Anda di halaman 1dari 156

MATERI INTI - 5 7

MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN MANAJEMEN


TERPADUMONITORINGPENCATATAN DAN EVALUASI TB RO
DENGAN PELAPORANSOFTWAREETBE-TB MANAGER
PENGENDALIAN
TB RESISTAN OBAT
KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.
DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
JAKARTA
2016
5

2
TIM PENYUSUN

Pengarah : dr. H. Mohammad Subuh, MPPM

dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes

Penanggung jawab : dr. Asik Surya, MPPM

Editor : Nurjanah, SKM, M.Kes

dr. Yullita Evarini Yuzwar, MARS

dr. Endang Lukitosari, MPH

Kontributor:

1. Afrialiliani, S.Kom
2. Arifin Nawas, dr., Sp. P.
3. Arto Yuwono, dr., Sp.PD
4. Ayu Hartini Pramadyani, dr.
5. Betty Nababan, dr.
6. Dina Frasasti, SKM
7. Diah Handayani, dr. Sp.P
8. Eka Sulistiany, dr.
9. Erlina Burhan, dr. Sp.P
10. Fatiyah Isbaniah, dr., Sp. P
11. Fenny, dr
12. Fita Rosemary, dr
13. Hanifah Rizky PS, SKM
14. Harsini Kusumo, dr. Sp.P
3
15. HD. Djamal, dr., M.Si
16. Irfan Ediyanto, dr.
17. Jane Sugiri, dr. Sp.P
18. Joko Siswanto, Drs., M. Kes.
19. Katamanis Tarigan, Dra., SKM
20. Merry Samsuri, dr.
21. Mikyal Faralina, SKM
22. Prayudi S, dr., Sp. PD (K)
23. Priyanti Z Soepandi, dr., Sp. P(K)
24. Purwantyastuti, Prof. Dr., Sp. F(K), MSc
25. Ratih Pahlesia, dr., Sp.P
26. Ratna Ekasari, dr
27. Rena Titis Nur, SKM
28. Retno Kusuma Dewi, dr.
29. Ronny Chandra S. Si, M. Biomed
30. Rudy Hutagalung
31. Saida Nurmala Debataradja, SKM
32. Setiawan Jati Laksono, dr.
33. Setya Budiono, dr., MARS
34. Siti Nur Anisah, drg., MPH
35. Soedarsono, dr. Sp.P
36. Sri Prihatini, dr., Sp. P.
37. Sulistyo SKM, M. Epid
38. Surjana, SKM, M.Sc
39. Suwandi, SKM, M. Epid
40. Tiar Salman, ST, MM
41. Tiara Verdinawati, SKM
42. Triana Yuliarsih, SKM
43. Tutik Kusmiati, dr., Sp. P
44. Yusuf Said, SH
45. Zulrasdy Djairas, dr. SKM

4
5
6
Zulrasdy Djairas, dr., SKM
Yoana Anandita, SKM
drg. Devi Yuliastanti, M.Kes
Nenden Siti Aminah, SKM
Dr. Endang Lukitosari, MPH
WHO Indonesia
Dr. Setiawan Jati Laksono
DAFTAR SINGKATAN

Amk = Amikasin
ATS = American Thoracic Society
B/BKPM = Balai/Besar Kesehatan Paru Masyarakat
B/BLK = Balai/Besar Laboratorium Kesehatan
BMI = Body Mass Index
BTA = Basil Tahan Asam
CEM = Cohort Event Monitoring
Cm = Capreomycin
Cs = Sikloserin
CTJ = Ceramah Tanya Jawab
CQI = Continuous Quality Improvement
Dinkes = Dinas Kesehatan
DST = Drug Sensitivity Test
E = Etambutol
ECR = Enhanced Cohort Review
Eto = Etionamid
Fasyankes = FasilitasPelayananKesehatan
FLD = First Line Drug

7
Gx = GeneXpert
H = Isoniazid
HIV = Human Immunodeficiency Virus
IDA = International Dispensary Association
KIE = Komunikasi Informasi Edukasi
Km = Kanamisin
KTD = Kejadian Tidak Diinginkan
Lab = Laboratorium
Lfx = Levofloksasin
LPA = Line Probe Assay
MDR = Multi Drugs Resistance
Mfx = Moksifloksasin
MGIT = Mycobacteria Growth Indicator Tube
M.Tb = Mycobacterium Tuberculosis
NIK = Nomor Induk Kependudukan
OAT = Obat Anti Tuberkulosis
PMDT = Programmatic Management of Drug-resistant TB
PV = Pharmacovigilance
Puskesmas = Pusat Kesehatan Masyarakat
R = Rifampisin
RS = Rumah Sakit
S = Streptomycin
SITT = Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu
TAK = Tim Ahli Klinis
TB = Tuberkulosis
TB RR = Tuberkulosis Resistan Rifampisin
TB RO = Tuberkulosis Resistan Obat
TCM = Tes Cepat Molekular
TPK = Tujuan Pembelajaran Khusus
TPU = Tujuan Pembelajaran Umum
UPK = Unit Pelayanan Kesehatan
WHO = World Health Organization
XDR = Extensively Drugs Resistant TB
Z = Pirazinamid

8
3TC = Lamivudine
ACH = Air Change Per Hour
AKMS = Advokasi Komunikasi dan Mobilisasi Sosial
Am = Amikasin
APD = Alat Pelindung Diri
ART = Anti Retroviral Therapy
ARV = Anti Retroviral (Obat)
AZT = Zidovudine
B/BLK = Balai/BesarLaboratorium Kesehatan
Binfar&Alkes = Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
BTA = Basil Tahan Asam
CD4 = Cluster of differentiation 4
Cm = Capreomycin
Cs = Sikloserin
DOT = Directly Observed Treatment
DOTS = Directly Observed Treatment, Shortcourse chemotherapy
E = Etambutol
EFV = Efavirenz
Eto = Etionamid
Faskes= FasilitasPelayananKesehatan
FLD = First Line Drug
H = Isoniazid
HEPA = High-efficiecy Particulate Absorption
HIV = Human Immunodeficiency Virus
IDA = International Dispensary Association
IRIS = Immune Reconstitution Inflamantory Syndromes
ISTC = International Standard for TB Care
IUATLD = International Union Against To Lung Disease
KIE = KonselingInformasiEdukasi
Km = Kanamisin
KTIPK = KonselingtesatasinisiasiPetugasKesehatan
Lfx = Levofloksasin
LPA = Line Probe Assay
LPV/r = Lopinavir/ Ritonavir
LSM = LembagaSwadayaMasyarakat
9
MDR = Multi Drugs Resistance
Mfx = Moksifloksasin
MGIT = Mycobacteria Growth Indicator Tube
M. Tb = Mycobacterium Tuberculosis
MTPTRO = Manajemen Terpadu Pengendalian TB Resistan Obat
NGO = Non governmental organization
OAT = Obat Anti Tuberculosis
ODHA = Orang Dengan HIV/AIDS
Ofl = Ofloksasin
ORMAS = OrganinasiMasyarakat
PAS = Para amino salisilat
PMDT = Programmatic Management of Drug-resistant TB
PME = Pemantapan Mutu Internal
PPI = PencegahandanPengendalianInfeksi
PPK = Pengobatan Profilaksis Kotrimoksasol
R = Rifampisin
RAN = RencanaAksiNasional
SLD = Second-line drugs
TAK = Tim Ahli Klinis
TB = Tuberkulosis
TB RR = TB Resistan Rifampisin
TDF = TenofovirDisoproxilFumarate
TPK = Tujuan Pembelajaran Khusus
TPU = Tujuan Pembelajaran Umum
UV = Ultra Violet
WHO = World Health Organization
XDR = extensively drugs resistantTB
Z = Pirazinamid

10
DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN 2
DAFTAR SINGKATAN 4
DAFTAR ISI 6
I. DESKRIPSI SINGKAT 7
II.TUJUAN PEMBELAJARAN 7
III. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN 7
IV. METODE DAN ALAT BANTU 9
V. LANGKAH-LANGKAH KEGIATANPEMBELAJARAN 9
VI. URAIAN MATERI
A. MONITORING DAN EVALUASI
1. Pengertian dan Tujuan Monitoring 12
2. Pengertian dan Tujuan Evaluasi 12
B. PENCATATAN DAN PELAPORAN DENGAN E-TB MANAGER
1. Latar Belakang eTBM 13
2. Tujuan dan Manfaat eTBM 13
3. Komponen eTBM 14
C. PENGGUNAAN ETB MANAGER
1. Pencatatan Terduga TB RO 19
2. Pencatatan Pasien TB RO 23
a. Pengisian Hasil Pemeriksaan Laboratorium 23

11
b. Validasi Kasus TB RO 28
c. Pengisian Data Pengobatan 30
d. Pemindahan Pasien 36
e. Pengisian Konsultasi Medis 38
f. Pengisian Infomasi Tambahan 39
3. Pencatatan Penerimaan dan Penggunaan Obat 40
4. Monitoring dan Evaluasi TB RO Berbasis eTBM 47
D. TELAAH KOHORT DALAM MTPTRO
1. Latar Belakang Telaah Kohort Dalam MTPTRO 60
2. Tujuan dan Manfaat Kohort 60
3. Indikator dan Target Telaah Kohort 61
4. Teknis Pelaksanaan Telaah Kohort 62
VIII. REFERENSI 63
I.DESKRIPSI SINGKAT 66
II.TUJUAN PEMBELAJARAN 66
III. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN 66
IV. METODE DAN ALAT BANTU BAHAN BELAJAR 77
V. METODE PEMBELAJARAN 7
V. VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN 88
VIII. URAIAN MATERI 1111
A. Pencatatan Terduga TB RO 1616
B. Pencatatan Pasien TB RO 2121
1. Pengisian Hasil Pemeriksaan Laboratorium. 2211

12
2. Validasi Kasus TB RO 2626
3. Pengisian Data Pengobatan 2828
4. Pengisian Konsultasi Medis 3355
5. Pengisian Infomasi Tambahan 3637
C. Pencatatan Penerimaan dan Penggunaan Obat 3838
D. Manajemen Pelaksanaan Program MTPTRO 454645
VIII. REFERENSI 557476
IX. EVALUASI5747
I.DISKRIPSI SINGKAT 6
II.TUJUAN PEMBELAJARAN 6
III. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN 6
IV. BAHAN BELAJAR 7
V. METODE PEMBELAJARAN 7
VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN 8
VII. URAIAN MATERI 10
VIII. REFERENSI 12
IX. EVALUASI12
DAFTAR ISI

I. DISKRIPSI SINGKAT 6
II. TUJUAN PEMBELAJARAN 6
III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN 7
IV. BAHAN BELAJAR 7

13
V. METODE PEMBELAJARAN 7
VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN 8
VII. URAIAN MATERI 10
A.Monitorig dan Evaluasi. 10
B.Sistem Pencatatan dan Pelaporan 11
C.Indikator MTPTRO 16
D.Analisis dan Interpretasi Indikator MTPTRO 19
E.Umpan Balik 32
F.Rencana Tindak Lanjut 33
VIII.REFERENSI 34
IX. EVALUASI 34
X. LAMPIRAN 40
Laporan TB.07 MDR 40
Laporan TB.11 MDR 41
Laporan TB.08 MDR 42

14
I. DEISKRIPPSSI SINGKAT

Monitoring dan evaluasi Pencatatan dan pelaporan Manajemen Terpadu Pengendalian(monev)TB R mempunyai peran penting
dalam setiap manajemen program untuk mencapai tujuan.esistan Obat (MTPTRO) merupakan hal sangat penting untuk
memastikan bahwa implementasi program berjalan dengan baik dan benar.Pencatatan dan pelaporan dapat menjadi sumber
informasi untuk diolah, dianalisis, diinterpretasi, disajikan, dan disebarluaskan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan
selain itu dengan pencatatan dan pelaporanmaka monitoring dan evaluasi program dapat dilaksanakan dengan baik.

Monitoring dan Evaluasi (Monev) mempunyai peranan penting dalam setiap manajemen program untuk memastikan bahwa
sumber daya yang dialokasikan digunakan dengan sebaik-baiknya dan kegiatannya dilaksanakan seperti yang direncanakan,
sehingga dengan demikian tujuan program dapat tercapai. Kegiatan monev bertujuan untuk membantu penggunaan sumber
daya secara efektif dan efisien demi mencapai tujuan program.

Pada prinsipnya semua kegiatan harus dimonitor dan dievaluasi. Pada kKegiatan Manajemen Terpadu Pengendalian TB RO
(Manajemen Terpadu Pengendalian TB Resistan Obat (MTPTRO) )yang harus dicatat dan dilaporkan hal yang harus dimonitor
dan dievaluasi antara lain: penatalaksanaan pasien TB resistan obatROMDR (penemuan dan pengobatan), pelayanan
laboratorium, manajemen obat dan dan logistik lainnya, dan manajemen programpelatihan petugas, konseling, advokasi, dan
supervisi. Semua kegiatan tersebut harus dicatat dengan baik untuk memastikan mutu pelaksanaan dan luaran program sesuai
dengan yang diinginkan.

15
Kegiatan tersebut harus dimonitor, baik pada aspek keluaran (output) maupun mutu pelaksanaannya (proses).Kegiatan monitoring
dan evaluasi memerlukan indikator untuk mengukur keberhasilan yang telah dicapai.Hasil pemantauan dan evaluasi diperlukan
untuk perencanaan kegiatan MTPTRO selanjutnya.

Materi odulini membahas pencatatan dan pelaporan MTPTRO ditingkat fasyankes fasilitas pelayanan kesehatan
menggunakansoftwaresoftware e-TB Manager dan kegiatan telaah kohort untuk evaluasi pengobatan pasien TB RO. monitoring
dan evaluasi kegiatan MTPTRO dengan memasukan indikator en terpRbatsecara rinci. Diharapkan pesertamampu melakukan
pencatatan dan pelaporan MTPTRO menggunakan softwaree-TB Manager di tempat kerjanya masing masingdan memahami
pelaksanaan kegiatan telaah kohort di tempat kerjanya masing-masing.
memahami dan menjelaskan seluruh indikator dan pemanfaatannya dalam kegatan monitoring dan evaluasi MTPTRO.
II.
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti mempelajarimateri, peserta latih mampu melakukan monitoring pencatatan dan evaluasi pelaporan MTPTB
RO dengan menggunakan softaree-TB Manager.
melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Manajemen Terpadu Pengendalian TB Resistan Obat.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)


Setelah mempelajari materi, peserta latih mampu:
a. Menjelaskan Monitoring dan Evaluasi
b. Menjelaskan lakukan pencatatan terduga TB RO kedalam e-TB Manager
c. Melakukan pencatatan pasien TB RO kedalamMenggunakan e-TB Manager
d. Menjelaskan Telaah Kohort

16
e.
Melakukan pencatatan penerimaan dan penggunaan obat, cartridge kedalam e-TB Manager.
Melakukan monitoring pelaksanaan program MTPTRO diwilayah kerjanya dengan berbasis data e-TB Manager.enjelaskan
pengertian monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengendalian TB resistan obat.
Menjelaskanpencatatan dan pelaporan TB resistan obatMenjelaskan indikator MTPTRO

f. Melakukan analisis datadaninterpretasihasilkegiatanberdasarkanindikator.


g. Memberikanumpanbalikhasilkegiatanpengendalian TB resistan obat.
h. Menyusun rencana tindak lanjutpengendalian TB resistan obat.

II. POKOK BAHASAN dan SUB POKOK BAHASAN


A. Monitoring dan Evaluasi
1. Pengertian dan Tujuan Monitoring
2. Pengertian dan Tujuan Evaluasi
A. Pengenalan e-TB Manager
a. Latar Belakang
b. Tujuan dan Manfaat
c. Komponen

17
B. Penggunaan e-TB Manager
1. Pencatatan terduga dan pasien TB RO
2. Pencatatan penerimaan dan penggunaan obat, cartridge
3. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan TB RO berbasis data e-TB Manager

C. Telaah Kohort
1. Latar Belakang
2. Tujuan dan Manfaat
Pencatatan terduga TB RO Monitoring dan evaluasi. (ABC)

Pencatatan pasien TB ROSistem pencatatan dan pelaporan


Jenis Formulir pencatatan pelaporan MTPTROData kasus
Pemeriksaan Alur pencatatan dan pelaporan MTPTROhasil laboratorium
Pencatatan secara Manual Pengobatan
Pencatatan secara elektronikKonsultasi medis
Informasi tambahan
Pola resistensi
Pencatatan penerimaan dan penggunaan obat dan cartridgeIndikator MTPTRO
Monitoring pelaksanaan program MTPTROdan Interpretasi
Interpretasi hasil analisis MTPTRO
d. Mekanisme
e. Rencana tindak lanjut
Pencatatan dan pelaporan TB resistan obat (termasuk pengenalan e-TB Manager).
18
f. Analisis dan interpretasi hasil kegiatan berdasarkan indikator.
g. Umpan balik hasil kegiatanpengendalian TB resistan obat.
h. Rencana tindak lanjutpengendalian TB resistan obat.

III. METODE DAN ALAT BANTUBAHAN BELAJAR


A. Metode
a. CTJ
b. Curah Pendapat
c. Studi Kasus
d. Praktek Penggunaan e-TB Manager

B. Alat Bantu
a. LCD
b. Komputer/Laptop
c. Flipchart
d. Whiteboard
e. Spidol
f. Modul
g. Lembar Kerja
h. Lembar kasus
i. Software e-TB Manager
j. Jaringan internet/modem

19
a. LCD
b. Komputer/Laptop
c. Jaringan internet
d. Flipchart
e. Whiteboard
f. Spidol
g. Modul
h. Petunjuk penugasan
i. Formulir
j. Petunjuk demonstrasi
k. Latihan menganalisis indikatorKasus
l. Software e-TB Manager

V. METODE DAN ALAT BANTU (BAHAN BELAJAR)PEMBELAJARAN


Metode pembelajaran modul ini :
1. CTJ (Ceramah Tanya Jawab).
Diskusi kelompok: Tugas baca, Latihan dan Penugasan.
Evaluasi Akhir Modul.

b. Pleno
c. CTJ
d. Curah Pendapat
e. Penugasan

20
f. Demonstrasi
g. Studi Kasus
h.

i.

IV. ILANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Langkah 1 : A.Langkah 1:Penyiapan Proses pembelajaran
Kegiatan PelatihFasilitator:
a. Pelatih atau Fasilitator membagi peserta kedalam beberapa kelompok. 1 kelompok maksimal beranggotakan 5-6
peserta latih, yang akan difasilitasi oleh 1-2 orangpelatih/fasilitator. Apabila pelatih/fasilitator yang menguasi softwaresoftware
e-TB Manager terbatas,maka peserta latih bisa digabung menjadi 1 atau dua kelompok besar.
b. FasilitatorPelatih dan Panitia wajib memastikan ruangan memiliki jaringan internet yang stabil.
c. FasilitatorPelatih membuat dan mengatursettingUnit TB di module administrasi e-TB Manager. Unit TB ini berupa
organisasi fasilitas pelayanan kesehatan seperti nama Dinas Kesehatan Kab/Kota, nama Rumah Sakit, nama Laboratorium,
dan nama Puskesmas. Pembuatan Unit TB ini dilakukan di areaunit kerja Indonesia dan Indonesia Training Data
d. Pelatih/ Fasilitator meminta kepada peserta latih untuk mengumpulkan alamat email peserta, untuk dibuatkan
akunuser penggunaan softwaresoftware e-TB Manager.
e. FasilitatorPelatih membuat akunaccount/user pengguna berdasarkan alamat email yang diberikan oleh peserta
latih. Pembuatan akunaccount/user pengguna bagi peserta latih dibuat Indonesia training data. Apabila peserta latih telah

21
mampu melakukan pencatatan dan pelaporan maka pembuatan akunccount pengguna bisa dilakukan di areaarea data
Indonesia.
f. FasilitatorPelatih memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana dikelompok.
g. FasilitatorPelatih menyapa peserta dengan ramah dan hangat dan memperkenalkan diri dengan menyebutkan
nama lengkap, instansi tempat bekerja, dan materi yang akan disampaikan.
h. Bila belum ada, menugaskan kelompok untuk memilih ketua, sekretaris dan penjagacatat waktu.
i. Menggali pendapat peserta (apersepsi) tentang apa yang dimaksud dengan pencatatan dan pelaporan MTPTRO
monitoring dan evaluasi PelaksanaanManajemen Terpadu Pengendalian TB Resistan Obat dengan metode curah
pendapat/brainstorming.
j. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan ruang lingkup bahasanpencatatan dan pelaporan MTPTRO monitoring
dan evaluasi PelaksanaanManajemen Terpadu Pengendalian TB Resistan Obatmenggunakan softwaresoftware e-TB
Manager.
k. Memandu peserta untuk membaca dDiskripsi singkat dan Tujuan pembelajaran.

Kegiatan Peserta :
a. Setiap pPeserta latih membawa laptop per orang.
b. Peserta latih membuat akunccount email atau bisa menggunakan alamat email yang telah dimiliki.
c. Mempersiapkan nama untuk ditaruh dimeja, serta alat tulis yang diperlukan.
d. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan FasilitatorPelatih.
e. Memilih ketua, sekretaris dan penjaga waktuyaji (bila belum terpilih).
f. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.
g. Membaca bagian modul sesuai instruksi dari Fasilitatorpelatih.
h. Mengajukan pertanyaan kepada Pelati Fasilitatorh bila ada hal-hal yang belum jelas dan perlu klarifikasi.

22
Langkah 2 : B.Langkah 2 :Review pokok bahasan
Kegiatan PelatihFasilitator
a. Menyampaikan Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan pencatatan dan pelaporan MTPTRO menggunakan
softwaresoftware e-TB ManagerMonitoring dan evaluasi PelaksanaanManajemen Terpadu Pengendalian TB Resistan
Obatsecara garis besar dalam waktu yang singkat.
b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk membaca bagian modul Pokok Bahasan dan sub pokok bahasan
dan menanyakan hal-hal yang kurang jelas.
c. Memberikan jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan peserta.

Kegiatan Peserta
a. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap penting.
b. Membaca modul dan mengajukan pertanyaan kepada PelatihFasilitator sesuai materi dan kesempatan yang
diberikan.
c. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan PelatihFasilitator.

Langkah 3 : C.Langkah 3 :Pendalaman pokok bahasan


Kegiatan PelatihFasilitator
a. Menyampaikan materi e-TB manager dan telaah kohortMemandu peserta untuk membaca modul secara bergiliran
dan memberikan bimbingan didalam proses pembelajaran.
b. Menugaskan peserta untuk mengerjakan latihan dan studi kasus yang terdapat pada modul sesuai dengan materi
pembelajaran yang telah disampaikan.
c.

23
Kegiatan Peserta
a. Mendengarkan penyampaian materi, membaca modul secara bergantian, mencatat dan menanyakan hal-hal yang
kurang jelas pada PelatihFasilitator.
b. Mengerjakan latihan dan studi kasus sesuai dengan materi pembelajaran dan penugasan yang terdapat pada
modul.
c.

Langkah 4 : D.Langkah 4:Pembahasan hasil latihan, studi kasus dan demonstrasi dikaitkan dengan pokok bahasan
serta situasi dan kondisi di tempat tugas.

Kegiatan PelatihFasilitator
a. Memimpin proses pengerjaan latihan, studi kasus dan demonstrasi sesuai materi pembelajaran yang sedang
dibahas.
b. Memberikan arahan agar peserta dapat mengkaitkan bahan latihan dan studi kasus dengan situasi dan kondisi di
tempat kerja.
c. Merangkum hasil pembahasan, dan memberikan penekanan pada hal-hal yang penting.

Kegiatan Peserta
a. Mengerjakan latihan, studi kasus dan demonstrasi sesuai dengan materi yang sedang dibahas.
b. Berperan aktif dalam proses tanya jawab yang dipimpin oleh PelatihFasilitator.
c. Bersama PelatihFasilitator mengkaitkan hasil latihan dan studi kasus dengansituasi dan kondisi di tempat kerja.

24
Langkah 5 : E.Langkah 5 : Rangkuman dan evaluasi hasil belajar
Kegiatan PelatihFasilitator
a. Melakukan evaluasi dengan mengajukan pertanyaan sesuai pokok bahasan dan meminta peserta mengerjakan
Evaluasi Akhir Modul.
b. Memperjelas jawaban peserta terhadap masing-masing pertanyaan.
c. Mendiskusikan rangkuman butir-butir penting proses pembelajaran Monev MTPTROitoring dan evaluasi
PelaksanaanManajemen Terpadu Pengendalian TB Resistan Obat.
d. Membuat kesimpulan.
e.

Kegiatan Peserta
a. Menjawab pertanyaan yang diajukan PelatihFasilitator dan mengerjakan Evaluasi Akhir Modul.
b. Mencatat rangkuman hasil proses pembelajaran Monev MTPTROMonitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
Manajemen Terpadu Pengendalian TB .Resistan Obat.kepemimpinan dan gaya kepemimpinan.
c.

25
V. URAIAN MATERI
VI.
A. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program.

a. Pengertian dan Tujuan Monitoring


Merupakan pengamatan rutin terhadap layanan dan kinerja program dengan cara menganalisis informasi baik dari
masukan, proses maupun luaran yang dikumpulkan secara berkala dan terus menerus.
Tujuan monitoring adalah untuk dapat segera mendeteksi bila ada masalah dalam pelaksanaan kegiatan supaya dapat
dilakukan tindakan perbaikan segera (immediate corrective-action). Hasil monitoring ini berguna untuk bahan evaluasi.
Monitoring dapat dilakukan setiap bulan, 3 bulan atau paling lama 6 bulanan.
Monitoring dapat dilakukan dengan cara:
a. Melakukan telaah data hasil pencatatan pelaporan.
b. Pengamatan langsung (misalnya: observasi pada waktu supervisi).
c. Wawancara dengan petugas pelaksana maupun dengan pasien atau keluarga

b. Pengetian dan Tujuan Evaluasi


Adalah penilaian secara berkala dari kegiatan program dengan menggunakan informasi dari data rutin, hasil monitoring,
atau indikator yang sudah ditetapkan.

Evaluasi dapat dilakukan pada pertengahan maupun pada akhir periode kegiatan/program. Di dalam kegiatan MTPTRO,
evaluasi dilakukan secara berjenjang. Untuk sarana pelayanan, dilakukan minimal setiap tiga bulan. Dinas kesehatan
Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Program Pengendalian TB Nasional melakukan evaluasi minimal setiap 6 bulan.

26
Manfaat evaluasi adalah menilai sejauh mana keberhasilan pencapian tujuan. Jika tujuan belum tercapai, maka harus
dikaji penyebabnya. Hasil evaluasi sangat berguna untuk kepentingan perencanaan program ke depan.
Masing-masing tingkat pelaksana kegiatan MTPTRO (FasyankesRumah Sakit rujukan TB ROMDR, Kabupaten/Kota,
Provinsi, dan Pusat) bertanggung jawab melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan MTPTRO pada
wilayahnya masing-masing. Sistem pencatatan dan pelaporan yang baku diperlukan untuk pelaksanaan monitoring dan
evaluasi yang baik.

Pencatatan dan pelaporan dalam MTPTRO menggunakan beberapa alat bantu yaitu formulir pencatatan pelaporan
manual dan website e-TB manager. Sedangkan, pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang digunakan untuk menilai
kualitas dalam tata laksana pengobatan TB RO di Fasyankes Rujukan dan Fasyankes TB RO adalah menggunakan
telaah kohort.

B. Pencatatan dan Pelaporan dengan e-TB Manager


1. Latar Belakang eTBM
2. Diberikan pengantar bahwa e-TB Manager merupakan alat untuk monitoring dan evaluasi
3.
Pencatatan dan pelaporan secara elektronik menggunakan softwaresoftware eTBe-TB manager. SoftwareSoftware e-TB
Manager merupakan sistem berbasis web yang dapat digunakan untuk melakukan pencatatan, pelaporan, monitoring dan
evaluasi berbagai aspek seperti data kasus, laboratorium, dan obat. Dengan softwaresoftware tersebut memungkinkan
semua unit pengguna/user mengetahui data terkini yang berkaitan dengan data program TB Resistan ObatRO.
Penggunaan softwaresoftware tersebut dapat digunakan untuk mengambil keputusan di semuasetiap tingkat mulai dari
FaskesFasyankes, Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota dan Pusat.

27
4. Tujuan dan Manfaat eTB Manager
5.
Berikut ini beberapa manfaat yang dapat diperoleh menggunakan softwaresoftware eTBe-TB Manager :
a. Manajemen kasus dan pengobatan: mengetahui jumlah terduga dan pasienkasus TB Resistan ObatRO, hasil
laboratorium mikroskopis dan GeneXpert, bakteriologis TB,pelacakan pasien pindah, pemantauan kepatuhan pasien
berobat,pemeriksaan kontak pasien,dll.
b. Pengelolaan obat TB ROResistan Obat: menyediakan data perkiraan kebutuhan obat, pemesanan, distribusi,
paduan obat pasien, perubahan stok obat, pelacakan nomor batch dan expire date obat. .
c. Manajemen informasi dan surveilans: pemetaan kasus TB RO MDR/XDR, indikator epidemiologi, panel resistensi,
kematian, riwayat pengobatan sebelumnya, hasil pengobatan, dll.

6. Komponen eTB Manager

Secara umum penggunaan struktursoftwareeTBe-TB Manager melibatkan beberapa tingkatan yang dimulai dari tingkat
pusat yaitu Sub Ddirektorat TB sebagai penyedia dan memfasilitasi penyediaan softwaresoftware sekaligus sebagai
pembuat kebijakan, tingkat Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten Kota yang bertugas untuk melakukan monitoring
dan supervisisupervisi. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertugas untuk melakukan monitoring dan supervisi dan
mengisi data logistik, tingkat RSFasyankes Rujukan TB Resistan obatRO dan Fasyankes TB RO yang berfungsi
melakukan pengisimasukan data kasus, obat dan laboratorium.

28
Gambar1. . Skema Tugas dan Fungsi Organisasi

Materi dalam pelatihan ini akan berfokus kepada pelaksanaan pencatatan dan pelaporan MTPTRO di fasilitas pelayanan
kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, laboratorium, dll.

Tatacara mengakses e-TB manager:


a. Setiap peserta akan mendapatkanPelatih/Fasilitator akan meembuatkan akun pengguna dan kata sandi untuk
bisa mengakses softwaree-TB Manager. Akun pengguna dan kata sandi tersebut dapat dilihat di email peserta
latihSaudara.
b. PSetelaheserta andamemmendapatkan akun penngguna dan kata sandi maka buka internet browser (Microsoft
Edge, Microsoft Explorer, Mozila Fire Fox, Google Chrome), lalu masukan alamat website: http://indonesia.etbe-
TBmanager.org/etbe-TBmanager/login.seam. Pastikan anda sudah terhubung dengan internet sebelum anda melakukan
langkah ini.
Apabila langkah yang dilakukan yang anda lakukan sudah benar maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini.
29
c.

d. Peserta memMasukkan akun


pengguna dan kata sandi yang telah
anda terima dankemudian klik
Masuk. Pastikan penulisan kata
sandi dan akun pengguna diketik
dengan benar (huruf besar atau kecil)sama penulisannya, agar anda dapatbisa masuk kedalam softaresoftware e-TB
Manager. Setelah anda berhasil masukberhasil masukkedalam softwaremaka akan muncul tampilan software akan
seperti dibawah ini.

30
31
e. Modul dalam e-TB Manager terdiri dari :
Pada dasarnya software e-TB mempunyai beberapa modul sepertiHome
,Kasus
s, Obat
, Manajemen
Cartridge
, Masker dan Administrasi

. Tampilan jumlah modul yang muncul di e-TB Managersoftwaresoftware akan tergantung dari profileakun pengguna anda.
Pada Pastikan pada sesi pelatihanpelatihan ini peserta latihanda diberikan akses ke areaunit kerja Indonesia Training Data.

TPada tampilan HomeHOME berisi, informasi mengenaitentang nama pengguna, unit TB, profileakun pengguna dan
areaunit kerja pengguna dapat anda dilihat pada tampilan disebelah kiri.Peserta latih Anda juga dapat melihat beberapa
Early Warning System atau peringatan dini mengenai hal-hal yang harus anda segera ditindak lanjuti, forum dan blog e-TB
Manager.

32
Masih Pada tampilan Home, anda bisa melakukan perubahan informasi dan tampilan dapat dilakukan dengan mengarahkan
kursor anda kenama akun pengguna yang terletak disebelah kanan layar, seperti pada contoh gambar diatas. Fungsi-fungsi
yang bisa dianda rubah yaitu data umum, merubah kata sandi, select theme dan Bahasa (Indonesia dan Inggris). Silahkan
anda merubah beberapa fungsi tersebut sesuai dengan keinginan saudara. Untuk memudahkan proses belajar dan
mengajarpelatihan, maka pada sesi ini fungsi Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia.

C. PENGGUNAAN E-TB MANAGER

33
Dalam menjalankan fungsi pencatatan dan pelaporan sehari-hari, pengguna eTBM dapat menjalankan tugas dan fungsi
masing-masing sesuai dengan alur dibawah ini :

Sebelum memulai praktek pencatatan dan pelaporan menggunakan software e-TB Managaer maka alangkah baiknya peserta
latih mengetahui dan memahami proses penatalaksanaan MTPTRO. Secara singkat alur penatalaksanaan dan pencatatan
kedalam softwaree-TB Manager seperti pada gambar alur dibawah ini. Gambar tersebut dibagi menjadi dua yaitu disebelah kiri
adalah proses alur pengobatan pasien dan disebelah kanan adalah proses penginputan data kedalam softwaree-TB Manager.
Alur ini sangat penting agar anda mengetahui proses mana yang sedang berlangsung pada saat anda melakukan penginputan
data kedalam e-TB Manager.

34
35
Pada bagian tengah garis anda akan
melihat kotak TB 06, TB 05, TB 04 dan TB 01. Kotak tersebut adalah formulir standar yang biasa anda gunakan pada proses
pencatatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Formulirformulir tersebut merupakan sumber data utama pada proses penginputan
kedalam software, namun demikian untuk formulir TB 06 MDR, fayankes saudara diberi pilihan untuk bisa mengentry TB 06 MDR
secara langsung kedalam software, sehingga TB 06 MDR buku/ paper tidak diperlukan lagi.

Gambar. 2. Alur pengobatan dan proses datapenatalaksanaan dan pencatatan e-TB Manager

Keterangan:
Gambar disebelah kiri adalah proses alur pengobatan pasien dan disebelah kanan adalah proses pengisian data
e-TB Manager.
Alur ini sangat penting agar peserta latih mengetahui proses mana yang sedang berlangsung pada saat
melakukan pengisian data kedalam e-TB Manager.
Pada bagian tengah garis berisi formulir TB 06, TB 05, TB 04 dan TB 01. Formulir-formulir tersebut merupakan
sumber data utama pada proses pengisian data e-TB Manager.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
36
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17. Pencatatan Terduga TB RO
18.

37
Tatacara pencatatan terduga TB RO:
a. Buka modul Sesuai dengan alur maka langkah yang harus dilakukan pertama kali adalah melakukan pencatatan
terduga TB RO kedalam e-TB Manager. Misal anda bekerja di Rumah Sakit Hasan Sadikin, maka arahkan kursor ke modul
Kasus maka tampilan layar akan seperti pada gambar diatas. Secara garis besar tampilan modul KasusKASUS yang
berisi informasi Kasus tercatat, status validasi, tag kasus, nama fasyankestempat organisasi anda bekerja dan fungsi
pencarian kausus. Tampilan pada layar pada peserta latih anda bisa saja tidak tidak akan sama persis seperti pada gambar
diatas, tergantung dari profile akun pengguna yang dianda miliki.

38
b. Klik
c. Untuk melakukan pencatatan terduga TB RO, arahkan kurson dan klikNew Suspect pada layar atas sebelah
kiri,. Lalupilih klasifikasi Terduga Kasus TB MDR. Maka tampilan akan muncul seperti pada gambar dibawah ini.
Mmasukan nama terduga TB RO dan tanggal lahiryang akan dicatat kedalam software,
d. lalu klik mencari dan . pilih klasifikasi Baru Terduga TB MDR.Menu Mmencari dipakai untuk memastikan
apakah nama terduga sudah pernah
dicatat/dimasukkan kedalam e-TB
manager atau belum.
e.

39
40
f. Misal nama terduga yang akan dicatat adalah Wolferin, klik menu mMencari, akan maka muncul tampilan
seperti gambar dibawah ini dan klik menuBaru Terduga TB MDR. Menu Mencari dipakai untuk memastikan
apakah nama terduga sudah pernah dicatat/dimasukan kedalam software atau belum.

41
g. Apabila nama terduga TB RO sudah pernah tercatat maka tampilan seperti pada gambar dibawah ini. Anda bisa
mengklik nama terduga tersebut untuk memastikan apakah nama yang akan andadimasukan adalah orang yang
sama atau bukan. Apabila terduga yang dimaksud adalah orang yang samanama terduga TB RO telah
dimasukan,anda tidak perlu lagi memasukkan data tersebutnamun cukup memperbaharui atau mengedit saja,
dengan mengklik pada nama yang bersangkutan.
h.
i.
j. Bila yang dimaksud adalah orang yang berbeda maka isilah informasi yang berkaitan dengan terduga tersebut
seperti nama, NIK, jenis kelamin, nama ibu, dll. Informasi yang wajib diisi adalah informasi yang diberi tanda
bintang merah. Lihat gambar di ibawah. ini.

Misal informasi terduga TB yang akan diisi adalah:


Nama : Wolferine
NIK : 12345
Jenis Kelamin : Pria
No Register : 001
Umur : 37 tahun
Nama Ibu : Genesis
Alamat : Warung Kondan 1, Kab Bogor
Provinsi : Jawa Barat

42
Asal Rujukan : Puskesmas
RS Rujukan : RSP Gunawan
Tanggal Penetapan terdugaSuspek : 1 Januari 2016
Kriteria terduga Suspek : Gagal pengobatan Kategori 2

43
Untuk nama terduga TB RO yang belum pernah dimasukan kedalam software maka anda akan diminta mengisi informasi yang
berkaitan dengan terduga tersebut seperti nama, NIK, jenis kelamin, nama ibu, dll. Field atau informasi yang wajib di isi adalah field
yang diberi tanda bintang merah. Lihat gambar dibawah ini.
Misal informasi terduga TB yang akan di input adalah :
Nama : Wolferine
NIK : 12345
Jenis Kelamin : Pria
No Register : 001
Umur : 37 tahun

44
Nama Ibu : Genesis
Alamat : Warung Kondan 1, Kab Bogor
Provinsi : Jawa Barat
Asal Rujukan : Puskesmas
RS Rujukan : RSP Gunawan
Tanggal Penetapan Suspek : 1 Januari 2016
Kriteria Suspek : Gagal pengobatan Kat 2

2.
a. Setelah anda memasukkan semua infomasi tersebut maka klik Simpanmaka tampilan akan seperi pada
gambar dibawah ini. Peserta latihAnda bisa melakukan perubahan pada informasi yang telah dimasukkan dengan
mengklik menu Uubah dan anda bisa melakukan penghapusan data dengan mengklik menu hapus. Jika,
apabilaanda menggunakan menu hapusini maka semua data yang telah dianda masukkan sebelumnya ke
dalamsoftwaree-TB managersoftware akan terhapus.
b.

45
46
c. Apabila muncul tampilan pada layar anda sudah seperti gambarpada dibawah maka artinya proses pencatatan
terduga TB RO telah berhasil dilakukan. Peserta Anda bisa mengecek ataumenampilkan data yang telah dimasukkan
dengan menggunakan menu mencariMencari pada modul KasusKASUS lalu masukkan kembali nama
Wolferine

47
Monitoring danevaluasimerupakansalahsatufungsimanajemenuntukmenilaikeberhasilanpelaksanaan program.

1. Monitoring
Merupakan pengamatan rutin terhadap layanan dan kinerja program dengan cara menganalisis informasi baik dari
masukan, proses maupun luaran yang dikumpulkan secara berkala dan terus menerus.
Tujuan monitoring adalah untuk dapat segera mendeteksi bila ada masalah dalam pelaksanaan kegiatan supaya dapat
dilakukan tindakan perbaikan segera (immediate corrective-action). Hasil monitoring ini berguna untuk bahan evaluasi.
Monitoring dapat dilakukan setiap bulan, 3 bulanan, atau paling lama 6 bulanan.
Monitoring dapat dilakukan dengan cara:
a. Melakukan telaah data hasil pencatatan pelaporan.
b.
c. Pengamatan langsung (misalnya: observasi pada waktu supervisi).
d.
e. Wawancara dengan petugas pelaksana maupun dengan pasien atau keluarga.
f.

48
2.
3.
4. Evaluasi
Adalah penilaian secara berkala dari kegiatan program dengan menggunakan informasi dari data rutin, hasil monitoring,
atau indikator yang sudah ditetapkan.
Evaluasi dapat dilakukan pada pertengahan maupun pada akhir periode kegiatan/program. Di dalam kegiatan MTPTRO,
evaluasi dilakukan secaraberjenjang. Untuk sarana pelayanan, dilakukan minimal setiap tiga bulan.Dinas kesehatan
kabupaten/kota, provinsi, dan Program Pengendalian TB Nasional melakukan evaluasiminimal setiap 6 bulan.
Manfaat evaluasi adalah menilai sejauh mana keberhasilan pencapian tujuan. Jika tujuan belum tercapai, maka harus
dikaji penyebabnya.Hasil evaluasi sangat berguna untuk kepentingan perencanaan program ke depan.
Masing-masing tingkat pelaksana kegiatan MTPTRO (Rumah Sakit rujukan TB MDR, Kabupaten/Kota, Provinsi, dan
Pusat) bertanggung jawab melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan MTPTRO pada wilayahnya masing-
masing. Sistem pencatatan dan pelaporan yang baku diperlukan untuk pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang baik.

3. B.PPencatatan Pasien TB O
disebarluaskansebagai bahan dalam pengambilan keputusan.dilaksanakandenganbaikdanbenar merupakan syarat dalam
melakukan monitoring dan evaluasi, termasuk dalam kegiatan MTPTRO.Pencatatan dan pelaporan yang
baikdanbenarmerata pentingdalam tatalaksana pasien TB Resistan Obat, dengandemikiankegiatan surveilanspasien TB

49
Resistan Obat dapatdilaksanakan melalui mekanisme pencatatan dan pelaporan yang telah dilakukan (surveilans melalui
data rutin).

a.

Terduga
Terduga

Lab Fa(sesuaikan BPN)

(ditambahkan TB.10
MDR)

50
A
B Carti

: Kartu pengobatan pasien TB MDR (salinan TB.01 MDR


berada di Fasyankes satelit)

TB(check kembali ke BPN)


terduga TB MDR periksa

s
rujukan rovinsi
OATMDR di RSRujukan dan instalasi farmas

b. Alur pencatatan dan pelaporan MTPTRO


Alur pencatatan dan pelaporan TB Resistan Obat dilakukan dengan mengacu pada sistem pencatatan dan pelaporan
yang baku sesuai dengan buku pedoman nasional TB. Terdapat beberapa penyesuaian dalam sistem pelaporan

51
dikarenakan perubahan kapan dan dimana data tersebut bisa diperoleh. Disusun suatu pola jejaring pelaporan secara
berjenjang mulai dari Fasyankesberikut:

52
Nama disesuaikan menghilangkan kata MDR
FASYANKES SALINAN TB.05 MDR
FASYANKES
SATELIT
TB.01 MDR RS
RS RUJUKAN/SUB
RUJUKAN/SUB
SATELIT LAB.
RUJUKAN
RUJUKAN TB
TB MDR
MDR LAB. RUJUKAN
RUJUKAN
SALINAN MDR
MDR
SALINAN TB.01
TB.01 TB.03
TB.03 MDR
MDR
MDR
MDR TB.04
TB.05
TB.05 MDR
MDR TB.04 MDR
MDR
Resistan Obat TB.06 MDR
TB.02 TB.06 MDR
TB.02 MDR
MDR TB.01
TB.01 MDR
MDR
TB.02
TB.02 MDR
MDR
c. TB.13
TB.13 A
A MDR
MDR
secara manual dan secaraTB.09 elektronik
TB.09 MDR menggunakanTB.05
MDR software
MDR eTB Manager. Pencatatan secara manual ini masih
TB.13 A MDR TB.13 B MDR (HASIL)
TB.13 B MDR
diperlukan disetiap unit fasilitas kesehatan sebagai bagaian dari sistem surveilans. Pencatatan manual diperlukan juga
REKAP
REKAP TB.06
TB.06 MDR
MDR
DINAS
DINAS data rekam medis yang TB.13
sebagai dapatAB Cartridge
dipertanggungjawabkan. Berikut ini beberapa pencatatan form yang harus ada
TB.13 AB Cartridge
KESEHATAN
KESEHATAN Genexpert
Genexpert
disetiap tingkat pelayanan kesehatan :
PROVINSI
PROVINSI
a. Terduga
REKAP
REKAP TB.07 TB.13 B MDR
b. TB.07
Terduga
MDR
MDRc. TB. 13 B MDRTB 13 A REKAP TB.06 MDR
d.
REKAP
CARTRIDGE
REKAP TB.08
e. TB.08 GENEXPERT DINAS
DINAS KESEHATAN
KESEHATAN
MDR
MDR
f. KAB/KOTA
KAB/KOTA
g.
REKAP
REKAP TB.11
TB.11 TB.03
MDRh. TB.03 MDR
MDR
MDR TB.07
TB.07 MDR
MDR
i.
TB.08
TB.08 MDR
MDR
j. CD
TB.13
TB.13 CD MDR
MDR
TB.07 MDR
TB.08 MDR TB.11
TB.11 MDR
MDR
k. TB.13
TB.11 MDR TB.13 C
C MDR
MDR
l. TB.06
REKAP
REKAP TB.06 REKAP
REKAP TB.07 TB.13 C MDR REKAP TB.06
TB.06 MDR
MDR
MDRm.
MDR REKAP TB.06
MDR
REKAP TB.08 n. MDR
MDR o. A Carti
REKAP TB.11 p. B Carti
MDR a. KEMENTERIAN
KEMENTERIAN
TB.13 DC MDR
KESEHATAN
KESEHATAN
TB.13 b.
DBCARTRIDGE (SUBDIT
(SUBDIT TB)
TB)
GENEXPERT c. Pengisian Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
REKAP TB.06
MDR 53
TB.04
TB.04 MDR
MDR
Setelah anda berhasil melakukan pencatatan terduga TB RO maka langkah selanjutnya adalah mengisi hasil
laboratorium pada sub modul Pemeriksaan, hasil pemeriksaan yang harus diisi disesuaiikan dengan kondisi
masing-masing terduga TB yaitu pemeriksaan HIV, pemeriksaan mikroskopis, pemeriksaan kultur, pemeriksaan uji
kepekaan obat, pemeriksaan X-Ray,pemeriksaan GeneXpert (TCM), dan pemeriksaan LPA. Untuk mengisi hasil
laboratorium tersebut klik
Hasil baru dan isi
informasi seperti pada
contoh gambar dibawah ini
kemudian klik simpan.

Contoh pengisian pemeriksaan


GeneXpert/TCM

54
Contoh pengisian
pemeriksaan HIV

Contoh pengisian
pemeriksan mikroskopis

55
Contoh pengisian pemeriksan
kultur

d. Pencatatan secara elektronik

Pencatatan dan Pelaporan TB


Resistan Obat

1. Pencatatan dan Pelaporan


Pencatatan dan pelaporan
merupakan
komponenpentingkegiatan surveilansTB Resistan Obat. Kedua hal terebut (pencatatan dan pelaporan) dapat menjadi
sumber informasi untuk diolah, dianalisis, diinterpretasi, disajikan, dandisebarluaskansebagai bahan dalam pengambilan
keputusan.

Data yang dikumpulkanpadakegiatansurveilansharus valid (akurat, lengkapdantepatwaktu) sehingga menjamin


kualitaspengolahandananalisis data.

Sistempencatatandanpelaporanyang bakusertadilaksanakandenganbaikdanbenar merupakan syarat dalam melakukan


monitoring dan evaluasi, termasuk dalam kegiatan MTPTRO.Pencatatan dan pelaporan yang

56
baikdanbenarmerupakansumber data pentingdalam tatalaksana pasien TB MDR, dengandemikiankegiatan surveilanspasien
TB MDR dapatdilaksanakan melalui mekanisme pencatatan dan pelaporan yang telah dilakukan (surveilans melalui data
rutin).

SistempencatatandanpelaporankegiatanMTPTRO mengacu pada sistem yang sesuai dengan


pencatatandanpelaporanstrategiDOTS.Beberapa penyesuaian dilakukan karena kebutuhan operasional di lapangan.

Formulir pencatatan dan pelaporan yang digunakan oleh fasyankes TB MDR danpengelola program TB di DinasKesehatan
adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Jenis Formulir Pencatatan Pelaporan dan Unit Pelaksana

Fasyankes Dinas Kesehatan


RS
Formulir Pencatatan Fasyankes Lab
Rujukan/Sub Kab/Kota Provinsi
Satelit DST
Rujukan
Buku Bantu Rujukan

Suspek
Formulir Rujukan

Suspek
Formulir Data Dasar
Formulir Kunjungan

Rumah
TB.06 MDR
Rekapitulasi TB.06

57
MDR
TB.05 MDR
TB.04 MDR
TB.01 MDR
TB.02 MDR
TB.03 MDR
TB.09 MDR (Formulir
rujukan/pindah pasien
TB MDR)
Formulir Tim Ahli Klinis

(TAK)
TB.07 MDR
TB.08 MDR
TB.11 MDR
TB.13 A MDR
TB.13 B MDR
TB.13 C MDR
TB.13 D MDR
TB.13 B Cartridge

Genexpert
TB.13 D Cartridge

Genexpert

Contoh pengisian Uji Kepekaan Obat

58
59
SeApabila anda telah berhasil memasukkan informasi tersebut makaakan terlihat tampilan gambar akan seperti dibawah ini.

60
61
Keterangan:
TB.01 MDR : Kartu pengobatan pasien TB MDR (salinan TB.01 MDR berada di Fasyankes satelit)
TB.02 MDR : Kartu identitas pasien TB MDR
TB.03 MDR : Buku register pasien TB MDR (TB.03 MDR berada di RS Rujukan/sub rujukan)
TB.04 MDR : Buku register pemeriksaan laboratorium TB MDR
TB.05 MDR : Formulir permintaan pemeriksaan BTA, biakandan DST pasien TB MDR.
TB.06 MDR : Register suspek TB MDR yang diperiksa.
TB.07 MDR : Laporan penemuan pasien TB MDR
TB.08 MDR : Rekaphasilakhirpengobatan
TB.09 MDR : Formulirrujukan/pindahpasien TB MDR
TB.11 MDR : Laporan hasil konversi
TB.13A MDR: LembarPermintaandanPemakaian OATMDR darifasyankesSatelitke RS Rujukan TB MDR.
TB.13B MDR: Lembar Permintaan dan Pemakaian logistik TB MDR dari RS ke Dinkes Kabupaten/ Kota.
TB.13C MDR: Laporanlogistik TB MDR dariKab/ Kotake Provinsi
TB.13D MDR: Laporan logistik TB MDR dari Provinsike Pusat
TB.13A Cartridge Genexpert: Laporan logistik cartridge genexpert dari RS Rujukan/Sub Rujukan/Laboratorium TB MDR ke
Dinas Kesehatan Provinsi
TB.13B Cartridge Genexpert: Laporan logistik cartridge genexpert dari Dinas Kesehatan Provinsi ke pusat

Catatan : Contoh formulir dan cara pengisian silahkan lihat di modul-modulsebelumnya.

2. Jejaring Pelaporan TB MDR

62
Sistem pelaporan TB MDR dilakukan dengan mengacu pada sistem pelaporan yang baku sesuai dengan BPN. Terdapat
beberapa penyesuaian dalam sistem pelaporan dikarenakan perubahan kapan dan dimana data tersebut bisa diperoleh.
Disusun suatu pola jejaring pelaporan secara berjenjang mulai dari Fasyankes Satelit sampai ke tingkat pusat, untuk jelasnya
lihat diagram berikut:

63
FASYANKES SALINAN TB.05 MDR
FASYANKES
SATELIT
TB.01 MDR RS
RS RUJUKAN/SUB
RUJUKAN/SUB
SATELIT LAB.
RUJUKAN
RUJUKAN TB
TB MDR
MDR LAB. RUJUKAN
RUJUKAN
SALINAN MDR
MDR
SALINAN TB.01
TB.01 TB.03
TB.03 MDR
MDR
MDR
MDR TB.04
TB.05
TB.05 MDR
MDR TB.04 MDR
MDR
TB.06
TB.06 MDR
MDR
TB.02
TB.02 MDR
MDR TB.01
TB.01 MDR
MDR
TB.02
TB.02 MDR
MDR
TB.13
TB.13 A
A MDR
MDR TB.09
TB.09 MDR
MDR TB.05 MDR
TB.13 A MDR TB.13
TB.13 B
B MDR
MDR (HASIL)
REKAP
REKAP TB.06
TB.06 MDR
MDR
DINAS
DINAS TB.13
TB.13 B
B Cartridge
Cartridge
KESEHATAN
KESEHATAN Genexpert
Genexpert
PROVINSI
PROVINSI

REKAP
REKAP TB.07
TB.07 TB.13 B MDR
MDR
MDR
TB. 13 B CARTRIDGE REKAP TB.06 MDR
REKAP GENEXPERT
REKAP TB.08
TB.08
DINAS
DINAS KESEHATAN
KESEHATAN
MDR
MDR
KAB/KOTA
KAB/KOTA
REKAP
REKAP TB.11
TB.11 TB.03
TB.03 MDR
MDR
MDR
MDR TB.07
TB.07 MDR
MDR
TB.07 MDR TB.08
TB.08 MDR
MDR
TB.13
TB.13 D
D MDR
MDR TB.11
TB.08 MDR TB.11 MDR
MDR
TB.11 MDR TB.13
TB.13 C
C MDR
MDR
REKAP
REKAP TB.06
TB.06 REKAP
REKAP TB.07 TB.13 C MDR REKAP TB.06
TB.06 MDR
MDR
MDR
MDR REKAP TB.06
MDR
REKAP TB.08 MDR
MDR
REKAP TB.11
MDR KEMENTERIAN
KEMENTERIAN
TB.13 D MDR
KESEHATAN
KESEHATAN
TB.13 D 64
CARTRIDGE (SUBDIT
(SUBDIT TB)
TB)
GENEXPERT
REKAP TB.06
MDR
TB.04
TB.04 MDR
MDR
Gambar 1. Diagram Jejaring Pelaporan TB MDR

3. Pengenalan e-TB Manager

e-TB Manager merupakan sistem berbasis web yang dapat digunakan dalam manajemen Program Penanggulangan TB
diberbagai aspek (kasus, obat-obatan dan komoditas TB lainnya)dan menyediakan informasi menyeluruh secara online untuk
kepentingan pengambilan keputusan dan surveilans epidemiologi saat dibutuhkan.

65
Saat ini Program Penanggulangan TB juga menghadapi tantangan dengan munculnya kuman TB yang resisten terhadap obat
TB termasuk Multidrug Resistant (MDR) dan Extensively Drug Resistant (XDR) sehingga menjadikan TB sebagai salah satu
masalah kesehatan di berbagai negara termasuk Indonesia. Hal tersebut membutuhkan sistem untuk memonitor secara
berkesinambungan pola penyebaran TB serta memastikan penyediaan obat-obatan yang tidak terputus. Pendekatan
terintegrasi terhadap manajemen kasus dan sistem survailans diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

e-TB Manager dapat membantu pengelolaan data kasus dan obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan TB-MDR.

Pada tahap awal e-TBManager digunakan hanya untuk pengelolaan data kasus TB MDR.Penggunaane-TB Manager
berdasarkan Pedoman Nasional Penanggulangan TB dan prosedur pada unit kesehatan.e-TB Manager dapat membantu
dalam pengumpulan data dan pembuatan laporansebagai berikut:
1. Manajemen kasus dan pengobatan: notifikasi dan tindak lanjut data kasus secara online, rekam medis dan hasil
laboratorium, pelacakan pasien pindah, dan menyediakan data dalammemantaukepatuhan pasien
berobatdanpemeriksaan kontak pasien. Pada bagian Manajemen Kasus di e-TB Manager memudahkan dalam
memonitor perkembangan kasus TB MDR mulai dari suspek sampai hasil akhir pengobatan.
2. Pengelolaan obat lini pertama dan lini kedua: menyediakan data untuk perkiraan kebutuhan obat, pemesanan, distribusi
danpemberian obat-obatan serta catatan perubahan stok obat, juga pelacakan nomor batchpada semua lini.
3. Manajemen informasi dan survailan: pemetaan kasus TB MDR/XDR, indikator epidemiologi, panel resistensi, kematian,
riwayat pengobatan sebelumnya, hasil pengobatan, laporan survailan dan informasi terkini.
4. Riset operasional dan klinis: menyediakan metode yang mudah untuk menganalisis data yang sudah terkumpul dan
memanfaatkan data untuk program statistik lain.

66
Warna putih hitam (perbaiki)Kegunaan e-TB Manager
e-TB Manager adalah sistem berbasis web yang bergunauntuk:
1. Melakukanpencatatan, pengobatan kasus, monitoring, tindak lanjut dan pasien pindah.
2. Melakukan pencatatan klinis dan hasil laboratorium serta memantau kepatuhan pengobatan dan
pemeriksaan kontak pasien.
3. Melakukan pencatatan obat-obatan TB-MDR mulai dari tanggal diterima di tingkat pusat sampai diberikan
kepada pasien (Error: Reference source not foundError: Reference source not found).
4. Memfasilitasi pemesanan dan pengiriman obat ditingkat pusat dengan daerah.
5. Melakukan monitoring danevaluasi (M&E) stokobatpadasaranakesehatandansumberpengadaan.
6. Melakukanpenyusunanlaporan yang menjadisumberpengambilankeputusan, kebijakan dan strategi.

Kementeri
an
Ditambah menjadi MONEV
Sumber dataKesehata
diganti Petugas . Pasien
Pasien
n
Diagram dilengkapi
Green fungsi masing-masing
Pusat
tingkatan
Rumah Sakit Farmasi
Light
Gambar 2. Alur Pencatatan Elektronik (eTB Manager)
Committ
ee

Don
or

67
d. Validasi Kasus TB RO

Berdasarkan hasil pemeriksaan GeneXpert (TCM) yaitu positif MTB, Resisten Rif dan pemeriksaan uji kepekaan obat
yaitu Resisten terhadap R dan H, maka terduga Wolferin bisa dipastikan terkonfirmasi kasus TB RO. Status nama
Wwolferin pada e-TB saat ini adalah masih sebagai terduga TB ROMDR, dengan status validasi adalah Menunggu
Konfirmasi.

68
Karena sudah terkonfirmasi kasus TB MDR/RO, maka statusnya perlu dirubah menjadi terkonfirmasi TB MDRO
dengan cara, mengklik Validasi Kasus. Proses validasi ini hanya dilakukan untuk terduga TB RO yang sudah
terkonfirmasi hasil laboratorium. Pengisian tanggal validasi adalah tanggal hasil laboratorium TCM keluar. (Xpert)

Setelah anda
mpengisian data
seperti pada
gambar diatas
dan dilanjutkan
dengan mengklik
Validasi kasus
maka terjadi
perubahan status
yang aswalnya
terduga TB RO
akan menjadi Kasus TB ROMDR dengan status validasi yaitu Dinkonfirmasi dan dibawah nama pasien muncul kode
pasien. Kode pasien ini secara otomatis dibuat oleh e-TB Manager, sebagai penanda kasus TB RO.MDR.

69
Untuk terduga TB RO yang hasil pemeriksaan laboratoriumnya bukan kasus TB RO (Bukan M.TbB, M.Tb B sensitif R)
maka pencatatan terduga TB RO didalam e-TB Manager harus ditutup dengan cara mengklik Menutup Kasus pada
layar sebelah kiri atas. Tanggal hasil akhir pengobatan untuk kasus yang bukan TB RO , pilih Lainnya, dengan
tanggal hasil akhir pengobatan adalah tanggal keluarnya hasil pemeriksaan laboratorium. Lalu pilih Lainnya, isi
dengan keterangan yang sesuai misalnya Sensitif
Rifampisin atau M.Tb Negatif

70
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p. Pengisian Data Pengobatan
Setelah kasus TB RO divalidasi, maka langkah selanjutnya adalah memasukan informasi yang berkaitan dengan
pengobatan. Pilih sub modul Pengobatan seperti pada gambar dibawah ini, lalu klik Mulai Pengobatan dan pilih
Paduan ter-standar.

71
Setelah langkah di atas akan muncul Maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini, pengguna ngguna e-TB
manageranda bisa merubah unit dosis, frekuensi dan lembaga sumber obat. Tanggal pengobatan diisi pada saat
pasien mengkonsumsi/meminumobat pertama kalinya. Unit dosis yaitu jumlah obat (unit; tablet,vial) yang diminum
oleh pasien per hari, sedangkan frekuensi adalah jumlah hari pasien minum obat dalam satu minggu. Contoh 7/7
artinya pasien minum obat setiap hari dalam satu minggu, 5/7 artinya pasien mendapatkan obat 5 hari dalam
seminggu. Pengisian informasi obat tersebut harus dilengkapi dari tahap awal sampai tahap lanjutan.

72
Setelah anda memasukan data seperti
pada gambar di atas, langkah
selanjutnya klik Simpan,
maka akan tampak seperti
pada gambar dibawah ini.

73
Pada gambar diatas tampak periode awal pengobatan adalah tanggal 4 Januari 2016 dan diperkirakan tanggal 3 September
2017 pasien tersebut akan sembuh. Periode pengobatan dan jenis obat dapat dirubah baik dikurangii atau ditambahkan
sesuai dengan kondisi klinis masing masing pasien, dengan cara klik pilihan dan dilanjutkan dengan mengklik Ubah
disebelah kanan atas tampilan.

Pada tampilan akan muncul Merubah Periode dan Tambah Obat, untuk memperpanjang dan memperpendek periode
pengobatan klik Merubah Periode.

74
Perubahan yang bisa
dilakukan untuk
memperpanjang periode
adalah merubah tanggal
pada tahap lanjutan,
tanggal dimulai dan
tanggal selesai. Contoh
tanggal selesai dirubah
menjadi tanggal 3 bulan
November 2017, maka
setelah mengklik Ok tampilan periode pengobatan akan berubah, seperti pada gambar dibawah ini.

75
Untuk menambah atau mengurangi jenis obat dapat dilakukan dengan mengklik Pilihan lalu Ubah sama seperti akan
merubah periode pengobatan lalu dilanjutkan dengan mengklik Tambah Obat

Dengan mengisi contoh informasi seperti pada gambar dibawah maka jenis obat Vitamin B6 akan muncul di kolom jenis obat.

76
q. Pemindahan Pasien

77
Untuk memindahkan pasien,tim pusat akan memfasilitasi proses pemindahan pasien ke fasyankes/RS rujukan lain
untuk memastikan pengobatan dan data pasien tercatat dengan baik.Hal yang perlu dilakukan adalah melakukan
koordinasi dengan tim e-TB manager pusat melalui email dengan menyertakan data pasien dan nama Fasyankes
tempat pasien yang akan dipindahkan. Masih pada menu Pilihan seperti diatas, andpengguna e-TB Managera pun
bisadapat melakukan pemindahan pasien ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan yangsyankes lain sesuai dengan
perpindahankondisi real pasien. Yang perlu anda dilakukan adalah klik Pilihan, Ubah dan Mengatur
Pemindahan ke
Unit TB lain, lalu
masukkan nama
Provinsi tujuan dan
tanggal pasien
pindah.

78
Pada menu modul KasusKASUS,softwaresoftware e-TB Managertelah tersedia alat bantu yang memudahkan
perawat/dokter memonitor kepatuhan pasien dalam mendapatkan pengobatan. Pada bagian informasiPemberian obat pada
tahap awal dan lanjutan, tersedia nama bulan sejak pasien memulai pengobatan sampai dengan akhir pengobatan. Klik Jan-
2016 atau bulan lainnya untuk mencatat kepatuhan pasien meminmum obat.

79
Setelah di-klik pada kotak tanggal anda mengklik pada kotak tanggal dan simpant,maka tampilan informasi pemberian obat
pada tahap awal akan berubah seperti gambar dibawah ini.Langkah yang sama bisa di anda lakukan untuk pemberian obat
pada tahap lanjutan. Pengisian/pencatatan pada kolom tanggal ini hanya dilakukan apabila pasien datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan dan meminum obat sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.

r. 4.Pengisian
Konsultasi Medis
s.
Pengisian data
konsultasi medis dapat dianda lakukan pada di sub modul Konsultasi Medis dan klik Hasil Baru, seperti pada
gambar dibawah ini.Pengisian Ddata konsultasi medis ini bisa dilakukan beberapa kali dengan mengklik Hasil
Baru. Data ini membantu petugas kesehatan untuk memantau kemajuan pengobatan dan follow up pada saat
kunjungan rutin. Contoh pengisian data konsultasi
medis seperti gambar dibawah ini.

80
81
t. 5. Pengisian Infomasi Tambahan
Sub modul Informasi
Tambahan ini berisi menu
pencatatan penyakit
komorbid, evaluasi kontak

82
pasien dan efek samping obat. Pencatatan infomasi ketiga menu tersebut dengan mengklik Ubah, seperti pada
gambar dibawah ini.

Sebagai contoh pengisian informasi tambahan, klik ubah pada penyakit komorbdid dan faktor terkait lalu isi informasi
seperti dibawah ini dan kilik simpan

83
84
4. eTB
5.
6. terdugaDR
7. Pencatatan Penerimaan dan Penggunaan Obat
8.

85
Setelah melakukan pencatatan kasus TB RO, berikutnya adalah melakukan Setelah anda mampu melakukan pencatatan
kasus TB RO, maka selanjutnya pada sesi ini kita akan melakukan melakukan pencatatan penerimaan dan penggunaan
obat, cartridge, serta masker. Proses pencatatan ketiga barang logistikc tersebut mempunyai prinsip yang sama, oleh
karena itu pada bagian ini hanya akan diberikan satu contoh yaitu proses penerimaan dan penggunaan obat TB RO saja.

Hal yang harus dianda pfahami terlebih dahulu dalam proses penerimaan obat ini adalah anda harus mengetahui alur
proses pendistribusian obat dari Kemenkes, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten, Rumah Sakit dan
Fasilitas pelayanan kesehatanyankes lainnya.

Tampilan utama pada modul ObatOBAT berisi informasi mengenai pemesanan, perpindahan, pemberian obat,
laporan yang terletak disebelah kiri layar. Ditengah layar tertulis pula status unit unit kerja organisasi sesuai dengan
profilesaudarapengakun pengguna e-TB Manager. Dengan memahami status unit kerja maka peserta dapat memahami
fungsi-fungsi yang tersedia di modul OBAT.
Pada gambar dibawah, status organisasiunit unit kerja user pengguna adalah RSP Gunawan.

Dengan memahami status unitunit kerja maka peserta dapat memahami fungsi-fungsi yang tersedia di modul
OBAT.Untukbisa memahami fungsi fungsi yang tersedia di modul ObatOBAT maka anda harus mengetahui posisi
status organisasi anda berada.
Pada sesi pelatihpelatihanFasilitatoran ini Fasilitator/PelatihFasilitatortelah dimengaturmensetting userprofile pesertaanda
sebagai Administrator/Training Profile yang memungkinkanpeserta anda untuk bisa melihat dan mempergunakan fungsi-
fungsi yang tersedia diseluruh softwaresoftwaremodul e--TB Manager. Anda bisa melakukan perubahan organisasi dengan
mengklik Pilihan Unit Lain, misal saat ini anda statusnya sebagai staf yang berkerja di RSP Goenawan dan akan pindah untuk
melihat stok atau fungsi lainnya di Dinkes Provinsi Jabar

86
Indikator MTPTRO
Menu pemesanan obat dan perpindahan obat mempunyai fungsi yang sama yaitu untuk melakukan pendistribusian
obat.Seperti kita ketahui bahwa aAda beberapa konsep dalam melakukan pendistribusian obat yaitu bottom up dan push
down. Menu pemesanan obat ini artinya proses permintaan obat mulai dari bawah (bottom up) dari tingkat fasilias
pelayanan kesehatanfasyankes ke tingkat diatasnya seperti Dinas Kesehatan Kabupaten, dan seterusnya. Sedangkan
menu Pperpindahan oObat artinya proses pendistribusian obat dimulai dari atas kebawah (push down) seperti dari
Kemenkes ke Dinas Kesehatan Provinsi dan seterusnya. Menu pemesanan obat dan perpindahan obat mempunyai
fungsi yang sama yaitu untuk melakukan pendistribusian obat Dikarenakan kedua fungsi Pemesanan dan perpindahan
obat mempunyai fungsi yang sama maka untuk maka untukkeseragaman penggunaan secara nasional fungsi yang
dipakai adalah menu Pperpindahan oObat bukan menu pemesanan obat.

Pada sesi pelatihan ini profil akun peserta diatur sebagai Administrator/Training Profile agar peserta dapat melihat dan
mempergunakan fungsi-fungsi yang tersedia diseluruh modul e-TB Manager. Peserta bisa melakukan perubahan unit
kerja dengan mengklik Pilihan Unit Lain, misal saat ini status unit kerja adalah RSP Gunawan dan akan pindah ke unit
kerja lain seperti Dinkes
Provinsi Jabar untuk
melihat stok atau fungsi
lainnya.

87
diperlukan indikator sebagai alat ukur kemajuan (marker of progressSahih (valid)
a. Dapat dipercaya (realiable)Dapat diukur (measureable)
b.
Indikator yang digunakan dalam melihat keberhasilan program pengendalian TB Resistan Obat

Kartu pengobatan pasien (TB.01


MDR) dalam satu periode kohort 3
(tiga) bulan
Daftar pasien terduga TB reguler (TB Tahunan
06)

terduga (TB 0Daftar suspekterduga Tahunan


TB reguler (TB 06)

Daftar pasien terduga TB MDR


(TB.06) dalam satu periode kohort 3
(tiga) bulan
Daftar pasien terduga TB MDR
(TB.06) dalam satu periode kohort 3
(tiga) bulan
atau 6thmonths Interim results Laporan Penemuan (TB.07

88
MDR)Laporan hasil pengobatan
sementara bulan ke-enam (TB.11
MDR) dalam satu periode kohort 3
bulan
atau Cure rate Laporan hasil akhir pengobatan Tahunan
(TB.08 MDR) dalam satu periode
kohort 3 bulan
Treatment Success Rate Laporan hasil akhir pengobatan
(TB.08 MDR) dalam satu periode
kohort 3 bulan

89
Contoh kasus pencatatan pendistribusian obat menggunakan fungsi perpindahan obat Perpindahan Obat. Pada tanggal
10 Desember 2015 Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor melakukan pengiriman obat ke RSP Gunawan, dengan rincian obat
yang dikirim adalah Capreomycin sebanyak 5 vial. Hal pertama yang harus dianda lakukan adalah melakukan perubahan
status unit kerja yang asalnyadariRSP Gunawan menjadi Dinkes Kab Bogor dengan mengklik Pilih Unit Lain dan pilih
Dinkes Kab Bogor.

Apabila langkah yang anda lakukan sudah benar maka status organisasi akan berubah menjadi Dinkes Kab BogorMaka akan
terlihat tampilan seperti dibawah ini.

90
Kemudian klik pengiriman
Perpindahan Oobat
disebelah kiri layar (di bawah
perpindahan

obat),masukkan nama UPK tujuan beserta tanggal,


dan maka anda akan diminta mengisi informasi seperti
gambar dibawah ini. Untuk mengisi jenis obat maka
klik Pilih Obat dan isi kotak jenis obat yang akan
dikirimkan yaitu Capreomycin kemudian klik Ok
kemudiandan isi jumlah obat yang akan dikirim.

91
Notifikasi otomatis akan muncul saat apabila anda sudah berhasil melakukan transaksi pengiriman obat seperti pada gambar
dibawah ini atau anda bisa mengecekdilihat pada di menu membuka transfer obat. Anda juga bisa melakukan
Ppengecekan apakahterhadap transaksi yang dibuat sudah benar atau tidak bisa dilakukan dengan mengklik Lihat
Rincian, jika ada kesalahan dapat dilakukan apabila anda salah memasukan data maka anda bisa melakukan pembatalan
pengiriman.

92
Setelah pesertaanda berhasil
melakukan pencatatan perpindahan obat maka langkah selanjutnya adalah andapeserta berperanura pura sebagai staff RSP
Gunawan untuk melakukan penerimaan obat. Oleh karena itu status organisasi andaunit kerja harus dirubah kembali menjadi
RSP Gunawan, dengan menggunakan menu Pilih Unit Lain. Kemudian pilih menu Membuka Transfer Obat, maka akan
terlihat muncul transaksi pengiriman obat yang telah anda dilakukan sebelumnya seperti gambar dibawah ini.

93
Untuk melakukan transaksi penerimaan obat maka anda klik Lihat Rincian dan klik Pemberitahuan Penerimaan
disebelah kiri layar, lalu isi keterangan seperti pada gambar dibawah ini dan klik Ok.

94
Setelah anda melakukan langkah diatas maka stok di RSP Gunawan akan otomatis bertambah. Peserta dapat Anda dapatbisa
mengecekmemeriksa transaksipenerimaan tersebut berhasil atau tidak bisa dilakukan dengan mengklik Riwayat Pengiriman
Obat.

95
a. Menu Pemberian Obat digunakan untuk Bagaimanamelakukan pengeluaran obat yang telah atau /akan
dikonsumsi oleh pasien TB RO ditingkat falisitas pelayanan kesehatanfasyankesseperti di Rumah Sakit, Puskesmas, dll, maka
untuk kasus seperti ini anda harus menggunakanmenu Pemberian Obat.

96
97
Setelah menganda mengklik pemberian obat maka isilah tanggal dan data jumlah obat yang diberikan kepada pasien dan
lanjutkan dengan Simpan maka stok yang ada di RSP Gunawan akan secara otomatis berkurang secara otomatis.

9.
10. Monitoring dan Evaluasi TB RO Berbasis eTBM

98
11.
sisdan diinterpretasi untuk mendapatkelaksanaan kegiatan MT
MTPTROAnalisis dapat dilakukan dengan :
a. Melihat kecenderungan (trend) dari waktu ke waktu.

a. dapat dilakukan.Contoh :
an banyaknya kasus putus berobat karena efekg obat. Secara internal di RS dilakukan upaya antara lain penguatan
pemantauan efek samping obat oleh petugas PMO dan peningkatan upaya konseling pengobatan pada pasien yang
sedang menjalani pengobatan TB MDR. Secara eksternal dilakukaen tinggal. Selain upaya di atas, keterlibatan pasien
sebagai peer educator dapat lebih ditingkada di setiap RS Rujukan/Sub Rujukan TB MDR.

Timeline analisa kohort pelaporan kasus TB MDR

2014
Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4
Jan-Mar Apr-Jun Jul-Sept Okt-Des

LaporanRekapitulasi

TB 06 MDR Waktupengumpulan
data dananalisis

99
2012 2013 2014
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

TB 08 MDR TB 11 MDR TB 07 MDR

Dilihatdari TB 03 MDR Dilihatdari TB 03 MDR Dilihatdari TB 03 MDR


8triwulansebelumnya 4triwulansebelumnya 1 triwulansebelumnya Waktupengum-
pulan data
dananalisis

Keterangan :
Misalnya saat ini kita berada pada awal Triwulan 4 (Oktober s/d Desember) tahun 2014, maka saat ini data yang harus kita
laporkan adalah :
b. Laporan rekapitulasi TB 06 MDR yang sudah lengkap terisi semua kolom-kolomya. Laporan rekapitulasi TB 06
MDR akan lengkap setelah 3 Triwulan mengingat tenggang/batas waktu untuk menunggu hasil pemeriksaan uji kepekaan
keluar. Kolom terakhir yang harus diisi pada laporan rekapitulasi TB 06 MDR adalah kolom tanggal kapan pasien mulai
pengobatan yang ditandai dengan tanggal kapan kartu TB 01 MDR dibuat.
c. Laporan rekapitulasi TB 08 MDR, yang dilihat dari TB 03 MDR triwulan 3-4 tahun 2012 (8 triwulan sebelumnya)
d. Laporan rekapitulasi TB 11 MDR, yang dilihat dari TB 03 MDR triwulan 3-4 tahun 2013 (4 triwulan sebelumnya)
e. Laporan rekapitulasi TB 07 MDR, yang dilihat dari TB 03 MDR triwulan 2-3 tahun 2014 (1 triwulan sebelumnya)

100
Tabel-3: Perhitungan indikator kegiatan penanggulangan TB Resistan Obat

NOTE: PERIKSA LAGI DENGAN DEFINISI INDIKATOR TERBARU


1. Proporsi pasien terduga TB Resistan Obat dengan hasil tes cepat positif
TB RR tanpa ada hasil biakan atau uji kepekaan konvensional.
Adalah prosentase terduga TB Resistan Obat dengan hasil tes cepat positif TB RR
tanpa ada hasil biakan diantara terduga yang ditemukan dalam 1 triwulan
Numerator Jumlah terduga TB Resistan Obat dengan hasil tes cepat positif TB
RR tanpa ada hasil biakan
Sumber data :
a. Daftar Pasien Terduga TB MDR (TB 06 MDR)
Contoh :
Jumlah terduga TB resistan obat yang diperiksa dengan hasil tes
cepat tanpa hasil biakan (terdaftar pada April s/d Juni 2014) yaitu 18
terduga
Denominator Jumlah seluruh terduga yang ditemukan pada kurun waktu yang
sama

101
Sumber data :
b. Daftar Pasien Terduga TB MDR (TB 06 MDR))
Contoh:
Jumlah seluruh terduga TB resistan obat yang terdaftar pada April
s/d Juni 2014 yaitu 20 terduga

Rumus Jumlah terduga TBresistan obat dengan


perhitungan hasil tes cepat positif TB RR tanpa ada hasil
indikator biakan x 100%
Jumlah terduga yang ditemukan

Dari contoh diatas, hasil perhitungan indikator tersebut adalah =


18/20 x 100% = 90%
Frekuensi Setiap Triwulan
Perhitungan
Penanggungjawab Petugas RS Rujukan TB MDR, Wasor Kabupaten/ Kota

Kegunaan dan Angka ini menggambarkan seberapa besar proses penemuan


penilaian terduga dilakukan dengan benar menggunakan tes cepat dan bisa
digunakan untuk mengetahui upaya penemuan pasien TB resistan
obat dalam suatu wilayah tertentu, dengan memperhatikan
kecenderungannya dari waktu ke waktu (triwulan/tahunan).
Angka indikator ini diharapkan mencapai 100%.
Bila angka tersebut kurang dari 100%, maka perlu dicari

102
penyebabnya. Faktor penyebab diantaranya adalah pasien tidak
datang ke laboratorium, pasien yang tidak bisa mengeluarkan
dahak,laboratorium tidak memberikan hasil tes atau petugas yang
tidak mengisi register terduga dengan lengkap.
2. Proporsi pasien terbukti TB RR/TB MDR yang dilakukan pemeriksaan uji
kepekaan OAT lini kedua
Adalah prosentase pasien terbukti TB RR/TB MDRyang dilakukan pemeriksaan uji
kepekaan OAT lini kedua diantara seluruh pasien TB RR/TB MDRdalam periode 1
triwulan
Numerator Jumlah pasien terbukti TB RR/TB MDR yang dilakukan pemeriksaan
uji kepekaan OAT lini kedua
Sumber Data :
c. Daftar Pasien Terduga TB MDR (TB 06 MDR))
Contoh :
Jumlah pasien terbukti TB RR/TB MDR yang diperiksa biakan
(terdaftar pada April s/d Juni 2014) adalah 15
Denominator Jumlah seluruh pasien TB RR/TB MDR pada kurun waktu yang
sama.
Sumber data :
d. Daftar Pasien Terduga TB MDR (TB 06 MDR)
Contoh:
Jumlah pasien TB RR/TB MDR pada April s/d Juni 2014 sebanyak 18

Rumus
perhitungan
103
indikator Jumlah pasien terbukti TB RR/TB MDR yang
dilakukan pemeriksaan uji kepekaan OAT lini
kedua x 100%
Jumlah seluruh pasien TB RR/TB MDR

Dari contoh diatas, hasil perhitungan indikator tersebut adalah =


15/18 x 100% = 83%
Frekuensi Setiap triwulan
perhitungan
Penanggung Petugas RS Rujukan TB MDR, Wasor Kabupaten/ Kota
jawab
Kegunaan dan Angka ini menggambarkan ketepatan penjaringanpasien terbukti TB
penilaian RR/TB MDR yang dilakukan pemeriksaan uji kepekaan OAT lini
kedua,
Angka indikator ini diharapkan sebesar 100%
Bila kurang dari angka yang diharapkan perlu dicek prosedur di
laboratorium.
3. Proporsi pasien terduga TB Resistan obatdengan hasil uji kepekaan positif
TB MDR diantara pasien dengan hasil biakan positif MTB atau MDR-TB
Positivity Rate
Adalah prosentase pasien terduga TB Resistan Obat dengan hasil uji kepekaan
positif TB MDR diantara pasien dengan hasil biakan positif MTB atau MDR-TB
Positivity Rate, dihitung dalam periode 1 triwulan.
Numerator Jumlah pasien terduga TB Resistan obat dengan hasil uji kepekaan
positif TB MDR
Sumber Data :
104
e. Daftar Pasien Terduga TB MDR (TB 06 MDR)
Contoh :
Jumlah pasien terduga TB Resistan obat dengan hasil uji kepekaan
positif TB MDR (terdaftar pada April s/d Juni 2014) adalah 8
Denominator Jumlahpasienterduga TB Resistan Obat dengan hasil biakan positif
MTB atau MDR-TB Positivity Rate.
Sumber data :
f. Daftar Pasien Terduga TB MDR (TB 06 MDR)
Contoh:
Jumlah pasien terduga TB Resistan Obat dengan hasil biakan positif
MTBpada April s/d Juni 2014sebanyak 15

Rumus Jumlah pasien terduga TB Resistan obat


perhitungan dengan hasil uji kepekaan positif TB MDR
indikator Jumlah pasien terduga TB Resistan Obat
x 100%
dengan hasil biakan positif MTB atau MDR-
TB Positivity Rate

Dari contoh diatas, hasil perhitungan indikator tersebut adalah = 8/15


x 100% = 53%
Frekuensi Setiap triwulan
perhitungan
Penanggung Petugas RS Rujukan TB MDR, Wasor Kabupaten/ Kota
Jawab
Kegunaan danAngka ini menggambarkan ketepatan penjaringan terduga TB MDR

105
penilaian yang terbukti benar-benar disebabkan oleh MTB yang sudah kebal
terhadap INH dan Rifampisin.
Angka ini juga menggambarkan perubahan baik peningkatan maupun
penurunan kasus TB MDR di masyarakat.
Angka ini diharapkan sekitar 50%
4. Proporsi pengobatan pasien TB-RR/TB-MDR diobati diantara pasien TB-
RR/TB-MDR ditemukan atau Enrollment rate
Adalah proporsi pasien TB MDR/TB Resistan Rifampisinyang ditemukan dan diobati
dengan OAT MDR dibandingkan dengan keseluruhan kasus TB MDR yang ditemukan
dari terduga yang terdaftar dalam 1 triwulan.
Numerator Jumlah pasien TB MDR yang ditemukan dan diobati dengan OAT TB
MDR selama 1 triwulan
Sumber Data :
a. Kartu pengobatan TB MDR (TB 01 MDR)
g. Daftar Pasien Terduga TB MDR (TB 06 MDR)
Contoh :
Jumlah pasien TB MDR diobati yang berasal dari pasien TB MDR
ditemukan yang terdaftar sebegai terduga pada bulan April s/d Juni
2014 adalah 18 pasien
Denominator Jumlah pasien TB MDR yang ditemukan pada kurun waktu yang
sama
Sumber data :
b. Kartu Pengobatan TB MDR (TB 01 MDR)
h. Daftar Pasien Terduga TB MDR (TB 06 MDR)
Contoh:
106
Jumlah seluruh pasien TB MDR yang ditemukan dari terduga yang
terdaftar pada bulan April s/d Juni 2014 sebanyak 21 pasien

Jumlah pasien MDR yg diobati yang berasal


Rumus dari terduga terdaftar dalam 1 triwulan
x 100%
perhitungan Jumlah pasien TB MDR yg ditemukan dari

indikator terduga terdaftar dalam 1 triwulan yang sama

Dari contoh diatas, hasil perhitungan indikator tersebut adalah =


18/21 x 100% = 86%
Frekuensi Setiap triwulan
perhitungan
Penanggungjawa Petugas RS Rujukan TB MDR, Wasor Kabupaten/ Kota
b
Kegunaan dan Indikator ini menggambarkan kapasitas dan kapabilitas program
penilaian untuk melakukan tata laksana pasien MDR yang memadai untuk
pasien-pasien TB MDR yang berhasil ditemukan.
Indikator ini juga menggambarkan beban pasien TB MDR di wilayah
tertentu pada periode tertentu (triwulan atau tahunan). Jumlah pasien
TB MDR dapat digunakan untuk perencanaan kebutuhan logistik dan
pendanaan tahun-tahun berikutnya.
Angka yang diharapkan : 100%
Tindak Lanjut Wasor Kabupaten membuat rekapitulasi TB 06 MDR.
Pelaporan Wasor Kabupaten melaporkan rekapitulasi TB 06 MDR untuk periode
3 Triwulan sebelumnya.
5. Proporsi penemuan kasus TB RR/TB-MDR diantara perkiraan kasus TB
107
RR/TB-MDR yang ada di suatu wilayah atau Case detection rate TB RR/TB-
MDR
Adalah prosentase penemuan kasus TB RR/TB MDR diantara perkiraan kasus TB
RR/TB-MDR yang ada di suatu wilayah dalam 1 triwulan
Numerator Jumlah pasien TB RR/ TB MDR yang ditemukan
Sumber Data :
i. Daftar Pasien Terduga TB MDR (TB 06 MDR)
Contoh :
Jumlah pasien TB RR/ TB MDR yang ditemukan pada bulan April s/d
Juni 2014 adalah18 pasien
Denominator Jumlah perkiraan kasus TB RR/TB MDR
Sumber data :
j. Daftar Pasien Terduga TB Reguler (TB 06)
k. Angka estimasi kasus TB RR/MDR berdasarkan
notifikasi kasus TB tahun sebelumnya
Contoh:
perkiraan kasus TB RR/TB MDR pada bulan April s/d Juni 2014
sebanyak 21 pasien

Jumlah pasien TB RR/ TB MDR yang


Rumus ditemukan
x 100%
perhitungan Jumlah perkiraan kasus TB RR/TB MDR

indikator Dalam 1 triwulan yang sama

Dari contoh diatas, hasil perhitungan indikator tersebut adalah =

108
18/21 x 100% = 86%
Frekuensi Setiap triwulan
perhitungan
Penanggungjawa Petugas RS Rujukan TB MDR, Wasor Kabupaten/ Kota
b
Kegunaan dan Indikator ini menggambarkan cakupan penemuan pasien TB RR/TB
penilaian MDR pada wilayah tersebut.
Angka yang diharapkan : .......proporsi setiap tahun ada kenaikan
secara bertahap hingga mencapai 100%
Gambar1.1.Bagan alur pencatatan obat-obatan TB-MDR dalam eTB Manager

Siapa yang Mendapat Manfaat dari eTB-Manager?


Semua yang terlibat dalam manajemen kasus TB MDR dapat memanfaatkan e-TB Manager termasuk di dalamnya:
Dokter
Pengelola instalasi farmasi
Rumah sakit rujukan TB MDR
Pengelola program TB di tingkat propinsi, kabupaten dan kota
Pengelola program TB di tingkat pusat
Kementerian Kesehatan
Donor/partner seperti WHO/GLC, Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria (GFATM), KNCV

Apakah Karakteristik eTB-Manager?


e-TB Manager merupakan suatu aplikasi komputer yang diakses melalui internet yang dapat digunakan oleh sarana-sarana yang
telah ditentukan pada semua tingkat seperti instalasi farmasi di tingkat pusat, rumah sakit rujukan TB MDR, farmasi, dokter dan
fasyankes yang bertanggung jawab atas wewenang dan validasi pemesanan obat.
109
Setiap pengguna memiliki akses pada sistem, tergantung tugas dan fungsi. Untuk menggunakan aplikasi ini anda harus memiliki
kelengkapan sebagai berikut:
Perangkat komputer dengan kemampuan internet (modem, ADSL dll)
Koneksi jaringan pada sistem (jaringan internet harus tersedia)
Aplikasi penjelajah internet (internet browser) dengan kemampuan membaca HyperText Markup Language atau HTML
(yang direkomendasikan: Internet Explorer 6 atau versi termutakhir atau Mozilla FireFox 1.5 atau versi termutakhir).

Tanggung Jawab Pengguna


Instalasi farmasi
Mencatat pengiriman obat ke instalasi farmasi
Mencatat penerimaan obat-obatan dari instalasi farmasi
Mengeluarkan obat-obatan yang dipesan oleh unit-unit kesehatan
Memonitor kondisi stok pada unit-unit TB terkait
Mencatat perpindahan stok dan perubahan (misalnya pengembalian obat-obatan pada instalasi farmasi, obat-obat
kadaluarsa, dll)
Memesan obat pada instalasi farmasi
Memeriksa status pemesanan yang dikirim
Program TB Nasional
Menyetujui permintaan obat dari unit di bawah
Memonitor kondisi stok di instalasi farmasi dan unit-unit TB
Dokter dan Tim Ahli Klinis
Mendiagnosis pasien TB MDR dan tatalaksana kasus

110
Memonitor pencatatan kasus-kasus TB MDR baru (termasuk obat yang digunakan, dosis, frekuensi dan lama
pengobatan) serta perpindahan pasien dari satu unit kesehatan ke unit lainnya.
Memodifikasi paduan pengobatan kasus-kasus TB MDR (jenis obat dan perubahan dosis)
Semua sarana, staf dan program yang terlibat dalam manajemen kasus TB MDR serta manajemen obat TB-MDR dapat
memanfaatkan eTB-Manager termasuk di dalamnya:
Dokter
Pengelola gudang obat/instalasi farmasi
Rumah sakit rujukan TB MDR
Pengelola Program TB di kabupaten/kota, provinsi dan pusat,
Donor/partner seperti WHO/GLC, Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria (GFATM), KNCV

Struktur e-TB Manager


e-TB Manager terdiri dari empat modul, yaitu:
Kasus
Obat
Manajemen
Administrasi
Modul kasus digunakan untuk mencari, mencatat penemuan kasus, menindaklanjuti, menghapus, menutup, memindahkan dan
menvalidasi kasus.
Modul obatdigunakan untuk mencatat, memantau, memberikan konfirmasi penerimaan obat, memesan, memindahkan, memberikan,
mengetahui perpindahan dan kondisi stok.
Modul manajemen digunakan untuk mendapatkan, menelusuri dan mencetak laporan, indikator, perkiraan obat dan ekspor data.

111
Modul Administrasi digunakan untuk menambah, menghapus dan merubah pengguna, struktur sistem kesehatan yang digunakan,
obat, paduan obat dan fitur-fitur lainnya.

6. Jumlah Kabupaten/ Kota dan Provinsi yang telah melaporkan penemuan >
50% kasus TB MDR yang diperkirakan ada di wilayahnya
prosentase Kabupaten/Kota dan provinsi yang telah melaporkan penemuan >50%
kasus TB MDR yang diperkirakandiantara seluruh kabupaten / kota dan provinsiase
sus
Kabupaten/Kota dan provinsi yang telah melaporkan penemuan >
50% kasus TB MDR yang diperkirakan Daftar Pasien Terduga TB
MDR (TB 06 MDR)
c. Daftar Pasien Terduga TB Reguler (TB 06)
l. Angka estimasi kasus TB RR/MDR berdasarkan
notifikasi kasus TB tahun sebelumnya MD
Contoh :
kabupaten/kota yang melaporkan penemuan kasus TB MDR
sebanyak 5
Jumlah seluruh kabupaten / kota dan provinsi
Data Biro Pusat Statistik (BPS)seluruh kabupaten / kota pada
provinsi tersebut sebanyak 10seluruh suspek TB MDR yang terdaftar
pada April s/d Juni 2008) 20 suspek.

Jumlah Kabupaten/Kota dan provinsi yang


telah melaporkan penemuan > 50% kasus TB
MDR
112
518/1020 x 100% = 590%
dan tahunan
dan Provinsi
cakupan kabupaten/kota dan provinsi yang telah melaporkan
penemuan kasus TB MDRJumlah kabupaten/ kota dan provinsi yang
melaporkan diharapkan : setiap tahun ada kenaikan secara bertahap
hingga mencapai 100%Angka indikator ini diharapkan mencapai
.........100%.
l tes atau petugas yang tidak mengi
7. Proporsi pasien TB BTA positif baru yang dilakukan pemeriksaan uji
kepekaan
prosentase pasien TB BTA positif baru yang dilakukan pemeriksaan uji kepekaan
diantara seluruh pasien TB BTA positif barur, dihitung dalam periode 1 triwulan
pasien TB BTA positif baru yang dilakukan pemeriksaan uji
kepekaanData :
m. Register pasien TB yang diobati (TB 03)
n. Daftar pasien terduga TB MDR (TB.06)
o. TB.0:
Jumlah pasien TB BTA positif baru yang dilakukan pemeriksaan uji
kepekaan pada bulan April s/d Juni 2014 sebanyak 5 pasien.Jumlah
suspek TB MDR yang diperiksa biakan (terdaftar pada April s/d Juni
2008) dengan hasil positif adalah 15
pasien TB BTA positif baruTB MDR Register pasien TB yang diobati
(TB 03)
p. Daftar pasien terduga TB MDR (TB.06)

113
d.
seluruh pasien TB BTA positif baruumlah suspek TB MDR yang
lakukan biakan minimal 1 kali pada April s/d Juni 201408 dan sudah
ada hasil ada sebanyak 20 pasien18
R
Jumlah pasien TB BTA positif baru yang
dilakukan pemeriksaan uji kepekaan
Jumlah pasien TB BTA positif baruseluruh
pasien TB BTA positif baru.
5204083%

jawab
cakupan pasien TB resistan obat pada pasien TB baru penjarinDR
yang terbuktan)setiap tahun ada kenaikan secara bertahap
.........................
Bila kurang dari angka yang diharapkan perlu dicek prosedur di
laboratorium. Hasil yang rendah disebabkan juga suspek yang
diperiksa banyak hasil biakan yang negatif (bukan TB atau kriteria
yang kurang pas)
Proporsi Pasien TB pengobatan ulang yang dilakukan pemeriksaan uji
kepekaan
Pasien TB pengobatan ulang yang dilakukan pemeriksaan uji kepekaan diantara
seluruh pasien TB pengobatan ulangsuspek TB MDR yang
Jumlah pasien TB pengobatan ulang yang dilakukan pemeriksaan uji
kepekaanSumber Data :
q. Register pasien TB yang diobati (TB 03)

114
r. Daftar pasien terduga TB MDR (TB.06)Contoh
:Jumlah pasien TB pengobatan ulang yang dilakukan
pemeriksaan uji kepekaanpada bulan April s/d Juni 2014
sebanyak 15Jumlah suspek yang terbukti TB MDR yang
ditemukan dari suspek TB MDR yang terdaftar pada April s/d Juni
2008 adalah 8 orang.
Jumlah pasien TB pengobatan ulang
s. kaRegister pasien TB yang diobati (TB 03)
t. Daftar pasien terduga TB MDR (TB.06)Contoh:
pasien TB pengobatan ulang20

RumRumus Jumlah pasien TB pengobatan ulang yang


perhitungan dilakukan pemeriksaan uji kepekaan x 100%
indikator Jumlah pasien TB pengobatan ulang
Dari contoh diatas, hasil perhitungan indikator tersebut adalah =
152015 x 100% = 7553%

jawab
ketepatan penjaringan pasien TB pengobatan ulang yang dilakukan
pemeriksaan uji kepekaanspek TB MDR yang terbuktAngka ini
diharapkan sekitar 10050%.
Bila angka tersebut kurang dari 100%, maka perlu dicari
penyebabnya. Faktor penyebab diantaranya adalah pasien yang
tidak bisa mengeluarkan dahak, laboratorium tidak memberikan hasil
115
tes, petugas yang tidak mengetahui tatalaksana pengepakan pot
dahak.

9. Angka hasil pengobatan sementara bulan ke-enam pasien TB MDR atau


6thmonths Interim results
Adalah prosentase pasien TB MDR yang sudah mengalami perubahan biakan menjadi
negatif pada akhir bulan ke enam pengobatan di antara keseluruhan pasien TB MDR
yang diobati.
Numerator Jumlah pasien TB MDR yang mengalami perubahan biakan
menjadi negatif pada akhir bulan ke enam
Sumber Data :
e. Laporan pengobatan pasien TB MDR (TB 07
MDR)
f. Register TB MDR (TB.03 MDR Fasyankes)
g. Laporan hasil pengobatan sementara bulan
ke enam (TB-11 MDR)
Contoh :
Jumlah pasien TB MDR yang tercatat memiliki hasil biakan
negatif setelah enam bulan pengobatan (terdaftar pada April s/d
Juni 2014) adalah 8 pasien
Denominator Jumlah pasien TB MDR yang diobati pada kurun waktu yang
sama
Sumber data :
116
h. Laporan pengobatan pasien TB MDR (TB 07
MDR)
i. Register TB Kabupaten/ Kota (TB.03 MDR)
Contoh:
Jumlah seluruh pasien TB MDR yang diobati yang terdaftar
dalam April s/d Juni 2014 sebanyak 10 pasien

Rumus perhitungan Jumlah pasien MDR yg biakan sudah


indikator negatif pada bulan keenam
Jumlah pasien TB MDR yg diobati x 100%

Dari contoh diatas, hasil perhitungan indikator tersebut adalah =


8/10 x 100% = 80%
Frekuensi perhitungan Setiap triwulan
Tahunan
Penanggungjawab Petugas RS Rujukan TB MDR, Wasor Kabupaten/ Kota
Kegunaan dan Indikator ini berguna untuk memperkirakan prognosis dan hasil
penilaian akhir pengobatan dan untuk mengetahui apakah pengawasan
langsung menelan obat dilakukan dengan benar.
Di faskes satelit, indikator ini dapat dihitung dari kartu pasien TB
01 TB MDR, yaitu dengan cara mereview seluruh kartu pasien
baru TB MDR yang mulai berobat dalam 9-12 bulan
sebelumnya, kemudian dihitung berapa diantaranya yang hasil

117
pemeriksaan biakan negatif, setelah pengobatan 6 bulan.
Angka minimal yang harus dicapai adalah 80%.
10. Angka kesembuhan TB MDRatau Cure rate
11.
Adalah angka yang menunjukkan prosentase pasien TB MDR yang sembuh setelah
selesai masa pengobatan maksimal 24 bulan, diantara pasien TB MDR yang diobati
dengan OAT TB MDR.
Numerator Jumlah pasien TB MDR yang sembuh setelah mendapatkan
pengobatan maksimal 24 bulan
Sumber Data :
j. Register TB Kabupaten/ Kota (TB.03 MDR)
k. Laporan hasil akhir pengobatan (TB-08 MDR)
Contoh :
Jumlah pasien TB MDR yang sembuh (terdaftar pada April s/d
Juni 2014) adalah 10 pasien
Denominator Jumlah pasien TB MDR yang diobati pada kurun waktu yang
sama
Sumber data :
l. Register TB Kabupaten/ Kota (TB.03 MDR)
a. Laporan hasil akhir pengobatan (TB-08 MDR)
Contoh:
Jumlah seluruh pasien TB MDR yang diobati yang terdaftar
dalam April s/d Juni 2014 ada sebanyak 12 pasien
Jumlah pasien TB MDR yg sembuh setelah
Rumus perhitungan mendapatkan pengobatan maksimal 24 x 100%
bulan 118
indikator Jumlah pasien TB MDR yg diobati

Dari contoh diatas, hasil perhitungan indikator tersebut adalah =


10/12 x 100% = 84%.
Frekuensi perhitungan Setiap triwulan
Tahunan
Penanggungjawab Petugas RS Rujukan TB MDR, Wasor Kabupaten/ Kota
Kegunaan dan Indikator ini berguna untuk mengetahui secara tepat kualitas
penilaian hasil pengobatan dan untuk mengetahui apakah pengawasan
langsung menelan obat dilakukan dengan benar
Di Faskes satelit, indikator ini dapat dihitung dari kartu pasien
TB.01 TB MDR, yaitu dengan cara mereview seluruh kartu
pasien TB MDR yang mulai berobat dalam 24-27 bulan
sebelumnya, kemudian dihitung berapa diantaranya yang
sembuh setelah selesai pengobatan 24 bulan.
Angka minimal yang harus dicapai adalah 85%.
Sumber Data :
m. Rekapitulasi TB.06 MDR

Sumber data :
n. DR yang ditemukan dari suspek yang terdaftar
pada bulan April s/d Juni 2008 sebanyak 21 pasien
Rumus
perhitungan

119
indikator

Indikator ini juga menggambarkan beban pasien TB MDR di wilayah


tertentu pada periode tertentu (triwulan atau tahunan). Jumlah pasien
TB MDR dapat digunakan untuk perencanaan kebutuhan logistik dan
pendanaan tahun-tahun berikutnya.

Wasor Kabupaten melaporkan rekapitulasi TB 06 MDR untuk periode


3 Triwulan sebelumnya.

12. Angka keberhasilan pengobatan TB MDR atau Treatment Success Rate


angka yang menunjukan prosentase pasien TB MDR yang telah berhasil
menyelesaikan pengobatan maksimal 24 bulan (baik sembuh maupun pengobatan
lengkap) diantara pasien TB MDR yang diobati dengan OAT TB MDR.pasien
TB.07 MDR
TB.03 MDR FASYANKES)

Numerator Jumlah pasien TB MDR yang sembuh dan pengobatan lengkap


setelah mendapatkan pengobatan maksimal 24 bulan
Sumber Data :
o. Register TB Kabupaten/ Kota (TB.03 MDR)
p. Laporan hasil akhir pengobatan (TB-08
120
MDR)
Contoh :
Jumlah pasien TB MDR yang sembuh10 dan pengobatan
lengkap 5 (terdaftar pada April s/d Juni 2014) adalah 15 pasien
Denominator Jumlah pasien TB MDR yang diobati pada kurun waktu yang
sama
Sumber data :
q. Register TB Kabupaten/ Kota (TB.03 MDR)
b. Laporan hasil akhir pengobatan (TB-08
MDR)
Contoh:
Jumlah seluruh pasien TB MDR yang diobati yang terdaftar
dalam April s/d Juni 2014 ada sebanyak 30pasien

Rumus perhitungan Jumlah pasien TB MDR yg sembuh dan PL


indikator setelah mendapatkan pengobatan maksimal
x 100%
24 bulan
Jumlah pasien TB MDR yg diobati

Dari contoh diatas, hasil perhitungan indikator tersebut adalah


= 15/30 x 100% = 50%.Jumlah pasien TB MDR dapat
digunakan untuk perencanaan kebutuhan logistik dan
pendanaan tahun-tahun berikutnya.
Frekuensi perhitungan Setiap triwulan
Tahunan
121
Penanggungjawab Petugas RS Rujukan TB MDR, Wasor Kabupaten/ Kota
Kegunaan dan Indikator ini berguna untuk mengetahui tingkat keberhasilan
penilaian dan kualitas pengobatan TB Resistan Obat.
Angka minimal yang harus dicapai adalah 85%.

13. Proporsi pasien TB RR/ MDR dengan status HIV diketahui diantara seluruh
pasien TB RR/MDR yang diobati
14. Proporsi pasien TB RR/ MDR dengan status HIV diketahui diantara
seluruh pasien TB RR/MDR yang diobati
Adalah prosentase pasien TB RR/ MDR dengan status HIV diketahui diantara seluruh
pasien TB RR/MDR yang diobati dalam 1 triwulan
Numerator Jumlahpasien TB RR/ MDR dengan status HIV diketahui
Sumber Data :
r. Register TB Kabupaten/ Kota (TB.03 MDR)
Contoh :
Jumlah pasien TB RR/ MDR dengan status HIV diketahui
(terdaftar pada April s/d Juni 2014) adalah 5 pasien
s.

Denominator Jumlah pasien TB RR/MDR yang diobati dalam kurun waktu


yang sama
Sumber data :
t. Register TB Kabupaten/ Kota (TB.03 MDR)
Contoh:

122
Jumlah seluruh pasien TB RR/MDR yang diobati dalam April
s/d Juni 2014 ada sebanyak 15 pasienSumber data :
u. batan pasien
Jumlah seluruh pasien TB MDR yang diobati yang terdaftar
dalam April s/d Juni 2008 sebanyak 10 pasien

Rumus perhitungan Jumlah pasien TB RR/ MDR dengan status


indikatorRumus HIV diketahui x 100%
perhitungan indikator Jumlah pasien TB RR/MDR yang diobati

Dari contoh diatas, hasil perhitungan indikator tersebut


adalah = /1 x 100% = 25%.
x 100%

Frekuensi perhitungan Setiap triwulan


Tahunan
Penanggungjawab Petugas RS Rujukan TB MDR, Wasor Kabupaten/ Kota
Kegunaan dan Indikator ini berguna untuk mengetahui cakupan status HIV
penilaian pada pasien TB RR/TB MDR
Angka minimal yang harus dicapai adalah .....Di UPK

15. kese

123
Sumber Data :
v. an TB MDR (TB
:Jumlah pasien TB MDR yang sembuh (terdaftar pada April s/d
Juni 2008) adalah 10 pasien
Laporan hasil akhir pengobatan (TB-08 MDR)

Tahunan

Di UPK, indikator ini dapat dihitung dari kartu pasien TB.01 TB


MDR, yaitu dengan cara mereview seluruh kartu pasien TB
MDR yang mulai berobat dalam 24-27 bulan sebelumnya,
kemudian dihitung berapa diantaranya yang sembuh setelah
selesai pengobatan 24 bulan. Angka minimal yang harus
dicapai adalah 85%.

124
Hs (Check kembali)
a.
b.
c.
d.
e.

Timeline pelaporanpengobatan kasus TB MDR


2008 2009 2010
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

TB 08 MDR TB 11 MDR TB 07 MDR

Dilihatdari TB 03 MDR Dilihatdari TB 03 MDR Dilihatdari TB 03 MDR


8triwulansebelumnya 4triwulansebelumnya 1 triwulansebelumnya

Timeline analisa kohort pengobatan kasus TB MDR

2008 2009 2010


Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
Indikator 10 dan 117: Indikator 96:

Treatment outcome (24-


Six-month interim
bulan) outcome

Dilihatdari TB 03 MDRDilihatdari
8 TB 03 MDR
triwulansebelumnya 4 triwulansebelumnya

125
Di bagian ini peserta dapat Setelah pada sesi sebelumnya anda berlatih untuk melakukan pencatatan kasus TB RO dan obat,
maka langkah selanjutnya pada manajemen pelaksanaan program ini anda akan melihat hasil pekerjaan yang telah
dilakukan sebelumnya yaitu pencatatan kasus TB RO dan obat..PadamModul ManajemenMANAJEMENmemilikianda
akan diberi banyak fungsi pelaporan mulai dari laporan kasus TB ROMDR, analisis kasus, indikator dan laporan manajemen
kasus, manajemen obat, sarana, dan indikator PV.
Berikut tampilan modul manajemenMANAJEMEN

126
127
Tidak semua fungsi pelaporan tersebut akan digunakan di tingkat fasilitas pelayanan kesehatanfasyankes, beberapa laporan
yang biasa dan dapat digunakan di tingkat fasilitas kesehatanfasyankes antara lain:
a. Forum diskusi e-TB manager
b. Laporan kasus TB-MDR
Patient tracking tools untuk telaah kohort

TB 06

TB 03

TB 07

TB 08

TB 11

c. Laporan analisis kasus


Report confirm MDR
Report confirm XDR
Report Pre XDR
d. Indikator dan laporan manajemen kasus
Efek samping obat
e. Laporan manajemen obat
Formulir bantu RS Rujukan TB MDR
Laporan ketersediaan obat

128
f. Lab Result Per Month
Culture Result List

List Hasil Mikroskopis

List Hasil DST

List Hasil GeneXpert

Berikut penjelasan mengenai tata cara mengoperasikan laporan-laporan tersebut:


f. Forum diskusi e-TB manager
Forum ini berisi mengenai berbagai diskusi terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan e-TB manager dari seluruh tim
MTPTRO di Indonesia. DCara untuk mengoperasikan laporan ini yaitu dengan mengklik forum e-TB manager pada modul
MANAJEMENmanajemen. Setelah itu akan muncul tampilan sebagai berikut :

129
Setelah muncul tampilan diatas, silakan logimasuklahn menggunakan akun e-TByang sama yang digunakan untuk
loginmasuk ke e-TB manager. Pengguna dapat dan silakan membaca serta ikutdan ikut serta dalam diskusi di forum
tersebut.

g. Patient tracking tools


Laporan ini digunakan untuk membantu dalam kegiatan rutin telaah kohort yang dilakukan setiap 3 bulan sekali. Anda dapat
menggunakan lLaporan inidengandapat di menggunakandalam bentuk excel sehingga dapat diedit/ jika isi tracking tools
diubah sesuai dengan hasil telaah kcohort.

130
Contoh Untuk mengoperasikannya, misal anda inginuntuk mengambil list data kohort pasien pada triwulan 1 tahun 2015 di
RS Moewardi Jawa Tengah. Klik pilihan Patient Tracking Tools pada modul manajemenMANAJEMEN, pilih nama RS
yaitu RS Moewardi, pilih tahun 2015, dan pilih bulan Jan s/d Mar kemudian klik perbarui.

Berikut tampilannya, untuk mengambil data dalam bentuk excel klik Export.

Berikut tampilanya, untuk mengambil data dalam excel anda dapat mengklik Export.
Tidak semua fungsi pelaporan tersebut akan digunakan di tingkat fasilitas pelayanan kesehatan, oleh karena itu pada pelatihan ini
hanya akan dijelaskan mengenai form dan laporan wajib saja seperti TB 06, 03, 07, 08, 11 dan laporan manajemen obat. Untuk
fungsifungsi yang lain anda bisa melakukan pembelajaran mandiri dengan mencoba melihat fungsi tersebut satu persatu.

131
132
h. Laporan TB 06, 03, 07, 08, 11

133
a.
Umpan balik adalah informasi yang diberikan oleh unit yang melakukan analisis indikator kepada unit yang memiliki data capaian
kegiatan MTPTRO. Informasi yang diberikan digunakan oleh unit pelaksana kegiatan MTPTRO untuk memperbaiki
kinerjanya.
MekanismeUmpan balik perlu dilaksanakan sebagai bahan koreksi pelaksanaan kegiatan MTPTRO di setiap tingkatan masing-
masing wilayah. Pelaksanaan umpan balik dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Umpan balik dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu:
Melalui surat maupun elektronik
Sasaranan Provinsi perlu membuat analisis dari indikator masing-masing unit di bawahnya. Jika analisis sudah dilakukan maka
perlu mengidentifikasi penyebab masalah (misalnya dengan metode fish bone). Selanjutnya perlu dicari pemecahan masalah
sesuai dengan akar masalah dan situasi setempat. Sistem pemantauan ini dikenal sebagai Pemantauan Wilayah Setempat
(PWS). Hasil analisis harus anda umpan balikkan kepada penanggung jawab program setempat.

yang di obatyang sudah dirujuk ke fasilitas kesehatan sateliteUPK Satelit MDR tidak datang ke Laboratorium, meskipun sudah
diberi pengantar TB. 05 MDR oleh petugas dari RS. Rujukalisis ini h pimpinan unit pelayanala Dinas Kabupaten. Setelah .

Setelah melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan MTPTRO, bila ditemukan masalah maka perlu disusun suatu
rencana tindak lanjut untuk jangka pendek maupun jangka panjang.Penyusunan rencana tindak lanjut merupakan kegiatan
yang terus-menerus sehingga merupakan suatu siklus meliputi: (diganti warna terang)

134
Untuk mengoperasikan fungsi pelaporan TB 06, 03, 07, 08, 11pada dasarnya prinsip dasarpenggunaannya hampir sama
yaitu menggunakan metode filter berdasarkan periode waktu pelaporan. Contoh apabila anda inginuntuk melihat jumlah
terduga TB RO yang telah diinput pada periode bulan Januari 2016 maka klik Report

Klik Update setelah anda memilih nama fasyankes serta memilih elengkapi filter periode tahun dan bulan laporan yang
diinginkan maka .SoftwareSoftwaree-TB manager aakan menampilkan kasus TB RO secara otomatis per periodepilihan
waktu yang diinginkan.

135
Dengan menggunakan prinsip kerja yang sama bisa dilakukan maka anda bisa melakukan untuk laporan TB 03, 07, 08, 11.
Apabila anda membutuhkan hasil laporan tersebut dalam formatbentuk excel maka softwaresoftware e-TB Manager telah
menyediakan fungsi tersebut, anda hanya perlu mengklik Export.

Jika anda ingin mendapatkan data terduga atau pasien TB RO berdasarkan alamat tempat tinggal dan namaFasyankesnya
maka dapat menggunakan Register TB-06 dengan filter atau Register TB-03 dengan filter.

i.
j. Report confirm MDR
Laporan ini dapat menampilkan jumlah pasien yang terkonfirmasi TB ROberdasarkan hasildengan pemeriksaan TCM, kultur dan
DSST. Data yang diambinil dapat ditampilkan berdasarkan tanggal register terduga TB RO dan tanggal hasil laboratorium

136
konfirmasi TB RO. Contoh untuk menampilkan data report confirm MDR pasienyangberdasarkan tanggal terdaftar pada
periode Jjanuari Mmaret 2015 di RS Sanglah Bali, pertama anda klik Report Confirm MDR pada modul
manajemenMANAJEMEN, kemudian klik pilihan confirm MDR-A seperti pilihan berikut:

137
Jika sudah muncul tampilan seperti diatas, silakanpilih workplace Indonesia, Pilih provinsi Bali, Pilih RS RS
Sanglah, pilih tahun 2015, bulan ke (periode suspek) 1, s/d bulan ke (periode suspek) 3. Kemudian klik
SUBMITmakadan akan muncul tampilan berikut :

138
Dalam laporan tersebut ,anda dapat dikmengetahui rekapan jumlah pasien yang confirmkonfirmasi TB RO MDR dan diobati,
meninggal sebelum pengobatan dan yang belum diobati dan belum ditutup kasusnya dalam e-TB manager. Apabila anda
ingin mencetak laporan tersebut, silakan klik print di bagian kiri atas laporan.

k. Report confirm XDR dan Report Pre XDR


Laporan ini berisikan informasi mengenai jumlah pasien yang terkonfirmasi XDR atau pre XDR di Fasyankes rujukan TB RO. C.
Tata cara untuk menampilkan kedua laporan tersebut sama dengan cara menampilkan laporan report confirm MDR yang
telah seperti dijelaskan pada poin sebelumnya. Berikut tampilan dari laporan report confirm XDR dan pre XDR

139
Contoh: Laporan confirm XDR di RS Undata Sulteng

Contoh: laporan pre-XDR RS Sanglah Bali


140
l. Efek samping obat
Laporan ini digunakan untuk melihat gambaran jumlah pasien dan presentasi efek samping yang dialami oleh pasien TB RO
selama menjalani pengobatan. Untuk mengoperasikan laporan ini, pertama anda klik Efek Samping Obat pada modul
manajemenMANAJEMEN,. Kemudian setelah muncul tampilan berikut anda bisa langsung mengklik perbarui di kanan
bawah untuk melihat rekapan efek samping obat secara keseluruhan. Atau jika anda ingin melihat data berdasarkan periode
dan kategori analisis, maka pilihlah periode ataupun kategori analisis yang diinginkan lalanda bisa memilihnya lalu klik
perbarui

141
Setelah anda klik perbarui maka laporan nya akan muncul dibawahnya, Bberikut contoh data efek samping obat seluruh pasien
TB RO di RS Hasan Sadikin Jabar yang terekap dalam e-TB manager.

142
Cara yang Dengan prinsip kerja yang sama dapat digunakan untuk melihat laporan-laporan lainnya yang terdapat dalam
Indikator dan Laporan Manajemen Kasus.

m. Formulir bantu RS Rujukan TB MDR


Laporan ini dapat membantu andaigunakan untuk mengetahui paduan obat yang diberikan pada pasien di Fasyankes Rujukan
TB RO. Caranya mengoperasikannya yaitu dengan mengklik Formulir Bantu RS Rujukan TB MDR pada modul

143
manajemenMANAJEMEN, akan kemudian jika sudah muncul tampilanseperti tampilan dibawah ini, andapengguna dapat
langsung mengklik ok atau exksport jika membutuhkan laporan dalam bentuk excel.

n. Laporan ketersediaan obat


Laporan ini dapat digunakan Aapabilaanda ingin mengetahui perkiraan ketersediaan stok OAT dalam bulan di Fasyankes rujukan
TB RO, maka anda dapat menggunakan laporan ini. . Cara pengoperasiannya yaitu dengan mengklik Laporan
Ketersediaan Obat di modul MANAJEMEN,manajemen. lLalu jika tampilan berikut sudah muncul, silakan pilih tanggal,
untuk mengetahui stok OAT pada tanggal tersebut (tanggal terakhir yang dapat dipilih adalah tanggalmaksimal dipilih pada

144
hari pengguna anda meminta laporan), kemudian klik ok atau eksportexport jika membutuhkan laporan dalam bentuk
excel.

o. Culture Result List, List Hasil Mikroskopis, List Hasil DST, dan List Hasil GeneXpert
Laporan ini dapat digunakan untuk melihat Hhasil pemeriksaan laboratorium dariTCM, kepekaan/kultur, dan biakan/DST per
pasien pada setiap laboratorium rujukandapat dilihat pada laporan ini. Hasil Printout laporan juga dapat digunakan untuk
melakukan klaim pemeriksaaan laboratorium. Sebagai contoh jika anda ingin mendapatkan laporan hasil pemeriksaan TCM,

145
maka klik list hasil GeneXpert pada modul manajemenMANAJEMEN, pilih tahun dan bulan, kemudian klik update
sehingga muncul tampilan sebagai berikut:

Jika anda butuh print out, silakan klik tanda di kanan atas. CTata cara ini juga dilakukanberlaku untuk menampilkan
laporan hasil pemeriksaan mikroskopis (List Hasil Mikroskopis), hasil pemeriksaan kultur (Culture Result List) dan hasil
pemeriksaan DST (List Hasil DST). Kelengkapan laporan yang terdapat dalam e-TB manager sangat tergantung dari
seberapa lengkap dan rutinnya dalam pengisian data. Sehinggadiharapkan seluruh petugas yang berperan dalam pencatatan
dan pelaporan data di e-TB rutin memperbarui dan melengkapi data terduga maupun pasien TB RO

146
147
D. TELAAH KOHORT DALAM MTPTRO
1. Latar Belakang Telaah Kohort Dalam MTPTRO
Telaah Kohort adalah suatu proses untuk mengetahui hasil pengobatan pasien TB RO dan merupakan suatu mekanisme
peningkatan kualitas berkelanjutan bagi program dan untuk membangun kapasitas petugas. Telaah kohort dilakukan
dengan mereview data individual pasien TB RO yang memulai pengobatan dalam periode tertentu dan dilakukan setiap 3
bulan.

Telaah kohort diperkenalkan oleh American Thoracic Society (ATS) dengan nama Enhanced Cohort Review (ECR) dan
mulai dilakukan di RSUP Persahabatan, Jakarta, pada awal tahun 2013 dan diharapkan setiap RS rujukan TB resistan
obat (TB RO) di Indonesia dapat melakukan kegiatan telaah kohort ini secara rutin. Komponen kegiatan telaah kohort
dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Presentasi kasus sulit oleh TAK
b. Presentasi telaah kohort kasus individual
c. Review hasil pengobatan pasien pada bulan ke-6, 12, dan 24 (akhir pengobatan)

2. Tujuan dan Manfaat Telaah Kohort


Adapun tujuan dari pelaksanaan telaah kohort ialah:
a. Untuk mengetahui respon klinis dan kepatuhan pasien TB RO terhadap pengobatan
b. Untuk mengetahui hasil pengobatan dan memastikan pasien TB RO mendapatkan layanan dengan kualitas
terbaik
c. Mengidentifikasi masalah pada jejaring internal dan eksternal layanan TB RO
d. Menjawab berbagai kesulitan/masalah dari sisi klinis dan program dalam tata laksana pasien TB RO
e. Meningkatkan kemampuan (capacity building) klinis dan program dalam manajemen pasien TB RO

148
Proses telaah kohort hendaknya dipandang sebagai kegiatan yang fleksibel, memungkinkan untuk dimodifikasi sesuai
kebutuhan program. Manfaat potensial dari rencana telaah kohortsaat ini meliputi :
a. Umpan balik untuk penyedia layanan mengenai data individu pasien, dapat merubah keputusan klinis dan
mengoptimalkan pengobatan.
b. Program TB RO sekarang memiliki tantangan yang sangat signifikan dengan angka defaultyang tinggi. Proses
kohort akan memungkinkan pemahaman yang lebih baik mengenai penyebab tingginya angka default dan
memungkinkan identifikasi untuk intervensi secara cepat.
c. Validasi data kohort pada eTB Manager.
d. Peningkatan komunikasi dan pengembangan berkelanjutan jejaring penyedia layanan TB RO (klinisi, Dinas
Kesehatan Kota/Kabupaten, staf teknis berbasis masyarakat).
e. Memperkuat dan meningkatkan hubungan antar layanan klinis, laboratorium, manajemen rantai pasokan (obat),
kelompok penyedia, dan Program Nasional Pengendalian TB.

3. Indikator dan Target Telaah Kohort


Target hasil pengobatan yang diharapkan tercapai pada kegiatan telaah kohort yaitu:
a. Review 6 bulan pengobatan :
Persentase pasien lost to follow up pada 6 bulan pertama pengobatan:< 10%
Persentase pasien yang tidak ada hasil pemeriksaan biakan dan BTA: <15%
Persentase pasien dengan hasil konversi biakan pada 6 bulan pertama pengobatan : >80%

b. Review 12 bulan pengobatan :


Persentase pasien lost to follow up pada bulan pengobatan ke-7 hingga 12:< 10%

149
Persentase pasien yang tidak ada hasil pemeriksaan biakan dan BTA (pada bulan ke-12): <15% (berdasarkan
subtotal dari pasien yang masih hidup pada bulan ke-7)

c. Review akhir pengobatan:


Persentase pasien dengan hasil akhir pengobatan sembuh atau pengobatan lengkap: >70%
Presentase pasien sembuh dari jumlah angka keberhasilan pengobatan: >80%
Persentase pasien lost to follow up pada akhir pengobatan: <10%

4. Teknis Pelaksanaan Telaah Kohort


a. Peserta kegiatan
Tim Ahli Klinis TB RO (TAK) dari RS rujukan TB RO
Penanggung jawab TB RO dari Subdit TB
Data manager MTPTRO
Pekerja sosial RS Rujukan TB RO
Staf laboratorium
Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten
Technical officer TB dan MTPTRO
Perawat MTPTRO
Petugas farmasi (jika diperlukan)
Staf klinis dari satelit MTPTRO (jika diperlukan)
b. Peran dan Tanggung Jawab
Koordinator Kohort lokal : bertanggung jawab untuk berkoordinasi dan berkomunikasi dengan semua anggota tim.

150
Fasilitator : bertanggung jawab untuk memfasilitasi diskusi panel tim ahli untuk membahas permasalahan kasus
dantelaah kohort per pasien untuk memastikan status pengobatan dan hasil pengobatan.
Manager data kohort : bertanggung jawab untuk memperbaharui dan memvalidasi data yang akan dibahas pada
telaah kohort dan berkoordinasi dengan staf terkait dan memasukan data pasien ke Patient Tracking Tool saat
pelaksanaan telaah kohort.
Pemimpin CQI : bertanggung jawab untuk mendokumentasikan masalah klinis maupun program yang
teridentifikasi saat telaah kohort ke dalam formulir daftar masalah dan rencana tindak lanjut.
Presenter kasus : bertanggung jawab untuk mempersiapkan presentasi kasus dengan menggunakan formulir
presentasi kohort.

c. Jadwal Pelaksanaan Telaah Kohort


Pertemuan telaah kohort dilakukan per triwulan (Januari, April, Juli and Oktober). Setiap pertemuan akan dibahas
sesuai interval pengobatan :
1) Review 6 bulan pengobatan: dijadwalkan 9 bulan sesudah hari terakhir kohort
2) Review 12 bulan pengobatan: dijadwalkan 15 bulan sesudah hari terakhir kohort
3) Review hasil akhir pengobatan: dijadwalkan 24 dan 36 bulan sesudah hari terakhir kohort (per kasus). Untuk
review 36 bulan, hanya dibahas untuk kasus yang belum ada hasil akhir pengobatan di bulan ke-24.

Lengkap tidaknya laporan yang terdapat dalam e-TB manager tergantung dari seberapa lengkap dan rutinnya dalam
pengisian data. Sehingga, diharapkan seluruh petugas yang berperan dalam pencatatan dan pelaporan data di e-TB rutin
memperbarui dan melengkapi data terduga maupun pasien TB RO.

151
VII.
VIII.
IX.
X.
XI.
XII. REFERENSI
A.

B. Permenkes No. 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Manajemen Terpadu Pengendalian TB Resistan ObatRO
C. Pedoman Nasional Pengendalian TB, Kemenkes 2014
D. WHO, Update Guidelines for PMDT, 2011
E. WHO, Companion Handbook for PMDT, 2014
F. Panduan penggunaane-TB Manager berbasis web
G. WHO, Update Guidelines for PMDT, 2016

152
LATIHAN

1. e-TB Manager terdiri dari modul berapa modul? Sebutkan!

2. Jelaskan apa yang harus diperbarui di e-TB manager apabila ada terduga TB RO yang sudah diinput ke dalam e-TB
manager, tetapi hasil pemeriksaan TCM menunjukkan MTB Sensitif Rifampisin!

3. Pada saat ini di sub modul pengobatan e-TB Manager fase awal pengobatan TB RO masih otomatis terhitung 6 bulan,
jelaskan bagaimana cara merubah fase awal tersebut menjadi 8 bulan!

153
4. Jelaskan tata cara melakukan penerimaan obat!

5. Sebutkan minimal 3 laporan kasus TB-MDR yang ada dalam modul manajemen!

154
6. Sebutkan 3 komponen kegiatan telaah kohort!

7. Tujuan dalam kegiatan telaah kohort salah satunya yaitu untuk mengetahui hasil pengobatan dan memastikan pasien
TB RO mendapatkan layanan dengan kualitas terbaik. Ada beberapa target dari hasil pengobatan yang diharapkan
dapat tercapai pada kegiatan telaah kohort, sebutkan dan jelaskan!

155
IX. EVALUASI

LATIHAN 1
Kerjakan latihan berikut dan diskusikan dalam kelompok dan diskusikan dalam kelompok.

LATIHAN 1

2008 2009 2010


Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q Q
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

156

Anda mungkin juga menyukai