahir saat pertama kali Posyandu dibuka (bulan tertentu)
11 Diisi jumlah ibu hamil melahirkan, nifas yang meninggal saat itu
14 Diisi jumlah tenaga medis dan paramedis yang hadir saat itu
90
91
PENJELASAN FORMAT 6
PENGISIAN DATA HASIL KEGIATAN POSYANDU
KOLOM PENJELASAN
1 Nomor Urut
2 Diisi bulan saat posyandu tersebut melaksanakan kegiatan
3 Diisi jumlah ibu hamil (bumil) yang datang ke Posyandu saat itu
4 Diisi jumlah bumil yang memeriksakan kehamilannya
5 Diisi jumlah bumil yang mendapat Fe
6 Diisi jumlah ibu menyusui yang datang ke Posyandu
Diisi jumlah peserta KB yang mendapat pelayanan berupa kondom, pil, dan
7 s.d 9
suntikan
Diisi jumlah semua balita yang ada di wilayah kerja Posyandu yang menjadi
10
sasaran pelayanan Posyandu (S)
11 Diisi jumlah balita yang punya KMS (K)
12 Diisi jumlah balita yang datang dan ditimbang (D)
92
7
Pokok PEMBAHASAN MASALAH POSYANDU
Bahasan
Alat dan kertas dinding (plano), spidol, selotip, gunting, dan papan
Bahan tulis
Waktu 60 menit
93
LANGKAH-LANGKAH
1. Pelatih menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan, dan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan Pokok Bahasan 6 ini diatas papan tulis atau kertas dinding.
2. Pelatih menanyakan kepada peserta apa artinya istilah "masalah".
3. Pelatih menanyakan pada peserta masalah-masalah apa yang sering dijumpai di Posyandu
dan apa upaya yang telah dilakukan.
4. Pelatih member! masukan dengan mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK) halaman
106 Bagian A.
5. Pelatih membagikan LB.7.1. (4 halaman) dan LB.7.2. kepada semua peserta dan meminta
seorang peserta untuk membacakan tulisan didalamnya.
6. Pelatih memberi penjelasan mengenai beberapa istilah yang berkaitan dengan masalah
pada LB.7.1. dengan menggunakan LB.7.2.
7. Pelatih membagikan LB.7.3. (3 halaman) dan LB.7.4. kepada semua peserta dan meminta
seorang peserta untuk membacakan tulisan didalamnya.
8. Pelatih memberi penjelasan mengenai beberapa istilah yang berkaitan dengan LB.7.3.
dengan menggunakan LB.7.4.
9. Pelatih mengajak peserta untuk mendiskusikan satu per satu hal-hal sebagai berikut:
BAHAN DISKUSI
Menurut pengalaman peserta, masalah-masalah apa saja pada LB.7.1. yang
paling sering ditemukan di Posyandu?
Mengapa kader perlu memahami sebab-sebab dan akibat dari suatu
masalah?
94
Pleno (20menit)
DISKUSI PLENO
Apakah kegiatan-kegiatan yang dipilih oleh kelompok untuk menangani suatu
masalah sudah tepat ?
Kegiatan-kegiatan mana yang bisa ditangani oleh masyarakat sendiri dan mana
yang perlu dibantu oleh Posyandu ?
Mengapa kader harus mendorong masyarakat agar mampu memecahkan
masalahnya sendiri ?
17. Pelatih memberi masukan dengan mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK) halaman
107 Bagian C, mengenai 3 jenis kegiatan yang perlu diketahui kader.
18. Pelatih kemudian melanjutkan diskusi dengan mengajukan satu per satu pertanyaan
sebagai berikut :
19. Pelatih memberi masukan dengan mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK) halaman
107-108 Bagian D, mengenai pengertian rujukan dan orang yang perlu dirujuk.
20. Pelatih mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada peserta untuk mengevaluasi
apakah proses pembelajaran bisa dipahami oleh peserta.
21. Apabila masih ada halyang perlu dijelaskan, pelatih memberikan masukan dengan mengacu
pada Lembar Informasi Kunci (LIK).
22. Pelatih merangkum dan menutup hasil diskusi.
95
96
97
98
99
LB. 7.2
PENJELASAN MASALAH
Kurang Energi Protein (KEP) yaitu istilah untuk kurang gizi pada
Balita. Cara mengetahuinya adalah dengan melihat catatan
pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Apabila berat badan Balita
Kurang Energi Protein (KEP)
berada dibawah garis merah (BGM) berarti anak kurang gizi
atau menderita KEP.
Kurang Energi Kronis (KEK), yaitu istilah untuk kurang gizi pada
ibu hamil. Cara mengetahuinya adalah dengan mengukur LILA
Kurang Energi Kronis (KEK) (Lingkar Lengan Atas). Apabila LILA ibu hamil kurang dari 23.5
cm berarti ibu hamil kurang gizi atau menderita KEK.
'Bayi Lahir Mati' yaitu kematian bayi usia 0-1 bulan. Apabila
anak mati dibawah usia 12 bulan. disebut 'Kematian Bayi',
Bayi lahir mati, kematian bayi
sedangkan anak mati dibawah 5 tahun, disebut 'Kematian
dan kematian balita
Balita'. Hal ini merupakan istilah-istilah dibidang kesehatan.
100
LB.7.3
KEGIATAN-KEGIATAN UNTUK MENANGANI MASALAH
Pemberian Oralit
101
LB.7.3
KEGIATAN-KEGIATAN UNTUK MENANGANI MASALAH
102
LB.7.3
KEGIATAN-KEGIATAN UNTUK MENANGANI MASALAH
103
DAFTAR ISTILAH
Bumil Resti yaitu ibu hamil yang memiliki gejala atau tanda-tanda
bahaya,seperti : pembengkakan kaki, mengalami kurang gizi (KEK),
perdarahan, usia dibawah atau diatas batas aman (dibawah 20
Ibu hamil, resiko tinggi
tahun, diatas 35 tahun), pernah melahirkan prematur atau
(BUMIL RISTI)
keguguran, berat badan kurang dari 38 kg sebelum hamil, tinggi
badan kurang dari 140 cm, jarak kelahiran dari anak terdahulu
kurang dari 2 tahun, telah melahirkan lebih dari 4 kali.
BKB yaitu upaya merawat anak bukan hanya dari segi kesehatan
Bina Keluarga Balita
fisik (pertumbuhan) saja, melainkan juga dari segi perkembangan
(BKB)
mental, kecerdasan, dan kepekaan sosialnya.
104
LEMBAR INFORMASI KUNCI (LIK)
Ibu hamil / menyusui / nifas : ibu hamil risiko tinggi, ibu hamil kurang gizi dan
anemia, ibu hamil berisiko.
Bayi / balita : bayi berat lahir rendah, balita kurang gizi, balita yang belum di
imunisasi, balita yang mengalami rabun ayam (kekurangan vitamin A), balita di
daerah gondok, balita yang mengalami batuk dengan nafas sesak (gejala radang
paru-paru), balita yang sering sakit diare.
Pada saat ini, kader sebaiknya mengutamakan untuk memperhatikan masalah gizi
masyarakat, khususnya gizi ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.
B. PEMBAHASAN MASALAH
Perlu diingat, kader Posyandu bukanlah satu-satunya orang yang mampu memecahkan
masalah masyarakat, tetapi masyarakat sendiri yang harus didorong agar berusaha
memecahkan masalah-masalahnya sendiri, dan sebaiknya mencegahnya agar tidak terjadi.
105
C. UPAYA PEMECAHAN MASALAH
Dalam upaya menentukan pemecahan masalah yang ditemukan di Posyandu, kader sebaiknya
mengutamakan kegiatan yang bisa ditangani oleh masyarakat sendiri, kegiatan yang perlu
dikenal oleh kader antara lain, yaitu :
D. PENGERTIAN RUJUKAN
Rujukan adalah pemberian surat pengantar kepada orang yang dianggap memiliki
tanda-tanda masalah. Surat itu biasanya ditujukan kepada Puskesmas.
Meskipun memberi rujukan merupakan tugas utama dari petugas kesehatan yang
bertugas di langkah-5 pada hari buka Posyandu, tetapi kader perlu juga memberi
rujukan apabila diperlukan.
Biasanya, kader memberikan rujukan di kegiatan 4, pada saat bertugas memberikan
penyuluhan. Tetapi bisa juga memberikan rujukan di luar hari Posyandu, ketika kader
menemukan suatu masalah.
106
ORANG-ORANG YANG PERLU DIRUJUK
Balita yang berat badannya berada di BAWAH GARIS MERAH (BGM) atau kurus
Balita yang berat badannya 2 kali berturut-turut TIDAK NAIK
Balita yang terlalu gemuk
Balita yang tampak sakit, dengan tanda-tanda sebagai berikut :
Keadaan anak lemah, lesu, dan tidak bergairah
Badannya panas tinggi
Rewel dan tidak mau makan
Tidak mau menetek
Memiliki bercak putih pada matanya
Badan berbercak-bercak merah
Buang air terus menerus (diare) lebih dari 1 hari
Muntah-muntah
Tidak bisa kencing lebih dari hari
Batuk lebih dari 100 hari
Batuk cepat disertai nafas sesak
Kelihatan kena penyakit kulit
107
8
Pokok PELAKSANAAN DISKUSI KELOMPOK
Bahasan
Alat dan kertas dinding (plano), spidol, selotip, gunting, papan tulis
Bahan
108
Waktu 90 menit
LANGKAH-LANGKAH
Pengantar (5 menit)
1. Pelatih menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan, dan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan Pokok Bahasan-8 ini diatas papan tulis atau kertas dinding.
2. Pelatih membagikan LB.8.1. kepada semua peserta dan meminta seorang peserta untuk
menjelaskan arti gambar yang terdapat didalamnya.
3. Pelatih mengajak peserta untuk mendiskusikan satu per satu hal-hal sebagai berikut ini
BAHAN DISKUSI
Apakah perbedaan utama antara gambar pertama (Penyuluhan) dan gambar
kedua (Diskusi Kelompok) pada LB.8.1.? Jelaskan.
Apa manfaat kegiatan diskusi kelornpok seperti yang diperiihatkan pada gambar
tersebut?
BAHAN DISKUSI
Metode-metode mana saja pada LB.8.3. yang biasa dipergunakan oleh kader?
Jelaskan pengalaman dalam melaksanakannya.
Media-media mana saja pada LB.8.4. yang biasa dipergunakan oleh kader?
Jelaskan cara penggunaannya.
10. Pelatih menjelaskan pengertian, sifat dan manfaat Metode dan Media Belajar dengan
mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK) halaman 120-121 Bagian C dan D.
11. Pelatih memperlihatkan dan memperagakan cara penggunaan lembar balik dan kartu
konseling yang telah dikembangkan dalam rangka pelatihan ini.
109
12. Pelatih menjelaskan bahwa berikut ini akan dilakukan peragaan Diskusi Kelompok dengan
menggunakan media lembar balik dan kartu konseling.
13. Pelatih membagikan LB.8.5. kepada semua peserta dan meminta salah seorang peserta
untuk membacakannya dengan suara jelas.
14. Pelatih memberikan penjetasan pada setiap langkah yang dibacakan dari LB.8.5.
LANGKAH-LANGKAH
15. Pelatih membagikan LB.8.6. kepada semua peserta dan meminta salah seorang peserta
untuk membacakannya dengan suara jelas.
16. Pelatih memberikan penjelasan pada setiap hal yang dibacakan dari LB.8.6.
17. Pelatih meminta seorang peserta untuk melaksanakan peragaan penggunaan media lembar
balik dan kartu konseling dengan memilih topik yang paling dikuasainya (lihat LB.8.5.).
18. Pelatih meminta 10 orang peserta lainnya untuk menjadi ibu-ibu (masyarakat) yang sedang
mengikuti diskusi kelompok dengan dipandu oleh peraga.
19. Tanpa sepengetahuan peserta lain, pelatih meminta kepada peraga untuk melaksanakan
diskusi dengan cara yang bertentangan dengan saran-saran pada LB.8.6.
20. Kemudian, peragaan diskusi kelompok dilaksanakan selama 10 menit.
21. Pelatih mengajak peserta untuk menggunakan LB.8.6. sebagai bahan diskusi hasil
peragaan dengan membahas satu per satu beberapa hal sebagai berikut :
DISKUSI PLENO
Hal-hal apa pada LB.8.6. yang dilanggar oleh peraga ?
Apa perbedaan penggunaan media untuk penyuluhan dan untuk diskusi
kelompok?
Bagaimanakah sikap seorang pemandu diskusi yang baik ?
21. Pelatih memberikan masukan dengan mengacu pada LB.8.6. dan Lembar Informasi Kunci
(LIK) halaman 121 Bagian D (Box : Catatan) dan E.
22. Pelatih mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada peserta untuk mengevaluasi
apakah proses pembelajaran bisa dipahami oleh peserta.
PERTANYAAN KUNCI
Apa perbedaan penyuluhan dengan diskusi kelompok ?
Kapan diskusi kelompok dilaksanakan oleh kader Posyandu ?
Bagaimana langkah-langkah melaksanakan kegiatan diskusi kelompok ?
Bagaimana sikap pemandu diskusi yang baik ?
24. Apabila masih ada hal yang perlu dijelaskan, pelatih memberikan masukan dengan
mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK).
25. Pelatih merangkum dan menutup hasil diskusi.
110
LB.8.1
Penyuluhan / Ceramah :
Diskusi Kelompok :
111
LB.8.2.
A. TAHAP PERSIAPAN
Mengundang peserta
Menetapkan waktu pertemuan
Menentukan tempat
Pembagian tugas tim pemandu
Persiapan materi belajar
B. TAHAP PELAKSANAAN
Pengaturan tempat belajar
Pelaksanaan kegiatan belajar
112
LB.8.3.
113
LB.8.4.
114
LB.8.5.
Berikut ini adalah CONTOH langkah-langkah memandu diskusi kelompok yang menggunakan
GABUNGAN MEDIA LEMBAR BALIK dan KARTU KONSELING (maksimal 15-20 orang).
Kader meminta peserta untuk saling memperkenalkan diri, juga menyebutkan jumlah dan
umur anak, serta berapa yang masih bayi / balita.
Kader memperlihatkan lembar gambar dari LEMBAR BALIK dan menyampaikan topik yang
akan dibahas pada pertemuan ini.
Kader meminta seorang ibu untuk memegang gambar dari LEMBAR BALIK tersebut dan
menjelaskan apa yang terdapat pada gambar kepada peserta lainnya. Peserta lain
menambahkan atau mengajukan pendapatnya tentang apa yang terdapat pada gambar.
Setelah selesai, kader mengambil kembali gambar kecil (KARTU KONSELING) dan
memandu ibu-ibu untuk mendiskusikan materi dengan menggunakan "bahan diskusi" yang
terdapat dibelakang gambar besar (LEMBAR BALIK).
Bahaslah satu per satu pertanyaan yang ada di "bahan diskusi" dari gambar besar
(LEMBAR BALIK). Sampaikan hal-hal yang belum dikemukakan oleh peserta saja.
115
LB.8.6.
8 Pemandu tidak memberi saran atau masukan bila peserta bingung atau salah
9 Pemandu tidak terbuka atau tidak mau mengakui hal yang tidak diketahuinya
116
LEMBAR INFORMASI KUNCI (LIK)
Pengertian
Kegiatan diskusi kelompok di Posyandu yaitu kegiatan di luar hari buka Posyandu untuk
membahas suatu topik atau permasalahan, khususnya mengenai topik-topik kesehatan
keluarga, ibu dan anak.
1. TAHAP PERSIAPAN
a. Mengundang Peserta
Kader akan mudah mengundang keluarga balita pada saat mereka nadir pada hari
buka Posyandu untuk menimbang bayi/balita mereka.
Ingat, peserta dibatasi yaitu 12-15 orang saja, paling banyak 20 orang per kelompok.
Apabila banyak peserta yang berminat, bisa dibuat beberapa kelompok kecil yang
masing-masing dipandu oleh satu atau dua orang kader.
117
b. Menetapkan Waktu Diskusi Kelompok
Apabila peserta diundang pada hari Posyandu, sebaiknya kegiatan diskusi kelompok
ini dilaksanakan beberapa hari sesudah hari Posyandu.
Bisa juga kegiatan ini dilakukan pada hari arisan atau hari pengajian, yaitu sesudah
kegiatan itu selesai.
2. TAHAP PELAKSANAAN
a. Pengaturan Tempat
Kader mengatur tempat belajar sedemikian rupa sehingga semua peserta bisa
duduk melingkar, tanpa ada seorang pun yang duduk di belakang orang lainnya.
Kader menempatkan diri diantara peserta sehingga terlihat membaur tanpa jarak
dengan peserta lainnya. Suasana akan lebih santai apabila semua orang duduk
diatas tikar. Apabila cuaca baik, bisa dilakukan dibawah pohon atau dihalaman.
118
C. METODE BELAJAR
Metode belajar adalah cara melakukan kegiatan belajar untuk membahas suatu materi
tertentu. Kader sebaiknya mencoba menggunakan berbagai macam metode agar kegiatan
belajar lebih menarik dan bervariasi.
Berikut ini adalah contoh-contoh metode belajar yang terdapat pada LB.8.3.
119
LEMBAR INFORMASI KUNCI (LIK)
D. MEDIA BELAJAR
Media belajar adalah alat bantu dalam melakukan kegiatan belajar. Berbagai bentuk
media ini antara lain adalah : lembar balik, kartu konseling, poster, buklet, brosur, lembar
simulasi (beberan), lembar kasus, komik, alat peraga dan sebagainya (sebagian bisa
dilihat pada LB.8.4.).
Manfaat media belajar antara lain agar proses belajar menjadi lebih menarik serta lebih
mudah dilaksanakan.
CATATAN
Media bisa dipergunakan dengan cara partisipatif maupun tidak partisipatif :
Media dipergunakan untuk penyuluhan (tidak partisipatif), artinya media ini
dipergunakan untuk memberikan ceramah, dan penyuluh yang lebih banyak
bicara meskipun menggunakan media.
Media dipergunakan untuk diskusi kelompok (partsipatif), artinya media ini
dipergunakan untuk membantu peserta agar bisa terlibat dalam diskusi. Artinya,
bukan pemandu melainkan pesertalah yang lebih banyak menggunakan media
dalam proses diskusi.
Bersikap sabar : jika kurang sabar melihat proses pelatihan yang kurang lancar lalu
mengambil alih proses itu, berarti kita telah mengambil alih kesempatan belajar peserta.
Biasanya pada pelatihan yang partisipatif, proses akan sulit pada tahap-tahap awal karena
suasana belum cukup cair. Tetapi proses selanjutnya akan sangat hidup apabila pemandu
terus bersabar dalam mendorong proses partisipasi peserta.
Mendengarkan dan tidak mendominasi : karena pengalaman dari peserta yang paling
penting dalam pembelajaran, pemandu harus lebih banyak menjadi pemerhati dan
pendengar proses pelatihan. Pemandu harus percaya bahwa bagaimana cara mengelola
Posyandu dengan baik tidak mungkin berasal dari dirinya, melainkan berasal dari proses
tukar-menukar pengalaman kader sendiri sehingga mereka bisa mempelajari sendiri
bagaimana melakukan kegiatan Posyandu secara lebih baik.
Menghargai dan rendah hati : cara menghargai peserta adalah dengan menunjukkan
minat yang sungguh-sungguh pada pengetahuan dan pengalaman mereka. Kita sebagai
orang luar sering menganggap kemampuan kader Posyandu serba ketinggalan, sehingga
sikap rendah hati perlu kita sadari.
120
Mau belajar : pemandu perlu memiliki semangat untuk belajar dari peserta karena ada banyak
hal yang bisa dipelajari dari kader Posyandu yang lebih berpengalaman dalam hal bekerja di
masyarakatnya sendiri. Selain itu, pemandu tidak akan berhasil apabila tidak memahami seluk
beluk pengalaman peserta karena materi yang disampaikan dengan dikaitkan pada
pengalaman peserta akan lebih bermakna.
Bersikap sederajat dan akrab : hubungan dengan kader sebaiknya dilakukan secara informal,
akrab, dan santai, sehingga suasana kesederajatan bisa tercipta. Peserta akan mempelajari
lebih banyak kalau mereka rasa nyaman dengan Tim Pemandu. Sebaiknya kita menghindari
adanya "jarak" atau "perbedaan" antara Tim Pemandu dan Kader Posyandu. Misalnya, Tim
Pemandu bisa coba memakai baju yang sama dengan kader Posyandu. Tidak menggurui :
proses belajar berlangsung sama dengan orang dewasa. Orang dewasa memiliki pengalaman
dan pendirian, karena itu tidak akan berhasil apabila pemandu bersikap sebagai guru yang
serba tahu. Sebaiknya kita belajar dengan saling berbagi pengalaman, agar diperoleh satu
pemahaman yang kaya.
Tidak memihak, menilai, dan mengkritik : mungkin dalam pelatihan perbedaan pendapat bisa
muncul antara peserta. Pemandu tidak boleh menilai dan mengeritik semua pendapat, juga
tidak boleh bersikap memihak. Secara netral pemandu mesti berusaha memandu komunikasi
antara pihak-pihak yang berbeda pendapat untuk mencari kesepakatan dan jalan
keluarnya.
Bersikap terbuka : pemandu jangan segan untuk berterus terang kalau merasa kurang
mengetahui sesuatu. Dari contoh ini, kader bisa mempelajari bahwa mereka juga bisa memiliki
sikap terbuka dengan ibu-ibu desa.
Bersikap positif : seorang pemandu sebaiknya selalu membangun suasana yang positif.
Pelatihan seharusnya mendorong kader mencari potensi diri sendiri dan bukan menekankan
hal-halyang buruk.
121
9
Pokok PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH
Bahasan
Waktu 60 menit
122
LANGKAH - LANGKAH
Pengantar (3 menit)
1. Pelatih menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan, dan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan Pokok Bahasan 9 ini diatas papan tulis atau kertas dinding.
2. Pelatih membagikan sebuah kartu atau potongan kertas kepada semua peserta.
3. Pelatih meminta masing-masing peserta untuk menuliskan hal sebagai berikut :
SATU (1) alasan yang PALING SERING dilontarkan ibu-ibu apabila tidak mau atau
tidak bisa datang ke Posyandu.
4. Pelatih meminta peserta untuk saling bertukar kertas yang telah mereka tulisi itu dengan
peserta yang duduk di dekat / sebelahnya. Boleh dikiri boleh dikanan.
5. Pelatih meminta peserta untuk membacakan kartu / kertas yang dipegangnya.
6. Pelatih kemudian mengajak peserta untuk mendiskusikan :
BAHAN DISKUSI
Mengapa kader perlu menggerakkan masyarakat ?
Bagaimana cara menggerakkan masyarakat ?
7. Pelatih memberikan masukan dengan mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK)
halaman 128 Bagian A.
8. Pelatih menanyakan kepada peserta apakah mereka sering melakukan kunjungan rumah
dan apakah tujuannya.
9. Pelatih mengajak peserta untuk mendiskusikan :
BAHAN DISKUSI
Siapa sasaran yang perlu dikunjungi ? Bagaimana cara menentukannya ?
Menurut pengalaman kader, hambatan apa yang dialami dalam melaksanakan
kunjungan rumah ?
10. Pelatih memberikan masukan dengan mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK)
halaman 129 Bagian B, mengenai pengertian, tujuan, dan sasaran kunjungan rumah.
11. Pelatih membagikan LB.9.1. kepada semua peserta.
12. Pelatih meminta seorang peserta membacakan LB.9.1. tentang langkah-langkah kunjungan
rumah.
13. Pelatih memberikan penjelasan untuk setiap langkah dalam melaksanakan kunjungan
rumah dengan mengacu pada LIK halaman 129 Bagian C.
123
Peragaan Kunjungan Rumah (25 menit)
Satu (1) orang menjadi Bapak Slamet yang kesal pada kader karena istrinya selalu
dianjurkan ikut KB padahal bapak ini tidak setuju.
Satu (1) orang menjadi Ibu Slamet yang sedang hamil 5 bulan, nampak pucat dan
lelah, tetapi takut pada suaminya.
Satu (1) orang menjadi Ibu Kardi, mertua Ibu Slamet yang selalu menyindir-nyindir
kader sebagai orang yang suka mencampuri urusan orang lain.
Catatan : Bapak dan Ibu Slamet adalah petani dan memiliki 5 orang anak, yaitu 2 orang
balita (1 tahun dan 3 tahun), 2 orang masih di Sekolah Dasar, dan yang paling besar 15
tahun sudan tidak sekolah.
19. Pelatih meminta kedua kader (peraga) menceritakan kesan dan kesulitannya melaksanakan
peragaan kunjungan rumah.
20. Pelatih meminta peserta untuk membahas hal-hal sebagai berikut :
21. Pelatih memberikan masukan dengan mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK)
halaman 132 Bagian D.
Penutup (5 menit)
22. Pelatih mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada peserta untuk mengevaluasi
apakah proses pembelajaran bisa dipahami oleh peserta.
PERTANYAAN KUNCI
Apa tujuan kunjungan rumah?
Siapa sasaran kunjungan rumah?
Bagaimana langkah-langkah melaksanakan kunjungan rumah?
23. Apabila masih ada hal-hal yang perlu dijelaskan, pelatih memberikan masukan dengan
mengacu pada Lembar informasi Kunci (LIK).
124
LB.9.1
A. TAHAP PERSIAPAN
125
LB.9.2.
Berikut ini adalah CONTOH langkah-langkah kunjungan rumah oleh kader dengan
menggunakan media kartu sebagai bahan 'obrolan' bersama sasaran :
1. Kader mengucapkan salam dan beramah-tamah terlebih dahulu sebelum sampai pada
pokok tujuan.
2. Kader menyampaikan bahwa kedatangannya adalah untuk melihat keadaan ibu hamil,
ibu menyusui atau bayi dan balita di keluarga ini dalam rangka tugas sebagai kader
Posyandu.
3. Kader menanyakan pada keluarga / ibu tersebut tentang keadaan ibu hamil / ibu
menyusui / bayi / balita dan alasan mengapa mereka tidak datang ke Posyandu.
7. Kader meminta keluarga / ibu tersebut menjelaskan pengalaman keluarga mengenai hal
yang terdapat pada gambar-gambar tersebut.
9. Sebelum berpamitan pulang, kader menanyakan apakah mereka berminat hadir pada
kegiatan Posyandu atau kegiatan belajar kelompok bersama kader. Kader
memberitahukan kapan dan dimana kegiatan tersebut akan dilaksanakan.
126
LEMBAR INFORMASI KUNCI (LIK)
A. MENGGERAKKAN MASYARAKAT
Untuk menghadapi berbagai alasan ibu-ibu (masyarakat) yang sulit digerakkan atau
dimotivasi antara lain dengan cara sebagai berikut:
Memberikan contoh langsung melalui penerapan hidup sehat pada keluarga
kader sendiri agar mereka tergerak untuk meniru.
Melakukan pendekatan individu melalui KUNJUNGAN RUMAH. Kader sebaiknya
tidak bersikap menggurui kepada sasaran dalam melakukan kunjungan.
Mengobrol sambil memberi informasi tentang manfaat kegiatan Posyandu
merupakan cara yang lebih baik daripada menggurui. Untuk membina hubungan
yang baik dengan ibu-ibu, kader perlu bersikap ramah dan menghindari
kebiasaan mengecam atau memarahi masyarakat.
Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat yang bisa membantu
menggerakkan atau memotivasi masyarakat. Misalnya : kepala desa, tokoh
agama (ulama), pemimpin adat, guru, dan sebagainya.
Mengembangkan kegiatan-kegiatan Posyandu secara menarik dan berdasarkan
kebutuhan masyarakat, sehingga mereka bisa merasakan manfaatnya.
127
B. KUNJUNGAN RUMAH
1. TAHAP PERSIAPAN
128
2. TAHAP PELAKSANAAN KUNJUNGAN
Kader mengucapkan salam dan beramah tamah terlebih dahulu sebelum sampai pada
pokok tujuan, karena untuk meminta kesediaan waktunya.
Kader menyampaikan tujuan kedatangannya.
Kader kemudian berbincang-bincang dengan keluarga / ibu tersebut tentang keadaan
ibu hamil / ibu menyusui / bayi / balita.
Apabila diperlukan, kader memberikan tablet besi, tablet Yodium, Vitamin A untuk balita,
dan sebagainya.
Sebelum berpamitan pulang, kader mengajak keluarga/ibu tersebut untuk menghadiri
kegiatan Posyandu yang akan dilaksanakan.
Banyak kader yang mengeluh bahwa kedatangan mereka seringkali dianggap sebagai
'gangguan' oleh sasaran. Apalagi bila sasaran itu termasuk orang yang sulit didekati dan
diajak melaksanakan kegiatan Posyandu.
Berikut ini adalah beberapa saran untuk kader agar kunjungan rumah berjalan dengan
baik :
Kader sebaiknya bersikap ramah, sabar dan tidak 'menggurui', apalagi sambil
memarahi dan mengomeli sasaran.
Berikan penjelasan dengan cara sederhana, terutama tentang manfaat apabila
melaksanakan saran-saran yang diberikan.
Laksanakan kunjungan rumah dengan santai, seperti sedang bertamu dan
mengobrol biasa. jangan bertamu terlalu lama atau pada jam-jam sibuk mereka.
Pergunakan media bantu (kartu konseling atau yang lainnya) hanya untuk
sasaran yang telah menerima kedatangan kader dengan baik. Jangan paksakan
penggunaan media bantu apabila itu tidak tepat.
Contoh cara melaksanakan kunjungan rumah dengan menggunakan media
gambar bisa dilihat pada LB.9.2.
129
10
Pokok UPAYA MENINGKATKAN GIZI KELUARGA
Bahasan
Waktu 90 menit
130
LANGKAH-LANGKAH
Pengantar (5 menit)
1. Pelatih menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan, dan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan Pokok Bahasan 10 ini diatas papan tulis atau kertas dinding (plano).
2. Pelatih mengajak peserta mendiskusikan beberapa hal dengan mengajukan satu persatu
pertanyaan sebagai berikut :
BAHAN DISKUSI
Apakah yang disebut dengan zat gizi ?
Makanan-makanan apa saja yang merupakan sumber makanan bergizi ?
Apa manfaat makanan bergizi ?
3. Pelatih menulis pengertian 'zat-zat gizi' diatas papan tulis (kertas dinding).
4. Pelatih memberikan masukan dengan mengacu pada Lembar Informasi Kunci (LIK).
Halaman 139 Bagian A dan B.
5. Pelatih membagikan LB.10.1. (2 halaman) kepada semua peserta.
6. Pelatih meminta seorang peserta untuk membacakan LB.10.1.
7. Pelatih mengajak peserta mendiskusikan beberapa hal dengan mengajukan satu per satu
pertanyaan berikut ini :
BAHAN DISKUSI
Apakah yang disebut dengan masalah gizi?
Menurut pengalaman peserta, masalah-masalah gizi apa saja pada LB.10.1. yang
masih sering ditemukan di masyarakat?
Sebutkan masalah lain yang belum tercantum pada LB.10.1.!
8. Pelatih memberikan masukan mengenai pengertian 'masalah gizi' dengan mengacu pada
Lembar Informasi Kunci (LIK) halaman 139 Bagian C.
TUGAS KELOMPOK
Susunlah daftar menu untuk 1 hari, yaitu untuk sarapan pagi, makan siang, dan makan
sore / malam yang mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
Bahannya sudah tersedia di kebun sendiri (tidak perlu membeli).
Apabila harus membeli, mudah didapat dan harganya terjangkau oleh masyarakat
pedesaan.
Memenuhi kebutuhan tiga (3) zat gizi utama.
131
11. Kelompok melaksanakan tugas kelompok.
DISKUSI PLENO
Apakah menu yang disusun setiap kelompok sudah memenuhi kebutuhan 3 gizi
utama yang kita perlukan? Apa yang masih perlu diperbaiki?
Sebagai kader, mengapa kita perlu memberikan pesan-pesan gizi yang sesuai
dengan kemampuan masyarakat?
14. Pelatih kemudian memberi contoh daftar menu sederhana dengan mengacu kepada
Lembar informasi Kunci (LIK) pada halaman 140 Bagian D.
15. Pelatih kemudian membagikan LB.10.2. kepada semua peserta dan meminta salah seorang
peserta untuk membacakan isinya dengan suara keras dan jelas.
16. Pelatih mengajak peserta mendiskusikan satu per satu pertanyaan berikut ini :
BAHAN DISKUSI
Sebutkan 3 hal yang terdapat pada LB.10.2. yang masih sering diucapkan
masyarakat apabila mendapatkan anjuran tentang gizi?
Bagaimana cara kader menghadapi masyarakat yang mengucapkan hal-hal itu?
17. Pelatih kemudian memberi masukan mengenai cara kader menghadapi faktor-faktor
penghambat seperti yang tercantum pada LB.10.2. dengan mengacu kepada Lembar
Informasi Kunci (LIK) halaman 140-141 Bagian E dan F.
18. Pelatih membagikan LB.10.3. kepada semua peserta dan meminta salah seorang peserta
untuk membacakannya.
19. Pelatih meminta peserta untuk memilih tiga anjuran tentang gizi pada LB.10.3. yang paling
penting untuk disampaikan kepada masyarakat.
20. Pelatih mengajukan beberapa pertanyaan kunci kepada peserta untuk mengevaluasi
apakah proses pembelajaran bisa dipahami oleh peserta.
PERTANYAAN KUNCI
Apakah yang disebut gizi? Apakah yang disebut masalah gizi?
Sebutkan beberapa contoh alasan dari masyarakat yang menghambat upaya untuk
meningkatkan gizi keluarga?
21. Apabila masih ada hal yang perlu dijelaskan, pelatih memberikan masukan dengan
mengacu kepada Lembar Informasi Kunci (LIK).
22. Pelatih merangkum dan menutup hasil diskusi.
132
LB.10.1. MASALAH MASALAH GIZI YANG PERLU KITA KENALI
133
LB.10.1. MASALAH MASALAH GIZI YANG PERLU KITA KENALI
134
LB.10.2. HAL-HAL YANG MENGHAMBAT UPAYA MENINGKATKAN GIZI KELUARGA
Anak saya hanya makan nasi dengan Kami memberi bayi kami hanya nasi
lauk pauk atau ikan saja karena dia yang dihaluskan karena kamu tidak
tidak suka makan sayuran mampu membeli ikan, daging dan
telur .
Kami sudah biasa dengan cara Kami tidak tahu apa gunanya
seperti ini, orang tua kami yang memberikan kapsul Vitamin A untuk
mengajarkan hal ini berdasarkan balita umur 6 bulan sampai 5 tahun
pengalamannya
Bagi kami, yang penting anak-anak Kami tidak tahu gunanya menimbang
cukup kenyang dan tidak sakit bayi / balita setiap
bulan
135
LB.10.3. PESAN-PESAN GIZI UNTUK KELUARGA
Biasakan cuci tangan dengan sabun Berikan Vitamin A pada balita sejak
sebelum dan sesudah makan. Anak usia 6 bulan sampai 5 tahun, setiap
yang mendapat makanan bergizi, 2 x setahun agar mata mereka sehat
tetapi tidak sehat apabila memiliki dan juga memiliki daya tahan
kebiasaan hidup tidak bersih ... terhadap penyakit
Batasi jumlah dan aturlah jarak Supaya anak mau makan, masaklah
kelahiran anak, agar keluarga dapat makanan dirumah agar enak dan
memenuhi kebutuhan gizi mereka .... menarik, meskipun sederhana dan
murah .
136
LB.10.3. PESAN-PESAN GIZI UNTUK KELUARGA
Jangan berikan pisang, air, atau Setelah bayi berusia diatas 6 bulan,
makanan lain kepada bayi berusia ASI saja tidak cukup. Berikan ASI
0 sampai 6 bulan karena pencernaan dan makanan bayi yang sehat untuk
bayi masih belum cukup kuat untuk bayi diatas usia 6 bulan
menerimanya
137
LEMBAR INFORMASI KUNCI (LIK)
Zat gizi adalah unsur-unsur yang diperlukan oleh tubuh agar seseorang hidup sehat. Zat gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh kita terdiri dari bermacam-macam unsur sehingga kita perlu
memakan berbagai jenis makanan.
Setiap manusia memerlukan makanan untuk hidup. Makanan yang dibutuhkan oleh tubuh
kita bukan sekedar makanan yang mengenyangkan, tetapi makanan yang mengandung zat
gizi.
Upaya memelihara gizi dalam keluarga perlu dilaksanakan terutama untuk anak-anak usia
0-5 tahun, karena usia tersebut merupakan usia terpenting bagi pertumbuhan jasmani dan
perkembangan otak anak.
MAKANAN POKOK DAN LEMAK / MINYAK yaitu makanan yang dibutuhkan tubuh agar kita
punya tenaga untuk bekerja dan melakukan kegiatan sehari-hari. Sumber-sumber
makanannya, antara lain yaitu :
Makanan Pokok yaitu makanan yang mengandung zat tepung, seperti : beras,
jagung, gandum, gula, umbi-umbian, kentang, sagu, roti, mie, dll
Makanan yang mengandung minyak atau lemak, seperti : minyak, mentega, santan,
dll.
LAUK PAUK (PROTEIN) yaitu makanan yang dibutuhkan untuk membangun tubuh dan otak
kita. Sumber-sumber makanannya antara lain yaitu :
Lauk-pauk dari tumbuh-tumbuhan, seperti : kacang-kacangan, tempe, tahu, susu,
kacang kedelai, dll.
Lauk-pauk dari hewan, seperti : telur, ayam, daging, ikan, susu kambing / sapi, dll.
SAYUR-SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN, yaitu makanan yang dibutuhkan agar tubuh kuat.
segar dan tidak mudah sakit.
C. MASALAH GIZI
Masalah gizi adalah masalah yang disebabkan oleh kekurangan gizi. Misalnya, tubuh kita
menjadi kurus, lemah, mudah sakit, dan sebagainya. Masalah-masalah gizi yang perlu
dikenali oleh kader Posyandu tercantum pada LB.10.1.
Meskipun anak tidak sakit dan makan banyak (merasa kenyang), apabila makanan itu tidak
memenuhi syarat gizi yang baik, maka tetap saja anak akan kekurangan gizi.
Akibat kekurangan gizi pada anak bisa sekarang dan bisa juga terjadi pada saat usia
dewasa. Seseorang menjadi mudah sakit dan daya tahan tubuhnya kurang karena masalah
gizi yang terjadi pada masa kanak-kanaknya.
138
D. CARA MENYUSUN MENU BERGIZI
Menu yang sehat dan bergizi sebaiknya memenuhi ke 3 gizi utama. Berikut ini adalah
contoh menu sederhana yang sehat dan bergizi :
WAKTU MENU
Nasi, tempe / tahu goreng, sayur santan daun singkong dan teri, pepaya atau
Siang
pisang
Nasi, tempe / tahu bumbu kecap (bacem), sayur santan daun singkong dan
Sore / malam
bunga pepaya, teri goreng, pepaya atau pisang
Dalam menyusun menu yang bergizi dan sehat, sebenarnya tidak perlu bahan makanan
yang mahal-mahal. Gunakan bahan-bahan lokal, baik yang berasal dari kebun / pekarangan
kita sendiri, maupun yang bisa dibeli dengan mudah dan murah.
Sayuran yang biasanya mudah diperoleh adalah daun singkong, labu, pucuk daun labu,
kangkung, kacang panjang, sawi, bunga pepaya, dsb. Agar rasanya enak bisa diolah
sebagai sayur santan atau ditumis dengan bumbu sederhana.
Sebagai sumber protein, bisa disesuaikan dengan bahan yang murah di wilayah kita.
Apabila ikan segar murah dan mudah diperoleh, akan lebih baik. Kalau tidak, usahakan
menyediakan tempe, tahu dan telur. Ikan kering seperti teri, juga merupakan sumber protein
yang tinggi. Peliharalah ayam untuk dimakan telur dan dagingnya oleh keluarga paling tidak
seminggu sekali, jangan dijual semuanya. Akan lebih baik apabila kita bisa lebih sering
makan telur, ikan atau daging.
Sebaiknya sebagian makanan digoreng agar mengandung minyak / lemak yang dibutuhkan
oleh tubuh kita.
Pada LB.10.2. terdapat sejumlah alasan yang menjadi penghambat perilaku makan yang sehat
dari masyarakat. Alasan-alasan ini disebabkan karena :
Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, misalnya : anak dibiarkan banyak jajan
padahal makanan tersebut tidak memenuhi syarat gizi yang baik.
Rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi bagi masa depan anak,
misalnya : kebiasaan merokok dan menyimpan uang untuk kepentingan lain, sementara
untuk memenuhi gizi anak dan keluarga dinomor duakan.
Kebiasaan yang sulit diubah, misalnya : hanya makan ikan dan daging tanpa sayuran
sehingga pola makannya kurang seimbang, memberikan nasi uleg (nasi yang di haluskan)
139
atau pisang di kerok saja sebagai makanan bayi.
Kepercayaan yang sulit diubah, misalnya :
Secara turun menurun masyarakat menganggap bahwa perlu memberi bayi makanan
tambahan setelah usianya beberapa hari dan menganggap pemberian ASI Eksklusif
akan membuat bayi merasa lapar
Tidak memberi ikan kepada anak karena takut terkena cacingan
Anak gadis tidak boleh makan nanas atau pisang ambon, dsb.
Selain itu, kader menghadapi tantangan ini dengan cara menggiatkan pelayanan
Posyandu untuk memperkenalkan cara meningkatkan gizi keluarga. Kegiatan-kegiatan
itu antara lain adalah :
Kegiatan penyuluhan gizi : baik pada hari Posyandu, maupun pada saat kegiatan
kelompok dan kunjungan rumah
Pemberian obat-obatan : tablet besi (untuk kasus kurang darah), Vitamin A,
Oralit, dll.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Demo mengolah (masak) makanan sehat.
Pemberian rujukan apabila menemukan kasus kurang gizi.
Menyelenggarakan Lomba Balita Sehat , misalnya pada saat perayaan 17
Agustus, dan sebagainya.
Kader Posyandu yang berhasil adalah kader yang bisa mendorong masyarakat
melaksanakan sendiri usaha-usaha meningkatkan kebiasaan makan bergizi.
140
11
Pokok EVALUASI DAN RENCANA TINDAK LANJUT
Bahasan
Alat dan kertas dinding (plano), spidol, selotip, papan tulis, gunting,
Bahan kartu metaplan, kertas HVS.
Waktu 90 menit
141
LANGKAH - LANGKAH
Pengantar (5 menit)
Pelatih menjelaskan dan menuliskan judul, tujuan, dan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan Pokok Bahasan 11 ini di atas papan tulis atau kertas dinding.
1. Pelatih menampilkan kembali kartu-kartu metaplan harapan yang disusun pada awal
pelatihan.
2. Pelatih meminta peserta menyepakati bersama penempelan kartu-kartu harapan tersebut
ke dalam tabel LB.11.1. yang telah disalin ke atas kertas dinding (plano), yang terdiri atas 2
kolom sebagai berikut :
Harapan-harapan yang tercapai dalam pelatihan
Harapan-harapan yang tidak tercapai dalam pelatihan
3. Pelatih kemudian menempelkan kertas dinding (plano) berisi tabel yang disalin dari LB.11.2.
yang memuat 3 gambar wajah sebagai berikut :
Wajah sedih (materi kurang dimengerti)
Wajah biasa (lumayan, materi cukup dimengerti)
Wajah senang / tertawa (bagus, materi bisa dimengerti)
4. Pelatih meminta semua peserta untuk menilai bersama keberhasilan belajar untuk setiap
Pokok Bahasan yang telah dilaksanakan (PB.1. sampai 10) dengan memberi tanda dot ()
pada kolom yang sesuai pada tabel LB.11.2.
5. Setelah tabel LB.11.2. terisi penuh, pelatih meminta beberapa peserta untuk menjelaskan
alasan penilaiannya.
6. Pelatih kemudian meminta peserta mengungkapkan hal-hal yang belum dimengerti dari
materi PB.1. sampai 10.
7. Pelatih memberikan penjelasan yang diperlukan. Pelatih lainnya, juga bisa menambahkan
penjelasan-penjelasan apabila diperlukan.
8. Pelatih memberikan masukan mengenai hasil evaluasi dengan mengacu pada lembar
Informasi Kunci (LIK) halaman 147 Bagian A.
1. Pelatih menampilkan tabel dari LB.11.3. yang telah disalin ke atas kertas dinding.
2. Pelatih membagi peserta ke dalam kelompok, sesuai Posyandu masing-masing.
3. Pelatih meminta setiap kelompok (per Posyandu) untuk menyalin tabel LB.11.3. ke atas
kertas HVS dan mengisinya dengan rencana tindak lanjut di Posyandu masing-masing
(dibuat rangkap dua : 1 untuk pelatih dan 1 untuk kader).
4. Pelatih berkeliling dan membantu setiap kelompok apabila diperlukan, untuk mengisi tabel
RTL dengan baik. Rencana yang dibuat ini harus dibuat sesederhana mungkin agar benar-
benar bisa dilaksanakan oleh mereka.
5. Pelatih menyampaikan manfaat penyusunan RTL dengan mengacu pada Lembar Informasi
Kunci (LIK) halaman 147 Bagian B.
142
Pelatihan ditutup dengan pembacaan do'a.
LB.11.1
143
LB.11.2
TABEL EVALUASI
5 Penyuluhan di Kegiatan 4
Catatan :
Beri tanda dot () pada kolom yang sesuai dengan penilaian berikut ini :
144
LB.11.3
SUMBER DAYA
1 2 3 4 5 6 7
CATATAN :
Kegiatan dibuat sesuai dengan kemampuan Posyandu masing-masing agar RTL ini
benar-benar bisa dilaksanakan, misalnya : penyuluhan terarah
Pendukung : bisa diisi dengan sektor atau lembaga yang bisa membantu terlaksananya
suatu kegiatan yang diusulkan, misalnya : bidan, petugas Puskesmas, PLKB.
Waktu diisi dengan bulan dan tahun yang diperkirakan kegiatan bisa dilaksanakan
Sumber daya : diisi sesuai dengan kebutuhannya, tidak harus selalu memerlukan biaya
berupa uang
145
LEMBAR INFORMASI KUNCI (LIK)
A. MANFAAT EVALUASI
Dalam setiap pelatihan kita perlu melaksanakan evaluasi untuk menilai seberapa jauh
materi-materi belajar bisa dipahami oleh peserta. Pada kesempatan ini, peserta masih bisa
menanyakan hal-hal yang perlu penjelasan kepada pelatih.
Evaluasi juga bisa menilai apakah harapan-harapan peserta bisa terpenuhi dalam pelatihan
ini. Apabila harapan peserta kurang terpenuhi, sebaiknya dicarikan jalan keluarnya melalui
penyusunan RTL pribadi (masing-masing peserta).
Beberapa saran untuk peserta adalah :
Sebuah pelatihan tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan peserta, karena itu
sebaiknya peserta terus-menerus belajar baik dari orang lain maupun membaca.
Belajar terus-menerus akan bermanfaat bagi diri pribadi kader sendiri maupun untuk
meningkatkan kemampuannya dalam membantu masyarakat di Posyandu.
Bahan belajar yang disarankan untuk dikuasai oleh kader adalah Buku Kader UPGK
yang memuat semua hal tentang tugas kader Posyandu. Selain itu, bisa juga
dimanfaatkan bahan-bahan belajar yang berasal dari berbagai sektor.
Penyusunan RTL diharapkan dapat menjadi bukti hasil pelatihan bagi peserta, untuk
dilaporkan kepada ketua dan pembina TP PKK di Desa/Kelurahannya masing-masing.
Dengan demikian, diharapkan kader mendapatkan dukungan.
RTL yang disusun itu merupakan RTL peserta untuk masing-masing Posyandu yang
diharapkan bisa dilaksanakan oleh mereka sebagai upaya meningkatkan pelayanan
Posyandu di wilayahnya.
146
DAFTAR BACAAN
Berikut ini adalah beberapa bacaan yang dianjurkan untuk menjadi bahan acuan, baik oleh
pelatih Kabupaten / Kecamatan yang akan memandu Pelatihan Pengelolaan Posyandu untuk
kader Posyandu, maupun oleh kader yang akan melaksanakan kegiatan di Posyandunya
masing-masing. Apabila membutuhkan, mudah-mudahan bacaan ini bisa diperoleh di dinas /
instansi yang menerbitkannya.
147
PESAN DASAR Gizi Seimbang
148