Anda di halaman 1dari 5

SISTEM KENDARI

PEMBANGKITAN, PENYALURAN & DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK


Oleh :
Kamran JR
Area Penyaluran dan Pengatur Beban Sistem Sulawesi Selatan

Pendahuluan 1. Sistem Komunikasi yang belum memadai


Suatu Sistem tenaga listrik dimanapun berada baik komunikasi suara maupun data.
pada dasarnya adalah sama yang membedakannya 2. Adanya potensi gangguan yang meluas
adalah kategorinya saja. Bahwa ada sistem yang dikedua Sub Sistem apabila terjadi gangguan
besar, ada Sistem yang sedang dan ada Sistem yang dipenyulang yang menghubungkan antara
kecil. dua sub Sistem tersebut. Tergantung dengan
Semakin besar Sistem Tenaga Listrik maka besaran transfer daya di kedua Sistem
semakin tangguh terhadap gangguan gangguan tersebut. Apalagi penyulang yang
penyaluran akan tetapi semakin rumit pemulihannya menghubungkannya adalah penyulang
apabila terjadi gangguan blackout. Begitu juga umum yang sangat berpotensi mengalami
sebaliknya semakin kecil suatu Sistem maka semakin gangguan baik itu gangguan OCR maupun
rentang terhadap gangguan dan semakin mudah EFR.
untuk pemulihannya.
Komposisi Pembangkitan Sub Sistem Kendari
Sistem Kendari Produksi energi di Sub Sistem Kendari masih
Dari sisi kecukupan organisasi Sistem Kendari dominan dari site PLTD Wuawua. Saat ini mesin
sudah lengkap. Ada Cabang, Sektor, Pengartur milik PLN yang berada disite ini adalah mesin MAK
Beban, Pengatur Distribusi dan Listrik swasta. 5 unit, Daihatsu 2 unit & Caterpillar 1 unit dan mesin
Namun dari sisi usia Sistem Kendari ini masih sewa terdiri 17 unit antara lain 6 (enam) unit di
kategori baru. Sewatama#2 dan 11 (Sebelas) unit di Sewatama#3.
Sistem Kendari terdiri beberapa Sistem isolated Sedangkan disite Poasia milik PLN terdiri dari 5
baik itu yang berada di kota Kendari, Lambuya (lima) unit Mirrlees dan mesin sewa antara lain
maupun yang ada di Kolaka. Namun dalam hal ini Sewatama#1 sebanyak 7 (tujuh) unit dan Arena
yang menjadi bahan kupasan adalah Sub Sistem sebanyak 6 (enam) unit.
Kendari yang terdiri dari dua lokasi unit pembangkit Dari komposisi grafik dibawah ini menunjukkan
yaitu yang berada di site Wuawua dan site Poasia. bahwa bulan Januari sampai Maret 2010 realisasi
Untuk kepentingan optimasi sejatinya haruslah energi masih lebih dominan dari unit unit
direncanakan agar sub Sitem Kendari dan sub Sistem pembangkitan PLN namun sejak bulan April hingga
Lambuya kedepannya bisa juga ditautkan. Namun saat ini realisasi energi lebih banyak dari mesin
saat ini dengan beberapa kendala operasi maka hal mesin sewa. Kedepannya tentu kita berharap kondisi
tersebut belum bisa dilakukan. Ada beberapa kendala ini kembali menjadi terbalik yaitu realisasi energi
yang menyebabkan sehingga sub sistem ini belum akan lebih banyak dari unit unit PLN.
paralel antara lain:

PT PLN (Persero)|AP2B Sistem Sulawesi Selatan 1


Operasi Real Time
Tugas pokok pengendali Sistem adalah
Beban Puncak
keandalan dan optimasi. Dimana parameter
Pada grafik dibawah terlihat Beban puncak
keandalan adalah Frekuensi dan tegangan sedangkan
Sistem Kendari saat ini adalah sekitar 40 MW
optimasi parameternya adalah biaya pokok produksi.
dengan Daya Mampu sekitar 42 MW. Dengan
Dalam Suatu Sistem Tenaga Listrik antara
realisasi cadangan real time kondisi saat ini
keandalan dan optimasi tidak pernah sejalan. Kalau
terkadang sangat kecil bahkan tidak ada sama sekali
kita menginginkan suatu Sistem andal biasanya
yang diakibatkan oleh beberapa hal antara lain
mengurangi nilai optimasi begitu juga sebaliknya
adanya unit pembangkitan yang gangguan,
kalau kita menghendaki suatu Sistem optimal
pemeliharaan, gagal start maupun terjadinya
biasanya dengan cara mengurangi keandalan namun
derating.
dalam suatu Sistem Tenaga Listrik hirarki keandalan
lebih tinggi dari pada optimasi itu sendiri.

1. Optimasi
Dalam hal ini yang menjadi acuannya adalah
tetap biaya pokok produksi. Untuk itu dalam
pengendalian operasi real time Sistem Kendari tetap
menganut sistem manual yaitu sistem merit order
sebagai acuan opersionalnya sehari hari.
Cadangan
Namun saat ini optimasi sangat sulit dilakukan
Dari realisasi cadangan Sub Sistem Kendari
mengingat daya mampu pembangkitan dan beban
memperlihatkan nilai bervariasi tergantung dari
puncak malam hampir sama bahkan pada hari hari
kondisi beban Sistem dan unit pembangkitan.
tertentu antara daya mampu dan beban puncak
Dari yang terbesar yaitu sebesar daya mampu
malam bahkan sudah sama atau dengan kata lain
satu unit pembangkitan (sebesar 2,51 MW) sampai
sudah tidak ada cadangan baik itu cadangan putar
yang terkecil adalah sama sekali tidak cadangan
maupun cadangan panas apalagi cadangan dingin.
(0,00 MW).
Praktis yang bisa dioptimasi hanyalah pada siang
hari akan tetapi untuk memperoleh keandalan yang
lebih baik pada saat beban puncak malam, maka
dijadwalkan agar unit unit pembangkitan yang
mengalami masalah masalah minor dipelihara pada

PT PLN (Persero)|AP2B Sistem Sulawesi Selatan 2


periode tersebut. Jadi kesimpulannya tetaplah tidak sekitar 25,6% beban tersuplai dari satu busbar yang
ada yang bisa dioptimasi. tidak stabil. Bisa kita membayangkan akibatnya
apabila terjadi gangguan tersebut. Untuk itu diluar
2. Keandalan rentang waktu tersebut pola pembebanan khusus
Tipikal dari Sub Sistem Kendari sebagaimana Sewatama#3 perlu diatur secara ketat mengikuti
Sub Sistem ataupun Sistem kecil lainnya adalah perkembangan real time Sistem.
berhadapan langsungnya antara penyulang keluar Sepanjang belum ada jaminan bahwa
distribusi dan penyulang masuk dari unit unit Sewatama#3 ini akan survive disaat terjadi gangguan
pembangkitan. penyulang distribusi maka sangatlah berisiko untuk
Hal ini tentu saja sangat menyulitkan memaksimalkan pembebanannya.
kemantapan Sistem (Stability Steady State) apabila Skema empat tahapan UFR yang dipasang ditiap
terjadi suatu keadaan transien/paralihan akibat dari penyulang masih terasa belum cukup mampu untuk
gangguan pembangkitan maupun gangguan meredam pergerakan frekuensi apabila terjadi
penyulang distribusi. gangguan gangguan penyulang. Solusi kedepannya
Sebagimana kita ketahui bahwa faktor yang sebaiknya dipasang juga relai UFR dijaringan
mempengaruhi kestabilan transien adalah kekuatan sehingga apabila terjadi gangguan unit ayunan
jaringan, karakteristik dari pusat pusat pembangkit frekuensi semakin teredam. Relai OCR/EFR perlu
(inersia setiap unit pembangkitan) dan kecepatan juga dipertimbangkan untuk dipasang dijarinngan
kerja relai proteksi. agar setiap ada gangguan distribusi tidak langsung
Semua hal tersebut diatas sangat minim di Sub masuk kepangkal penyulang.
Sistem Kendari yang mengakibatkan apabila terjadi
suatu gangguan penyulang dengan indikasi over Pola operasi versus kontrak SFC
current dan jaraknya dekat dengan busbar Dalam pola operasi real time Sistem Kendari
pembangkit maka probabilitanya 80% akan black terasa unik karena di Sistem ini ada pernyataan
out. mesin sudah maksimal bebannya juga sekaligus
Namun belakangan ini dengan adanya minim hal ini sangat menyulitkan bagi pengatur
peremajaan relai relai proteksi dari relai statis ke beban dalam hal ini Pengatur Beban Kendari karena
relai digital baik yang berada pada penyulang masuk tidak adanya unit yang berfungsi sebagai unit free
maupun di penyulang keluar di Sub Sistem Kendari governor/speed droop (pengatur frekuensi) semua
sangat berpengaruh terhadap keandalan Sub Sistem unit hanya mau load limit (beban tetap). Seharusnya
ini. ada unit unit yang bisa menjadi pengatur frekuensi
Salah satu titik terlemah dalam Sub Sistem Kesulitannya adalah disaat terjadi gangguan
Kendari berada pada unit Sewatama#3 sebagaimana gangguan distribusi tidak ada unit yang mau turun
kontrak base load lainnya. beban. Akibatnya suplay daya berlebihan dan
Disaat terjadi gangguan OCR dan berada di dekat membuat frekuensi menjadi naik. Sementara untuk
busbar maka dari realisasi gangguan yang paling pemulihan penyulang yang gangguan butuh waktu
pertama keluar adalah Sewatama#3. Bisa dianalisa lama apalagi yang berindikasi Over Current Relay
dengan beban puncak siang sekitar 30 MW itu karena harus ditelusuri jaringan terlebih dahulu.
berarti 33% dan beban malam sekitar 39 MW atau Sehingga jalan keluarnya yang lebih demokrat

PT PLN (Persero)|AP2B Sistem Sulawesi Selatan 3


adalah melepas sementara mesin sewa. Kenapa 3. Adanya unit unit pembangkitan yang belum
mesin sewa yang dilepas karena semua mesin sewa mengikuti alur komunikasi pemulihan.
mempunyai minimum up-time dan minimum down- 4. Suatu Sistem Komunikasi Suara dan data yang
time yang cepat dua menit start dan dua menit stop. belum memadai.
Juga karena semua mesin sewa tidak bersedia
menurunkan bebannya ini dikarenakan adanya nilai Belum Updatenya SOP Sistem
kontrak SFC. Seharusnya setiap unit mesin bisa Setelah mengalami defisit daya yang
dibebani antara 60 110% dari daya mampunya. berkepanjangan sebagaimana Sistem Sistem tenaga
Pada sisi pengaturan real time kondisi ini sangat listrik yang berada diluar Jawa Bali maka di
tidak menguntungkan karena : permulaan tahun 2010 defisit daya sudah mulai
a. Waktu terjadinya proses gangguan tertutupi dengan masuknya beberapa mesin sewa. Hal
penyulang sampai diketemukannya ini harusnya juga dibarengi dengan mengupdated
penyebab gangguan tidak bisa diprediksi SOP Sistem dan SOP Bersama. Ini penting mengingat
bisa lama dan bisa juga cepat. telah terjadinya perubahan yang ada di Sistem.
b. Disaat mesin proses stop secara otamatis Hal ini harus diatur ulang agar pemulihan pasca
mengurangi keandalan Sistem. black out bisa dilaksanakan secepat mungkin dengan
c. Adanya biaya yang timbul akibat proses start satu bahasa dan satu komando dan persepsi yang
stopnya mesin. sama.
Kedepannya harus ada jalan keluar dan
kompromi terhadap kontrak SFC ini agar pengaturan Tidak tersedianya beban yang proporsional disaat
real time lebih fleksibel. memulai pemulihan.
Kendala selanjutnya adalah tidak tersedianya
Pemulihan Setelah Terjadi Gangguan suatu beban distribusi yang proporsional yang
Sistem Kendari adalah Suatu Sistem yang masih mengakibatkan apabila suatu unit apabila sudah
kecil dan sejatinya adalah apabila terjadi gangguan berhasil black start begitu dibebani maka akan
blackout harusnya juga cepat pemulihannya. Namun langsung trip kembali. Penyulang distribusi yang
pada kenyataannya apabila terjadi suatu gangguan biasa digunakan untuk pembebanan awal sudah
blackout pemulihannya untuk ukuran Sistem sekecil tumbuh berkembang. Dari beban sekitar 20 ampere
Sistem kendari terasa itu lambat proses (sekitar 600 kW) sudah menjadi 30 ampere (sekitar
pemulihannya. Hal ini disebabkan oleh belum 1000 kW) dengan unit pembangkit yang biasa black
sinkronnya persepsi Pemulihan pasca gangguan oleh start mempunyai daya mampu 1.500 kw.
semua pihak yang terkait dengan proses tersebut. Hal ini biasa dikombinasikan dengan memasang
AP2B sebagai pemegang amanah untuk dua atau tiga unit sekaligus paralel sebelum dibebani.
mengomandoi proses pemulihan tersebut menemui Pola seperti ini yang biasa berhasil jika unit unit
beberapa kendala operasi real time sehingga proses tersebut tidak terlalu lama beban kosong akibat dari
tersebut jadi melambat antara lain : gagalnya penyulang diremote. Karena apabila unit
1. Belum Update SOP Sistem. unit pembangkit yang paralel tersebut tidak segera
2. Tidak tersedianya beban yang proporsional dibebani maka juga akan trip kembali akibat over
disaat memulai pemulihan. frekuensi dan eksitasi.

PT PLN (Persero)|AP2B Sistem Sulawesi Selatan 4


Adanya unit unit pembangkitan yang belum
mengikuti alur komunikasi pemulihan.

Inflikasi dari belum terupdatenya SOP Sistem


mengakibatkan beberapa unit pembangkit keluar dari
jalur komando akibat dari belum terintegrasinya
perkembangan Sistem dengan SOP Lokal dari masing
masing unit. Hal ini tentu menjadi kendala tersendiri
bagi penanganan pemulihan. Adanya unit unit seperti
ini akan sangat berpotensi memperlambat proses
pemulihan.
Suatu Sistem Komunikasi Suara yang belum
memadai

PLTU 2 x 10 MW
Dengan masuknya PLTU di Kendari dengan
kapasitas 2 x 10 MW dengan rencana operasi akhir
Desember 2010 adalah salah satu jawaban dari
permasalahan kelistrikan di daerah Sulawesi
Tenggara.
Disamping mempunyai kapasitas besar untuk
ukuran saat ini dengan beban puncak malam sekitar
40 MW maka dengan masuknya 20 MW sangat
berarti buat kebutuhan Sistem. dengan masuk unit
besar ini diharapkan adanya inersia besar di Sistem
ini sehingga Sistem semakin tangguh apabila terjadi
gangguan penyulang distribusi.
Hal yang perlu diperhatikan bahwa tidak semata
mesin sudah berputar dan menghasilkan energi
dianggap sudah dianggap normal. Ada hal lain yang
perlu diperhatikan yaitu dukungan komunikasi yang
baik dan handal untk pengaturan pembebannya!.

PT PLN (Persero)|AP2B Sistem Sulawesi Selatan 5

Anda mungkin juga menyukai