Anda di halaman 1dari 6

Laporan Interim

1
Studi Penyusunan Peta Rawan Banjir Wilayah Sungai Bali-Penida

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PEKERJAAN

A. Dasar Hukum

Kegiatan Penyusunan Peta Rawan Banjir Wilayah Sungai Bali Penida ini
mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku, antara lain sebagai berikut :
1. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 Tentang Garis
Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai Dan bekas
Sungai.
3. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009.

B. Gambaran Umum

Bahwasanya banjir sebagai sebuah akumulasi ketersediaan air yang berlebihan pada
suatu tempat dan suatu waktu mempunyai kekuatan daya rusak yang dapat
menghancurkan asset kesejahteraan penduduk. Demikian pula kecenderungan kejadian
banjir atas suatu wilayah (flood prone) sesungguhnyalah sudah dapat dipahami, baik oleh
karena faktor letak geographi yang berada pada daerah hujan tropis, faktor topografi yang
lebih rendah dari kawasan di sekitarnya, maupun faktor antropogenik berupa tidak adanya
sistem drainase yang baik dalam kawasan yang bersangkutan.

Kesadaran dan pemahaman atas kecenderungan banjir pada suatu wilayah ini sering
tidak diikuti oleh suatu tindakan yang konsisten untuk mengurangi dampak negatifnya,
terutama oleh karena tidak adanya harmonisasi rencana mitigasi pada skala makro wilayah
(rencana induk) dan skala mikro (pada unit-unit lahan). Harmonisasi rencana ini
sendiri tidaklah sederhana dalam penerapannya. Diperlukan suatu dasar cara
pandang atau persepsi yang sama untuk dapat mensinergikan setiap upaya-upaya mikro
dengan upaya-upaya makro agar semua energi, sumber daya dan biaya yang dikorbankan

I-1
Laporan Interim
2
Studi Penyusunan Peta Rawan Banjir Wilayah Sungai Bali-Penida

dapat terfokus kepada upaya mitigasi secara keseluruhan.

Secara teknis, suatu dasar pengendalian banjir yang terencana, terstruktur dan
menyeluruh harus dituangkan ke dalam suatu dokumen rencana induk
pengendalian banjir. Pada tahap rencana hal ini sudah pernah diwujudkan di Wilayah
Sungai Bali-Penida untuk mengatasi persoalan banjir di lokasi yang telah diidentifikasi.
Namun rencana tersebut belum mempunyai kekuatan hukum untuk mengatur perilaku
pengelolaan lahan pada dataran rawan banjir yang ada. Kelemahan mendasar yang kurang
terungkap dan disosialisasikan terutama mengenai pengelolaan yang harus diterapkan
terhadap kawasan rawan banjir, baik secara makro maupun mikro.

Dalam hal ini, untuk mendasari rencana pengelolaan kawasan rawan banjir sangat
diperlukan adanya peta rawan banjir yang mampu menggambarkan fakta-fakta adanya
dataran banjir (flood prone) yang harus dipertahankan retensinya sesuai dengan fungsi
tampungan sementaranya.

Oleh karena itu maka perlu dipetakan daerah yang memiliki kondisi rawan akan banjir
yang dituangkan dalam bentuk 1 Dokumen peta rawan banjir wilayah sungai Bali-Penida.

C. Keterkaitan Program dengan Kegiatan

Kegiatan Penyusunana Peta Rawan Banjir di Wilayah Sungai Bali Penida ini merupakan
suatu tahapan dalam proses perencanaan suatu program pengendalian banjir yang terpadu
dan menyeluruh di Wilayah Sungai Bali Penida dalam upaya menanggulangi banjir yang
terjadi di wilayah wilayah rawan banjir.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PEKERJAAN


Maksud dari kegiatan Penyusunan Peta Rawan Banjir Wilayah Sungai Bali - Penida ini
adalah untuk mendapatkan gambaran tentang wilayah wilayah yang rawan terhadap
bencana khususnya banjir.

Tujuan dari kegiatan Penyusunan Peta Rawan Banjir Wilayah Sungai Bali - Penida adalah
menyusun peta atas seluruh lokasi daerah rawan banjir serta menyediakan data dan
informasi geospasial sebaran daerah rawan banjir dalam rangka perencanaan
penanggulangan bencana .

I-2
Laporan Interim
3
Studi Penyusunan Peta Rawan Banjir Wilayah Sungai Bali-Penida

1.3 SASARAN PEKERJAAN


Sasaranyang ingin dicapai dalam studi ini adalah untuk memperoleh dokumen peta
kerentanan banjir yang akan digunakan untuk menunjang kegiatan antisipasi dan
pengendalian banjir di sistem sungai Wilayah Sungai Bali - Penida.

1.4 LOKASI PEKERJAAN

Lokasi pelaksanaan kegiatan Penyusunan Peta Rawan Banjir Wilayah Sungai Bali
Penida ini adalah Provinsi Bali.

Gambar 1.1
Peta Lokasi Pekerjaan

Sumber : BWS Bali Penida, 2015.

I-3
Laporan Interim
4
Studi Penyusunan Peta Rawan Banjir Wilayah Sungai Bali-Penida

1.5 LINGKUP PEKERJAAN


1.5.1. Kegiatan Persiapan

a. Survey Pendahuluan

Survey Pendahuluan dilakukan oleh Team Leader sebagai penanggung jawab pekerjaan
bersama Tenaga Ahli yang terlibat. Survey pendahuluan ini merupakan tahap awal
pelaksanaan pekerjaan dan juga untuk pengenalan lapangan, pengambilan data-data
visual dan data sekunder awal yang digunakan dalam pengecekan kondisi lokasi.
Dalam tahap ini juga diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul
nantinya selama pelaksanaan survei teknis, sehingga tim survei teknis nantinya akan
dapat melakukan persiapan yang lebih baik secara teknis. Selain itu juga untuk
melakukan pendekatan pada instansi terkait sehingga dapat dicapai koordinasi yang
optimal.

b. Rencana Mutu Kontrak

Dalam Laporan ini dijelaskan mengenai tujuan pekerjaan, lokasi pekerjaan, survei
lapangan, rencana kerja dan personil yang akan terlibat, serta daftar simak yang
akan dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya. RMK harus mengacu pada
Permen PU No.4 Tahun 2009 dan diperolehnya standar kinerja penyedia jasa, target
dan hal-hal baku yang akan disajikan pada proses dan hasil akhir pelaporan.

c. Persiapan Administrasi dan Teknis

Merupakan persiapan administrasi surat menyurat inter office, office to office dan office
to owners. Dari administrasi kantor yang tertata dengan baik memudahkan dalam
kontrol pekerjaan secara keseluruhan sehingga diperoleh proses administrasi yang baik,
tertata rapi yang pada akhirnya menunjang kinerja penyedia jasa.

d. Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sangat diperlukan dalam mendukung keakuratan
hasil analisa secara keseluruhan. Sebagian besar data sekunder merupakan data
historis yang mampu memberikan informasi proses yang terjadi di lokasi
pekerjaan. Beberapa data seperti; Citra Satelit, Peta Rupa Bumi, Peta sistem lahan,

I-4
Laporan Interim
5
Studi Penyusunan Peta Rawan Banjir Wilayah Sungai Bali-Penida

data curah hujan dan Hasil kajian terdahulu. Data sekunder diperoleh dari sumber-
sumber tertulis yang memugkinkan, seperti surat kabar, data instansi teknis pemerintah,
web site, dan sebagainya.
Sebelum survey lapangan, dilakukan analisa - analisa untuk mengetahui gambaran awal
kondisi daerah yang diteliti yang dipakai sebagai pedoman untuk merencanakan
survey lapangan. Hasil analisa tahap awal ini dipakai untuk menentukan titik-titik
pengecekan lapangan.

e. Pengumpulan Data Primer

Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dilapangan. Sebagai data
terbaru, tentunya data ini merupakan hasil kondisi terakhir di lapangan seperti;
koordinat lokasi pengamatan, kondisi DAS, kondisi daerah pemukiman, kondisi
daerah hilir dan muara dan sebagainya.

1.5.2. Survey Topografi

Survey Topografi dalam studi ini adalah untuk memperoleh peta topografi yang lebih
detail untuk informasi lokasi daerah rawan banjir, meliputi : sepanjang alur aliran
sungai dan daerah sempadan sungai, bangunan bangunan yang telah ada serta untuk
memasang dan menentukan posisi titik kontrol (BM) yang dipakai untuk pemetaan situasi
dari daerah rawan banjir. Penentuan posisi titik kontrol mengacu pada analisa data
sekunder. Titik kontrol (BM) tersebut nantinya dipakai sebagai batas dan acuan bersama
oleh Pemerintah baik di tingkat Pusat dan Daerah yang melakukan monitoring terhadap
daerah rawan banjir dan pembangunan/perencanaan bangunan pengaman banjir.

1.5.3. Identifikasi Lapangan

Identifikasi lapangan dalam kegiatan ini adalah untuk memperoleh data lainnya meliputi :
Indentifikasi daerah rawan banjir, tata guna lahan, kependudukan, tata bangunan dan
lingkungan, Prasarana umum seperti drainase, kolam penampungan dll.

I-5
Laporan Interim
6
Studi Penyusunan Peta Rawan Banjir Wilayah Sungai Bali-Penida

1.5.4. Wawancara

Metode yang dilakukan dengan cara mewawancarai masyarakat di Kelurahan/ Desa yang
ada di wilayah studi untuk mengetahui tentang daerah rawan banjir yang ada pada lokasi
tersebut. Metode wawancara ini terdiri dari 2 macam berdasarkan sumber respondennya,
yaitu masyarakat dan aparat pemerintahan (Dinas Pekerjaan Umum, Kepala Kelurahan/
Desa dan Kecamatan). Wawancara langsung mengenai kejadian banjir terutama dilakukan
pada lokasi yang telah teridentifikasi melalui data sekunder tentang arahnya untuk
mendapatkan gambaran batas-batas terluar lokasi rawan banjir di masing-masing lokasi,
karakter banjir dann sebab-sebabnya.

1.5.5. Analisa Data

Analisis dan perencanaan diarahkan untuk melakukan indentifikasi terhadap data untuk
diterjemahkan menjadi notasi atau tanda-tanda yang dapat diintegrasikan dalam gambar
peta.

1.5.6. Penyusunan Produk Akhir

Pekerjaan ini merupakan kegiatan penyusunan, penyimpanan dan pengumpulan data


hasil analisa dimana hasil tersebut dicocokkan dengan data survey lapangan. Hasil dari
kegiatan ini adalah Penyusunan / Pembuatan peta dibuat dengan mempergunakan data
dasar dari Peta Bakosurtanal tahun terakhir serta penyajian data dengan dibantu
perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) melalui Aplikasi Eksekutif Database
daerah rawan banjir berbasis spasial multimedia yang telah terinstall di perangkat hardware
(laptop).

I-6

Anda mungkin juga menyukai